Share

44. Manis

Author: Ade Tiwi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Artan terus menyesap bibir mungil dan merah milik Reva yang berada dalam kuluman bibirnya saat ini. Bibir ini yang kerap kali mengeluarkan ucapan-ucapan pedas menggemaskan, sehingga kadang kerap kali Artan memimpikan bisa mencium kembali bibir itu.

Entah setan apa yang merasuki Artan hingga nyaris nekat melakukan ini untuk yang kedua kalinya. Reva malam hari ini terlihat sangat menggiurkan baginya, suasana malam yang sunyi senyap pun semakin menambah kuat keinginan Artan.

Artan bersorak gembira ketika Reva yang mulai terbuai dan kini membalas ciumannya yang tak kalah ganasnya dengan dia. Tak perduli pada sikap mereka sebelumnya, kini kedua orang itu tampak begitu mesra melakoni cumbuan mereka yang terasa panas dan memabukkan.

Artan melepaskan bibir Reva yang otomatis membuat tautan bibir mereka juga terlepas saat di rasakannya pasokan oksigen mulai menipis. Reva dan Artan sama-sama ngos-ngosan dengan nafas yang tersengal-sengal sambil saling menatap.

<
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mak comblang with the boss   45. Deva si penguntit

    Deva merasa menggigil kedinginan demi memantau mobil Artan yang menurutnya ada sang kakak di dalam sana. Deva ingin melihat sendiri secara langsung saat menciduk dua orang itu.Deva bahkan nekat bersembunyi di bawah pohon kedondong yang besar, jarak pohon dan mobil Artan tidaklah terlalu jauh. Namun bisa di pastikan jika dari mobil itu tak ada yang bisa menemukan Deva yang bersembunyi, semuanya sudah di rencanakan Deva semaksimal mungkin.Menghiraukan suara-suara horor seperti suara yang memanggil-manggil namanya, suara menjerit, menangis, bahkan tertawa. Deva sama sekali tak takut dengan itu semua, padahal sangat jelas kedua matanya melihat sosok-sosok putih yang terbang secepat kilat. Deva santai saja dan terus melanjutkan bermain games di ponselnya, jika memang makhluk-makhluk tak kasat mata itu berniat mengganggunya maka dengan senang hati akan Deva layani.Sayangnya sampai menjelang waktu subuh tak terjadi apa-apa, dan Deva sudah tak tahan lagi menahan kant

  • Mak comblang with the boss   46. Memulai kehidupan baru di kampung Reva

    Artan masih betah mengekori Reva yang terus berjalan menuju kamar mandi, letak kamar mandi di rumah Reva berada paling ujung di belakang. Kamar mandi sederhana yang ukurannya sangat kecil, ukuran kamar mandi itu pun hanya cukup untuk dua orang dan itu pun sepertinya harus berhimpit-himpitan.Kamar mandi dan wc di rumah Reva terpisah, letak wc-nya sendiri pun berada persis di samping kamar mandi. Jangan tanyakan ukuran luas wc itu yang pasti sama besarnya dengan luas kamar mandi."Ini wc-nya bos, kalau bos mungkin kebelet buang air besar." kata Reva menunjukkan wc setelah menunjukkan letak kamar mandinya."Ah, iya," Artan mengangguk.Reva kembali melangkah ke kamar mandi dan langsung menimba air di dalam sumur untuk Artan. Artan yang berdiri di depan pintu kamar mandi yang terbuka hanya melihat Reva yang sedang menimba, melihat Reva kelelahan pun perlahan Artan melangkah mendekat setelah menutup pintu kamar mandi."Biar aku bantu," ucap Reva m

  • Mak comblang with the boss   47. Deva bikin panik

    Artan panik saat pintu kamar Deva di ketuk berulang kali, ia yang memakai celana pendek seperti ini pun rasanya sangat malu untuk bertemu Reva dan keluarganya."Buka!" seruan suara seseorang dari luar yang Artan tahu jika itu suara milik Deva.Artan bisa bernafas lega dan melangkah untuk membuka pintu, Deva baru selesai mandi dan hanya berbalutkan handuk seperti Artan tadi."Kak Artan kok masih disini?" tanya Deva heran.Artan nyengir kemudian ia menunjuk dengan jarinya ke arah celana yang ia kenakan, Deva menyipitkan matanya dan langsung mengerti apa maksud Artan."Sebentar," kata Deva kemudian berjalan ke arah lemari pakaiannya."Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran kakak ku Reva yang memberikanmu celana pendekku. Memang sih ketika aku pakai celana itu tak sependek seperti itu, tapi ya kalau dilihat dari segi tinggi badan aku kalah darimu." ucap Deva entah itu sebuah omelan atau apalah Artan tak tahu, yang pasti Artan hanya mendengarkan

  • Mak comblang with the boss   48. Rencana manis si Artan

    "Mau kemana?" tanya Artan ketika kedua orang tua Reva dan Deva pamit pergi duluan. Sementara Reva akan menyusul nanti setelah siap membereskan semu pekerjaan rumah.Tugas ini biasa dilakukan ibunya ketika Reva di kota, mumpung ada Reva di kampung jadilah ia yang mengambil alih tugas sang ibu."Ibu, ayah, dan Deva berpamitan ingin ke kebun.""Kebun?" ulang Artan."Iya, kenapa?" tanya balik Reva yang sibuk membereskan meja makan dan mengumpulkan piring kotor untuk ia cuci di tempat pencucian.Tidak ada wastafel di rumah Reva, jika ingin mencuci piring atau baju maka di tempat khusus pencucian ini yang sudah di isi air dua ember penuh. Jika airnya habis, maka Reva sekeluarga harus mengambilnya dari sumur dari kamar mandi dan membawanya kesini."Kenapa tidak kamar mandinya saja yang disini? biar tempat ini di belakang bersama wc." tanya Artan sepertinya sudah mode on ke sikap cerewet dan memprotes."Jauh sekali kalau harus mengangkat piri

  • Mak comblang with the boss   49. Persetujuan Reva dan sekeluarga

    Saat makan malam berlangsung, tak terlihat sosok Reva berada di tengah-tengah keluarganya. Artan celingak-celinguk ke segala arah mencari keberadaan Reva yang tak terlihat, pantas saja tadi yang memanggil Artan untuk makan malam adalah Deva.Seketika rasa lapar dan selera makan Artan hilang, tak ada Reva berasa kurang lengkap disini. Artan ingin pamit pergi saja untuk tidak makan malam dengan beralasan masih kenyang. Tapi, Artan merasa tak enak jika pergi begitu saja, ibu Reva sudah susah payah memasak demi menyajikan hidangan makan malam ini."Nak Artan, cari siapa? Kok ibu lihat seperti mencari seseorang." tanya ibu Reva yang ternyata sedari tadi memperhatikan gerak-geriknya.Artan tersenyum menggeleng, mengisyaratkan bahwa tidak apa-apa."Cari Reva ya?" tanya ibu Reva kembali dengan tebakan yang luar biasa benar.Artan tersedak air liurnya sendiri saking kagetnya dengan pertanyaan ibu Reva yang tepat sasaran. Deva menyodorkan segelas air m

  • Mak comblang with the boss   50. Artan yang jahil dan perhatian

    Dengan langkah malas Reva tetap berjalan membuka pintu kamarnya yang di ketuk seseorang berulang kali, mendengkus kesal dengan orang tersebut yang tidak mau berhenti mengetuk pintu kamarnya dengan cukup kuat. Lihat saja, jika itu si Deva adiknya yang usil maka Reva akan memberi pelajaran pada anak itu."K-kau?" kata Reva dengan suara tercekat ketika membuka pintu kamarnya dan melihat dia disana.Artan berdiri di ambang pintu kamar Reva yang terbuka, menatap Reva dengan tatapan cemas."Kau tidak apa-apa?" tanya Artan khawatir."Hah?" respons Reva bingung. "Aku memangnya kenapa?"Artan menghembuskan nafas beratnya, "tadi ibumu mengatakan jika kau sedang tidak enak badan, makanya kau tidak ikut hadir makan malam. Oleh karena itu aku kesini demi mengecek keadaanmu, kau tahu, jika aku khawatir saat mendengar kabarmu tadi."Kedua mata Reva mendelik kaget mendengarnya, "k-khawatir?"Artan tak menjawab pertanyaan

  • Mak comblang with the boss   51. Apa sih, arti cinta itu?

    Reva menurut saja saat Artan menyeretnya untuk ikut ke rumah saudara jauh Johan. sesampainya disana, Reva dan Artan di sambut hangat Lila dan keluarganya. Johan dan istrinya yang duduk bersama keluarga Lila pun tersenyum menatap Reva dan Johan bergantian.Artan mengkode Johan untuk mengajaknya berbicara berdua di tempat lain, Johan yang mengerti pun mengangguk dan membisikkan sesuatu di telinga istrinya. Felly mengangguk mengiyakan seraya tersenyum sebelum Johan melangkah pergi bersama Artan.Felly melangkah mendekati Reva yang tengah mengobrol bersama keluarga Lila selepas Artan berpamitan pergi sebentar padanya.Reva menolehkan kepalanya saat merasakan tangan seseorang menepuk pundaknya, mendapati seorang wanita cantik yang tengah mengandung tengah tersenyum menatapnya."Kamu Reva?" Reva mengangguk."Bisa kita mengobrol berdua di tempat lain?" ajak Felly yang ingin mengobrol berdua bersama Reva.Reva menoleh ke arah keluarga Lila yan

  • Mak comblang with the boss   52. Benarkah aku menaruh hati padanya?

    Johan melirik Artan dengan wajah yang senyum-senyum sendiri, Artan yang sedang fokus menatap ke depan tak mengetahui kelakuan Johan yang tersenyum geli melihatnya."Aku tidak menyangka, tinggal dua hari di kampung bisa menjadi seminggu. Waah, hebat!" Artan menoleh saat mendapati ucapan sindiran dari Johan."Katakan saja yang sebenarnya, tak usah pakai acara sindir-menyindir segala, Jo."Johan mendengkus, "ah, syukurlah kalau bos cepat tanggap." cengir Johan cengengesan."Sialan kau!"Johan tertawa mendengar umpatan Artan, "jadi, kapan kita balik pulang ke kota?"Artan tertegun mendengar pertanyaan Johan, pasalnya hingga kini Artan tak tahu kapan mereka akan balik pulang ke kota. Sebenarnya Artan memang sengaja menunda kepulangannya yang katanya akan tinggal di kampung selama dua hari. Tentu saja Artan tahu alasan apa yang membuatnya memperlama masa tinggalnya di kampung adalah Reva. Artan menunggu sampai Reva juga mau pulan

Latest chapter

  • Mak comblang with the boss   67. Ekstra part

    Keluarga Reva tak menyangka jika hari ini bakal bertemu dengan calon besannya, kedua orang tua Artan memaksa anaknya itu untuk membawa mereka bertemu dengan orang tua Reva.Artan tersenyum geli melihat sang mama yang awalnya ogah-ogahan dengan hubungan ia dan Reva. Tapi, kini mamanya itulah yang malah terlihat sangat antusias menyambut hubungan mereka. Bahkan kini mama Artan sudah ngebet dan tak sabar menunggu hari pernikahan mereka tiba."Halooo calon besan," sapaan hangat mama Artan pada orang tua Reva, sedangkan papa Artan sendiri hanya menyunggingkan senyumannya menyapa kedua orang tua Reva.Mama Artan mendekat dan memberikan kecupan di kedua pipi ibu Reva sembari memeluknya. Sungguh perlakuan manis yang dapat menghangat hati calon besannya."Putraku sudah menceritakan semuanya, mengenai perjalanan kisah cintanya dengan Reva. Jadi, kapan kita menentukan hari pernikahan mereka?" kata mama Reva tersenyum mengedipkan mata sebagai kode.

  • Mak comblang with the boss   66. Dia kekasihku (2)

    Artan dengan santai merangkul pundak Reva yang kini semakin gemetaran dan mencengkeram erat kemeja putih milik Artan yang melekat di tubuhnya. Kedua orang tua Artan mendelik menyaksikan anak dan wanita yang di akui sebagai kekasih putranya."Artan, apa yang kamu katakan? K—kekasih?" tanya mama Artan tergugu dengan ucapan anaknya tadi."Mama, papa, ayo masuklah terlebih dahulu. Aku akan menjelaskan semuanya pada kalian berdua." ucap Artan lembut."Tidak!" penolakan tegas mamanya. "Kami berdua tidak sudi masuk jika wanita jalang penghangat ranjang kamu masih disini.""Dia bukan jalang mama!" sentak Artan dengan suara yang mulai meninggi. "Dia kekasihku, namanya Revalda.""You lie! Kami tidak percaya dengan ucapanmu." mama Artan semakin murka, kembali menatap sengit ke arah Reva dari bawah sampai ke atas."Lihatlah dia, apakah pantas untuk disebut sebagai wanita baik-baik. Penampilannya sungguh memprihatinkan, dan sangat di sayangka

  • Mak comblang with the boss   65. Dia kekasihku

    Setelah sampai di kota, Artan menyuruh Johan untuk mengantarkan dan mengurusi segala keperluan keluarga Reva selama tinggal disini. Johan mengangguk patuh dan mengantarkan keluarga Reva ke villa milik Artan.Sementara untuk Reva, Artan meminta izin pada kedua orang tua Reva agar mengizinkan putrinya untuk tinggal bersamanya dan berjanji tidak akan berbuat macam-macam sampai tiba hari pernikahan mereka. Orang tua Reva tersenyum mengangguk dan mengizinkan, mereka percaya pada Artan sepenuhnya."Selamat datang di apartemenku!" jerit Artan ketika sampai di apartemennya, membuka pintu dan mempersilakan Reva masuk dengan hormat.Reva tersenyum geli melihat tingkah kekasihnya, cukup tercengang melihat apartemen Artan yang indah. Reva berjalan sambil matanya tetap terus memperhatikan setiap sudut apartemen Artan."Kau suka?" tanya Artan sambil mendekap memeluk tubuh Reva dari belakang.Reva merasakan nyaman dan hangat dengan lekukan Artan

  • Mak comblang with the boss   64. Kembali ke kota

    Reva dan Artan sudah memutuskan untuk kembali ke kota siang ini juga, sudah cukup berlama-lama Artan bersantai-santai seperti seorang pengangguran yang tak ada kerjaan. Banyak segala tanggung jawab Artan yang tertunda selama ia di kampung Reva, kini ia mau tak mau dengan berat hati harus kembali ke kota untuk mengurusi bisnisnya yang hampir nyaris ia tinggalkan. Dan selama itu pula Artan menyerahkan segala urusan kantornya pada Miko, sepupunya.Kemarin Miko mengubunginya dan ngomel-ngomel karena Artan yang lupa diri, berjanji mengatakan pada Miko jika ia menyerahkan segala semua urusan tanggung jawab perusahaannya pada Miko selama seminggu. Tapi, ini jauh dari kata menepati janji yang Artan ucapkan.Miko juga punya perusahaan sendiri yang harus pria itu pikirkan dan kelola. Artan berdoa semoga saja masalah ini tak sampai ke telinga kedua orang tuanya.Tadi, Reva awalnya sempat menolak untuk kembali ke kota dan menyuruh Artan pulang ke kota bersama Johan se

  • Mak comblang with the boss   63. Resmi pacaran (2)

    "Heh, kalian berdua di tanya juga kok malah saling pandang senyum-senyum. Menyebalkan!" gerutu Aldy merasa kesal, pasalnya baik Artan maupun Reva tak ada yang menjawab dengan pasti pertanyaannya.Reva terkikik, "kenapa memangnya Al? Kau terlihat sangat penasaran sekali.""Oh, ya jelas aku sangat penasaran sekali. Aku penasaran, gimana sih gaya orang pacaran yang awal pertemuannya di awali dengan pertengkaran dan kebencian?" goda Aldy yang langsung membuat wajah Reva dan Artan merah padam.Ya, siapa yang tidak tahu mengenai hubungan Reva dan Artan sebelumnya. Dan, siapa juga yang tidak tahu bagaimana interaksi yang terjalin di antara keduanya yang sering kerap kali beradu mulut.Aldy saja masih ingat dengan jelas di ingatannya, merasa geli dan lucu jika sekarang kedua orang tersebut menjadi sepasang kekasih.Apakah mereka bisa rukun? Atau malah semakin adu mulut terus?Artan melangkah mendekati Reva, merangkul pundak wanita

  • Mak comblang with the boss   62. Resmi pacaran

    Setelah kepergian Niken yang akhirnya mau di antarkan oleh Aldy dan Deva. Kedua pria itu kembali pada sore hari hampir menjelang malam dengan keadaan yang sangat lelah.Reva mengambilkan air untuk adik dan temannya tersebut, keduanya bersandar lelah di kursi ruang tamu."Capek?" tanya Reva yang di angguki lemah keduanya."Siapa suruh untuk berbuat usil mengerjai orang lain." kata Reva mengomeli kedua pria itu yang tampak sekarat karena kelelahan.Aldy menatap tajam Reva, "tapi kalau tidak kerena keusilan aku, Johan dan Deva. Maka selamanya kalian berdua tak akan pernah mau saling mengungkapkan perasaan kalian masing-masing. Iya, kan?" sindir Aldy.Reva berdeham dan membuang pandangannya ke arah lain. Merasa malu atas sindiran Aldy namun ia juga merasa berterima kasih pada ketiga pria itu yang berhasil membuat ia dan Artan saling menyatakan cinta."Ah ya, dimana pria itu?" tanya Aldy celingukan mencari seseorang."Siapa?" Reva ik

  • Mak comblang with the boss   61. Rencana Aldy, Johan dan Deva

    "Surprise!" jerit penuh kehebohan Johan, mengalihkan perhatian dari delikan mata Reva dan Artan.Aldy melirik ke arah Johan lalu ia ikut-ikutan menjerit heboh seperti Johan. "Yuhuuu, surprise! Selamat ya Artan dan Reva yang akhirnya sama-sama saling menyatakan cinta.""Yoyoyo, akhirnya rencana kita bertiga sukses untuk membuat kedua manusia bego ini mengakui perasaannya dengan jujur dan saking terbuka." ucap Johan menepuk dadanya bangga."Eh, kok bertiga sih?" elak Aldy tak terima."Tentu bertiga lah, Deva kan ikut dalam rencana kita juga.""Ya, aku tahu, tapi bocah itu baru tadinya kita komplotin buat kerjasama."Pada akhirnya Johan dan Aldy saling berdebat panjang hanya karena mempermasalahkan Deva. Istri dan anak Johan pun ikut dalam diskusi mereka. Reva dan Artan saling tatap, bingung dengan maksud kedua pria yang tengah berdebat itu.Satu-satunya orang yang lebih sangat bingung adalah Niken, perempuan itu sunggu

  • Mak comblang with the boss   60. Tadaaa! Kejutan!!!

    Reva terus menyesap bibir tebal dan merah alami milik Artan yang terasa dingin, pria itu termasuk pria yang merokok walaupun jarang tapi anehnya Artan memiliki bibir yang berwarna merah alami.Sengaja Reva menggoda bibir Artan yang sedang di cumbunya saat ini, dan Reva harus merasa kecewa menerima reaksi Artan yang hanya berdiam diri bagaikan patung.Reva yang sudah tak tahan harus menahan kakinya yang menjinjit pun terpaksa melepaskan ciumannya. Menatap dengan sorot kecewa karena pada kenyataannya Artan tak membalas ciumannya, yang itu artinya berarti Artan mencintai Niken.Niken sendiri tampak tersenyum senang dengan hati yang bersorak gembira. Menatap sinis Reva yang begitu pede sekaligus lancang mencium kekasih orang lain.Rasakan itu! batin Niken mengumpati Reva.Reva merasakan malu dengan hati yang hancur karena rasa kecewa, rasanya Reva ingin menghilang dari hadapan mereka berdua saat ini juga. Tapi rasanya itu tidak mungkin dan sangat

  • Mak comblang with the boss   59. Kemarahan Reva

    Aldy tersenyum mengekori Reva berjalan di belakangnya, tadi Reva meminta Aldy untuk bicara berdua sebentar. Reva berhenti melangkah ketika mereka sudah di halaman belakang rumahnya."Ada apa Re?" tanya Aldy tersenyum.Plaaakkk.Satu tamparan cukup kuat mendarat mulus di pipi kiri Aldy, Reva menatap Aldy nyalang penuh kemarahan."Selama ini, kau menganggap hubungan persahabatan kita seperti apa?" tanya Reva lirih.Aldy merasakan kebas pada pipinya yang di tampar Reva tadi, menatap tak percaya pada sahabatnya yang baru saja menamparnya."Reva ada apa denganmu? Kenapa kau menamparku?" Aldy tak menjawab pertanyaan Reva dan cenderung balik bertanya alasan kenapa Reva menamparnya."Jawab pertanyaanku Al, kau menganggap hubungan persahabatan kita selama ini tuh apa?" ulang Reva menuntut jawaban Aldy."Aku tidak mengerti, apa sebenarnya maksudmu? Tiba-tiba saja kau mengajakku untuk mengobrol berdua denganmu, lalu dengan tiba-tiba

DMCA.com Protection Status