Karakter Tessa dan Daniel hanya meramaikan di tengah-tengah cerita dan alur aku buat maju mundur
Bulan berganti dengan tahun dan enam tahun sudah berlalu. Ara dan Tobey berhasil membesarkan putra mereka yang diberi nama Jaden Smith. Seorang anak yang cerdas, penyayang, aktif, dan tampan. Namun, wajah Jaden sama persis seperti Jacob Chase——sang ayahnya. Dari sorot mata, hidung, dan bibirnya serta sifatnya begitu mirip dengan Jacob. Pepatah pun mengatakan buah jatuh tidak jauh dari induknya. Mungkin itulah istilah dari Jaden dan Jacob. Jaden adalah anak laki-laki multitalent, tidak heran jika dia menjadi anak kesayangan Tobey Smith, walaupun dia bukan anak kandungnya. Tobey adalah tipe suami dan ayah yang baik. Meskipun Ara selalu melarang Tobey untuk memanjakan Jaden karena Ara takut Jaden akan tergantung dan tidak bisa menjadi anak yang mandiri.Sebenarnya keluarga yang sedang dibangun oleh Tobey adalah keluarga yang bahagia mengingat Jaden adalah anak yang sangat penurut begitu juga Ara yang tidak pernah neko-neko dan Tobey pun adalah tipikal pria yang setia serta cukup hanya d
Malam sudah menyapa dan terlihat menyuruh orang-orang untuk segera pergi tidur. Malam itu seperti biasanya, ada bantal pembatas yang selalu menjadi pemisah antara Ara dan Tobey. Sedangkan Jaden sudah tidur di kamarnya sendiri sejak umur 4 tahun.Akibat pemintaan Jaden yang tabu tadi, hal itu berimbas pada canggungnya hubungan antara Ara dan Tobey pada malam itu. Tobey berpura-pura sibuk dengan laptopnya dan Ara yang berpura-pura sibuk merapikan pakaian Tobey lalu memasukkan ke dalam lemari. Suasana menjadi sangat canggung ditambah udara yang begitu panas karena hujan."Kau belum tidur?" tanya Tobey basa-basi mengawali pembicaraan."I-iya. Ini baru akan pergi tidur," sahut Ara sedikit agak gugup.""Baiklah. Ayo, kita tidur," pinta Tobey.Ara langsung menghentikan aktivitasnya dan berbaring di tempatnya. Mereka berdua dalam posisi saling membelakangi dan kedua mata mereka berdua masih terjaga. Ternyata cuaca malam itu tidak bersahabat dengan keduanya. Udara sangat panas hingga membuat T
Mendengar penuturan dari sang ibu dan juga gelengan kepala dari sang ayah, Jaden menundukkan kepalanya menatap sarapannya. Selang beberapa detik Jaden pun kembali melahap sarapannya. Bukan Ara marah pada Jaden, tapi Ara tidak ingin mendengar permintaan Jaden yang baru dia utarakan padanya dan juga Tobey kemarin.Perkara permintaan Jaden yang bisa dibilang sangat sulit untuk dikabulkan bagi seorang Ara.Jaden diam saat diantar oleh Tobey ke sekolahannya. Tobey pun paham maksud dari Tobey yang diam tanpa kata sejak bocah laki-laki itu masuk ke dalam mobil. Selama perjalanan Jaden terus menatap ke depan."Jaden, ayah harap kau bisa bersabar dulu. Anak baik tidak boleh cemberut." Tobey membelai lembut rambut Jaden dan membuat anak laki-laki itu menoleh pada ayahnya lalu tersenyum."Terima kasih, ayah. Aku pergi belajar dulu, ya," ujar bocah tampan itu. Mencium punggung tangan sang ayah, lalu keluar dari dalam mobil.Jaden melambaikan tangannya saat mobil sang ayah berlalu dari hadapannya
"Kau melihat apa, sayang?" Jacob membungkuk menaruh tas yang dia bawa di lantai, lalu menarik sedikit celana panjangnya untuk jongkok agar sejajar dengan Harry. Bocah kecil itu menunjuk ke sebuah pintu. Jacob mengikuti arah telunjuk Harry. Ternyata bocah laki-laki itu menunjuk kamar Albert. Anak yang menyandang disabilitasn itu sepertinya penasaran dengan kamar Albert dan ingin sekali masuk ke dalam sana."Ayah ...." Harry menoleh menatap sang ayah. Jacob membalas tatapan mata Harry."Hmm ... kita makan dulu, tapi kau harus menunggu ayah mandi terlebih dahulu." Jacob mengacungkan jari kelingkingnya. Di balas anggukan kepala dari Harry dan sambutan jari kelingking darinya.Bocah kecil itu lantas menarik tangan Jacob dan mengajak masuk ke kamar Jacob. Pria itu paham apa yang dimaksud oleh sang putra. Lantas Jacob memberi isyarat pada kedua maid dan keduanya menganggukkan kepalanya."Ayah akan pergi mandi dan kau tunggu di sini, tapi jangan nakal. Ok!" Jacob memberi kode pada sang putra
Jacob melihat seseorang tengah bermain di kamar itu. Dia bermain begitu senangnya walaupun dia belum begitu paham dengan permainan puzzle.Saat mengetahui Jacob sudah berdiri di ambang pintu, dia langsung melemparkan puzzle-nya karena terkejut. Harry berangsur mundur karena takut melihat Jacob."A-ayah. Ti-tidak, a-aku mi-nta maaf," ujarnya meringkuk di sisi ranjang. Harry takut jika Jacob akan marah padanya karena masuk ke kamar Albert.Jacob melangkah mendekati Harry dan jongkok di depannya. Jacob membelai rambut Harry dengan lembut."Ayah, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud masuk ke dalam kamar ini tanpa seizin ayah." Harry benar-benar menyesalinya.Jacob menggelengkan kepalanya dan menatap Sang putra dengan lembut. Jacob berusaha untuk tidak marah karena Harry telah memasuki kamar Albert tanpa izin. Mungkin memang dia penasaran dengan isi kamar Albert.Memang Jacob melarang semua orang untuk masuk ke dalam kamar Albert. Terlebih lagi kamar milik Ara, tidak ada satupun Maid yang m
Setelah kejadian itu justru membuat Nyonya Merry panik dan takut. Bukan masalah apa, tapi wanita tua itu sudah keceplosan dengan mengatakan 'dia bukan cucuku'. Otomatis hal itu akan menambah daftar pertanyaan dibenak Jacob. Terlebih lagi tentang keberadaan Mandy.Memang sejauh ini Jacob tidak pernah mempermasalahkan keberadaan Mandy. Dia pun tidak pernah bertanya pada mertuanya di mana Mandy berada. Bahkan status dari anak yang dibawa oleh Nyonya Merry ke rumah Jacob pun tidak diambil pusing oleh pria itu. Justru cakep menerimanya dengan lapang dada."Apa dia akan mengusir ku dari rumah ini?" keluh Nyonya Merry.Pertanyaan-pertanyaan aneh yang bercokol di dalam otak Nyonya Merry begitu sangat menghantuinya, lalu apakah pikiran negatif yang bergentayangan itu akan berubah menjadi nyata?Adapun rasa canggung di antara keduanya, karena memang benar rumah itu bukan rumahnya. Ibarat kata Nyonya Merry hanyalah menumpang hidup di mansion megah milik Jacob.Teringat kata-kata yang begitu meny
Penyesalan memang selalu datang di akhir cerita. Tidak ada penyesalan di awal cerita dan itu sungguh menjadi beban tersendiri.Ketika Nyonya Merry tengah sibuk mencari keberadaan sang putri hingga membuatnya frustrasi dan berakhir depresi.Semua dilakukan oleh wanita paruh baya dalam mencari putri semata wayangnya. Hasilnya nihil.Pukulan terbesar Nyonya Merry saat ditinggal Sang putri. Ternyata wanita paruh baya itu juga tidak bisa berkutik atau melakukan apapun. Lambat laun kebohongannya terbongkar. Namun, dia masih mengupayakan bertahan untuk menyelamatkan nyawanya.Walaupun Nyonya Merry masih tinggal di rumah Jacob, dia merasa seperti orang asing. Pasalnya karena orang yang dielu-elukan sebagai ratu satu-satunya di rumah itu tak kunjung pulang.Satu-satunya orang yang bisa membuat Nyonya Merry bertahan di rumah Jacob adalah Mandy. Itulah sebabnya wanita paruh baya itu giat dan berusaha mencari Mandy."Oh, Mandy. Kau benar-benar membuat ibumu ini hampir gila. Kemana lagi ibu harus
Hari terus berlalu, Ara dan Tobey mencoba untuk melupakan permintaan sang putra, Jaden. Namun, ternyata anak laki-laki itu sangat cerdik. Kecerdikan Jaden yang selalu mengingatkan akan janji itu dan berhasil membuat keduanya hidup dalam kecanggungan."Ibu, nanti adikku laki-laki atau perempuan?""Tidak tahu!" ketus Ara selalu berusaha melarikan diri dari kejaran Jaden yang menggemaskan."Ibu, nanti adikku dibuatkan kamar di sebelahku, ya.""Jaden, pergilah sebentar. Ibu mau masak untuk makan malam," kesal Ara yang terus berupaya menghindari dari pertanyaan itu."Tapi ibu sudah berjanji padaku. Bukankah kata ibu janji harus ditepati. Benar, kan?" cerca Jaden yang semakin menyudutkan Ara dan sulit untuk dielak."Jaden, jangan ganggu ibumu. Kemari lah," kata Tobey melerai.Pria gagah nan tampan itu baru saja tiba di rumah. Meski dia berusaha untuk melerai, tetapi Tobey juga harus mengambil langkah cepat untuk menghindari intimidasi dari Jaden malam itu."Ayah!" Bocah tampan itu segera me
Jacob keluar dari kamarnya dan melihat pintu kamar Jaden terbuka. Lantas pria itu masuk ke dalam kamar Jaden dan mendapatkan dua bocah berada di sana. Saat Harry melihat Jacob masuk, bocah itu berlari dan memeluknya.Harry terlihat sangat manja pada Jacob. "Ayah, aku ingin ibu. Jaden bilang jika dia punya seorang ibu yang sangat baik dan perhatian," rengek Harry sambil menunjuk Jaden yang duduk bersila di atas ranjangnya. Jaden memasang muka datar pada Jacob saat Jacob menatap Jaden.Jacob membelai lembut rambut Harry dan memberinya sedikit pengertian. "Secepatnya kau akan mendapatkan ibu.""Benarkah, ayah?" sahut Harry antusias. Jacob pun menganggukkan kepalanya.Padahal Jacob sendiri masih bingung mencari cara untuk membawa Ara kembali ke rumah megah itu. Namun, Jacob tidak pernah berhasil. Di saat ada kesempatan untuk bersatu, tapi keduanya malah justru terlihat canggung dan renggang.Mendengar kabar baik itu, Harry terlihat bahagia dan dia sangat antusias serta terus merengek——mer
Nyonya Merry begitu sangat marah karena kerja kerasnya harus sia-sia. Dia tidak ada niat untuk mendekati dua bocah itu. Tentunya dia akan mencari cara lain lagi, karena bagi wanita itu kedua bocah itu adalah musuh yang harus dilenyapkan guna memuluskan rencana dari wanita iblis itu.Usut punya usut, ternyata minuman yang akan diminum oleh Jaden tadi telah diberi racun serangga oleh Nyonya Merry, tapi berkat aksi Harry membuat saudaranya itu bisa terselamat. Harry adalah malaikat tak bersayap yang selalu menolong Jaden selama di rumah itu. Jaden yang selalu menjadi target kemarahan atas ancaman yang selalu diberikan oleh Nyonya Merry. Cukup beruntung karena memiliki hari Sang Penyelamat dan penyelamat itu pula yang dulu dibawa oleh wanita iblis itu sendiri.Harry sebenarnya terlihat normal seperti biasa, tetapi kadang dia kesulitan menggerakkan tubuhnya yang terkadang tidak sinkron dengan perintah otaknya. Harry juga sangat manis, meski kadang cukup kesulitan berbicara dengan baik da
Wanita muda itu hampir saja salah tingkah, tapi dia segera menetralkannya dengan menundukkan kepalanya. "Tidak masalah. Untuk saat ini, aku sedang tidak memegang uang cash. Bagaimana jika upah terakhirmu, aku transfer saja?" ujarnya. Jean menatap Jacob terkejut. "Kenapa? Ada masalah?" lanjut Jacob."T-tidak," sahut Jean. "Baik. Beri aku nomor rekeningmu. Nanti setelah sampai di kantor aku akan mentransfer upah mu. Bagaimana?" tukas Jacob. Jean pun menganggukkan kepalanya.Jean pun merogoh ponselnya yang dia letakkan di dalam tas selempangnya, lalu menyodorkan itu pada Jacob. Pria itu lalu mengambil foto dan setelahnya dia pergi dari sana.Jean dan Liz memperhatikan tuannya pergi sampai tubuhnya hilang di anak tangga depan."Jean, kau serius?" tanya Liz."Panjang ceritanya!" balas Jean."Kenapa tiba-tiba?"Sebenarnya aku akan menikah,""Hah? Secepat itukah? Padahal———""Ya. Kemarin dia ke rumah dan menyuruhku untuk mengundurkan diri dari pekerjaanku ini," potong Jean. Liz hanya mengan
Jean tertegun melihat siapa yang datang ke rumahnya. Jean tidak mampu berkata apapun saat melihat sosok tampan yang tengah mengobrol dengan sang kakak.Lantas sosok tampan itu berdiri dengan tegap saat melihat Jean datang. Tampak binar bahagia terpancar dari raut wajahnya."Jean, apa kabar?" sapanya tersenyum.Antara harus bahagia atau sedih. Ada gerangan apakah Tobey bisa sampai datang ke rumahnya. Yang jelas pada saat itu memang Jean belum tahu apa yang sedang terjadi pada pernikahan Tobey dan Ara."Hai ... Tobey. Kau lihat aku baik-baik saja. Kau sendiri bagaimana?""Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja," sahut Tobey tersenyum."Baiklah. Kebetulan kau sudah sampai di rumah, aku akan masuk ke kamarku. Maaf, jika kakak tidak memberitahumu jika Tobey datang ke rumah. Mungkin kalian berdua butuh berbicara empat mata di sini. Mungkin juga ada yang ingin dibicarakan oleh Tobey," ungkap Barnes sambil berdiri.Barnes sendiri juga belum tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Jean dan
Suara Jaden begitu lantang saat mengucapkan kalimat tersebut. Tidak terlihat sosok imut atau lucu dari seorang Jaden. Tania yang merupakan wali kelas Jaden berusaha untuk menenangkan Jaden. Wanita cantik itu melangkah mendekati Jaden dan memeluk bocah itu.Setelah sedikit tenang, Tania menyuruh beberapa guru lainnya untuk membawa Jaden menjauh dari tempat tersebut. Lantas Tania mendekati Jacob."Maaf, tuan———""Jacob——namaku Jacob," potong Jacob."Baiklah. Tuan Jacob, senang bertemu dengan anda. Bukan saya ingin ikut campur dalam masalah ini, tapi mengingat Jaden adalah murid pilihan dan dia dalam pengawasan saya. Mau tidak mau, saya ikut campur sedikit. Tuan, entah apa permasalahan kalian, tapi yang jelas hal itu akan berakibat buruk pada mental Jaden. Terlebih lagi, akhir-akhir ini Jaden sering murung, karena baik ibu atau ayahnya tidak pernah berkunjung." Tania menghela napas dan menatap Jacob. "Sekalinya berkunjung pada hari ini, justru membuat Jaden depresi."Jacob tertunduk lesu
Setelah drama dilematik di dalam keluarga Ara dan hal itu membuat pernikahan Ara diujung tanduk atau bahkan tidak bisa diselamatkan lagi.Ara sendiri juga tidak bisa menahan Tobey, karena pria itu sudah bersikeras memilih untuk bercerai dengannya. Ara pun tidak bisa berbuat apa-apa pada pernikahannya. Memohon meminta diberi kesempatan pun Tobey tidak menolak."Begitu berat cobaan ini dan aku harus menjalaninya sendirian." Ara mengelus perutnya beberapa kali.Sementara itu Jaden sendiri akhirnya bertemu dengan sosok seorang Jacob Chase.Siang itu Jacob diantar oleh Ara ke asrama tempat Jaden menjalani pelatihan selama ini. Jaden yang begitu bahagia karena rasa rindu terhadap ibunya pun segera berlari bergegas dengan wajah ceria menuju ruang jenguk. Namun, ekspresinya berubah saat melihat ibunya datang bersama pria lain yang terlihat sangat mirip dengannya."Jaden, perkenalkan dia adalah Tuan Jacob?" kata seorang guru yang memperkenalkan Jaden pada sosok yang sangat mirip dengannya. Pri
Di dalam kamarnya Ara terus menangis. Dia menyesali semua perbuatan dan juga kesalahannya. Dia benar-benar telah salah mengartikan cinta Dan menyia-nyiakan permata berharga dalam hidupnya. Ara tidak bisa menahan perasaan dan pikirannya yang tidak sejalan. Ara masih teramat mencintai Jacob, tetapi dia juga tidak tega atas kebaikan Tobey selama ini.Cinta yang didasari rasa belas kasih dan budi adalah penyebab dirinya tersiksa dalam pernikahannya selama ini.Andai waktu bisa diputar, Ara benar-benar tidak ingin menyakiti hati Tobey sejauh ini. Harusnya dia tidak boleh egois atas perasaan yang tidak bisa diubah oleh waktu. Ara benar-benar merasa gagal dalam menjalani kewajibannya sebagai seorang istri.Dia tergoda oleh cinta yang tidak semestinya."Mengapa cinta selalu datang di waktu yang tidak tepat?"Hari-hari dilalui Ara sendirian dan sosok seorang Jacob yang selalu membayangi hidupnya."Pergi!""Ara ...,""Pergi dari hidupku!""Maafkan, aku ...," ucap Jacob lirih."Semua sudah terla
Ara tidak pernah menyangka jika Tobey akan datang hari itu. Dia pun merasa kecolongan, kenapa Tobey tidak memberi kabar terlebih dahulu pada dirinya dan sekarang Ara pun tidak bisa mengelak, bersembunyi, ataupun berbohong lagi pada Tobey. Begitu sungguh ironis, Tobey yang datang jauh-jauh dari kota Daeson hanya untuk menemui istri tercinta dan juga Putra kesayangannya Justru malah melihat kejadian yang mungkin Jika dia tidak datang ke kota tersebut, hal itu akan terus berlanjut entah sampai kapan. Namun, pada akhirnya yang namanya kebohongan pasti akan terbongkar juga. Mungkin jika tidak terbongkar pada hari itu, Tobey akan terus merasa dibodohi oleh Ara. Pria berhidung mancung dan memiliki suara deep voice itu telah memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada sang istri, tapi justru arah telah menghianati kepercayaan yang telah diberikan Tobey olehnya. Adapun langsung menunduk dan bersimpuh di kaki Tobey. Dia menangis kencang, meskipun Tobey terus menjauh dan menolak itu darinya.
Nasi memang sudah menjadi bubur dan semuanya tidak bisa dikembalikan atau diulang kembali. Semua sudah berlalu dan hanya ada rasa penyesalan yang bergelut di dalam hati Ara.Ara merasa dosanya semakin bertambah banyak. Hal itu sudah terjadi dan tidak mungkin bisa dicegah. Lambat laun pun akan cepat terlihat karena seiring bertambahnya bulan, perut Ara akan semakin membesar.Bagi Ara mungkin tidak masalah, tapi bagaimana cara dia akan menjelaskan pada suaminya dan lagi apakah Tobey akan menerimanya. Tangisan Ara tidak berhenti pada saat itu."Kenapa hidupku serumit ini? Hiks ... Kenapa setiap aku dekat denganmu, aku selalu siap," rintih Ara. Jacob mendekat Ara dengan kuat."Aku janji, aku akan selalu menjaga dan melindungimu," kata Ara."Haruskah aku menggugurkan kandungan ini?"Jacob merenggangkan pelukannya dan menatap tajam wanita yang ada di depannya. Ekspresi pria itu yang terlihat tidak begitu suka dengan kalimat yang baru terlontar dari bibir Ara."Tidak!" seru Jacob pada Ara. "