Share

133. Klinik Kandungan

Kamis sore sekitar pukul 17.06 kami sudah tiba di klinik kandungan dengan perjalanan yang memakan waktu satu jam lebih. Saat ini kami sudah mengikuti antri yang begitu panjang.

"Aku takut tespeck itu salah, Fer," lirihku menunduk. Ferdila meraih kedua tangan ini dan mengecup lembut telapaknya. 

Rasa penasaran semakin menjadi, jatung bsrdegup cepat seakan saling berkejaran. Berulang kali aku harus menghela napas panjang untuk melonggarkan dada yang terasa sesak.

"Berprasangka baik sama Allah, yuk!" ajak Ferdila tiba-tiba sok alim, tetapi aku malah mengikuti.

"Ibu Ardina!" panggil perawat lima belas menit kemudian.

Kami berdua langsung berdiri, masuk ke ruangan dan duduk di hadapan spesialis kandungan. Dia cantik memakai jilbab warna putih. Andai aku seprofesi dengannya, mungkin saja Ferdila enggan mendua karena gajiku banyak.

Ah, mungkin.

"Apa keluhannya, Bu?"

Tanpa basa-basi aku mulai menceritakan semua keluhan selama tiga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status