Share

7. Demam

Author: rindiyoon
last update Last Updated: 2022-06-28 19:52:37

Jeri Andara adalah seorang artis terkenal, ia biasa memakai busana dari Wiguna Boutique.

"Aku ada urusan aja," ucap Jeri yang masih melirik kearah sekitar.

"Riani sudah keluar dari sini dan sudah lumayan lama juga," kata Heru.

"Keluar? Kenapa dia tidak memberitahu aku?" Jeri seperti orang kelabakan yang mencari seseorang.

"Aku tidak tau." Heru hanya menaik-turunkan pundaknya dan menatap Jeri dengan bingung.

Jeri memang sering memakai busana di Wiguna Boutique, ia juga adalah ambassador di Wiguna Boutique. Jeri sering sekali di layani oleh Riani, maksudnya di layani dalam hal berpakaian.

"Mau cari pegawai yang mengantikan Riani?" Heru mengajak Jeri untuk melangkah menuju ruangannya, tapi Jeri menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Alamat Riani dimana ya?" Jeri langsung menanyakan alamat Riani pada Heru selaku pemilik Boutique dan bosnya Riani.

"Sudah pindah rumah," ucap Heru.

"Astaga!" Jeri memijat pelan pelipisnya dan seperti orang kebingungan.

Jeri sepertinya memang membutuhkan Riani saat ini namun Heru jadi bingung sendiri dengan sikap Jeri yang seperti itu. Heru memikirkan bahwa Jeri dan Riani memiliki hubungan khusus, tapi Heru berpikir lagi pasti tidak mungkin kalau mereka memiliki hubungan khusus.

***

Keesokan harinya.

Pukul 7 pagi.

Keluarga Prawira selesai sarapan dan semuanya sudah melaksanakan aktivitas masing-masing. Namun ada satu orang yang belum melaksanakan aktivitasnya.

"Permisi tuan, apa tuan tidak bekerja?" tanya Riani dengan ramah pada Jonathan.

Saat ini Jonathan masih duduk di kursinya dan belum beranjak. Jonathan juga hanya diam saja tanpa merespon apapun.

"Tuan, apa tuan sakit." tanya Riani lagi yang agak mencemaskan dirinya.

"Iya sepertinya aku sakit," jawab Jonathan dengan lemas dan akhirnya membuka mulutnya.

"Bolehkah aku menyentuh kening tuan?" tanya Riani dengan suara pelan dan meminta izin padanya.

Tidak perlu menunggu lama lagi. Jonathan langsung menarik tangannya Riani dengan pelan, lalu menaruh telapak tangan Riani di keningnya.

"Astaga," ucap Riani setelah menyentuh keningnya.

Kening Jonathan sangat panas dan sudah pasti ia sedang demam. Riani langsung menuntun Jonathan beranjak dari kursi.

"Tuan, kita pindah ke kamar saja agar aku bisa mengurus tuan disana," kata Riani yang sudah menopang tubuhnya yang sangat besar dan berat.

"Iya, itu yang aku tunggu berada didalam kamar bersamamu, sayang," gumam Jonathan.

"Kenapa tuan?" Seketika Riani langsung menoleh kearah Jonathan yang sepertinya sedang berbicara sesuatu, tapi karena suaranya Jonathan sangat pelan membuat Riani menanyakan lagi.

"Tidak!" Jonathan sepertinya tidak mau mengulang pembicaraannya.

Riani dan Jonathan akhirnya sudah sampai didalam kamarnya Jonathan. Riani meniduri Jonathan diatas kasurnya, lalu saat Riani ingin menjauh darinya. Tiba-tiba aja Jonathan menahan tangannya membuat Riani seperti menindih tubuhnya. Wajah mereka benar-benar sangat dekat, dan hembusan nafasnya sangat terasa.

"Cantik!" Jonathan menatap Riani tanpa berkedip lalu membelai pipinya.

Riank langsung bangun begitu saja dan langsung membelakanginya. Wajah Riani agak panas dan pasti saat ini wajahnya memerah.

"Tu ... Tuan, aku akan mengambil air untuk mengompres kening tuan," ucap Riani dengan sangat gugup.

"Oke!" Jonathan seperti tidak merasa gugup akan kejadian tadi.

Riani bergegas pergi dari kamarnya Jonathan dan Jonathan masih berbaring diatas kasur. Jonathan tersenyum miring ketika diriku sudah pergi dari kamarnya.

"Ada bagusnya juga semalaman berendam didalam bathub dengan air dingin," gumam Jonathan yang sepertinya senang saat dirinya mengalami panas.

Jadi, semalam itu Jonathan berendam didalam bathub dengan air dingin selama beberapa jam. Jonathan melakukan itu karena sengaja, karena ia ingin sakit dan di rawat oleh pembantunya.

"Haruskah aku melangsungkan aksiku malam ini," gumam Jonathan dengan senyum menyeringai.

Tidak lama kemudian. Riani kembali dengan membawa air didalam wadah plastik dengan kain. Riani langsung duduk kasur Jonathan, ia juga mulai mengompres keningnya.

"Tuan, apa setidaknya kita ke rumah sakit saja?" tanya Riani yang benar-benar mengkhawatirkan keadaan Jonathan.

"Tidak perlu, sebaiknya kamu saja yang merawatku," jawab Jonathan yang bersikeras tidak ingin ke rumah sakit.

"Baik tuan." Riani hanya menurut saja dengan apa yang di katakan Jonathan.

Beberapa menit kemudian. Riani selesai mengompres Jonathan namun belum juga ada hasilnya, tubuhnya Jonathan masih saja panas seperti terbakar sesuatu.

"Tuan, apa benar-benar tidak ingin ke rumah sakit?" Lagi-lagi kau membahas rumah sakit padanya.

"Tidak perlu, aku ingin dirawat saja olehmu!" tegas Jonathan.

Riani hanya menganggukkan kepalanya dan menatap Jonathan dengan rasa kasihan. Seharusnya hari ini ia sedang bekerja seperti yang lainnya, tapi saat ini ia harus terbaring diatas kasurnya.

Pukul 12 siang.

"Bibi!" teriak Jelita yang baru saja masuk kedalam kamar Riani.

"Oh, nona muda sudah pulang?"

"Nona melulu!" Jelita cemberut.

"Hehehe maafkan aku!"

"Bibi, hari ini kita makan siang diluar saja yuk!" Jelita menarik tangannya Riani untuk keluar dari kamar.

"Makan siang diluar? Tapi bi Yani sudah menyiapkan makan siang untuk Jelita," ucap Riani.

"Ih, aku mau makan bakso!" Jelita menatap Riani dengan tatapan sedih.

Riani berjongkok dan mengimbangi tingginya Jelita, lalu ia berkata. "Jelita, makan baksonya nanti saja ya karena aku sedang mengurus seorang pasien," kata Riani.

"Pasien? Bibi bukan dokter, kan!" Jelita protes saat mendengar perkataan dari pengasuh sekaligus pembantu di rumah keluarga Prawira.

"Benar bibi bukan dokter, tapi ..."

"RIANI!" teriak seorang laki-laki yang sangat kencang membuat Riani dan Jelita menghentikan pembicaraan.

"Loh, itu bukannya suara om Jonathan?" Jelita benar-benar hafal dengan suara Jonathan.

"Benar, itu suara om Jonathan dan pasien aku." Riani bangun dari jongkok dan menuntun Jelita melangkah ke lantai atas.

"Bi, apa om tidak kerja?" Suara Jelita terdengar sangat penasaran.

"Tidak, om Jonathan tadi pagi badannya sangat panas dan sekarang sudah menurun panasnya," jelas Riani.

"Aduh, om aku yang tampan!" Jelita melepaskan genggaman tangan Riani dan berlari begitu saja.

"Jelita, jangan lari!" teriak Riani yang mencoba menghentikan Jelita, namun nihil karena Jelita tidak mendengarkan diriku. Jelita langsung berlari sangat cepat.

Sampai didepan kamar Jonathan. Jelita langsung masuk dan melihat Jonathan sedang duduk diatas kasur sambil bersandar pada tumpukan bantal di belakangnya.

"Om, apa om sakit?" Suara Jelita sangat cemas pada Jonathan.

"Tidak sakit, ok hanya demam biasa aja," ucap Jonathan yang sudah membuka tangannya agar Jelita menghampirinya dan memeluknya.

Jonathan dan Jelita benar-benar mirip seperti seorang ayah dan seorang anak. Mereka sangat dekat melebihi batasan seorang om pada ponakannya.

"Jelita!" teriak Riani saat sampai didepan pintu kamarnya Jonathan.

Riani melihat Jelita dan Jonathan sedang berpelukan, lalu Jonathan mengecup lembut pucuk kepalanya Jelita.

"Maaf!" Riani sedikit membungkuk karena terlalu histeris saat berteriak.

"Om, kenapa bibi itu selalu minta maaf melulu!" Jelita melepaskan pelukannya dan menoleh kearah Riani.

"Tidak tau, bibi selalu bertingkah formal melulu ya!" Jonathan dan Jelita satu komplotan, mereka benar-benar senang ketika menggoda Riani.

"Bibi, aku mau menemani om saja disini," celetuk Jelita.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
b3kic0t
aduhhhh kalau couple j bertemu dunia serasa milik berdua kedekatan om dan ponakan itu nggak perlu di ragukan
goodnovel comment avatar
b3kic0t
dasar Jhonatan bisa2nya dia berendam semalaman hanya untuk menjadi pasien Riani
goodnovel comment avatar
b3kic0t
ada sih jer sepertinya kamu butuh banget sama riani
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   8. Membayar Tubuhmu

    "Bibi, aku mau menemani om saja disini," celetuk Jelita.Jonathan menatap keponakannya dengan dalam dan bukan ini yang ia inginkan, saat ini Jonathan hanya ingin berduaan dengan Riani. Bukan dengan anak kecil yang sangat cerewet seperti Jelita, tapi walaupun Jelita sangat cerewet. Jonathan sangat menyayangi dan mencintainya seperti pada anaknya sendiri."Jelita harus ganti pakaian dulu," ucap Riani sambil menatap Jelita yang masih berseragam sekolah dengan sangat lengkap dan tas yang masih ia gendong di belakangnya."Nah benar, sebaiknya kamu ganti pakaian dulu lalu makan siang setelah itu istirahat!" Terlihat jelas dari raut wajahnya Jonathan yang sepertinya tidak mengizinkan keponakannya untuk menemani dirinya.Tapi Jelita tidak menghiraukan itu karena ia benar-benar masih kecil dan belum peka, lalu Jelita mengatakan. "Ya sudah aku ganti pakaian dulu, om istirahat ya!" Jelita mengusap kepalanya Jonathan dengan lembut.Jelita benar-benar memiliki sikap yang lemah lembut dan sangat pe

    Last Updated : 2022-06-28
  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   9. Mengambil Keperawanan Riani

    Jonathan semakin menekan tubuhnya agar diriku tidak pergi. "Apa susahnya melayaniku? Bukannya kamu juga akan menyukainya?" Jonathan membelai pipinya Riani lagi."Tu ... Tuan, ku mohon lepaskan aku," ucap Riani yang sangat takut. Riani berusaha kabur darinya tapi percuma saja karena tenaganya Jonathan sangat kuat."Riani, apa kamu tidak merasakan sesuatu dibawah sana?" Jonathan malah menggesekkan miliknya pada milik Riani membuatnya semakin tidak nyaman."Tu ... Tuan, izinkan aku pergi karena aku tidak paham kenapa ayahku menjualku." Riani benar-benar ingin pergi dari bawah tubuhnya yang kekar itu."Tidak bisa sayang!" Jonathan menatap Riani dengan tatapan nakal dan membelai wajahnya layaknya diri Riani jalang.Ingin sekali rasanya Riani mendorong tubuhnya dan menendang miliknya, tapi sayang. Semua itu hanya ada dalam imajinasinya, karena tidak akan bisa ia melakukan itu padanya. Bisa-bisa Riani di tuntut olehnya atau mungkin ia mendapatkan kekerasan olehnya. Riani benar-benar bingung

    Last Updated : 2022-06-28
  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   10. Dokter Mandala Wiguna

    "Apaan lagi sih!" Jonathan menggerutu setelah membaca sebuah pesan.Jonathan langsung menghapus pesan itu dengan wajah kesal, ia langsung melirik kearah tempat tidur."Sepertinya dia lelah," batin Jonathan yang terus-menerus memperhatikan Riani yang sedang tertidur.Sebenarnya Riani belum tertidur, karena posisinya sedang membelakangi Jonathan. Riani menatap kearah lantai dengan mata sembab, ia sedang menangis meratapi kesedihan malam ini. Riani masih tidak menyangka dengan apa yang di lakukan Jonathan padanya."Ternyata semua laki-laki memang mesum," batin Riani yang sangat sedih dengan nasib sendiri.Jonathan naik keatas kasur dan Riani langsung memejamkan mata, ia mencoba untuk tidur agar Jonathan tidak melakukan hal keji tadi lagi.Jonathan sudah masuk kedalam selimut lalu memeluk Riani dari belakang. "Wangi sekali tubuhmu sayang," bisik Jonathan di telinganya Riani setelah ia mengendus-endus punggungnya.Sangat geli saat Jonathan melakukan itu pada Riani, tapi ia harus diam saja

    Last Updated : 2022-06-28
  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   11. Baik?

    Jonathan kembali masuk kedalam dan pasti menghampiri kamarnya."Riani," ucap Jonathan setelah masuk kedalam kamarnya, tapi kamarnya sepi dan tidak ada siapapun disana."Pasti dia malah balik ke kamar!" Jonathan bergegas keluar dari kamarnya dan melangkah menuju kamar Riani.Sampai didepan kamar Riani. Jonathan tiba-tiba saja memeluk Riani dari belakang."Tu ... Tuan!" Sangat tau siapa yang berani melakukan ini pada Riani, ia mencoba melepaskan pelukan itu. Namun, Jonathan semakin mempererat pelukannya dan menyimpan dagunya di pundak Riani."Diam Riani, aku sangat nyaman dengan tubuhmu!" Suara Jonathan membuat Riani sedikit merinding, karena suaranya seperti hantu tapi membuat candu.Riani mencoba untuk diam dan tidak bertingkah apapun, tapi tangannya Jonathan semakin membuatnya tidak nyaman. Jonathan meraba-raba kedua gunung kembar milik Riani, ia sangat ingin melepaskan tangannya itu."Tu .

    Last Updated : 2022-07-04
  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   12. Meminta Izin

    "Apa lagi nona muda Jelita yang sangat cerewet, cantik dan sangat baik hati!" Bi Yani juga sangat mengagumi Jelita.Jelita memang gadis yang sangat cantik dan baik hati, ia juga selalu bersikap ramah pada semua orang. Namun, ia memiliki ibu yang sangat angkuh. Walaupun begitu, Jelita sangat menyayangi dan mencintai ibunya--Vany."Tapi bi, kenapa ibunya nona Jelita dengan tuan Jefan sangat berbeda ya?" Tiba-tiba saja Riani mengatakan itu dengan suara pelan seperti berbisik.Bi yani sedikit tersenyum dan berkata. "Nyonya Vany memang seperti itu dari dulu, tapi ia sangat baik," ucap bi Yani.Riani hanya menganggukkan kepalanya saja, setelah beberapa saat kemudian. Riani memilih untuk kembali ke kamarnya, karena saat ini tubuhnya benar-benar lelah dan ingin beristirahat di kamar saja."Sepertinya Riani terlihat berbeda dari biasanya," gumam bi Yani setelah melihat kepergian Riani begitu saja.Sampai di dalam

    Last Updated : 2022-07-05
  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   13. Rumah Di Jual?

    "Semoga, Tuan Jonathan tidak pulang hari ini," gumam Riani.Beberapa menit kemudian. Riani selesai berganti pakaian dan memasukkan beberapa barang ke dalam tas yang akan ia gunakan untuk menuju rumahnya. Riani tidak sabar melihat rumahnya yang sangat sederhana yang sudah lama tidak ia tempati atau ia kunjungi.Karena Riani sudah menetap di rumah keluarga Prawira, ia juga terpaksa melakukan itu demi hutang sang ayah lunas. Namun, rasa sakit dan sesak di dalam dadanya Riani membuat dirinya ada sedikit kekecewaan kepada ayah kandungnya itu.Namun, Riani harus tetap sabar sampai dirinya menemui ayahnya dan meminta penjelasan. Semoga hari ini ayahnya ada di rumah dan menjelaskan semuanya."Oke, waktunya pergi!" Riani tersenyum di depan cermin yang berada di dalam kamarnya.Riani sudah tampak rapih dengan menggunakan celana jeans berwarna navy, lalu kaos pendek berwarna putih dengan motif polkadot. Riani juga sudah membelai tas s

    Last Updated : 2022-07-06
  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   14. Sahabat

    'DI JUAL? RUMAHKU DI JUAL? OMG!' batin Riani yang sangat syok.Pemilik rumah baru Riani hanya bisa saling tatap melihat Riani yang seperti syok dengan keadaan. Perlahan Riani memijat pelan pelipisnya sendiri, ia benar-benar tidak menyangka pada ayah kandungnya yang tega menjual rumahnya.Rumah Riani yang di jual oleh Roni--ayah kandungnya itu adalah rumah hasil kerja keras Riani selama ini. Kerja keras yang tidak akan pernah bisa di ulang lagi, sungguh Riani sangat sakit hati dengan apa yang terjadi saat ini.Riani benar-benar tidak percaya dengan semua yang terjadi, semua yang hancur begitu saja. Bahkan masa depan Riani sudah tidak ada lagi, lalu rumah miliknya yang berharga sudah hilang begitu saja. Sungguh nasib Riani benar-benar menyedihkan."Hei, kamu mau masuk dulu," celetuk wanita itu sambil menatap ke arah Riani dengan sedikit khawatir.Karena terlihat dari wajahnya Riani yang agak pucat dan hampir saja ia terjatuh

    Last Updated : 2022-07-11
  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   15. Tiba-tiba Datang

    "Astaga, ayahmu tega sekali!" Jihan menggeleng-gelengkan kepalanya setelah mendengar semua cerita Riani.Riani hanya bisa terdiam dan sudah malas membahas sang ayah, ia tidak mengerti kenapa ayahnya tega sekali melakukan ini padanya. Riani juga saat ini bekerja dengan keluarga Prawira tidak mendapatkan gaji sepeserpun, karena itu sudah perjanjiannya saat itu.Sungguh, Riani sudah bingung harus melakukan apa lagi saat ini. Sebenarnya ia ingin sekali pergi dari rumah keluarga Prawira, tapi saat ini ia belum memiliki uang yang cukup untuk pergi.Jihan menatap lekat kepada sahabatnya, ia paham pasti Riani sedang memikirkan sesuatu. Jihan juga bingung harus membantu Riani bagaimana, apa lagi ia tidak tau di mana keberadaan ayah kandungnya Riani."Kalau gitu, aku mau kembali saja ke rumah majikan aku," ucap Riani setelah beberapa menit suasana menjadi hening."Ri, apa kau yakin mau kembali ke sana? Kamu aja tidak di berikan uang, kan?

    Last Updated : 2022-07-12

Latest chapter

  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   157. Dan Akhirnya, Kevin Prawira Lahir

    Riani mulai mengatur napasnya dalam-dalam, dan mengikuti semua perintah dari sang Dokter agar lahirannya lancar dan normal. Jonathan selaku suaminya Riani masih setia berada di sampingnya Riani, bahkan tangannya Jonathan sudah sangat merah dan penuh luka akibat remasan dari Riani. Namun, Jonathan tidak mempermasalahkan itu, karena yang terpenting saat ini adalah proses lahiran Riani yang harus normal dan lancar.'Tuhan, lancarkan persalinan istriku,' batin Jonathan yang terus berdoa pada Tuhan agar persalinan istrinya berjalan dengan lancar.Hampir 1 jam lamanya, tangisan seorang bayi terdengar nyaring di dalam ruang persalinan membuat Riani dan Jonathan tersenyum bahagia, saat ini Riani dan Jonathan saling menatap satu sama lain, lalu air matanya Riani kembali menetes saat mendengar buah hati mereka sudah lahir, dan Jonathan juga ikut meneteskan air mata, air mata bahagia karena anak pertama mereka telah lahir ke dunia."Selamat Nyonya dan Tuan, anaknya seorang laki-laki dan tampan s

  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   156. Sudah Sembilan Bulan

    Waktu berputar begitu cepat, dan tidak di sadari saat ini kandungannya Riani sudah berusia sembilan bulan, Riani dan Jonathan tidak sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, buah hati yang sudah di tunggu-tunggu sejak lama oleh mereka."Sayang, apa kamu belum merasakan sesuatu?" Entah sudah berapa kali Jonathan mengatakan itu pada istrinya, Riani."Belum, sayangku," jawab Riani dengan gelengan kepalanya, lalu memberikan senyuman manis untuk suaminya yang begitu tidak sabar menantikan dirinya melahirkan.Suami mana yang bisa sabar menunggu istrinya melahirkan anak pertama mereka, pastinya semua suami tidak akan sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, apa lagi buah hati untuk anak pertama mereka."Kalau nanti gak kuat lahiran normal, sebaiknya lahirannya Caesar aja, ya?" Tidak tahu sudah berapa kali Jonathan mengatakan ini pada istrinya, tapi Jonathan sangat khawatir jika istrinya tidak kuat untuk melahirkan normal."Siap suamiku sayang." Riani manggut-manggut dan paham sekali d

  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   155. Pesta Pernikahan

    Mendengar bisikan seperti itu dari Jonathan membuat Riani kembali mengulas senyum yang lebar, dan detak jantungnya Riani semakin berdetak tidak karuan, Riani mulai merasa bangga dan begitu bahagia saat Jonathan mengatakan seperti itu padanya seolah-olah Riani begitu berarti di dalam kehidupannya Jonathan."Aku akan selalu izin pada mu jika akan pergi ke mana-mana," balas Riani yang tidak akan tega membantah perkataan pria yang sebentar lagi akan menikahinya."Bagus." Jonathan langsung mengecup leher belakangnya sang gadis."Ih geli." Riani sedikit menjauhi tubuhnya agar sang pria tidak mengecupnya terus."Hei, sebentar lagi aku akan selalu mengecup ini," kekeh Jonathan yang terlihat sangat mesum sekali, dan sang gadis hanya tertawa saja saat mendengar kekehan seperti itu.Riani selalu melamun dengan mengingat semua nasib yang di alami olehnya saat ini, nasib yang entah baik atau buruk. Namun, Riani bersyukur bisa bertemu dengan sosok pria seperti Jonathan yang sebentar lagi akan menja

  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   154. Sebentar Lagi Menikah

    "Bawa Riani pergi dari sini," titah sosok gagah itu pada beberapa bodyguard yang ada di belakangnya."Siap Bos." Beberapa bodyguard itu langsung membawa Riani dengan menyentuh tangannya. Namun, Jihan menahan tangan para bodyguard itu agar tidak membawa Riani begitu saja."Biarkan Riani hidup dengan tenang di sini tanpa perdebatan kalian," ucap Jihan pada sosok gagah itu, dan terlihat sekali jika Jihan begitu berani dengan mengucapkan seperti itu.Riani sudah menggeleng-gelengkan kepalanya pada Jihan agar tidak bertingkah seperti itu pada sosok pria gagah itu, pria yang tidak lain adalah Ayahnya Jonathan, Daniel Prawira."Cepat bawa Riani!" Daniel kembali memerintahkan para bodyguard nya."Siap Bos." Para bodyguard itu langsung membawa Riani pergi begitu saja dari dalam kamar.Jihan terlihat ingin mengejar Riani, tapi Jihan di tahan oleh dua bodyguard yang berada di dekat Daniel."Riani ingin hidup bebas dari tekanan istri anda, Tuan Daniel!" Jihan begitu berani sekali saat mengatakan

  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   153. Sosok Pria Gagah

    Hari berganti begitu cepat, tapi Jonathan belum juga menemukan Riani semenjak dirinya sudah kembali ke Yogyakarta. Jonathan juga meminta orang suruhannya agar memantau Jeri, karena Jonathan yakin jika Jeri adalah dalang, dalang dari menyembunyikan Riani."Sayang, kamu di mana?" Jonathan terus saja bermonolog sendiri saat tatapannya memandangi foto gadisnya yang ada dalam wallpaper ponselnya.Jonathan pasti mengkhawatirkan Riani dan calon anak mereka, tapi Jonathan sulit sekali menemukan keberadaan Riani yang entah berada di mana. Jonathan juga sudah menghubungi nomor Jihan selaku sahabatnya Riani, tapi Jonathan tidak mendapatkan respon apapun dari Jihan."Oh Tuhan, aku harus ke mana." Jonathan memukul pelan kepalanya saat dirinya merasa bodoh tidak bisa menemukan gadis nya, gadis yang sedang mengandung anaknya.Setelah Jonathan di tipu oleh Tania yang katanya Daniel sakit dan di rawat di rumah sakit, Jonathan langsung kembali ke Yogyakarta menggunakan pesawat umum, dan Jonathan sudah

  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   152. Jonathan Merindukan Kamarnya

    Mendengar pertanyaan Daniel membuat Dona membulatkan matanya dengan sempurna, Dona juga langsung menatap sinis ke arah Daniel karena bisa-bisanya memberikan pertanyaan seperti itu, pikir Dona."Tidak perlu menatapku seperti itu," celetuk Daniel saat melihat pandangan yang tidak mengenakan dari istrinya sendiri.Dona berdecih kesal dan berkata. "Apa-apaan kau memberikan pertanyaan seperti itu? Jelas-jelas Jonathan akan menikahi Tania," kekeh Dona yang akan menikahkan Jonathan dengan gadis pilihannya, Tania."Apa Jonathan mau menikah dengan Tania?" Daniel memberikan pertanyaan itu untuk istrinya dengan ekspresi seperti menertawakannya."Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau menikah dengan gadis itu," ucap Jonathan yang masih bersungut-sungut.Jefan hanya bisa geleng-geleng kepalanya saat melihat keluarganya yang selalu saja bertengkar seperti itu, dan Jefan juga tidak bisa mencampuri urusan Jonathan walaupun Jonathan adalah adik kandungnya."Aku akan kembali ke Jogja, tolong jangan

  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   151. Kapan Menikah?

    Jihan masih diam dan tidak berniat mengatakan apapun saat mendengar pertanyaan-pertanyaan yang di keluarkan oleh Riani, dan Jihan yakin jika saat ini Riani sedang bermonolog dengan diri sendiri, Jihan tidak mau ikut campur dalam hal ini, karena menurutnya ini hal yang wajar jika nomer Jonathan tidak aktif, mungkin saja ponselnya kehabisan baterai atau ponselnya sedang di charger dengan keadaan mati, semua bisa saja terjadi, pikir Jihan."Sudahlah, sepertinya dia belum bangun," ucap Riani yang terlihat menyerah saat dirinya terus menerus mencoba menelepon sang pria, tapi nomer sang pria tetap saja tidak aktif membuat dirinya hanya bisa pasrah saja.Cukup lama Riani menghubungi Jonathan melalui ponselnya Jihan, tapi nomernya Jonathan masih saja tidak aktif membuat Riani mengembalikan ponselnya pada Jihan."Masih gak aktif?" tanya Jihan yang berbasa-basi pada sahabatnya."Iya," jawab Riani dengan suara pelan dan seperti seseorang yang tidak bersemangat."Coba telepon nomer kamu, bukannya

  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   150. Tiba-tiba Riani Gelisah

    "Gak perlu mengemasi barang-barang, aku hanya akan menengok Ayah saja, setelah itu akan kembali ke sini," jelas Jonathan pada sang Ibu.Dona yang tadinya ingin membalas penjelasan Jonathan, tapi tiba-tiba saja Tania memberikan kode dengan gelengan kepalanya dan tangannya menahan tahan Dona."Sudah, biarkan seperti itu," ucap Tania pada calon Ibu mertuanya dengan nada berbisik agar calon suaminya tidak mendengar ucapannya.Jonathan melangkah pergi untuk masuk ke dalam kamarnya, dan Jonathan akan mengambil tas dan beberapa barang yang akan di butuhkan olehnya saat pergi ke Jakarta. Jonathan juga berusaha percaya dengan sang Ibu, apa lagi semua ini menyangkut Ayahnya yang tiba-tiba sakit.'Tumben banget Abang Jefan gak hubungi aku dan memberitahu kalau Ayah masuk rumah sakit?' tanya Jonathan di dalam hatinya.Jonathan pastinya paham betul dengan Kakak kandungnya, Jefan. Jefan akan selalu memberitahu Jonathan jika salah satu keluarga mereka sakit, tapi kali ini Jefan adem ayem tanpa membe

  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   149. Daniel Sakit?

    Ke esokan harinya, pukul 8 pagi di unit Apartemen mewah yang sedang di tempati oleh Jonathan, Jonathan kedatangan tamu tidak di undang, tamu yang pastinya membuat emosinya memuncak saat melihat wajahnya, wajah yang sudah membuat gadisnya pergi dari Apartemen sejak kemarin."Ngapain kau ke sini?" tanya Jonathan dengan tatapan mengkilat pada sosok gadis di depannya."Mau menemui calon suamiku," jawab gadis itu dengan ekspresi wajah yang terlihat bahagia."Pergi, Tania!" Jonathan langsung mengusir gadis itu, gadis yang ada di depannya tanpa rasa bersalah sama sekali.Gadis yang ada di Apartemen Jonathan adalah Tania, gadis yang sudah membuat Riani pergi dari Apartemen nya sejak kemarin karena pesan yang di kirim Tania untuk Riani. Jonathan pastinya akan mengusir Tania secara terang-terangan, dan Jonathan tidak mau melihat Tania lagi setelah dirinya sudah membaca pesan itu, pesan yang menurutnya tidak pantas.Tania tidak memperdulikan perkataan pria yang ada di depannya, lalu matanya Tani

DMCA.com Protection Status