Share

Bab 34

Penulis: Jingga Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kuguncangkan tubuhnya pelan ketika telah menghampirinya yang masih terduduk di lantai. Bapak dan Ibu tak hentinya berderai air mata dengan keadaan Mak Nining. Tak satupun dari mereka yang berhasil membuat Mak Nining buka suara dengan apa yang terjadi dengannya.

"Bagaimana Mak Nining bisa sampai sini, Pak, Bu?" tanyaku pada kedua orang tuaku yang masih terisak dengan kedatangan Mak Nining.

"Tadi ada orang yang mengantarnya kemari, Nduk. Mereka bilang Mbak Ning tersesat di jalan, dan ternyata salah satu dari penumpang mobil itu adalah tetangga kita di sini. Tapi sejak pertama di temukan, Mbak Ning sudah seperti ini. Tidak bisa diajak berkomunikasi dan seperti orang ling-lung," papar Ibu dengan jelas.

Alisku mengkerut, sungguh kejadian yang aneh. Ada apa ini sebenarnya?

Keanehan demi keanehan masih belum berhenti hingga kumandang adzan subuh terdengar. Selama itu juga kami semua tak tertidur barang sejam pun.

Sejak kedatangan Mak Nining

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 35

    Angin yang berhembus semilir menerpa tubuhku yang kurus ini, seakan pengorbananku diet dan perawatan sia-sia. Nyatanya aku sama saja berpisah dari suamiku, dan bahkan kini pernikahanku juga gagal. Karena kelakuan bejat calon suamiku. Mungkinkah aku ditakdirkan di dunia ini sebagai orang yang tidak beruntung.Aku memilih singgah di sebuah restoran dekat dengan taman kota ketika aku baru saja meluapkan kekesalanku pada Riska di swalayan tadi. Dengan percaya dirinya dia menghinaku di depan orang banyak. Dia tak tahu saja kalau kini aku telah berubah menjadi singa betina yang ganas.Memang benar kini pernikahanku telah gagal, namun seharusnya dia sama sekali tak berhak membahas itu denganku, apalagi di depan orang banyak dan sengaja merendahkanku.Kuremas tisu yang tengah kugenggam, membayangkan betapa sakitnya kepala Riska ketika dengan sengaja aku memukulnya dengan kaleng susu hingga terbentur pada rak swalayan.Biarlah orang menganggap sikapk

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 36

    Aku melintasi bekas rumahku, aku melihat Mas hafiz tengah duduk termenung di teras sendirian. Tak kulihat keberadaan Bu Santika maupun Kak Hanny. Sepertinya kini ia mulai pulih, hingga sudah di perbolehkan pulang.Aku berjalan terus melewati rumah itu, hingga saat Mas Hafiz berteriak memanggilku dari teras. Untung saja aku menurunkan kaca mobil, jadi bisa mendengar teriakannya.Mas Hafiz berusaha untuk berdiri, namun aku segera turun dan menghampirinya."Ada apa, Mas? Maaf, aku tidak tahu kalau kamu sudah pulang dari rumah sakit," ucapku lembut ketika telah turun dan menghampirinya di teras.Ia tersenyum manis kearahku."Tidak perlu repot-repot, yang terpenting sekarang adalah aku telah sehat."Kulihat ada beberapa tumpukan kardus dan dua koper besar tergeletak di atas lantai, Aku menatapnya tajam? Untuk apa semua ini?"Mas, ini apa? Siapa yang mau pindah?"Kami semua, Dek. Maaf selama ini telah menyakitimu,"

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 37

    Aku memilih berjalan kaki sembari menunggu taksi online pesananku datang. Mobilku aku serahkan pada Mas Hafiz jika nanti petugas bengkelnya sampai untuk memperbaiki keempat banku yang kempes.Manusia yang bernama Riska itu memang tak henti-hentinya mencari masalah denganku. Entah apa maunya hingga seakan tak membiarkanku hidup tenang.Jalan sekitar kontrakan Mas Hafiz ini cukup lengang, karena memang terletak di pinggir kota. Kata Bu Santika, Mas Hafiz memilihnya karena biaya sewanya yang lebih murah. Hatiku perih ketika mendengar penuturannya.Meskipun dulu mereka sangat jahat padaku, tapi sisi kemanusiaanku masih berjalan seperti semestinya. Karena pada dasarnya aku adalah tipe seorang perempuan yang gampang iba dengan kondisi seseorang.Hamparan sawah yang hijau menyejukkan mata, selain jalanan yang lengang kawasan ini juga masih ada beberapa sawah yang membentang di sepanjang jalan. Mas Hafiz sangat pandai memilih tempat tinggal, meskipu

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 38

    Sudah sebulan ini Riska mendekam di penjara karena perbuatannya. Semua kekayaan yang dia miliki telah ia salah gunakan dengan cara berpesta narkoba dan berfoya-foya.Selama itu juga hidupku kini lebih tenang, juga orang tuaku juga bisa merasakan hidup tanpa bayang-bayang Mas Reihan. Semoga saja kebahagiaanku ini berlangsung lama.Dan Mas Hafiz, hubungan kami juga semakin membaik. Bu Santika dan Kak Hanny sangat baik kepadaku, bahkan tak jarang mereka mengunjungi rumah mereka yang kini telah berstatus menjadi milikku."Nduk," sapa Bapak mengagetkanku.Aku menoleh kearahnya dan tersenyum lembut."Iya, Pak. Ada apa?""Di depan ada orang yang mencarimu. Temuilah," ucap Bapak membuatku sedikit heran, mencariku? Siapa?Aku lantas melangkah keluar kamar dan menemui tamu yang Bapak maksud.Seakan mataku keluar dari tempatnya ketika kulihat Zahra tengah berdiri tepat di depan rumahku. Membuatku menganga seakan tak percaya

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 39

    Jantungku berdegub kencang ketika menunggu kedatangan Zahra. Hari ini aku telah sepakat dengan hatiku sendiri bahwa aku akan membantu polisi untuk menjebak Zahra. Meskipun hatiku sakit, namun aku harus siap melakukan hal itu jika memang kenyataannya seperti itu.Pukul sepuluh lewat sepuluh menit, dan Zahra belum menampakkan dirinya di sini. Mungkinkah dia sudah tahu tentang rencanaku? Atau dia hanya terlambat saja?Aku menatap beberapa polisi yang telah berganti baju duduk tersebar di meja cafe melati tempatku membuat janji dengan Zahra. Mereka tampak sibuk dengan penyamarannya masing-masing.Untuk mengusir kejenuhanku, aku mengambil ponsel yang ada di dalam tas. Lalu membuka aplikasi hijau yang menghubungkan pesan Zahra ke dalam ponselku.Terakhir dilihat hari ini pukul 10.07Berarti tiga menit yang lalu dia baru saja membuka aplikasi hijaunya.Aku mengetukkan jariku di atas meja, berusaha mengatur irama jantungku yang masih t

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 40

    Sinar mentari semakin merangkak naik ketika aku tengah memantabkan hatiku untuk sebuah keputusan besar yang akan kuambil untuk perjalanan hidupku kelak. Tak kuhiraukan teriknya sinar matahari yang seakan membakar kulitku yang tengah berdiri tepat di tengah halaman kedaiku.Aku menatap nanar Kak Hany yang sedang melayani pembeli, serta Bu Santika yang duduk manis di meja kasir. Ya, mereka kupercaya untuk ikut serta mengurus kedaiku setelah Anisa memegang kedai ketigaku.Alhamdulillah berkat doa dan dukungan orang-orang terdekatku, aku telah berhasil membuka kedai ketiga setelah tragedi kejam yang dilakukan oleh Zahra dan Mas Reihan. Tiga bulan ini Zahra telah mendekam di penjara, dan selama itu juga aku bisa menikmati hidup nyaman tanpa da sebuah gangguan yang berarti.Tiga bulan ini juga aku masih menggantung keseriusan Mas Hafiz yang memintaku untuk rujuk dengannya. Meskipun orangtuaku tak melarangku, namun aku masih ragu dengan hatiku yang sebena

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 41

    Maduku Tak Tahu Aku KayaSeason 2Part 1"Aww ...." Pekikku ketika bertabrakan dengan seseorang di pelataran masjid agung tak jauh dari kedaiku."M-maaf," ucap pria yang telah menabrakku dengan lembut.Kulihat pria muda yang baru saja menabrakku itu tengah tergesa-gesa masuk ke dalam masjid untuk membantu seorang Ustadz yang kutaksir seusia bapak yang akan keluar dari masjid. Ustadz itu terlihat sedikit pincang, hingga butuh bantuan seseorang untuk membantunya berjalan. Dan tak lama kemudian kulihat kaki kanan beliau ada sebuah perban kecil di betisnya, mungkin sebab itu beliau tidak bisa jalan dengan sempurna.Tanpa memperdulikannya lagi, aku lantas melanjutkan langkahku menuju depan masjid untuk menunggu Mas Hafiz menjemputku. Karena aku berpamitan untuk sholat ashar terlebih dahulu sebelum ia menjemputku.Namun netraku kembali tertuju pada seorang pemuda yang beberapa saat yang lalu tak sengaja menabrakku. Dia duduk di atas troto

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 42

    Part 2Kusibak gorden yang menutupi jendela kamar, sinar mentari perlahan menerobos masuk ke dalam kamar. Kehangatan yang dibawa turut sertanya perlahan mulai memenuhi kamar yang telah kutinggali hampir dua tahun ini.Kupandangi rumah besar yang berdiri tegak di seberang sana, rumah yang dulu menjadi tempatku melepas penat serta tempatku berbagi kebahagiaan dengan orang tercintaku. Kini, mulai ditumbuhi rumput ilalang yang mulai meninggi.Taman bunga kesayanganku yang kini telah berganti menjadi taman rumput lebih tepatnya. Mang Ade yang aku percaya menjaga rumah itu, serta merawatnya sudah dua bulan ini tak bisa bekerja karena harus merawar istrinya yang tengah sakit.Ah ... Mang Ade. Pria tua yang sangat setia kepada istrinya dalam keadaan apapun, membuatku iri dengan sikapnya yang selalu mengedepankan kepentingan keluarganya, terlebih istrinya. Beliau selalu setia kepada istrinya meski kini istrinya seperti hanya menjadi beban untuknya.Ak

Bab terbaru

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 49

    Part 9"Sah ...."Suara seluruh orang yang menghadiri acara pernikahanku menggema dalam masjid kecil yang menjadi tempatku mengikat janji sehidup semati dengan Arfan. Seorang lelaki yang bisa menarikku dari kubangan air hitam yang kian menarikku ke dasarnya.Kucium punggung tangan lelaki yang baru beberapa detik yang lalu sah menjadi suamiku. Kemudian, ia mendaratkan sebuah kecupan hangat dikeningku. Hatiku berdesir, mengingat bahwa sosok lelaki yang dulu pernah kukagumi ini hari ini menjadi suamiku.Ucapan demi ucapan selamat kudapatkan dari beberapa anggota keluarga yang hadir saat pernikahan kami. Tidak ada yang lebih membahagiakan dari hari ini ketika Arfan meminangku dengan surah Ar-Rahman sebagai maharnya. Begitu banyak gadis yang menatapku iri karena aku bisa bersanding dengan jejaka pandai, alim dan berwibawa yang selalu mereka gandrungi. Apalagi statusku yang hanya sebagai seorang janda.***"Terimakasih, ya. Kamu sudah

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 48

    Part 8Kujatuhkan tubuhku di atas kasur empuk di dalam kamar, rasanya tubuhku ringan tak berdaya. Semua sendi-sendiku bagaikan lepas tak berfungsi, ketika aku harus berusaha menerima kenyataan bahwa dua kedaiku mulai mengalami kebangkrutan. Untuk bulan ini pun Anisa tidak tahu harus membayar semua karyawan dengan apa, karena pemasukan lebih sedikit dibandingkan pengeluaran.Kubenamkan kepalaku di atas bantal, lalu berteriak sekencang-kencangnya agar semua rasa dalam hatiku sedikit berkurang. Aku rasa, Tuhan begitu tidak adil kepadaku. Begitu banyak ujian yang Dia berikan, hingga tak jarang membuatku jatuh tersungkur tak berdaya.Mas Hafidz pergi, dan usahaku bangkrut. Entah harus bagaimana lagi aku menghadapi dunia yang sangat kejam ini. Ini semua tidak adil bagiku, Tuhan begitu jahat."Aarrgghh ...." teriakku kencang dengan melempar kaca riasku dengan ponsel yang tergeletak di samping bantal, hingga menimbulkan sebuah suara pecahan yang sangat nyar

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 47

    Part 7Hatiku bimbang, ketika beberapa hari yang lalu Bu Santika dan Kak Hany mengabari kalau Mas Hafidz pergi. Ya, pergi ... Dan kami semua tidak tahu kemana.Kutatap foto kami berdua di layar ponselku nanar, senyum mengembang dengan indah di setiap sudut bibir kami masing-masing. Dan kini, untuk kesekian kalinya aku harus kehilangannya lagi. Entah, kemana ia pergi sekarang, dan karena apa ia pergi. Aku pun tak pernah tau alasannya.Nomor teleponnya pun sama sekali tak bisa kuhubungi. Semua teman kerjanya juga tidak tahu dimana keberadaannya. Aku benar-benar kehilangan jejaknya. Mas Hafidz hilang bak ditelan bumi.Kusandarkan tubuhku di atas kursi teras, satu jam sudah aku duduk termenung disini. Menatap dengan indahnya warna jingga yang terpancar di ufuk barat. Namun tidak dengan hatiku yang kini tengah hampa, dan kembali kosong."Nduk," ucap Ibu mengagetkanku.Aku tersentak, lalu menoleh kearahnya. Kulihat Ibu pun ikut sedih dengan

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 46

    Part 6Pov HafizSinar mentari semakin meninggi, ketika sudah kuputuskan untuk pergi menjauh dari Humaira. Wanita yang dulu adalah istriku yang kusia-siakan demi wanita lain, dan kini telah memantapkan hatinya untuk rujuk kembali denganku.Bukan karena aku tak cinta, ataupun aku terlalu menggantung perasaannya. Namun, aku rasa akan ada seseorang yang akan lebih bisa membahagiakannya dibanding diriku. Kini aku bangkrut, dan hanya bekerja sebagai cleaning service. Itu semua juga karena ulahku sendiri, terlalu memanjakan gundik dan ibu kandungku sehingga sekarang semua hartaku telah habis.Kuhembuskan nafas perlahan, menatap nanar pada kedai Huma yang ramai pengunjung itu. Dari kejauhan kulihat Ibuku, yang dulu adalah wanita yang menginginkan perpisahanku dengan Huma kini malah bekerja padanya. Juga Kak Hany, yang sekarang sudah benar-benar berubah dan ikut serta mencari uang di kedai Huma.Entah terbuat dari apa hatinya, hingga mampu memaafkanku,

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 45

    Part 5Nafasku terengah-engah ketika kulihat Arfan berdiri di belakang kerumunan orang-orang yang sedang melihatku berkelahi dengan Riska. Ia tetap dengan tatapannya yang teduh, tak sedikitpun terlihat sorot amarah di dalam manik matanya.Ia datang bak seorang pujangga yang menyejukkan siapapun yang mendengar suaranya. Bahkan Riska pun berhenti berteriak ketika mendengar suara lembutnya. Aku yakin dia pasti juga sangat terkagum dengan sosok Arfan.Kulepaskan cengkeraman tanganku dari tubuh Riska, lalu beranjak berdiri dan menjauhinya. Sedang kulihat Mas Hafiz juga masih sama tercengangnya dengan Riska."A-arfan," ucapku lirih.Terlihat dari ekor mataku Mas Hafiz beralih menatapku, lalu mendekat kearahku. Sedang aku memilih merapikan baju gamis yang sedikit sobek akibat ulah Riska."Hentikan. Tidak baik berkelahi di depan umum, malu dilihat orang. Selain itu memang tidak ada manfaatnya jika harus berkelahi." Arfan menasehati kami dengan

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 44

    Season 2Maduku Tak Tahu Aku KayaPart 4Suara deru mobilku memecah keheningan di antara aku dan Mas Hafiz yang tengah bersama menuju rumahnya untuk mengunjungi Bu Santika yang belum juga sembuh. Kami bertemu setelah jam kerja Mas Hafiz selesai dengan menjemputnya di tempatnya bekerja.Kutatap awan yang seolah bergerak mengikutiku dan Mas Hafiz, seakan tak rela jika saat ini aku tengah berduaan dengan mantan suamiku ini. Mas Hafiz menekan tombol audio, lalu memutar sebuah lagu yang tak asing di telingaku.Tersadar didalam sepikuSetelah jauh melangkahCahaya kasihmu menuntunkuKembali dalam dekap tanganmuTerima kasih cinta untuk segalanyaKau berikan lagi kesempatan ituTak akan terulang lagiSemua kesalahankuYang pernah menyakitimuTanpamu tiada berartiTak mampu lagi berdiriCahaya kasihmu menuntunkuKembali dalam dekap tanganmuTerima kasih cinta untuk segalanyaKau berikan lagi

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 43

    Part 3"R-riska," pekikku ketika seseorang yang dulu sempat menjadi musuhku menghadang jalanku.Ia tersenyum miring dan menatapku nyalang. Entah sejak kapan ia bebas dari penjara, akhir-akhir ini memang tak kudengar kabar lagi tentangnya. Tapi ternyata secara tiba-tiba ia malah sudah datang lagi di depanku."Ya, ini aku. Kenapa? Kamu kaget?" ucapnya sinis.Kuatur nafasku yang hampir saja habis ketika melihatnya, persis seperti bertemu hantu menyeramkan ketika tengah berhadapan dengannya."Tidak, kenapa harus kaget?" ucapku mencebik, "jadi rupanya penjahat ini sudah bebas, ya?" Lanjutku lagi.Ia melotot ke arahku, lalu menyibakkan rambutnya ke samping. Hingga terlihatlah beberapa perhiasan yang ia kenakan di tubuhnya. Anting, kalung, cincin dan juga gelang terpasang pada tubuhnya, membuatku jengah untuk menatapnya. Ternyata setelah di penjara pun tak membuatnya berubah."Ya beginilah orang kaya, bisa bebas kapanpun. Karena aku ma

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 42

    Part 2Kusibak gorden yang menutupi jendela kamar, sinar mentari perlahan menerobos masuk ke dalam kamar. Kehangatan yang dibawa turut sertanya perlahan mulai memenuhi kamar yang telah kutinggali hampir dua tahun ini.Kupandangi rumah besar yang berdiri tegak di seberang sana, rumah yang dulu menjadi tempatku melepas penat serta tempatku berbagi kebahagiaan dengan orang tercintaku. Kini, mulai ditumbuhi rumput ilalang yang mulai meninggi.Taman bunga kesayanganku yang kini telah berganti menjadi taman rumput lebih tepatnya. Mang Ade yang aku percaya menjaga rumah itu, serta merawatnya sudah dua bulan ini tak bisa bekerja karena harus merawar istrinya yang tengah sakit.Ah ... Mang Ade. Pria tua yang sangat setia kepada istrinya dalam keadaan apapun, membuatku iri dengan sikapnya yang selalu mengedepankan kepentingan keluarganya, terlebih istrinya. Beliau selalu setia kepada istrinya meski kini istrinya seperti hanya menjadi beban untuknya.Ak

  • Maduku Tak Tahu Aku Kaya   Bab 41

    Maduku Tak Tahu Aku KayaSeason 2Part 1"Aww ...." Pekikku ketika bertabrakan dengan seseorang di pelataran masjid agung tak jauh dari kedaiku."M-maaf," ucap pria yang telah menabrakku dengan lembut.Kulihat pria muda yang baru saja menabrakku itu tengah tergesa-gesa masuk ke dalam masjid untuk membantu seorang Ustadz yang kutaksir seusia bapak yang akan keluar dari masjid. Ustadz itu terlihat sedikit pincang, hingga butuh bantuan seseorang untuk membantunya berjalan. Dan tak lama kemudian kulihat kaki kanan beliau ada sebuah perban kecil di betisnya, mungkin sebab itu beliau tidak bisa jalan dengan sempurna.Tanpa memperdulikannya lagi, aku lantas melanjutkan langkahku menuju depan masjid untuk menunggu Mas Hafiz menjemputku. Karena aku berpamitan untuk sholat ashar terlebih dahulu sebelum ia menjemputku.Namun netraku kembali tertuju pada seorang pemuda yang beberapa saat yang lalu tak sengaja menabrakku. Dia duduk di atas troto

DMCA.com Protection Status