Share

Pamitan

Author: Risma Dewi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Arrrggh!

Lily meremas kepalanya yang mulai terasa sakit karena kurang tidur dan banyak pikiran. Sekarang ditambah lagi dengan ketakutan. Ia harus bertanya pada Arjuna.

[Ada apa sebenarnya? Kak Juna mau menyelamatkan aku, atau sudah tak sabar mengusirku] pikiran buruk yang sempat ia tepis kembali mememuhi pikiran  Lily.

Terkirim. 

Tapi tak kunjung terbaca. Lily mengembus napas kesal.

"Apakah Arjuna sudah tertidur? Barang-barangku dibawa kemana malam-malam?" 

Arjuna malam ini, membuatnya tak mampu sedetik pun memejamkan mata.

***

Lily terkesiap, saat alarm pertanda waktu salat subuh berdering berulang kali. Rupanya ia sempat tertidur, walaupun hanya hitungan jam. Lekas ia bangun, dan mengambil air wudhu. Jangan sampai ketahuan Rizal ia berwudhu. Jika ketahuan panjang akibatnya.

Setelah melakukan salat subuh, Lily berniat ke kamar Abi dan Hussein untuk membangunkan mereka juga. Tiba-tiba ia ingat pada kejadian sebe

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dewinta
ach lily banyak cingcong, yinggal nurut sm yg nolongin ajah ko pake curiga mulu, ngeselin tuch si keong keledai, karna emang gebleg
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Main Cantik   Semua Sudah Diatur Olehnya

    Menunggu sambil berpikir, tak terasa waktu pulang sekolah anak-anaknya tiba. Lily menyambut kedua putranya sambil tersenyum. Setelah menyodorkan helm ke masing-masing tangan anaknya, Lily menaiki sepeda motor mereka terlebih dahulu. Tanpa bicara ia langsung melajukan kendaraan mereka bertiga, menuju alamat yang kemaren ia datangi, sesuai perintah Arjuna."Loh, Ma? Kita kemana?" tanya Abi dari belakang."Nanti Mama cerita, ya, Nak! Enggak baik ngobrol di jalan," jawab Lily.Abidzar dan Hussein sama-sama diam. Mereka berdua malah terlihat menikmati perjalanan menuju ke tempat yang tidak pernah mereka lewati dan kunjungi sebelumnya. Hal itu membuat Lily bisa sedikit bernapas lega.Walaupun cuaca mulai panas, LiLy dan anak-anaknya tidak terlalu merasakan. Tak terasa mereka tiba di tempat yang dituju.Sepi.Tak nampak ada mobil Arjuna seperti perkiraannya. Lily menjadi curiga Arjuna membohonginya. Lily menurunkan helm dengan hati-hati, dan me

  • Main Cantik   Kecurigaan Rizal

    Suasana di rumah lama, Penajam Paser Utara beberapa saat setelah Lily meninggalkan rumah mereka sama seperti hari-hari sebelumnya.Bu Erna yang tinggal sendiri di rumah, seperti biasanya, hanya duduk santai menonton televisi. Hari ini, ia tidak ada keinginan untuk keluar rumah. Ia melirik jam dinding, sudah hampir jam sepuluh pagi.Bu Erna mengernyitkan dahi. Jam segini, Lily belum kembali dari mengantarkan anak-anaknya ke sekolah. Berarti dia sengaja bersantai-santai di sana. Atau merumpi bersama ibu-ibu yang lain. Atau juga sedang asik kelayapan sendiri?"Dasar pemalas!" umpat Bu Erna dalam hati. Bu Erna pun melanjutkan kegiatannya bersantai dan menonton televisi.Hingga jam pulang sekolah tiba, Lily dan anak-anak tak kunjung muncul. Bu Erna meraih sebuah buku tipis, dan berkipas-kipas karena merasa gerah. Cuaca memang sangat panas. Kipas angin seperti tak berguna siang itu.Detik berganti menit, menit berganti jam. Lily dan anak-anak tak k

  • Main Cantik   Ternyata Panik Juga

    Rizal menjalankan kendaraannya buru-buru. Tujuan utama Rizal adalah sekolah anaknya, karena tadi pagi ia melihat sendiri, Lily mengantar Abidzar dan Hussein, ke sekolah.Penampilan Lily biasa-biasa saja saat pergi, tidak ada sesuatu yang istimewa yang dia kenakan. Tapi Rizal tetap saja, mencurigainya berjanji dan bertemu dengan seseorang hingga lupa waktu.Saat tiba di sekolah anaknya, Rizal harus menelan rasa kecewa. Sudah tak ada siapa-siapa di situ. Pintu pagarnya juga bahkan sudah terkunci dari luar. Suasana sekolah sepi sekali, apalagi saat itu cuaca lumayan terik.Rizal meraih ponselnya sekali lagi, untuk menelpon Lily. Sama saja seperti sebelumnya. Tak ada jawaban walaupun tersambung. Kedua tangan Rizal memukul stir mobil dengan wajah yang kembali berubah gusar.Kesal di hatinya menggunung. Mungkin jika saat itu ia bertemu Lily, ia akan memakinya habis-habisan, walaupun di depan banyak orang. Menurut Rizal, sikap Lily akhir-akhir ini sudah me

  • Main Cantik   Nyatanya Terluka

    Sementara di tempat yang baru, saat Rizal sibuk menelpon tadi Lily hanya mampu memandang layar ponselnya. Ia tak memiliki keberanian untuk mengangkat, sampai akhirnya ia memutuskan untuk sepenuhnya percaya bahwa perintah Arjuna adalah hal yang baik untuknya.Tangan Lily gemetar saat meraih kartu Sim yang baru dibelikan Arjuna. Sambil mengucap bismillah di dalam hati, Lily melepas dan mematahkan kartu lamanya menjadi dua bagian. Setelah itu, ia membuang kartu lama tersebut ke tempat sampah.Setitik cairan bening, mengalir dari mata manakala hatinya terasa perih. Semua perkenalannya dengan Rizal belasan tahun silam, semua ada di kartu itu.Terkenang ...Saat Rizal dengan gigih mencari cara mendapatkan nomor ponselnya.Saat Rizal menyatakan perasaannya, lewat SMS.Saat Rizal meminta ia menjadi istrinya, segala persiapan untuk memulai hidup baru, yang diharapkan bisa membangun sebuah rumah tangga yang sakinah, mawaddah, Warohmah juga

  • Main Cantik   Bertahan Sakit, Berpisah Sulit

    Hampir 30 menit Lily meluahkan rasa yang menghimpit benak dibawah guyuran air. Perasaannya perlahan membaik. Lily menyudahi mandinya dan kembali menghampiri kedua anaknya yang pasti sudah selesai makan."Udah selesai makannya, Nak?" tanya Lily sambil berusaha tersenyum. Kedua anaknya mengangguk bersamaan."Ya sudah. Cuci tangan, ganti baju, salat, terus istirahat dulu," ucap Lily sambil membongkar pakaian mereka yang masih bercampur aduk di dalam karung. Kedua anaknya kembali mengangguk patuh. Tak lupa Lily mengeluarkan sajadah dan mukenah dari karung lain. Usai berpakaian, Lily memilih untuk salat terlebih dahulu, disusul oleh kedua putranya.Usai salat, Lily bingung tidak tahu harus berbuat apa, karena tidak ada apapun, yang bisa ia kerjakan. Ingin mengeluarkan semua pakaian dari karung, tapi belum ada tempat menyusunnya. Ia berpikir sebentar, sambil menimang ponsel.Lily membuka facebook, dan meminta bergabung di grup 'Bubuhan B

  • Main Cantik   Berupaya Menghasut

    Dalam kebimbangannya, Lily teringat pada Romy. Ia berniat langsung menghubungi satu-satunya saudara yang ia miliki, dan menceritakan prihal kepergiannya dari rumah. Tapi ternyata, nomornya ikut terhapus di kartu lama. Sekali lagi Lily bertindak arogan. Tidak memindahkan terlebih dahulu nomor penting yang tersimpan di kartu SIM ke memori telpon, sebelum mematahkannya.Lily menarik napas dalam. Dari luar kedua anaknya berlari memberitahukan bahwa ada orang yang mengantar lemari dan kasur. Lily langsung melangkah keluar dan mengarahkan yang mengangkat, langsung meletakkan di tempat yang ia inginkan.Lily mulai menyibukkan diri, dengan menyusun pakaian mereka bertiga di dalam lemari. Sementara waktu, ia melupakan tentang perceraian yang di perintah oleh Arjuna. Lily pusing bila harus mengurus semuanya dalam waktu bersamaan.***Sementara di kediaman baru Lily sibuk mengatur dan memikirkan kehidupannya ke depan bersama anak-anak, di rumah yang mereka tinggalkan

  • Main Cantik   Usaha Rizal

    Keesokan harinya subuh-subuh Rizal sudah bangun dan mandi. Setelah mandi, Rizal membawa secangkir teh hangat buatan Nessa untuk dinikmati di ruang tamu. Rizal ingin melihat apakah hari ini Arjuna berangkat subuh lagi. Tapi sampai jarum pendek jam dinding bertengger diantara angka enam dan tujuh, Arjuna tak kunjung melintas di ruang tamu. Rizal pun bergegas ke kamar untuk mengenakan baju formal karena sebentar lagi waktunya berangkat kerja."Arjuna udah sarapan?" tanya Rizal pada Nessa yang juga sedang bersiap mengenakan baju kerjanya."Enggak ada," sahut Nessa singkat sambil membenarkan kerah baju.Rizal tak bertanya lagi. Setelah berpakaian mereka berdua langsung menuju ruang makan untuk sarapan. Rizal sengaja memperlambat sarapan, sambil menunggu Arjuna muncul. Tapi sampai Nessa menegur cara sarapannya yang lamban hingga waktu mereka untuk berangkat kerja sudah lewat, Arjuna tak kunjung muncul.Saat Nessa dan Rizal sudah sama-sama memasuki m

  • Main Cantik   Rencana Untuk Bangkit

    Rizal tidak mengatakan pada Nessa bahwa besok akan menyusul ke rumah kakak iparnya di kampung. Rizal khawatir, Nessa akan melarang, atau bisa juga sebaliknya. Rizal yakin pernikahannya dengan Nessa pasti tidak diketahui oleh Rommy. Ia tahu selama ini Lily sering berkata tidak ingin menyusahkan saudara satu-satunya itu apalagi melibatkannya dalam masalah."Mas ...." panggil Nessa tiba-tiba berbalik sambil memeluk tubuh suaminya kembali."Hemm," gumam Rizal yang hampir saja terlelap."Besok hari Minggu, mas temanin aku ke toko emas yah? Aku mau tukar tambah emasnya dengan yang baru. Antarin yah?" pinta Nessa kembali bermanja-manja."Lain kali aja, Ness. Besok ... aku ada keperluan lain," tolak Rizal langsung sambil meraih guling."Ini sudah lebih seminggu loh Mas! Kemaren kamu sudah janji mau langsung diganti. Aku sudah ngalah seminggu loh, gara-gara kamu sibuk nyariin Lily yang menghilang entah dimana itu!" rengut Nessa.Riz

Latest chapter

  • Main Cantik   Akhir Sebuah Cerita

    "Waduh!" Rizal garuk-garuk kepala."Ta-pi, saya bukan suaminya, Mbak," tolak Rizal."Oh, Maaf! Suaminya kemana?""Suaminya di tempat kerja. Hapenya ketinggalan, tapi, nanti ada ibu saya datang dampingin," jelas Rizal. Perawat akhirnya mengerti. Rizal kembali menelpon ibunya yang tak kunjung tiba. Tapi tak di angkat-angkat. Beberapa saat kemudian, wajah Rizal berubah cerah saat Bu Erna sudah tiba di pintu ruang bersalin.Rizal segera membawa Ayezha menjauh, dan Bu Erna langsung masuk dan mendekat pada Lily, yang mulai mengejan. Ia langsung memegang tangan Lily dan menyapu bulir keringat yang menempel di dahinya."Oooeeek ... oeeeek ...."Karena ini pengalaman ke empat kalinya Lily melahirkan, tak perlu waktu lama mengejan, terdengar suara tangis bayi. Lily langsung terkulai lemas. Bayi yang sangat mungil karena lahir di bulan ke tujuh itu diangkat oleh perawat untuk dibersihkan. Bu Erna sendiri, membantu membersihkan anggota

  • Main Cantik   Semua Atas KehendakNya

    Rizal mengangkat wajahnya pelan-pelan mengikuti arah ekor mata Lily, melirik-lirik pada pasien yang mengisi di satu bagian ruangan mereka."Iya. Kayaknya iya!" jawab Rizal setengah berbisik juga.Mereka semua penasaran apa yang terjadi dengan Nessa. Kenapa yang menjaganya bukan ayah atau ibunya. Kenapa dia didampingi oleh dua orang asing yang sebaya dengan mereka? Nessa sendiri begitu menatap mereka dengan tatapan kosong. Seolah mereka tidak pernah saling mengenal.Rizal jadi penasaran. Arjuna pun mendukungnya untuk mendekat. Nampaknya ia juga sangat penasaran. Begitu wanita yang ikut menjaga Nessa tadi keluar, Rizal mewakili mereka semua mendekat."Permisi Pak. Dia Nessa kan?""Iya," jawab lelaki tadi singkat sambil menoleh."Dia sakit apa? Perempuan yang tadi disini siapanya? Ibu sama Bapaknya kemana?" Rizal memberondong lelaki tersebut dengan pertanyaan beruntun."Oh, tadi itu istri saya. Orang tuanya Nessa meninggal sa

  • Main Cantik   Jumpa Mantan

    Arjuna mandi secepat kilat. Rengekan Ayezha memanggil-manggil dari luar memaksanya buru-buru untuk menyelesaikan mandinya.Baru keluar dari kamar mandi, Ayezha sudah menunggunya di pintu. Alhasil, masih menggunakan handuk ia mengangkat dan membawa Ayezha duduk di pangkuannya."Papa pakai baju dulu ya, sama mama dulu ya?" bujuk Arjuna. Ayezha menggeleng, ia malah berpegangan erat di leher Arjuna.Arjuna memandang istri dan anaknya bergantian dengan gemas. Lily tertawa senang melihat wajah Arjuna yang lucu, menghadapi tingkahnya dan Ayezha. Tiba-tiba ponsel Arjuna berdering. Panggilan dari Bu Erna."Assalamu'alaikum Bu ....""Wa'alaikumsallam, Juna. Ibu mau ngabarin, istrinya Rizal sudah melahirkan," ucap Bu Erna langsung."Alhamdulillah, ini di mana sekarang, Bu?""Masih di rumah sakit," jawab Bu Erna."Oh, Ya Bu! Sebentar kami ke sana ya, Bu ... mau dibawakan apa?" suara Arjuna terdengar bersemangat."E

  • Main Cantik   Semua Ada Masanya

    "Ngomong apa sih, Mas? Iya. Sejak ketemu Rizal tadi, hatiku berubah. Berubah makin saayaaang sama suamiku yang luar biasa dan baik hati ini. Peduli sama adeknya yang dulu cuma bisa nyusahin dia aja," jawab Lily manja membuat Arjuna tersenyum bahagia."Bagaimanapun, dia adekku. Dalam tubuh kami ada aliran darah yang sama kan? Walaupun beda ibu? Seburuk-buruknya Rizal, sifat baiknya yang kuacungi jempol itu sayang sama ibu. Coba kamu ingat, pernah enggak Rizal berbicara kasar sama ibu? Enggak pernah kan? Meskipun dulu dia berlebihan sampai ngabaikan istrinya karena patuh sama ibu. Tapi kalau dulu dia enggak begitu, bisa jadi yang duduk di sampingku hari ini bukan kamu. Iyakan?"Arjuna bertanya sambil melirik pada Lily yang mengangguk sambil memandangnya penuh cinta. Kekagumannya atas kebijakan Arjuna bertambah besar."Ternyata memang semua ada sisi baik dan hikmahnya ya," gumam Lily begitu Arjuna mulai menjalankan kendaraan mereka."

  • Main Cantik   Kekhawatiran Arjuna

    Sesaat kemudian Rizal seperti tersadar akan sesuatu, lalu melangkahkan kaki masuk ke dapur untuk mengangkat menu makanan keluar.Lily merasa bersalah melihat tatapan Rizal. Arjuna memperhatikan perubahan raut wajah Lily, seperti gelisah. Ia menarik Lily menjauh sebentar."Kamu merasa bersalah, ya?" tanya Arjuna. Lily hanya diam. Ia sendiri tak tahu kenapa ia harus merasa bersalah."Minta maaflah pada Rizal. Atas kebohonganmu selama jadi istrinya dulu. Bagaimanapun, yang namanya bohong apalagi saat itu dia berstatus suamimu, tetaplah dosa," ucap Arjuna lembut. Lily hanya diam. Ia ragu dan takut. Lily masih saja berpikir, Rizal masih sama seperti yang dulu."Ly! Euumm, boleh aku ngomong sebentar?" tiba-tiba Rizal muncul dari belakang.Arjuna langsung masuk meninggalkan Lily dan Rizal yang duduk di kursi pel Keduanya duduk berhadapan. Jantung Lily berdegup kencang. Ia berpikir pasti Rizal akan menanyakan soal kebohongannya.

  • Main Cantik   Ternyata Ini yang Mereka Sembunyikan

    "Mas, kenapa sih aku enggak boleh ke ruko lagi? Mbak Fi juga kayaknya takut banget aku ke sana? Kenapa?" Lily mencoba kembali memancing pembicaraan setelah penolakan Mbak Fi sebulan yang lalu."Enggak apa-apa. kan aku sudah bilang, alasannya. Aku pengen kamu cepat hamil. Enggak perlu capek-capek lagi," Arjuna bersikukuh dengan alasan lamanya."Yaelah! kalo ke sana kan nengok doang, gak ngapa-ngapain! Gak capek. Gak ngaruh, Mas!" protes Lily."Pokoknya enggak boleh!""Kalau aku sudah hamil, baru boleh berarti ya?" tanya Lily. Arjuna diam, nampak masih enggan mengiyakan. Lily jadi makin penasaran melihat tingkah laku suaminya."Maaaas! Kalau sudah hamil, jangan kurung aku lagi, ya!" Lily mulai merengek."Heeeeeemmm. Hamil aja dulu!" Arjuna akhirnya mulai tak tega mendengar rengekan Lily."Bener, Mas?" Lily berbalik menatap suaminya. Arjuna hanya menaikkan alis sebagai jawaban."Mas. Liat deh!" Lily mengambil ses

  • Main Cantik   Keanehan Mbak Fi

    Tiga minggu berlalu begitu cepat.Lily bersiap tidur mengenakan piyama lengan panjang. Ia menyusun bantal seperti biasanya. Arjuna masih menggosok gigi di kamar mandi.Setelah semuanya beres, Lily memilih-milih kaset yang sudah hampir semuanya ditonton."Yaaaah!"Suara Lily terdengar kecewa."Kenapa?" tanya Arjuna yang baru keluar dari kamar mandi."Ngadat semua kasetnya! Padahal tinggal ini aja yang belum diputar. Besok kita cari kaset-kaset baru yang banyak, ya!" ucap Lily.Arjuna diam saja, tak menjawab. Lily menuju pembaringan, sambil membuka ponsel ia berbaring. Jari-jarinya langsung berselancar di youtube. Tiba-tiba Arjuna berbaring dan langsung merampas ponsel Lily."Mau ngapain?" ucapnya sambil meletakkan kembali ponsel Lily di dekatnya."Mau cari tontonan. Kan kasetnya rusak, besok kita cari lagi kaset baru, ya?" sahut Lily sambil bertanya."Enggak perlu! Mulai sekarang sebelum

  • Main Cantik   Menahan Diri

    Arjuna menurut saja pada ajakan Lily. Begitupun saat Lily memaksanya duduk sambil menatap wajahnya."Jadi, dulu itu aku melakukan sterill enggak dipotong. Cuma diikat, dan masih bisa dibuka lagi," terang Lily membuat Arjuna sangat terkejut."Emang bisa?" Arjuna menampakkan ketidakpercayaan."Kenapa enggak? Jaman udah semakin canggih. Tubektomi yang kulakukan hanya sebatas menutupi saluran indung telur kanan dan kiri supaya tidak terjadi pembuahan, jadi masih bisa dibuka. Prosedur membuka ikatan itu namanya anastomosis tuba, yaitu menggabungkan bagian saluran indung telur yang masih sehat," terang Lily sambil mengingat ucapan Dokter yang membantunya beberapa tahum silam.Arjuna menatap Lily penuh rasa syukur. Tetapi sesaat kemudian senyumnya meredup. "Tapi, apa enggak ada resiko kalau dibuka lagi ? Kalau membahayakan kamu, sebaiknya enggak usah. Kita sudah punya Husen dan Abi. Aku enggak masalah punya anak tiri aja. Bukankan selama aku ja

  • Main Cantik   Surprise Untuknya

    Setelah Rizal keluar, Arjuna langsung menutup pintu dan menguncinya. Ia tak ingin Rizal kembali mengusik mereka berdua. Arjuna merasa tak tega, melihat Lily selalu menangis bila berurusan dengan Rizal.Di luar kamar mereka, Rizal serasa tak mampu melangkah. Tulangnya seperti tak mampu menopang tubuh. Rizal bergeser dari pintu kamar Arjuna dan Lily, untuk bersandar di dinding. Ia meremas dadanya yang terasa sakit luar dalam. Berkali-kali ia menyapu matanya yang kabur, karena aliran air mata yang tak mampu dibendung.Rizal baru tahu rasa dan arti sebuah kehilangan, setelah hartanya yang paling berharga kini dalam genggaman orang yang tepat. Dia tak lagi memiliki alasan untuk memintanya kembali.Menyesalkah dia? Sangat! Tapi, kini Rizal sadar. Sesal tinggallah sesal. Mungkin memang sudah tiba waktu dan garis jodohnya dengan Lily terputus, dan tak bisa disambung lagi. Jodoh mereka sudah habis, tak akan bisa ia paksakan untuk bersatu lagi.Bu Erna mengha

DMCA.com Protection Status