Share

Main Api
Main Api
Penulis: Celine Shifa

Bab 1

Penulis: Celine Shifa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 11:33:48
Demi mengejar hal yang mendebarkan, aku diam-diam mengirim video diriku yang sedang memuaskan diri menggunakan mainan kepada teman semejaku. Aku menyukai hal tabu seperti ini, terutama saat melihat tampangnya yang tidak sabar untuk menemukan identitasku. Semakin dia terpuruk, semakin gembira pula aku ....

Di malam yang larut, aku berbaring di atas tempat tidur sambil terengah-engah. Setelah gelombang hasrat itu sepenuhnya sirna, punggungku yang melengkung baru terjatuh di atas tempat tidur.

Aku tidak terburu-buru membersihkan diri, melainkan mengambil ponselku yang terletak di atas tripod. Setelah memeriksa video yang kurekam dengan teliti dan memastikan identitasku tidak akan terbongkar, aku baru menggunakan akun rahasia untuk mengirim video itu kepada Johnson.

Beberapa detik kemudian, ponselku pun bergetar. Orang yang mengirim pesan adalah Johnson.

[ Siapa sebenarnya kamu? ]

Aku membalas pesannya untuk yang pertama kalinya.

[ Kamu harap aku ini siapa? ]

Pada detik selanjutnya, aku menerima panggilan video dari Johnson. Aku berbaring kembali ke tempat tidur untuk menstabilkan napasku, lalu melempar ponselku ke samping tempat tidur dan membiarkannya berdering sekali demi sekali.

Permainan seperti ini sudah berlangsung selama setengah bulan. Dari hanya foto pakaian dalam hingga videoku memuaskan diri, aku menggoda hasrat Johnson sedikit demi sedikit. Reaksinya juga berangsur-angsur berubah dari tidak peduli hingga menjadi seintens ini.

Pikiranku melayang ke pelajaran renang. Aku pernah mencuri pandang otot perut Johnson yang kekar, garis ototnya yang jelas, serta bagian tubuhnya yang sangat mencolok dalam celana renang ketat. Setan kecil dalam hatiku pun mulai berteriak dengan gila. Aku menginginkannya, teramat sangat menginginkannya ....

Di dalam kamar, udara mulai terasa intens. Aku menjepit bantal di antara kakiku dan berusaha menekan kegelisahan dalam hati. Kemudian, aku meringkuk, menggeliat, dan menggigit bibirku erat-erat untuk sesaat sebelum berhasil menahan kehampaan dalam hati.

Sampai hampir tertidur, aku masih berpikir, jika aku meminta video Johnson memuaskan dirinya, apakah dia akan memberikannya?

Johnson adalah teman semejaku. Pertama kali aku bertemu dengannya adalah di hari aku baru pindah sekolah. Itu adalah pagi yang cerah. Guru membawaku masuk ke kelas, lalu menyuruhku duduk di baris terakhir, yang juga merupakan tempat duduk kosong satu-satunya.

“Kamu duduk di sini saja dulu. Habis ujian bulan depan, aku akan pindahkan tempat dudukmu.”

Setelah guru pergi, aku duduk dengan hati-hati dan diam-diam melirik pemuda yang terlihat acuh tak acuh di sampingku. Menurut pengalamanku, orang yang duduk di paling belakang biasanya adalah siswa yang kurang pandai atau siswa yang berkuasa di sekolah. Sebaiknya aku menjauhi pemuda sepertinya sebisa mungkin.

Namun, takdir sangat suka mempermainkan orang. Pada saat itu, aku tidak menyangka bahwa dia bisa membobol hatiku secepat itu.

Kelas terakhir pagi itu adalah pelajaran olahraga. Setelah semua orang berkumpul, guru olahraga menegurku, “Kenapa kamu nggak pakai sepatu olahraga?”

Perhatian semua murid pun tertuju padaku. Hal ini membuatku merasa sangat malu. Aku yang sudah terbiasa dilindungi sejak kecil sangat jarang menghadapi situasi canggung seperti ini.

Pada akhirnya, Johnson yang membantuku. Dia menjawab dengan malas, “Dia baru pindah kemari. Ini hari pertama dia masuk sekolah.”

Setelah itu, guru olahraga baru melepaskanku. Aku diam-diam melirik ke arah kelompok murid pria dan mengamati teman semejaku itu dengan saksama untuk yang pertama kalinya.

Bab terkait

  • Main Api   Bab 2

    Johnson terlihat sangat menonjol di antara kerumunan. Dia mengenakan kaus putih dan celana olahraga. Cahaya matahari menyinari tubuhnya yang tinggi dan ramping. Wajahnya yang tajam tidak menunjukkan ekspresi apa pun, seolah-olah bukan dia yang melontarkan ucapan tadi.“Murid laki-laki, berkumpul! Ujian lari 1.000 meter dimulai!” seru guru olahraga sambil meniup peluit.Pada saat ini, aku buru-buru mencari sebuah pohon dan berjongkok di sana. Aku benar-benar ingin membenturkan kepalaku ke pohon supaya bisa langsung pingsan. Kenapa aku begitu sial? Aku malah datang bulan di saat-saat seperti inI? Sialnya, aku cuma mengenakan pembalut tipis.Tidak lama kemudian, Johnson yang baru selesai berlari pun berjalan ke arahku dan bertanya, “Buat apa kamu sembunyi di sini?”“A ... aku ....” Aku hanya mengamatinya, tetapi tidak dapat menjawab. Alangkah baiknya apabila dia itu seorang perempuan.Johnson perlahan-lahan mengalihkan pandangannya dari wajahku ke dadaku, lalu ke bagian pinggangku dan kak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Main Api   Bab 3

    Malam itu, aku seperti sudah dihipnotis. Dengan perasaan yang tidak dapat dideskripsikan dengan kata-kata, aku mengambil foto pertama diriku yang mengenakan pakaian dalam, lalu mengirimkannya kepada Johnson dengan akun rahasiaku.Aku tidak akan pernah melupakan proses di mana rasa gugup, malu, dan tegangku perlahan-lahan berubah menjadi rasa antusias. Aku juga tidak akan melupakan sensasi dari menerobos ketabuan itu.Pengendalian diriku sepertinya tidak berpengaruh pada Johnson. Oleh karena itu, aku pun mulai terjerumus. Aku belajar cara memuaskan diri di tengah malam, belajar mencuri beli mainan orang dewasa dari internet, belajar menggunakan berbagai cara untuk mengambil foto dan video untuk dikirim ke Johnson.Melihat balasan teman semejaku yang makin frustasi, aku makin menikmati kepuasan bersembunyi dalam kegelapan. Meskipun aku diam-diam menyukainya, aku lebih berharap aku yang memegang kendali atas semua ini ....Hingga suatu hari saat kelas malam hari kami berakhir, Johnson tib

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Main Api   Bab 4

    Johnson membalas tatapanku dan mengangguk.Meskipun ini bukan yang pertama kalinya dia melihat tubuhku, begitu memikirkan adegan yang memalukan itu, seluruh wajah dan telingaku pun memerah.Aku menggigit bibirku, lalu berbisik, “Aku menyesal karena cuma bisa melihatmu tanpa menciummu. Lagian, kamu sudah sering melihatku, tapi aku belum pernah lihat punyamu.”Johnson terlihat agak terkejut. Setelah sesaat, dia baru berdiri.Di luar jendela, tiba-tiba terdengar suara petir. Diiringi dengan kilat dan guntur, kami saling memandang dengan serakah.Kami tidak pernah mengungkit apa yang terjadi malam itu. Namun, setiap malam sebelum tidur, kami memiliki satu aktivitas tambahan. Akun rahasiaku itu menjadi saluran bagi kami untuk meluapkan perasaan kami.Di tengah malam, kami berulang kali melakukan panggilan video secara diam-diam untuk mengeluarkan tekanan yang kami rasakan dari belajar.Jalan pintas menuju hati wanita ada di sana. Meskipun kami tidak pernah benar-benar berhubungan intim, aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Main Api   Bab 5

    “Oke.”Demi bisa meningkatkan nilai ujian bulanan Johnson bulan depan, aku menyusun rencana belajar yang sangat menyeluruh dan terperinci untuknya. Selain menggunakan waktu luang untuk membantunya menyelesaikan soal yang sulit, aku juga sengaja melakukan panggilan video untuk memantaunya mengerjakan tugas setelah pulang ke rumah.Selama melakukan panggilan video, tidak dapat dihindari terjadi beberapa hal di luar kendali. Contohnya, kami hampir kepergok ibunya Johnson.“Sudah selesai kerjakan soal latihan? Kenapa diam-diam baca novel lagi!”Begitu mendongak, aku melihat Johnson yang termenung di layar ponsel. Kemudian, aku melihat novel yang terletak di sampingnya. Seruanku membuatnya terkejut dan menoleh kembali ke buku pelajaran.Setelah serius belajar beberapa saat, Johnson tiba-tiba mengangkat kepalanya lagi, lalu menatapku dengan penuh harap. “Chloe, aku pengen pergi ke rumah kayu lagi ....”Baru saja Johnson selesai berbicara, pintu kamarnya tiba-tiba dibuka seseorang. Kemudian,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Main Api   Bab 6

    Setelah beberapa hari tidak berbicara, aku berjalan ke rumah kayu dengan penuh semangat. Begitu membuka pintu, sosok yang kurindukan itu langsung muncul di hadapanku. Aku mendengar suara detak jantungku yang makin keras tiap detiknya.“Aku datang untuk ambil hadiahku.”Seusai berbicara, Johnson langsung menghampiriku dan menciumku. Ciumannya terasa sangat panas dan intens. Dia bagaikan seekor serigala yang sudah kelaparan selama 10 hari. Tatapannya terlihat sangat memikat dan membuatku larut dalam pesonanya.Kontak antar bibir yang dipadu dengan detak jantung yang berdebar kencang membuat seluruh tubuhku terasa panas. Saat bibir hangatnya meninggalkan bibirku, aku merasa sangat tidak nyaman. Sepertinya, aku harus mengganti pakaian dalam lagi.Johnson memelukku dengan erat dan menyandarkan kepalanya ke bahuku sambil berkata  dengan pelan, “Kalau nilaiku meningkat lagi lain kali, apa aku masih boleh minta sebuah hadiah?”Aku kira-kira bisa menebak apa yang ingin dikatakannya dan menelan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Main Api   Bab 7

    Gosip tentang siswi berprestasi dan siswa yang kurang berprestasi pada dasarnya adalah sorotan banyak orang. Oleh karena itu, rumor ini pun menyebar makin luas. Orang yang suka bergosip sama sekali tidak peduli pada fakta dan hanya ingin mendengar apa yang ingin mereka dengarkan.Berhubung hal ini sudah memengaruhi kehidupanku dan berkembang besar hingga diketahui semua orang, orang tuaku yang sudah tidak tahan mendengar gosip ini memilih untuk langsung melapor polisi. Mereka meminta polisi menyelidiki dengan jelas masalah ini agar bisa membersihkan nama baikku.“Chloe, apa sebenarnya hubunganmu dengan Johnson?”Orang tuaku menyuruhku menemui mereka dan menginterogasiku mengenai hal ini. Aku tahu aku tidak boleh berbicara terlalu banyak. Jika hal lainnya juga terbongkar, semuanya akan bertambah gawat.Jadi, aku hanya menjelaskan dengan asal, “Nggak ada apa-apa. Itu semua cuma omong kosong.”Ayah melirikku dan sama sekali tidak tertipu oleh ucapanku. “Kalau nggak ada apa-apa, buat apa d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Main Api   Bab 8

    Ayah adalah sosok yang sangat tegas. Aku tahu aku sama sekali tidak bisa mengubah keputusannya. Oleh karena itu, sebelum pergi, aku mencuri kembali ponselku dan mengajak Johnson bertemu di rumah kayu untuk yang terakhir kalinya.“Johnson, aku akan pindah sekolah.”Dia seketika terkejut, lalu tersenyum penuh pengertian dan menjawab, “Aku bisa menebaknya.”Kami saling menatap dengan berlinang air mata. Rasa enggan untuk berpisah dan rindu yang bercampur aduk mendorongku untuk memeluk orang yang kucintai dengan erat.“Ponselku seharusnya akan disita. Kita mungkin baru bisa ketemu lagi habis ujian masuk universitas.”Saat berpikir harus berpisah dengan Johnson, aku merasa sangat sedih.Dia juga memelukku dengan erat dan berkata, “Aku mau satu hadiah lagi. Kalau aku masuk ke universitas yang sama denganmu ... atau kuliah di kota yang sama denganmu, bisa nggak ... kamu tunggu aku selama beberapa tahun ini dan jangan bersama pria lain?”Aku mendengar suaranya yang agak tercekat dan buru-buru

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10

Bab terbaru

  • Main Api   Bab 8

    Ayah adalah sosok yang sangat tegas. Aku tahu aku sama sekali tidak bisa mengubah keputusannya. Oleh karena itu, sebelum pergi, aku mencuri kembali ponselku dan mengajak Johnson bertemu di rumah kayu untuk yang terakhir kalinya.“Johnson, aku akan pindah sekolah.”Dia seketika terkejut, lalu tersenyum penuh pengertian dan menjawab, “Aku bisa menebaknya.”Kami saling menatap dengan berlinang air mata. Rasa enggan untuk berpisah dan rindu yang bercampur aduk mendorongku untuk memeluk orang yang kucintai dengan erat.“Ponselku seharusnya akan disita. Kita mungkin baru bisa ketemu lagi habis ujian masuk universitas.”Saat berpikir harus berpisah dengan Johnson, aku merasa sangat sedih.Dia juga memelukku dengan erat dan berkata, “Aku mau satu hadiah lagi. Kalau aku masuk ke universitas yang sama denganmu ... atau kuliah di kota yang sama denganmu, bisa nggak ... kamu tunggu aku selama beberapa tahun ini dan jangan bersama pria lain?”Aku mendengar suaranya yang agak tercekat dan buru-buru

  • Main Api   Bab 7

    Gosip tentang siswi berprestasi dan siswa yang kurang berprestasi pada dasarnya adalah sorotan banyak orang. Oleh karena itu, rumor ini pun menyebar makin luas. Orang yang suka bergosip sama sekali tidak peduli pada fakta dan hanya ingin mendengar apa yang ingin mereka dengarkan.Berhubung hal ini sudah memengaruhi kehidupanku dan berkembang besar hingga diketahui semua orang, orang tuaku yang sudah tidak tahan mendengar gosip ini memilih untuk langsung melapor polisi. Mereka meminta polisi menyelidiki dengan jelas masalah ini agar bisa membersihkan nama baikku.“Chloe, apa sebenarnya hubunganmu dengan Johnson?”Orang tuaku menyuruhku menemui mereka dan menginterogasiku mengenai hal ini. Aku tahu aku tidak boleh berbicara terlalu banyak. Jika hal lainnya juga terbongkar, semuanya akan bertambah gawat.Jadi, aku hanya menjelaskan dengan asal, “Nggak ada apa-apa. Itu semua cuma omong kosong.”Ayah melirikku dan sama sekali tidak tertipu oleh ucapanku. “Kalau nggak ada apa-apa, buat apa d

  • Main Api   Bab 6

    Setelah beberapa hari tidak berbicara, aku berjalan ke rumah kayu dengan penuh semangat. Begitu membuka pintu, sosok yang kurindukan itu langsung muncul di hadapanku. Aku mendengar suara detak jantungku yang makin keras tiap detiknya.“Aku datang untuk ambil hadiahku.”Seusai berbicara, Johnson langsung menghampiriku dan menciumku. Ciumannya terasa sangat panas dan intens. Dia bagaikan seekor serigala yang sudah kelaparan selama 10 hari. Tatapannya terlihat sangat memikat dan membuatku larut dalam pesonanya.Kontak antar bibir yang dipadu dengan detak jantung yang berdebar kencang membuat seluruh tubuhku terasa panas. Saat bibir hangatnya meninggalkan bibirku, aku merasa sangat tidak nyaman. Sepertinya, aku harus mengganti pakaian dalam lagi.Johnson memelukku dengan erat dan menyandarkan kepalanya ke bahuku sambil berkata  dengan pelan, “Kalau nilaiku meningkat lagi lain kali, apa aku masih boleh minta sebuah hadiah?”Aku kira-kira bisa menebak apa yang ingin dikatakannya dan menelan

  • Main Api   Bab 5

    “Oke.”Demi bisa meningkatkan nilai ujian bulanan Johnson bulan depan, aku menyusun rencana belajar yang sangat menyeluruh dan terperinci untuknya. Selain menggunakan waktu luang untuk membantunya menyelesaikan soal yang sulit, aku juga sengaja melakukan panggilan video untuk memantaunya mengerjakan tugas setelah pulang ke rumah.Selama melakukan panggilan video, tidak dapat dihindari terjadi beberapa hal di luar kendali. Contohnya, kami hampir kepergok ibunya Johnson.“Sudah selesai kerjakan soal latihan? Kenapa diam-diam baca novel lagi!”Begitu mendongak, aku melihat Johnson yang termenung di layar ponsel. Kemudian, aku melihat novel yang terletak di sampingnya. Seruanku membuatnya terkejut dan menoleh kembali ke buku pelajaran.Setelah serius belajar beberapa saat, Johnson tiba-tiba mengangkat kepalanya lagi, lalu menatapku dengan penuh harap. “Chloe, aku pengen pergi ke rumah kayu lagi ....”Baru saja Johnson selesai berbicara, pintu kamarnya tiba-tiba dibuka seseorang. Kemudian,

  • Main Api   Bab 4

    Johnson membalas tatapanku dan mengangguk.Meskipun ini bukan yang pertama kalinya dia melihat tubuhku, begitu memikirkan adegan yang memalukan itu, seluruh wajah dan telingaku pun memerah.Aku menggigit bibirku, lalu berbisik, “Aku menyesal karena cuma bisa melihatmu tanpa menciummu. Lagian, kamu sudah sering melihatku, tapi aku belum pernah lihat punyamu.”Johnson terlihat agak terkejut. Setelah sesaat, dia baru berdiri.Di luar jendela, tiba-tiba terdengar suara petir. Diiringi dengan kilat dan guntur, kami saling memandang dengan serakah.Kami tidak pernah mengungkit apa yang terjadi malam itu. Namun, setiap malam sebelum tidur, kami memiliki satu aktivitas tambahan. Akun rahasiaku itu menjadi saluran bagi kami untuk meluapkan perasaan kami.Di tengah malam, kami berulang kali melakukan panggilan video secara diam-diam untuk mengeluarkan tekanan yang kami rasakan dari belajar.Jalan pintas menuju hati wanita ada di sana. Meskipun kami tidak pernah benar-benar berhubungan intim, aku

  • Main Api   Bab 3

    Malam itu, aku seperti sudah dihipnotis. Dengan perasaan yang tidak dapat dideskripsikan dengan kata-kata, aku mengambil foto pertama diriku yang mengenakan pakaian dalam, lalu mengirimkannya kepada Johnson dengan akun rahasiaku.Aku tidak akan pernah melupakan proses di mana rasa gugup, malu, dan tegangku perlahan-lahan berubah menjadi rasa antusias. Aku juga tidak akan melupakan sensasi dari menerobos ketabuan itu.Pengendalian diriku sepertinya tidak berpengaruh pada Johnson. Oleh karena itu, aku pun mulai terjerumus. Aku belajar cara memuaskan diri di tengah malam, belajar mencuri beli mainan orang dewasa dari internet, belajar menggunakan berbagai cara untuk mengambil foto dan video untuk dikirim ke Johnson.Melihat balasan teman semejaku yang makin frustasi, aku makin menikmati kepuasan bersembunyi dalam kegelapan. Meskipun aku diam-diam menyukainya, aku lebih berharap aku yang memegang kendali atas semua ini ....Hingga suatu hari saat kelas malam hari kami berakhir, Johnson tib

  • Main Api   Bab 2

    Johnson terlihat sangat menonjol di antara kerumunan. Dia mengenakan kaus putih dan celana olahraga. Cahaya matahari menyinari tubuhnya yang tinggi dan ramping. Wajahnya yang tajam tidak menunjukkan ekspresi apa pun, seolah-olah bukan dia yang melontarkan ucapan tadi.“Murid laki-laki, berkumpul! Ujian lari 1.000 meter dimulai!” seru guru olahraga sambil meniup peluit.Pada saat ini, aku buru-buru mencari sebuah pohon dan berjongkok di sana. Aku benar-benar ingin membenturkan kepalaku ke pohon supaya bisa langsung pingsan. Kenapa aku begitu sial? Aku malah datang bulan di saat-saat seperti inI? Sialnya, aku cuma mengenakan pembalut tipis.Tidak lama kemudian, Johnson yang baru selesai berlari pun berjalan ke arahku dan bertanya, “Buat apa kamu sembunyi di sini?”“A ... aku ....” Aku hanya mengamatinya, tetapi tidak dapat menjawab. Alangkah baiknya apabila dia itu seorang perempuan.Johnson perlahan-lahan mengalihkan pandangannya dari wajahku ke dadaku, lalu ke bagian pinggangku dan kak

  • Main Api   Bab 1

    Demi mengejar hal yang mendebarkan, aku diam-diam mengirim video diriku yang sedang memuaskan diri menggunakan mainan kepada teman semejaku. Aku menyukai hal tabu seperti ini, terutama saat melihat tampangnya yang tidak sabar untuk menemukan identitasku. Semakin dia terpuruk, semakin gembira pula aku ....Di malam yang larut, aku berbaring di atas tempat tidur sambil terengah-engah. Setelah gelombang hasrat itu sepenuhnya sirna, punggungku yang melengkung baru terjatuh di atas tempat tidur.Aku tidak terburu-buru membersihkan diri, melainkan mengambil ponselku yang terletak di atas tripod. Setelah memeriksa video yang kurekam dengan teliti dan memastikan identitasku tidak akan terbongkar, aku baru menggunakan akun rahasia untuk mengirim video itu kepada Johnson.Beberapa detik kemudian, ponselku pun bergetar. Orang yang mengirim pesan adalah Johnson.[ Siapa sebenarnya kamu? ]Aku membalas pesannya untuk yang pertama kalinya.[ Kamu harap aku ini siapa? ]Pada detik selanjutnya, aku me

DMCA.com Protection Status