Share

Zia Meleleh

Author: Disi77
last update Last Updated: 2023-05-11 20:57:08
“Berarti aku tidak perlu membayar uang yang aku curi dulu, ‘kan?” tanya Zia dengan nada ragu.

Sean tersentak. Sepolos itukah gadis kecilnya? Bukankah seharusnya Zia terharu dengan pengakuan cintanya. Sayangnya, Zia memang sedang menatapnya polos dan cemas.

“A—aku memang berencana mengembalikan uang itu, tapi tidak sekarang. Masalahnya, sekarang aku tidak punya uang sebanyak itu,” sambung Zia sedikit gagap. “Aku kan belum gajian dari hasil menulis biografinya Paman. Tapi kalau udah gajian, aku pasti balikin kok,”

Benar, Zia lebih fokus dengan pembahasan uang yang ia curi daripada pengakuan cintanya Sean. Lelaki di hadapannya tertawa lepas kembali. Ia bisa menduga kalau gadis kecilnya belum pernah menjalin kasih dengan seorang laki-laki. Bukankah itu sangat menguntungkan untuknya.

Tentu saja Zia memasang wajah bingung. Kali ini, tawa Sean tak selama sebelumnya. Ia lebih cepat mengendalikan dirinya.

“Tidak perlu, Gadis Kecil,” katanya setelah Sean benar-benar bisa mengendalikan tawan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Malam Panas Dengan CEO   Niko dan Nyonya Felicia

    “Jadi, kamu melihat pak Sadin di rumah bordil? Untuk apa?” tanya nyonya Felicia seraya membulatkan kedua bola matanya.Sedetik kemudian kedua bola matanya berbinar-binar dan senyumannya mengembang sempurna. Niko, anaknya yang sedang berbincang dengannya menaikkan satu alisnya dan diikuti senyuman tipis nan licik. Nyonya Felicia tertawa girang.“Kamu harus mencari tahu tentang hal itu! Mama yakin, itu akan jadi kelemahan Sean,” titah nyonya Felicia dengan nada penuh semangat.“Tenang saja, Mama! Aku tahu apa yang harus aku lakukan,” jawab Niko lugas. Keduanya lantas menyeruput teh hangat dari cangkir mereka dengan wajah ceria. Senyuman mereka terus mengembang sempurna, menggambarkan nuansa cerah sore di teras rumah megahnya tuan Alan. Ya, mereka selalu pantang menyerah mencari kelemahan Sean.“Mama, aku penasaran dengan gadis yang ada di mansion Sean. Apa kata ayah?” tanya Niko seraya menatap penasaran pada nyonya Felicia.Wanita yang menjadi ibunya menurunkan cangkir teh miliknya dan

    Last Updated : 2023-05-13
  • Malam Panas Dengan CEO   Niko Dan Resa

    “Maksudmu, pria tua ini memesan sebuah kamar di ruang VVIP?” tanya Niko meyakinkan pendengarannya seraya menunjuk potret pak Sadin. “Apa suaraku tidak cukup jelas?” sahut Resa seraya memajukan bibirnya. Wajah Niko langsung berubah panik. “Mm ... bukan begitu, Mami. Tolong jangan salah paham, aku menghargai informasimu,” ucapnya seraya merogoh saku celananya. Niko mengeluarkan sebuah amplop coklat panjang dan memberikannya pada Resa. Tentu saja bibir Resa langsung mengukir senyuman lebar. Tanpa permisi, ia langsung mengintip isi amplop pemberian pemuda di hadapannya. “Hm, Mami, apakah ada kamar kosong lain di ruang VVIP? Khususnya di samping ruangan itu. Hanya ruang kosong saja!” pinta Niko dengan tatapan antusias. Resa memasang wajah berpikir. Kemudian ia memasang wajah ragu. “Bisa saja, tapi jika Tuan memesannya secara mendadak harganya bisa naik mendadak,” katanya seraya memasang wajah tak bersalah. “Jangan pedulikan itu!” sahut Niko melebarkan senyumannya. Lelaki di hadapan R

    Last Updated : 2023-05-14
  • Malam Panas Dengan CEO   Niko Dan Resa 2

    Sementara Niko yang sudah berada di dalam kamar tersebut langsung mencumbu gadis pemberian Resa tanpa ampun. Ia melumat rakus bibir gadis itu. Tak peduli si gadis kesulitan bernapas. “Sayang sekali jika gadis sepertimu dianggurin,” ucapnya seraya mendorong kasar gadis tersebut. “Ah, Tuan nakal sekali,” sahut si gadis yang menyukai perlakuan Niko. Ya, gadis itu tak merasa risih dengan perlakuan Niko yang sedikit kasar. Bahkan saat ia baru saja mencoba bangkut untuk meraih tubuh Niko, lelaki itu mendorongnya kasar lagi ke atas kasur. Tampaknya gadis itu pantang menyerah pada Niko, ia terus bangkit hingga berhasil membawa tubuh lelaki itu tersungkur di atas kasur. Tanpa ampun gadis itu langsung menimpa tubuh Niko yang sudah terlentang di ranjang empuk. “Aku akan memuaskanmu, Tuan,” seru si gadis itu dengan nada nakal. Niko tak berdaya. Bukan tak berdaya, ia tampaknya menikmati perlakuan gadis nakal di atas tubuhnya. Ia tak menolak gadis itu menyusup pada tubuhnya dan melucuti satu p

    Last Updated : 2023-05-14
  • Malam Panas Dengan CEO   Perseteruan Sean dan Niko

    Niko mendorong tubuh Resa kasar, mengalirkan rasa kesalnya sebelum ia memutar tubuhnya menatap tajam pada sosok Sean yang berdiri tak jauh darinya. Benar, Sean berada di sana menemui salah satu pengunjung yang keluar dari pintu belakang bordil tersebut. indera penglihatannya berselancar mengikuti gerak tubuh Sean.“Frans?” gumannya lagi.Langkah kaki Niko bergerak cepat mengikuti keberadaan Sean. Tubuhnya terasa terbakar penuh emosi. Ia merasa dipermainkan dan terjebak dalam permainan saudara tirinya.Benar, itu adalah rencana Sean. Setelah Niko keluar dari ruang kerjanya, ia tengah menyelidiki perkembangan hotel yang dikelola oleh saudara tirinya. Ia menerima keluhan beberapa koleganya yang menanam saham pada hotel tersebut.Sean tak pernah membiarkan seluruh perusahaan ayahnya lepas dari kendalinya. Semuanya berada di bawah tanggung jawabnya. Hingga ia tertuju pada salah satu koleganya dan percakapan pak Sadin saat memberikan laporan tentang Resa.Tangan Sean langsung meraih laci me

    Last Updated : 2023-05-15
  • Malam Panas Dengan CEO   Pukulan Untuk Niko

    “Terima kasih, Tuan Sean. Saya tidak akan melupakan kebaikanmu,” ucap seorang lelaki paruh baya yang duduk di kursi belakang kemudi pada Sean.“Sama-sama, Tuan Samuel. Saya harap kita akan terus saling bekerja sama dan saling membantu,” jawab Sean sesantun mungkin.“Tentu saja, Tuan Sean. Saya menghargai usahamu!”Lelaki tersebut yang bernama Samuel, melirik sebentar ke arah kursi depan samping kemudi. Di sana Frans, pemuda yang disambut Sean saat keluar dari rumah bordil. Pemuda itu adalah anak lelaki Samuel.Potret pemuda itulah yang membuat senyuman Sean mengembang sempurna saat siang tadi. Dia adalah anak dari salah satu pemegang saham yang berencana menarik sahamnya dari hotel yang dikelola oleh Niko. Sean menggunakan Frans yang s

    Last Updated : 2023-05-15
  • Malam Panas Dengan CEO   Sambutan Zia Untuk Sean

    Sudah lewat tengah malam, kedua bola Zia masih enggan tertutup. Ia masih gelisah di atas ranjangnya dengan pikiran tak karuan. Kemudian ia langsung bangkit dari baringnya dan meraih ponselnya.“Apa yang sedang kamu rencanakan, Paman? Sore kamu memberikan pengakuan cinta, tetapi langsung menghilang. Seharusnya ‘kan malam ini kita sedang berdua bermesraan kek, atau apa kek,” gerutu gadis itu kesal. “Bahkan kamu pergi saja tanpa ngasih tahu,”Wajah Zia terlihat memerah menahan emosinya. Tangannya lalu bergulir pada layar ponselnya, mencari kontak nama Sean. Ia tak bisa menahan rasa penasarannya.Ya, sejujurnya Zia masih belum sepenuhnya percaya kalau Sean mengatakan menyukainya dan menunggunya. Ia hanya ingin memastikan kalau pamannya tidak mempermainkan dirinya. Jari telunjuknya langsung menekan tombol panggil.“Aku tidak peduli kamu sudah tidur atau belum, di kamar kamu tidak ada,” ocehnya pada layar ponselnya yang sedang melakukan panggilan telepon.Kedua bola matanya membulat sempurn

    Last Updated : 2023-05-17
  • Malam Panas Dengan CEO   Pelayanan Zia Untuk Sean

    Wajah Zia langsung tersentak. Kedua bola matanya berputar beberapa kali. Ia berusaha mencerna ucapan lelaki di hadapannya.“Di kamar saya ada kotak obat,” jelas Sean menyudahi ekspresi bingungnya Zia.Sayangnya, otak dan pikirannya sepertinya belum bisa mencerna secara sempurna penjelasan Sean. Benar, Zia masih sedikit kaku membayangkan tentang kamar pamannya. Tentu saja, ingatannya berselancar pada kejadian ciuman mereka di hadapan kamar Sean.“Tapi di kamar aku juga ada,” sahutnya cepat.“Baiklah kalau begitu,”Zia tersenyum canggung seraya berjalan lebih dulu menuju kamarnya. Sementara Sean tersenyum melihat wajah canggung gadis kecilnya. Ia mengekori Zia hingga ke kamarnya.

    Last Updated : 2023-05-17
  • Malam Panas Dengan CEO   Tidur Berdua

    Pertanyaan Sean seperti menggodanya. Memangnya apa yang harus dilakukannya? Zia refleks menggigit bibir bawahnya. Ia bingung dan detak jantungnya makin tak karuan.Zia kembali menjinjitkan kedua kakinya. Ia mendekatkan wajahnya lebih dekat pada Sean. Tepatnya mendekatkan bibirnya pada Sean.Tentu saja Sean langsung menyambutnya. Ia melumat lembut bibir Zia. Tak peduli rasa perih pada pelipis bibirnya yang baru saja diobati gadis kecilnya.Kali ini ciuman mereka juga tak berlangsung lama. Hanya lima detik saja Zia menjauhkan wajahnya dari Sean. Ya, ia ingat lelaki di hadapannya sedang terluka pada sudut bibirnya. Seharusnya ia tak memulai ciuman tersebut.“Maafkan aku, Paman,” Zia memasang wajah menyesal.&ld

    Last Updated : 2023-05-18

Latest chapter

  • Malam Panas Dengan CEO   Tak Ada Yang Sia-sia (End)

    Bukan hal yang mudah untuk memancing tuan David menghampiri Resa. Wanita itu bahkan sengaja memilih kembali ke rumah bordil untuk melancarkan aksinya. Tentu saja ia sudah memikirkan segala konsekuensinya.Resa sengaja menyebar rumor kalau dirinya pernah bercinta dengan tuan David hingga diancam oleh Agnes, putrinya tuan David. Untungnya Resa mempunyai bukti pertemuannya dengan Agnes dan kebersamaannya dengan lelaki tua itu, hingga banyak yang percaya dengan rumornya.“Jadi selama ini Mami menghilang karena diancam sama Agnes, anaknya tuan David?” tanya salah satu wanita berpakaian minim seperti dirinya di antara kumpulan wanita lainnya saat menunggu para pengunjung datang.“Mau gimana lagi, aku harus cari aman ‘kan?” jawab Resa memasang wajah sedih.Tiba-tiba fokus para wanita itu berpindah pada laki-laki berpakaian rapi di belakang Resa. Lelaki itu berdehem keras hingga membuat Resa memutar tubuhnya. Wanita itu lantas tersenyum tipis si lelaki itu. Tentu saja, Resa mengenalnya.Tanpa

  • Malam Panas Dengan CEO   Perlindungan Resa

    Resa menerima panggilan telepon dari Nania, temannya yang dulu sama-sama bekerja di rumah bordil. Nania memberi info kalau ia mempunyai informasi tentang tuan David yang menjadi dalang kecelakaan Sean. Tentu saja ia memilih menemuinya, berharap mendapatkan informasi tentang lelaki itu dan membuat tuan David dipenjara.Sebelum Resa menemui Nania, ia mengintai wanita itu dari jauh. Ia harus memastikan kalau dirinya tidak dijebak. Ya, ini bukan kali pertamanya Resa melarikan diri dari rumah bordil, hingga ia tahu betul bagaimana orang-orang yang berada di balik rumah bordil. Para pemilik rumah bordil pastinya tak akan tinggal diam jika karyawannya yang menjajakan tubuhnya melarikan diri.“Kenapa suasananya tampak sepi, yah?” guman Resa saat mengawasi Nania yang berdiri di depan minimarket seberang jalan tempat dirinya berada. Resa terus mengawasi setiap sudutnya hingga ia menemukan keganjalan. Nania terlihat gelisah dan terus melirik ke arah kiri jalan. Resa pun menelusur ke arah terseb

  • Malam Panas Dengan CEO   Zia Dalam Bahaya

    Sean langsung dilarikan ke ruang operasi. Ia terlalu syok hingga jantungnya lemah dan terlalu memaksakan bergerak, membuat tulang rusuknya yang sudah retak bertambah banyak. Dokter memutuskan untuk memasang gips sementara pada tulang rusuknya sampai tulang rusuknya kembali pulih.Akan tetapi pasca operasi, lelaki itu belum menunjukkan tanda-tanda ingin membuka matanya, padahal sudah enam jam berlalu. Tuan Alan hanya bisa termenung memandangi tubuh anak lelakinya yang kini terpasang berbagai alat untuk memantau perkembangannya. Ada rasa bersalah pada dirinya karena sudah membuat Sean bertambah parah, tetapi lelaki tua itu masih tetap pada prinsipnya menjaga anak lelakinya dari Zia.“Tuan Alan, apa tidak sebaiknya membawa nona Zia kemari. Saya yakin sebenarnya tuan Sean sudah sadar, hanya saja ia menanti nona Zia,” saran pak Sadin yang masih mengenakan baju pasien pada tuan Alan.“Jangan sebut nama gadis itu! Sean hanya harus terbiasa hidup tanpa gadis itu! Lagi pula pertemuan mereka si

  • Malam Panas Dengan CEO   Amarah Sean Meluap

    “Zia, dengarkan Ibu! Lelaki itu sangat mencintai kamu, Ibu yakin dia bisa meyakinkan ayahnya untuk menerima kamu. Apa kamu tega meninggalkan lelaki itu, padahal kamu juga sangat mencintainya, ‘kan?” suara Resa terdengar lembut mencoba meyakinkan Zia.Namun, anak gadisnya menatapnya penuh curiga, padahal ia menunjukkan wajah sungguh-sungguh. Entah mengapa, Zia tak percaya dengan ekspresi ibunya. Gadis itu lalu tersenyum tipis dan kecut.“Apa ini rencana Ibu juga?” tanya Zia datar membuat Resa sedikit bingung.“Rencana apa?” Resa berbalik tanya.“Ibu berharap aku terus di sisi Sean agar dia terus menjamin kehidupan Ibu? Begitu ‘kan? Ibu sengaja membantu Sean dengan dalih berbagi informasi, padahal dia sangat melindungi dan menjaga keselamatan Ibu, karena dia tahu kamu adalah ibu dari gadis yang dicintainya.” Zia menduga pikiran wanita di hadapannya yang sudah melahirkan dirinya.Resa terkejut. Bibirnya sedikit gemetar dan wajahnya mulai pucat. Zia tersenyum ketir.“Ternyata benar. Ibu b

  • Malam Panas Dengan CEO   Sean Selamat, Zia Sakit

    “Zia, maafkan Ibu, Nak.” Resa menghampiri putrinya yang duduk bersimpuh di depan teras rumah sakit. Air mata Zia mendadak terhenti saat melihat Resa meraih pundaknya dan ikut duduk bersimpuh di hadapannya. Marah, kesal dam emosi menyelimuti dirinya, tetapi gadis itu tengah tak berdaya untuk meluapkan semua rasanya. Tubuhnya bahkan terasa lemas hingga Resa dapat menarik punggungnya ke depan dan memeluknya erat. “Kenapa harus Ibu yang menjadi alasan aku dan paman Sean terpisah,” lirih Zia diikuti air matanya yang makin banjir. “Aku benci kamu, Bu,” ucapnya tanpa sadar. Namun, Zia tak kuasa melawan Resa yang justru makin memeluknya erat. Wanita itu terus terisak dan berulang kali mengucapkan kata maaf. Sementara Zia makin terlihat limpung dan tak bisa berpikir jernih, hingga Resa melepaskan pelukannya dan menatapnya pilu. “Ibu puas ‘kan? Hidupku hancur dan benar-benar hancur, Bu. Baru kali ini aku merasa hidup karena paman Sean, tapi Ibu membuatnya celaka dan aku yang disalahkan, Bu,”

  • Malam Panas Dengan CEO   Sean Harus Selamat!

    “Tuan Sean dalam bahaya,” seru Alex, anak buahnya Sean setelah mendapatkan telepon dari Sean. “Zaid dan Faris kamu jaga di sini! Sisanya ikut saya!” perintahnya pada anak buahnya yang sudah ia kumpulkan di ruang tengah.Seluruh anak buahnya yang tengah berjaga di rumah tempat Resa berada langsung bergegas sigap. Termasuk Resa yang mendengar suara Alex dari dalam kamarnya langsung bergegas ke luar. Bukan tanpa sebab, ia tahu kalau lelaki itu akan dalam bahaya sebab Resa tahu pasti tuan David tak akan tinggal diam.“Tunggu!” teriak Resa setelah berlari cepat keluar kamar.Alex dan anak buahnya langsung terhenti. Mereka langsung berbalik ke arah Resa. Wanita itu memasang wajah cemas, gelisah dan rasa bersalah.“Aku ikut dengan kalian,” pinta Resa dengan tatapan memohon.“Maaf, Nyonya. Kami tidak ada waktu untuk mengurusi Nyonya,” sahut Alex kesal. Ia merasa Resa membuang waktunya.“Aku tahu pelakunya adalah tuan David. Jadi, aku harus ikut dan membuktikannya sendiri,” seru Resa lantang.

  • Malam Panas Dengan CEO   Sean Diserang

    “Tuan David, polisi menunggu di luar,” lapor anak buahnya tuan David saat menemuinya di ruang kerja.Baru saja lelaki tua itu menoleh. Istri dan anaknya langsung memasuki ruang kerjanya yang berada di rumah. Wajah mereka tampak cemas dan panik serta ketakutan.“Papi, ada apa ini? Kenapa polisi bilang Papi terlibat dalam kasus pembunuhan dan mafia tanah?” cecar Agnes dengan tatapan tak percaya.Tuan David tak langsung menjawab. Ia lalu menghampiri anak perempuannya dan tersenyum wibawa. Lelaki tua nan gagah itu pun menghapus air matanya lembut.“Sepertinya Papi salah memilih lawan, Sayang. Papi titip Mami, ya! Yang nurut sama Mami dan jadilah anak yang baik! Mulai saat ini Papi sudah tidak lagi bisa melindungimu, Sayang. Maafkan, Papi,” ucapnya lembut diakhiri tetes air mata pilunya.Agnes langsung menghambur pada pelukan ayahnya. Begitu juga dengan istri tuan David, ia menghambur pilu. Puas memeluk anak dan istri tercintanya, tuan David langsung melepaskan pelukan keduanya. “Papi har

  • Malam Panas Dengan CEO   Hanya Sean Yang Berhak Atas Zia

    “Nona Zia melewatkan sarapannya dan juga wajahnya sembam setelah tuan Alan menemuinya. Maafkan saya Tuan Sean, saya hanya cemas pada nona Zia.” Bi Asti menjelaskan dengan nada berat dan sedih dari balik panggilan telepon.“Tuan Alan? Ayahku datang ke mansion? Kapan ayahku datang?” tanya Sean mencoba tenang.Lelaki tampan itu memastikan ia tak salah menangkap penjelasan bi Asti sembari mengatur napasnya agar tidak panik. Sean menatap jam tangannya. Sebentar lagi memasuki jam istirahat makan siang.“Sekitar 15 menit setelah tuan Sean berangkat kerja. Nona Zia bahkan mengunci pintu kamarnya,” lapor bi Asti makin membuat Sean cemas.

  • Malam Panas Dengan CEO   Kesedihan Zia

    "Aku memintamu baik-baik demi kebaikan Sean, karena aku tahu anak itu tidak akan mau melepaskan kamu, Nona Zia."Air mata Zia mendadak berhenti mendengar ucapan lelaki tua di hadapannya. Ia terlalu syok hingga bukan hanya air mata saja yang terhenti, tetapi napas dan jantungnya terasa berhenti. Zia menatap tak percaya pada tuan Alan.“Aku minta maaf jika harus berkata seperti ini, Nona Zia. Aku tahu kalau aku sangat egois, tetapi hanya Sean lah yang aku miliki. Kamu pasti tahu ‘kan kalau aku sendiri menjebloskan Felicia dan Niko ke penjara. Itu semua karena rasa sayangku pada Sean, jadi aku mohon padamu, Nona Zia!” Tuan Alan menautkan kedua tangannya di depan dada.Lelaki tua itu memohon diikuti air matanya yang menetes. Air mata Zia langsung membanjiri lagi. Ia tak akan tega melihat seorang ayah yang memohon padanya. Zia dilema.“Tuan Alan,” suara Zia parau dan lirih.Sakit hati dan tak tega. Tuan Alan terus menatapnya dengan air matanya yang banjir seperti dirinya. Sesak rasanya, te

DMCA.com Protection Status