Riani mengangguk dengan cepat, lalu Riani berkata. "Iya sayangku, aku pengen makan itu," ucapnya dengan begitu manja.Jonathan memijat pelan pelipisnya sendiri, dia tidak menyangka jika wanita hamil akan banyak makan seperti gadis nya saat ini. Namun, Jonathan akan selalu senang jika kehamilan gadis nya tidak membuatnya khawatir, dan Jonathan pasti akan selalu menuruti apa yang di inginkan sang gadis."Kalau gitu, kita makan mie ayam di Apartemen aja gimana?" Jonathan kembali membujuk sang gadis agar makan mie ayam di Apartemen dan jangan di tempat penjual mie ayam nya.Riani menatap sinis ke arah sang pria, dan pria nya hanya bisa memberikan senyuman manis seperti sedang menggoda dan merayu dirinya. Riani juga masih belum memberikan respon atas apa yang di katakan oleh sang pria, saat ini Riani seperti sedang berpikir yang serius untuk memberikan respon pada pria nya."Permisi, nyonya dan tuan. Kita sudah sampai di tempat mie ayam," ucap sang supir saat dirinya memberhentikan mobilny
"Aku pesan bahan-bahan makan dulu," ucap Jonathan yang mulai meronggoh ponselnya, tapi tiba-tiba saja sang gadis mengambil ponselnya.Jonathan hanya bisa menatap datar pada gadisnya yang saat ini sudah mengambil ponselnya, dan Jonathan tidak mengatakan apapun pada gadisnya karena setelah ini sang gadis pasti akan mengatakan sesuatu, pikirnya."Kita mau makan mie ayam dulu, setelah itu kamu boleh pesan bahan-bahan makanan," ujar Riani sambil menaruh ponsel pria nya di atas meja."Siap nyonya." Jonathan langsung memberikan hormat pada gadisnya, dia seperti seorang tentara yang sedang memberikan penghormatan pada atasannya.Riani tertawa dan berkata. "Jangan panggil aku nyonya, aku belum setia itu loh," protesnya pada sang pria."Kamu akan menjadi nyonya muda kalau anak kita sudah lahir," ungkap Jonathan dengan mengusap-usap perutnya sang gadis, perut yang sepertinya akan semakin membesar setelah beberapa bulan kemudian.Setelah membahas pembahasan yang cukup random, kini Riani dengan Jo
"Riani, aku benar-benar mencintai kamu, kita nikah, yuk?" Jonathan kembali mengajak sang gadis untuk menikah, bahkan tatapannya Jonathan terlihat begitu berkaca-kaca.Riani terdiam saat melihat tatapan sang pria seperti itu, bahkan hatinya Riani seperti merasakan sesuatu yang tidak enak, lalu jantungnya Riani berdetak tidak karuan saat mendengar perkataan sang pria yang akan mengajak dirinya untuk menikah."Riani, aku janji akan membahagiakan kamu dan anak kita." Jonathan masih kekeh ingin membahas masalah pernikahan pada sang gadis, gadis yang sudah mengandung anaknya.Walaupun Jonathan sudah merenggut kesuciannya Riani, tapi Jonathan tidak pernah meninggalkan Riani, bahkan di saat Riani mengandung anaknya seperti saat ini saja Jonathan ingin bertanggung jawab, walaupun Jonathan tidak yakin jika dirinya bisa menikahi Riani. Apa lagi saat ini sang ibu ingin menikahkan Jonathan dengan Tania, dan pastinya Jonathan tidak menyetujui semua itu."Kita jangan bahas pernikahan lagi, karena se
"Nikah," jawab Riani."Kapan?" Jonathan menatap serius ke arah sang gadis saat telinganya mendengar jawaban sang gadis, dan pastinya Jonathan sangat senang sekali mendengar jawaban gadisnya yang ingin menikah dengannya, bahkan senyumannya mulai terukir lebar.Namun, seketika Jonathan menghilangkan senyuman itu saat mendengar perkataan sang gadis."Nanti kita nikah kalau Tuhan sudah mentakdirkan kita," ucap Riani yang menjelaskan jawabannya sendiri pada sang pria, pria yang tadinya sudah senang mendengar jawabannya, tapi seketika langsung sedih."Ya, ya." Jonathan hanya manggut-manggut saja, dan sepertinya Jonathan sudah malas membahas pernikahan dengan gadisnya, gadisnya yang begitu keras kepala, pikirnya.Riani mengulas senyum tipis saat mendengar perkataan pria nya, sebenarnya ada rasa sesak di hatinya Riani mengatakan itu pada sang pria, tapi Riani akan tetap pada pendiriannya. Riani tidak mau sang pria membangkang hanya karena ingin menikahi dan bertanggung jawab padanya, apa lagi
"Jelita itu harus tau kelakuan Riani bagaimana, Riani itu pembantu yang sering menggoda anak majikannya," celetuk Dona pada suaminya dan suaranya terdengar ketus sekali."Tidak ada yang namanya Riani menggoda Jonathan, yang ada Jonathan yang menggoda Riani, bahkan mengambil keperawanannya!" tegas Daniel yang menatap istrinya dengan tatapan penuh amarah, sepertinya dia sudah semakin muak dengan tingkah istrinya.Dona berdecih kesal, pastinya dia benar-benar kesal dengan tingkah suaminya yang selalu saja membela pembantunya, pembantu yang sudah memikat anak bungsunya. Namun, lebih tepatnya anak bungsunya yang sudah membuat pembantu itu terperangkap dalam gairahnya yang membuat sang pembantu itu mengandung calon cucu nya."Jangan pernah membahas masalah ini sama Jelita, kalau aku mengetahui semua itu, aku akan melakukan sesuatu pada mu!" Daniel menegaskan perkataannya dan sedikit mengancam pada istrinya.Di dalam kamarnya Jelita, Jelita sudah membaringkan tubuhnya di atas kasur, dan Jefa
"Kalau memang Jonathan dengan Riani berjodoh, pasti mereka berdua akan segera menikah," ucap Jefan yang sudah tidak bisa berkata-kata apapun lagi.Semenjak Jefan mengetahui adiknya memiliki hubungan dengan sang pembantu, Jefan selalu memikirkan nasib pembantu yang memiliki hubungan dengan adiknya, karena pastinya Jefan mengkhawatirkan pembantu itu dari semua rencana sang ibu, dan Jefan pasti sudah mengetahui tabiat sang ibu."Semoga hatinya ibu terbuka untuk merestui hubungan Riani dengan Jonathan," gumam Jefan yang terus saja memikirkan masalah adiknya dan pembantu, pembantu yang menjadi pengasuh anak semata wayangnya juga.Jefan juga mulai memikirkan tentang anak semata wayangnya yang selalu menanyakan kehadiran pembantu sekaligus pengasuhnya itu, dan Jefan tidak mau jika anaknya terus saja menanyakan sang pengasuh.***Pukul 12 malam di sebuah Apartemen milik Jonathan, gadis yang sedari tidur terlelap di sampingnya kini mengigau."Sayang, jangan tinggalkan aku, sayang!" teriak sang
Riani langsung mengerucutkan bibirnya, dan mulai menatap ke arah sang pria setelah wajahnya di sembunyikan, kini tangannya mulai menyentuh pipinya sang pria."Aku tampan, ya?" Jonathan menghentikan langkah kakinya saat mengatakan itu pada sang gadis.Riani mencubit gemas hidung sang pria dan mengatakan. "Jangan terlalu percaya diri, sayangku," ujarnya Riani dengan suara yang begitu manja.Jonathan mengulas senyum bahagia saat mendengar ujaran dari sang gadis, pastinya Jonathan senyum seperti itu karena sang gadis memanggil dirinya 'sayang' dan Jonathan akan sangat senang sekali akan hal itu. Jonathan tersenyum seperti itu karena sang gadis jarang sekali memnaggil dirinya 'sayang' tapi sekarang sang gadis memanggilnya sayang."Kenapa senyum senyum gitu?" Riani mengernyitkan dahinya saat melihat pria nya tersenyum seperti itu, senyuman yang menurutnya aneh."Aku seneng banget kalau kamu panggil aku sayang, seterusnya harus panggil aku seperti itu, ya?" Jonathan menatap lekat ke arah san
"Jadi mau tau kelamin anak kita apa enggak?" Jonathan bertanya pada sang gadis, gadis yang mulai membuat dirinya bingung.Mendengar pertanyaan dari sang pria membuat Riani terdiam, Riani terdiam karena memikirkan jawaban yang akan dia berikan pada sang pria."Sayang?" Jonathan memanggil sang gadis saat pertanyaannya tidak mendapatkan respon dari sang gadis."Hem?" Riani hanya berdehem saat namanya di panggil oleh sang pria."Jadi gimana?" Jonathan masih menunggu jawaban dari sang gadis."Mau di rahasiakan aja, dan tidak mau di USG," jawab Riani setelah beberapa saat dirinya tidak menjawab pertanyaan sang pria.Jonathan menganggukkan kepalanya, dia paham dengan apa yang menjadi jawaban sang gadis. Jonathan juga tidak memiliki hak untuk mengatur ini dan itu pada gadisnya, dan pastinya Jonathan akan selalu memberikan kebebasan untuk sang gadis melakukan apa yang di inginkan olehnya."Cepetan masaknya, aku lapar!" titah Riani setelah beberapa saat suasana dapur menjadi hening dan tidak ad
Riani mulai mengatur napasnya dalam-dalam, dan mengikuti semua perintah dari sang Dokter agar lahirannya lancar dan normal. Jonathan selaku suaminya Riani masih setia berada di sampingnya Riani, bahkan tangannya Jonathan sudah sangat merah dan penuh luka akibat remasan dari Riani. Namun, Jonathan tidak mempermasalahkan itu, karena yang terpenting saat ini adalah proses lahiran Riani yang harus normal dan lancar.'Tuhan, lancarkan persalinan istriku,' batin Jonathan yang terus berdoa pada Tuhan agar persalinan istrinya berjalan dengan lancar.Hampir 1 jam lamanya, tangisan seorang bayi terdengar nyaring di dalam ruang persalinan membuat Riani dan Jonathan tersenyum bahagia, saat ini Riani dan Jonathan saling menatap satu sama lain, lalu air matanya Riani kembali menetes saat mendengar buah hati mereka sudah lahir, dan Jonathan juga ikut meneteskan air mata, air mata bahagia karena anak pertama mereka telah lahir ke dunia."Selamat Nyonya dan Tuan, anaknya seorang laki-laki dan tampan s
Waktu berputar begitu cepat, dan tidak di sadari saat ini kandungannya Riani sudah berusia sembilan bulan, Riani dan Jonathan tidak sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, buah hati yang sudah di tunggu-tunggu sejak lama oleh mereka."Sayang, apa kamu belum merasakan sesuatu?" Entah sudah berapa kali Jonathan mengatakan itu pada istrinya, Riani."Belum, sayangku," jawab Riani dengan gelengan kepalanya, lalu memberikan senyuman manis untuk suaminya yang begitu tidak sabar menantikan dirinya melahirkan.Suami mana yang bisa sabar menunggu istrinya melahirkan anak pertama mereka, pastinya semua suami tidak akan sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, apa lagi buah hati untuk anak pertama mereka."Kalau nanti gak kuat lahiran normal, sebaiknya lahirannya Caesar aja, ya?" Tidak tahu sudah berapa kali Jonathan mengatakan ini pada istrinya, tapi Jonathan sangat khawatir jika istrinya tidak kuat untuk melahirkan normal."Siap suamiku sayang." Riani manggut-manggut dan paham sekali d
Mendengar bisikan seperti itu dari Jonathan membuat Riani kembali mengulas senyum yang lebar, dan detak jantungnya Riani semakin berdetak tidak karuan, Riani mulai merasa bangga dan begitu bahagia saat Jonathan mengatakan seperti itu padanya seolah-olah Riani begitu berarti di dalam kehidupannya Jonathan."Aku akan selalu izin pada mu jika akan pergi ke mana-mana," balas Riani yang tidak akan tega membantah perkataan pria yang sebentar lagi akan menikahinya."Bagus." Jonathan langsung mengecup leher belakangnya sang gadis."Ih geli." Riani sedikit menjauhi tubuhnya agar sang pria tidak mengecupnya terus."Hei, sebentar lagi aku akan selalu mengecup ini," kekeh Jonathan yang terlihat sangat mesum sekali, dan sang gadis hanya tertawa saja saat mendengar kekehan seperti itu.Riani selalu melamun dengan mengingat semua nasib yang di alami olehnya saat ini, nasib yang entah baik atau buruk. Namun, Riani bersyukur bisa bertemu dengan sosok pria seperti Jonathan yang sebentar lagi akan menja
"Bawa Riani pergi dari sini," titah sosok gagah itu pada beberapa bodyguard yang ada di belakangnya."Siap Bos." Beberapa bodyguard itu langsung membawa Riani dengan menyentuh tangannya. Namun, Jihan menahan tangan para bodyguard itu agar tidak membawa Riani begitu saja."Biarkan Riani hidup dengan tenang di sini tanpa perdebatan kalian," ucap Jihan pada sosok gagah itu, dan terlihat sekali jika Jihan begitu berani dengan mengucapkan seperti itu.Riani sudah menggeleng-gelengkan kepalanya pada Jihan agar tidak bertingkah seperti itu pada sosok pria gagah itu, pria yang tidak lain adalah Ayahnya Jonathan, Daniel Prawira."Cepat bawa Riani!" Daniel kembali memerintahkan para bodyguard nya."Siap Bos." Para bodyguard itu langsung membawa Riani pergi begitu saja dari dalam kamar.Jihan terlihat ingin mengejar Riani, tapi Jihan di tahan oleh dua bodyguard yang berada di dekat Daniel."Riani ingin hidup bebas dari tekanan istri anda, Tuan Daniel!" Jihan begitu berani sekali saat mengatakan
Hari berganti begitu cepat, tapi Jonathan belum juga menemukan Riani semenjak dirinya sudah kembali ke Yogyakarta. Jonathan juga meminta orang suruhannya agar memantau Jeri, karena Jonathan yakin jika Jeri adalah dalang, dalang dari menyembunyikan Riani."Sayang, kamu di mana?" Jonathan terus saja bermonolog sendiri saat tatapannya memandangi foto gadisnya yang ada dalam wallpaper ponselnya.Jonathan pasti mengkhawatirkan Riani dan calon anak mereka, tapi Jonathan sulit sekali menemukan keberadaan Riani yang entah berada di mana. Jonathan juga sudah menghubungi nomor Jihan selaku sahabatnya Riani, tapi Jonathan tidak mendapatkan respon apapun dari Jihan."Oh Tuhan, aku harus ke mana." Jonathan memukul pelan kepalanya saat dirinya merasa bodoh tidak bisa menemukan gadis nya, gadis yang sedang mengandung anaknya.Setelah Jonathan di tipu oleh Tania yang katanya Daniel sakit dan di rawat di rumah sakit, Jonathan langsung kembali ke Yogyakarta menggunakan pesawat umum, dan Jonathan sudah
Mendengar pertanyaan Daniel membuat Dona membulatkan matanya dengan sempurna, Dona juga langsung menatap sinis ke arah Daniel karena bisa-bisanya memberikan pertanyaan seperti itu, pikir Dona."Tidak perlu menatapku seperti itu," celetuk Daniel saat melihat pandangan yang tidak mengenakan dari istrinya sendiri.Dona berdecih kesal dan berkata. "Apa-apaan kau memberikan pertanyaan seperti itu? Jelas-jelas Jonathan akan menikahi Tania," kekeh Dona yang akan menikahkan Jonathan dengan gadis pilihannya, Tania."Apa Jonathan mau menikah dengan Tania?" Daniel memberikan pertanyaan itu untuk istrinya dengan ekspresi seperti menertawakannya."Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau menikah dengan gadis itu," ucap Jonathan yang masih bersungut-sungut.Jefan hanya bisa geleng-geleng kepalanya saat melihat keluarganya yang selalu saja bertengkar seperti itu, dan Jefan juga tidak bisa mencampuri urusan Jonathan walaupun Jonathan adalah adik kandungnya."Aku akan kembali ke Jogja, tolong jangan
Jihan masih diam dan tidak berniat mengatakan apapun saat mendengar pertanyaan-pertanyaan yang di keluarkan oleh Riani, dan Jihan yakin jika saat ini Riani sedang bermonolog dengan diri sendiri, Jihan tidak mau ikut campur dalam hal ini, karena menurutnya ini hal yang wajar jika nomer Jonathan tidak aktif, mungkin saja ponselnya kehabisan baterai atau ponselnya sedang di charger dengan keadaan mati, semua bisa saja terjadi, pikir Jihan."Sudahlah, sepertinya dia belum bangun," ucap Riani yang terlihat menyerah saat dirinya terus menerus mencoba menelepon sang pria, tapi nomer sang pria tetap saja tidak aktif membuat dirinya hanya bisa pasrah saja.Cukup lama Riani menghubungi Jonathan melalui ponselnya Jihan, tapi nomernya Jonathan masih saja tidak aktif membuat Riani mengembalikan ponselnya pada Jihan."Masih gak aktif?" tanya Jihan yang berbasa-basi pada sahabatnya."Iya," jawab Riani dengan suara pelan dan seperti seseorang yang tidak bersemangat."Coba telepon nomer kamu, bukannya
"Gak perlu mengemasi barang-barang, aku hanya akan menengok Ayah saja, setelah itu akan kembali ke sini," jelas Jonathan pada sang Ibu.Dona yang tadinya ingin membalas penjelasan Jonathan, tapi tiba-tiba saja Tania memberikan kode dengan gelengan kepalanya dan tangannya menahan tahan Dona."Sudah, biarkan seperti itu," ucap Tania pada calon Ibu mertuanya dengan nada berbisik agar calon suaminya tidak mendengar ucapannya.Jonathan melangkah pergi untuk masuk ke dalam kamarnya, dan Jonathan akan mengambil tas dan beberapa barang yang akan di butuhkan olehnya saat pergi ke Jakarta. Jonathan juga berusaha percaya dengan sang Ibu, apa lagi semua ini menyangkut Ayahnya yang tiba-tiba sakit.'Tumben banget Abang Jefan gak hubungi aku dan memberitahu kalau Ayah masuk rumah sakit?' tanya Jonathan di dalam hatinya.Jonathan pastinya paham betul dengan Kakak kandungnya, Jefan. Jefan akan selalu memberitahu Jonathan jika salah satu keluarga mereka sakit, tapi kali ini Jefan adem ayem tanpa membe
Ke esokan harinya, pukul 8 pagi di unit Apartemen mewah yang sedang di tempati oleh Jonathan, Jonathan kedatangan tamu tidak di undang, tamu yang pastinya membuat emosinya memuncak saat melihat wajahnya, wajah yang sudah membuat gadisnya pergi dari Apartemen sejak kemarin."Ngapain kau ke sini?" tanya Jonathan dengan tatapan mengkilat pada sosok gadis di depannya."Mau menemui calon suamiku," jawab gadis itu dengan ekspresi wajah yang terlihat bahagia."Pergi, Tania!" Jonathan langsung mengusir gadis itu, gadis yang ada di depannya tanpa rasa bersalah sama sekali.Gadis yang ada di Apartemen Jonathan adalah Tania, gadis yang sudah membuat Riani pergi dari Apartemen nya sejak kemarin karena pesan yang di kirim Tania untuk Riani. Jonathan pastinya akan mengusir Tania secara terang-terangan, dan Jonathan tidak mau melihat Tania lagi setelah dirinya sudah membaca pesan itu, pesan yang menurutnya tidak pantas.Tania tidak memperdulikan perkataan pria yang ada di depannya, lalu matanya Tani