'Sepertinya aku dan Riani akan kembali besok pagi aja atau sore aja,' batin Jonathan yang perlahan-lahan memejamkan kedua matanya.Mereka berdua benar-benar lelah akibat bermain panas semalaman, bahkan baru saja mereka juga selesai melakukan permainan itu lagi.Riani juga tidak bisa menolak keinginan Tuan Mudanya, Jonathan. Apa lagi Jonathan selalu saja meraba-raba area sensitifnya, itu membuat Riani tidak bisa menahan dirinya.Riani juga seperti sudah kecanduan akan belaian Jonathan, tapi dia tidak pernah mau menampilkan didepan Jonathan. Sudah pasti Riani akan malu dan canggung pada Jonathan, kalau dia meminta belaian itu langsung dari mulutnya.Jadi, Riani hanya bisa menunggu Jonathan mau membelainya saja dan otomatis dia akan melayani Jonathan dengan segenap jiwa.***Pukul 12 siang.Akhirnya Jonathan dan Riani kembali ke rumah dan disana tidak ada siapapun hanya para pembantu saja, karena yang lainnya sedang melakukan aktivitas masing-masing.Namun, mungkin saja sebentar lagi Je
Saat ini Jelita sedang membaringkan tubuhnya diatas sofa, dan Riani mengusap-usap kepalanya Jelita."Bi, aku rindu sekali dengan ibu," celetuk Jelita dengan tatapan mata berbinar-binar.Riani menatap lekat pada sorotan mata itu dan langsung berkata. "Kalau Jelita rindu dengan ibu sebaiknya hubungi ibu atau ajak bertemu," balas Riani yang memberikan saran pada nona muda."Tapi ayah tidak mengizinkan aku untuk menemui ibu," ucap Jelita dengan suara pelan bahkan hampir tidak terdengar.Riani menghela napas dengan pelan. "Coba minta izin pada om Jonathan," ujar Riani yang memberi saran lagi.Riani paham kenapa ayahnya Jelita tidak mengizinkan Jelita untuk bertemu dengan ibu kandungnya, dan Riani juga tidak paham mencampuri rumah tangga anak majikannya.Jadi, Riani memberikan saran seperti itu pada Jelita. Karena Riani paham jika Jonathan pasti bisa mengatasi kerinduan Jelita pada ibu kandungnya, Vany Tobing.
Dona mengerutkan keningnya dan berkata. "Bagaimana kamu tau kalau bi Riani gak enak badan?" Dona masih dengan ekspresi kening berkerut."Tadi siang aku ngobrol sama bi Riani,* jawab Jelita dengan jujur."Ri, setelah ini saya tunggu di kamar," ucap Dona sambil menatap asisten rumah tangganya, Riani."Baik, nyonya." Riani hanya bisa menurut dengan apa yang di katakan oleh majikannya, Dona.Setelah itu, Riani dan bi yani pamit pergi dari ruang makan dan membiarkan para majikannya leluasa membahas apapun disana."Kenapa kamu panggil Riani?" tanya Daniel sambil melirik kearah istrinya, Dona."Gak apa-apa, ada sesuatu yang mau aku bahas," jawab Dona dengan santai saat menjawab pertanyaan suaminya, Daniel.Daniel hanya menghela napas saja, dia tidak mengerti kenapa istrinya selalu saja bertingkah aneh dan mencurigai Riani. Walaupun apa yang di curigai istrinya ada benarnya, tapi Daniel merasa jika dirinya harus tetap menutupi semua ini."Ayah, besok aku mau ke toko buku," celetuk Jelita sambi
'Jonathan sepertinya harus memiliki skandal deh,' batin Jeno yang mulai mengkhawatirkan Jonathan.Akhir-akhir ini Jeno memang sudah mendengar beberapa rumor murahan itu, tapi dia tidak pernah menghiraukannya.Namun, setelah dirinya tadi melihat Jonathan yang terlihat senyum-senyum sendiri saat menatap layar ponselnya sudah pasti Jonathan memang memiliki seorang wanita.'Aku harus menanyakan masalah ini padanya,' batin Jeno yang harus menyelesaikan rumor murahan kali ini.Jeno memang harus menangani rumor murahan itu karena bulan depan Jonathan akan konser di Amerika, sudah pasti rumor-rumor itu harus segera di basmi sebelum mereka pergi kesana.Menit berlalu, Jeno selesai membelikan menu makan siang untuk Jonathan.Kini Jeno melangkah pergi dari kantin dan melangkah menuju ruangan Jonathan, tidak perlu menunggu lama lagi untuk Jeno masuk kedalam ruangan itu."Ini," ucap Jeno setelah masuk kedalam ruangan Jonathan.Jeno langsung menyimpan semua itu diatas meja dan Jonathan langsung dud
"Aku ada hadiah khusus untukmu, sayang." Jonathan membisikkan itu tepat di telinganya Riani.Sejenak, Riani terdiam. Dia masih bingung dengan apa yang di bisikkan oleh tuan mudanya, Jonathan.Jonathan memeluk Riani dari belakang. "Aku sengaja melakukan ini agar kamu tidak merasa jika aku hanya membutuhkan tubuhmu saja," bisiknya lagi.DEGDEGTiba-tiba saja jantungnya Riani tidak karuan saat mendengar bisikan itu dari Jonathan, entah apa yang saat ini dia rasakan."Hei, apa kamu sakit?" tanya Jonathan yang kini sudah melepaskan pelukannya pada Riani, lalu membalikkan tubuhnya.Saat ini Riani dan Jonathan sudah saling bertatapan, tapi kedua tangannya Jonathan melingkar tepat di pinggangnya Riani.Jonathan terlihat menyukai posisinya bahkan wajahnya mereka saling berdekatan, hingga nafas mereka terasa di wajahnya masing-masing."A ... Aku gak sakit tuan, eh. Jonathan," gugup Riani lalu
"Membutuhkan aku? Maksudnya membutuhkan aku untuk diatas ranjang?" tanya Riani yang mulai melepaskan tangannya.Jonathan menghela napas, dia paham jika mainan cantiknya pasti sedang merajuk padanya."Bukan itu maksudnya aku," jawab Jonathan."Lalu, apa?" Riani mendongkak dan menatap lekat lekat pada pria yang selama ini sudah menjamahnya."Aku menyayangimu, Riani. Jadi jangan menganggap dirimu seperti itu lagi, dan percayalah padaku jika aku takkan mengecewakan kamu." Suaranya Jonathan terdengar tulus dan sedikit gemetar.Riani langsung menundukkan kepalanya, dia seperti bermimpi mendengar perkataan Jonathan. Apa lagi status sosial mereka sangat berbeda, Riani juga sadar diri jika dirinya disini hanya asisten rumah tangga atau di sebut pembantu."Sudah ya, kita jangan bahas ini karena yang penting aku selalu ada untukmu." Jonathan langsung memeluk erat tubuh Riani lalu mengecup pelan pucuk kepala wanita yang ada di depannya.Setelah membahas semua itu, kini Jonathan dan Riani menikmat
"Pasti bi Riani habis bertemu dengan kekasihnya tadi," celetuk Jelita.Jefan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saat mendengar perkataan sang anak, karena menurutnya jika anaknya benar-benar selalu ingin tau urusan Riani. Entah kenapa Jelita seperti itu, walaupun Riani tidak merasa risih tapi Jefan selaku ayahnya agak risih dengan anaknya yang seperti itu."Ini udah malam, kita tidur aja." Jefan mengajak anaknya untuk segera tidur tapi sebelum tidur harus di habiskan terlebih dahulu susunya."Ayah nyebelin deh, aku gak mau kalau bi riani punya pacar," ucap Jelita dengan jujur.Jefan mengerutkan keningnya dan berkata. "Emangnya kalau bi Riani punya pacar kenapa?" tanyanya pada sang anak."Nanti bi Riani gak bisa main lagi sama aku dan pasti sibuk sama pacarnya," jawab Jelita.Jefan hanya bisa menghela napas dan enggan menanggapi jawaban anaknya, lalu dia menuntun anaknya untuk segera meminum susu hangat itu. Karena waktu sudah semakin malam, Jefan juga harus tidur karena besok akan k
Jelita hanya memutar bola matanya dengan malas, dia sangat tidak suka di panggil Nona muda oleh siapapun."Siap, Jelita." Riani berbisik pada nona mudanya."Hehe." Jelita langsung melambaikan tangannya pada Riani dan bi Yani.Riani dan bi Yani membalas lambaian itu, lalu Jelita melangkah pergi dari dapur karena dia akan pergi ke sekolah."Yuk, sepertinya udah pada pergi," ucap bi Yani sambil menatap kearah Riani.Riani menganggukkan kepalanya, kini bi yani dan Riani melangkah pergi dari dapur dan kembali melakukan aktivitas masing-masing.'Apa nanti malam Jonathan akan membahas semuanya padaku?' tanya Riani didalam hati, entah kenapa dia terus-menerus memikirkan Jonathan yang akan pergi keluar negeri.Saat Riani ingin sudah berada di lantai atas, tiba-tiba saja seseorang menarik tangannya dengan sedikit kasar.Seseorang itu membawa Riani ke sebuah kamar, dan sampai didalam kamar. Seseorang itu mengunci pintu kamarnya rapat-rapat, dan Riani hanya menatap bengong pada seseorang itu."Tu
Riani mulai mengatur napasnya dalam-dalam, dan mengikuti semua perintah dari sang Dokter agar lahirannya lancar dan normal. Jonathan selaku suaminya Riani masih setia berada di sampingnya Riani, bahkan tangannya Jonathan sudah sangat merah dan penuh luka akibat remasan dari Riani. Namun, Jonathan tidak mempermasalahkan itu, karena yang terpenting saat ini adalah proses lahiran Riani yang harus normal dan lancar.'Tuhan, lancarkan persalinan istriku,' batin Jonathan yang terus berdoa pada Tuhan agar persalinan istrinya berjalan dengan lancar.Hampir 1 jam lamanya, tangisan seorang bayi terdengar nyaring di dalam ruang persalinan membuat Riani dan Jonathan tersenyum bahagia, saat ini Riani dan Jonathan saling menatap satu sama lain, lalu air matanya Riani kembali menetes saat mendengar buah hati mereka sudah lahir, dan Jonathan juga ikut meneteskan air mata, air mata bahagia karena anak pertama mereka telah lahir ke dunia."Selamat Nyonya dan Tuan, anaknya seorang laki-laki dan tampan s
Waktu berputar begitu cepat, dan tidak di sadari saat ini kandungannya Riani sudah berusia sembilan bulan, Riani dan Jonathan tidak sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, buah hati yang sudah di tunggu-tunggu sejak lama oleh mereka."Sayang, apa kamu belum merasakan sesuatu?" Entah sudah berapa kali Jonathan mengatakan itu pada istrinya, Riani."Belum, sayangku," jawab Riani dengan gelengan kepalanya, lalu memberikan senyuman manis untuk suaminya yang begitu tidak sabar menantikan dirinya melahirkan.Suami mana yang bisa sabar menunggu istrinya melahirkan anak pertama mereka, pastinya semua suami tidak akan sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, apa lagi buah hati untuk anak pertama mereka."Kalau nanti gak kuat lahiran normal, sebaiknya lahirannya Caesar aja, ya?" Tidak tahu sudah berapa kali Jonathan mengatakan ini pada istrinya, tapi Jonathan sangat khawatir jika istrinya tidak kuat untuk melahirkan normal."Siap suamiku sayang." Riani manggut-manggut dan paham sekali d
Mendengar bisikan seperti itu dari Jonathan membuat Riani kembali mengulas senyum yang lebar, dan detak jantungnya Riani semakin berdetak tidak karuan, Riani mulai merasa bangga dan begitu bahagia saat Jonathan mengatakan seperti itu padanya seolah-olah Riani begitu berarti di dalam kehidupannya Jonathan."Aku akan selalu izin pada mu jika akan pergi ke mana-mana," balas Riani yang tidak akan tega membantah perkataan pria yang sebentar lagi akan menikahinya."Bagus." Jonathan langsung mengecup leher belakangnya sang gadis."Ih geli." Riani sedikit menjauhi tubuhnya agar sang pria tidak mengecupnya terus."Hei, sebentar lagi aku akan selalu mengecup ini," kekeh Jonathan yang terlihat sangat mesum sekali, dan sang gadis hanya tertawa saja saat mendengar kekehan seperti itu.Riani selalu melamun dengan mengingat semua nasib yang di alami olehnya saat ini, nasib yang entah baik atau buruk. Namun, Riani bersyukur bisa bertemu dengan sosok pria seperti Jonathan yang sebentar lagi akan menja
"Bawa Riani pergi dari sini," titah sosok gagah itu pada beberapa bodyguard yang ada di belakangnya."Siap Bos." Beberapa bodyguard itu langsung membawa Riani dengan menyentuh tangannya. Namun, Jihan menahan tangan para bodyguard itu agar tidak membawa Riani begitu saja."Biarkan Riani hidup dengan tenang di sini tanpa perdebatan kalian," ucap Jihan pada sosok gagah itu, dan terlihat sekali jika Jihan begitu berani dengan mengucapkan seperti itu.Riani sudah menggeleng-gelengkan kepalanya pada Jihan agar tidak bertingkah seperti itu pada sosok pria gagah itu, pria yang tidak lain adalah Ayahnya Jonathan, Daniel Prawira."Cepat bawa Riani!" Daniel kembali memerintahkan para bodyguard nya."Siap Bos." Para bodyguard itu langsung membawa Riani pergi begitu saja dari dalam kamar.Jihan terlihat ingin mengejar Riani, tapi Jihan di tahan oleh dua bodyguard yang berada di dekat Daniel."Riani ingin hidup bebas dari tekanan istri anda, Tuan Daniel!" Jihan begitu berani sekali saat mengatakan
Hari berganti begitu cepat, tapi Jonathan belum juga menemukan Riani semenjak dirinya sudah kembali ke Yogyakarta. Jonathan juga meminta orang suruhannya agar memantau Jeri, karena Jonathan yakin jika Jeri adalah dalang, dalang dari menyembunyikan Riani."Sayang, kamu di mana?" Jonathan terus saja bermonolog sendiri saat tatapannya memandangi foto gadisnya yang ada dalam wallpaper ponselnya.Jonathan pasti mengkhawatirkan Riani dan calon anak mereka, tapi Jonathan sulit sekali menemukan keberadaan Riani yang entah berada di mana. Jonathan juga sudah menghubungi nomor Jihan selaku sahabatnya Riani, tapi Jonathan tidak mendapatkan respon apapun dari Jihan."Oh Tuhan, aku harus ke mana." Jonathan memukul pelan kepalanya saat dirinya merasa bodoh tidak bisa menemukan gadis nya, gadis yang sedang mengandung anaknya.Setelah Jonathan di tipu oleh Tania yang katanya Daniel sakit dan di rawat di rumah sakit, Jonathan langsung kembali ke Yogyakarta menggunakan pesawat umum, dan Jonathan sudah
Mendengar pertanyaan Daniel membuat Dona membulatkan matanya dengan sempurna, Dona juga langsung menatap sinis ke arah Daniel karena bisa-bisanya memberikan pertanyaan seperti itu, pikir Dona."Tidak perlu menatapku seperti itu," celetuk Daniel saat melihat pandangan yang tidak mengenakan dari istrinya sendiri.Dona berdecih kesal dan berkata. "Apa-apaan kau memberikan pertanyaan seperti itu? Jelas-jelas Jonathan akan menikahi Tania," kekeh Dona yang akan menikahkan Jonathan dengan gadis pilihannya, Tania."Apa Jonathan mau menikah dengan Tania?" Daniel memberikan pertanyaan itu untuk istrinya dengan ekspresi seperti menertawakannya."Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau menikah dengan gadis itu," ucap Jonathan yang masih bersungut-sungut.Jefan hanya bisa geleng-geleng kepalanya saat melihat keluarganya yang selalu saja bertengkar seperti itu, dan Jefan juga tidak bisa mencampuri urusan Jonathan walaupun Jonathan adalah adik kandungnya."Aku akan kembali ke Jogja, tolong jangan
Jihan masih diam dan tidak berniat mengatakan apapun saat mendengar pertanyaan-pertanyaan yang di keluarkan oleh Riani, dan Jihan yakin jika saat ini Riani sedang bermonolog dengan diri sendiri, Jihan tidak mau ikut campur dalam hal ini, karena menurutnya ini hal yang wajar jika nomer Jonathan tidak aktif, mungkin saja ponselnya kehabisan baterai atau ponselnya sedang di charger dengan keadaan mati, semua bisa saja terjadi, pikir Jihan."Sudahlah, sepertinya dia belum bangun," ucap Riani yang terlihat menyerah saat dirinya terus menerus mencoba menelepon sang pria, tapi nomer sang pria tetap saja tidak aktif membuat dirinya hanya bisa pasrah saja.Cukup lama Riani menghubungi Jonathan melalui ponselnya Jihan, tapi nomernya Jonathan masih saja tidak aktif membuat Riani mengembalikan ponselnya pada Jihan."Masih gak aktif?" tanya Jihan yang berbasa-basi pada sahabatnya."Iya," jawab Riani dengan suara pelan dan seperti seseorang yang tidak bersemangat."Coba telepon nomer kamu, bukannya
"Gak perlu mengemasi barang-barang, aku hanya akan menengok Ayah saja, setelah itu akan kembali ke sini," jelas Jonathan pada sang Ibu.Dona yang tadinya ingin membalas penjelasan Jonathan, tapi tiba-tiba saja Tania memberikan kode dengan gelengan kepalanya dan tangannya menahan tahan Dona."Sudah, biarkan seperti itu," ucap Tania pada calon Ibu mertuanya dengan nada berbisik agar calon suaminya tidak mendengar ucapannya.Jonathan melangkah pergi untuk masuk ke dalam kamarnya, dan Jonathan akan mengambil tas dan beberapa barang yang akan di butuhkan olehnya saat pergi ke Jakarta. Jonathan juga berusaha percaya dengan sang Ibu, apa lagi semua ini menyangkut Ayahnya yang tiba-tiba sakit.'Tumben banget Abang Jefan gak hubungi aku dan memberitahu kalau Ayah masuk rumah sakit?' tanya Jonathan di dalam hatinya.Jonathan pastinya paham betul dengan Kakak kandungnya, Jefan. Jefan akan selalu memberitahu Jonathan jika salah satu keluarga mereka sakit, tapi kali ini Jefan adem ayem tanpa membe
Ke esokan harinya, pukul 8 pagi di unit Apartemen mewah yang sedang di tempati oleh Jonathan, Jonathan kedatangan tamu tidak di undang, tamu yang pastinya membuat emosinya memuncak saat melihat wajahnya, wajah yang sudah membuat gadisnya pergi dari Apartemen sejak kemarin."Ngapain kau ke sini?" tanya Jonathan dengan tatapan mengkilat pada sosok gadis di depannya."Mau menemui calon suamiku," jawab gadis itu dengan ekspresi wajah yang terlihat bahagia."Pergi, Tania!" Jonathan langsung mengusir gadis itu, gadis yang ada di depannya tanpa rasa bersalah sama sekali.Gadis yang ada di Apartemen Jonathan adalah Tania, gadis yang sudah membuat Riani pergi dari Apartemen nya sejak kemarin karena pesan yang di kirim Tania untuk Riani. Jonathan pastinya akan mengusir Tania secara terang-terangan, dan Jonathan tidak mau melihat Tania lagi setelah dirinya sudah membaca pesan itu, pesan yang menurutnya tidak pantas.Tania tidak memperdulikan perkataan pria yang ada di depannya, lalu matanya Tani