Santi yang sedang menghadap dinding kaca di ruangan pribadinya. Memandangi berbagai bangunan menjulang dengan pikiran melayang kemana-mana.Mendadak tangannya mengepal. Melati harus dimusnahkan. terlepas dia Agni atau bukan, yang jelas keberadaannya sangat mengancam. Dia tidak mau rencana yang dia susun begitu lama hancur dalam sekejap saja."Permisi, Nyonya," kata Yuda membuyarkan lamunannya. Santi tidak keberatan jika Yuda masuk begitu saja ke ruangannya karena kedatangannya hampir selalu membawa kabar penting."Ada apa Yuda?""Tadi Dani menghubungi saya, dia mau mengajak Nyonya bertemu. Katanya mau membahas tentang pernikahan," Jelas Yuda yang membuat matanya berbinar-binar.***"Apakah kamu bersungguh-sungguh dengan ucapanmu?" tanya Santi memastikan. Mereka bertemu di cafe elit biasanya."Tentu saja, tapi aku ingin mengajukan satu syarat.""Apa itu?"Dani mengeluarkan secarik keras dari saku dalam jasnya."Aku minta kamu tanda tangani perjanjian ini. Saya bersedia menikah denganm
"Bagus enggak?" Santi memamerkan gaun pengantin di hadapan Dani. Gaun mewah yang pernah ada ciptaan desainer ternama di kota itu."Bagus." entah apa yang ada di pikiran pria itu saat melihat bagian atas gaun yang menempel ketat di tubuh Santi yang seksi. Semakin ke sini, Santi terlihat makin menantang saja.Santi berlonjak kegirangan. Kemudian, dia menarik Dani yang sedari duduk sambil memainkan ponselnya."Sekarang giliran kamu yang fitting baju pengantin."Pria itu mendengus pelan. Sebenernya apa gunanya persiapan pernikahan yang seribet ini. Bahkan seharian, Pria itu hanya berkutat di salon itu, untuk menemani Santi memilih gaun pengantin. Bukankah yang penting ijab sahnya?Namun kenyataannya tidak sesederhana itu. Apalagi ini pernikahan yang melibatkan dua konglomerat yang tentunya harus menampilkan yang terbaik, supaya berkesan di hadapan para tamu undangan nantinya.Hampir lima belas menit, Dani tidak kunjung keluar dari ruang ganti. Bahkan desainer cowok kemayu yang memilihkan
"Dani kamu kuat enggak gendong aku sampai kamarku?" tantang Santi sesaat setelah turun dari mobil. Yuda mendengus kesal. Tangannya yang baru saja membuka pintu buat majikannya itu mengepal. Menahan bara cemburu yang masih berkobar."Apapun bisa. mau gituan sambil gendong juga bisa." Dani langsung membopong tubuh sexi itu secara tiba-tiba sampai Santi memekik manja. Membuat telinga Yuda memanas.Sekilas Dani menoleh ke arahnya, memberi isyarat untuk mengikutinya. Yuda tercenung. Untuk apa Dani memintanya untuk mengikuti mereka yang akan bercinta? kurang kerjaan saja.Namun kenyataannya, Yuda mengekori sampai tepat di depan kamar. Langkahnya tertahan karena tidak mungkin dia ikutan masuk."Aku mau sensasi liar, Dani," kata Santi saat Dani menurunkan tubuhnya di tengah ranjang. Sejurus Dani langsung menumpu kedua tangannya sehingga kedekatan mereka sangat intim sekali."Aku punya ide baru." Sejenak dia membisikan suatu ke telinga Santi yang lantas tersenyum lebar dan anggukan antusias.
Seorang Pria dengan mantap menjabat tangan penghulu dan mengucapkan kalimat ijab kobul tanpa hambatan. Ikrar yang hanya dihadiri oleh beberapa orang itu berlangsung dengan hikmat. Sesuai dengan ekspektasi.Dani tersenyum puas menyaksikannya. Bagaimana seorang Yuda mau menggantikan posisinya. Sementara Santi sengaj dibuat kelelahan karena bercinta semalaman. Dia masih tidur dengan nyenyak di ranjangnya, tanpa tahu kalau pernikahannya tengah berlangsung.Setelah acara itu selesai, Yuda menghampiri Dani."Apa yang kamu lakukan adalah hal yang paling jantan Yuda. Langsung menikahi orang yang kamu suka tanpa menyatakan cinta terlebih dahulu," puji Dani sambil menepuk pundaknya. Yuda hanya termenung. Sampai detik ini, dia tidak habis pikir kenapa dia bisa-bisanya menyetujui ide gila itu. Menjadi pengantin pengganti.Di lain sisi, ketakutan menyelimutinya. Bagaimana kalau Santi tahu tentang semua ini? Bukanlah semuanya akan bertambah menjadi lebih buruk? Bukan hanya kehilangan Santi saja. Bi
Seorang wanita dengan penampilan berbeda berjalan menuju gedung tinggi menjulang. Begitu sampai di depan pintu utama, seorang sekuriti menghalangi langkahnya. Berniat menanyakan identitas dan maksud tujuan kedatangan. Sekuriti yang masih muda itu terbelalak saat melihat Wajah wanita itu tatkala masker yang menutupi mulutnya di buka.Dia menunduk dengan hormat dan mempersilahkan wanita itu untuk masuk. Wanita itu tampak tersenyum dan kembali melanjutkan langkahnya.Orang yang berlalu lalang di lobby menggunakan pakaian formal itu terpaku untuk sesaat saat memandang siapa yang datang. Bahkan resepsionis wanita yang sedang menggunakan lipstik pun tercoret sampai ke pipi.Wanita itu memandang ke segala arah dengan penuh wibawa tatkala hampir seisi lobby itu menundukkan kepala. Dia melangkah menuju area kantor yang terletak di lantai dua.Alangkah terkejutnya semua orang di kantor dengan sosok bersahaja tersebut dengan wajah yang sangat familiar bagi mereka. Wanita itu sepertinya menikmati
Dani tersadar dari pingsannya. Matanya menangkap dua orang yang sedang berdiri di hadapannyaSanti yang sudah siap dengan gesper yang dia pinjam dari Yuda pun tidak ragu untuk mencambuk wajah Dani."Itu untuk kamu! karena kamu sudah mempermainkanku selama ini!" sergah Santi dengan mata membara bagai bola api. Tangannya sudah gatal ingin menyiksa pria brengsek itu.Sudut bibir Dani berdarah. Dia meringis namun namun mendadak menjadi tawa yang renyah terkesan meledek."Dasar wanita bodoh! mau saja ditipu!" suara tawa semakin keras menyulut amarah Santi. Ketika dia berancang-ancang mau memukul. Tangannya dipegang oleh Yuda."Tahan Nyonya, kita tidak mungkin menganiayanya di sini. Bisa-bisa kita akan berurusan dengan pihak berwajib yang membuat kita lebih lama untuk pulang ke Indonesia."Apa yang dikatakan oleh Yuda benar adanya. Dan juga kalau sampai penganiayaan ini terjadi, maka media akan meliput dan menyebarluaskannya yang berakibat hancurnya reputasinya sebagai pemilik perusahaan
"Maaf Nyonya. Ada beberapa orang datang mau membereskan barang-barang Nyonya.""Apalagi ini!" jerit Santi. Yuda masih berusaha menenangkannya meski itu tidak berefek sama sekali. Sejurus kemudian, dia berdiri dan melangkah keluar, disertai Yuda yang senantiasa mengekorinya."Hentikan! siapa yang menyuruh kalian melakukan ini!" hardik Santi yang berhamburan menghalangi orang-orang berbadan besar itu yang membawa barang-barang mereka. Namun, mereka sama sekali tidak menggubris wanita itu sama sekali.Dari ambang pintu, muncul Agni yang sedang melipat kedua tangannya di depan. Dengan senyum yang tersungging, dia berkata,"Percuma saja, Santi. Mansion ini adalah salah satu aset yang dimiliki Brawijaya Group. Jadi otomatis menjadi milik saya juga,"Sekarang, Yuda yang seperi kebakaran jenggot. Belum cukup Agni mengambil alih group besar itu sekarang mansion juga. Dia tahu sekuat apapun Santi, dalam hatinya juga hancur karena ulah Agni yang seolah memberi kejutan tiada henti. Dia tidak rel
Sepeninggalan Santi dan Yuda, Diam-diam Agni sudah mendatangkan polisi dan meminta untuk mengikuti mereka.Ada keraguan dalam hatinya. Sebenernya, dia sudah tahu kalau Dani akan menyelamatkan Sapto, seperti apa yang dia katakan melalui pesan WA beberapa waktu lalu. Namun setelah itu nomornya tidak bisa dihubungi sehingga dia membuat keputusan untuk meminta bantuan polisi juga.Dengan menggunakan mobil yang lain, bersama dengan polisi-polisi yang menyamar di dalamnya, Dia mengintai kepergian Santi dan Yuda, yang ternyata membawa mereka ke sebuah tempat terpencil di tengah hutan.***"Tunggu apalagi, tebas saja leher serigala tidak tahu diri ini!" perintah Santi. Sudah tidak ada rasa kagum di dalam hatinya, yang ada justru rasa muak terhadap Pria gagah itu.Yuda hanya mengangguk dan bersiap menebas leher Dani dengan pisau yang tajam. Dani sedikit memekik tatkala pisau menekan area di bawah denyut nadi."Tuan, apakah kamu siap ke neraka?" ledek Yuda. Dani berpikir keras bagaimana carany
Malam itu, Dani mengajak Agni dan Daniel untuk makan di luar. Ini adalah untuk pertama kalinya mereka makan bertiga layaknya keluarga yang utuh. Agni tentu sangat antuasias sekali dan berdandam semaksimal mungkin untuk makan malam mereka ini.Sebuah restoran mewah yang terletak di rooftop tertinggi di kota itu. Tentu nuansa outdoor yang dipilih sehingga suasana menjadi sangat mendukung dengan pemandangan kota yang tampak ekstetik dari atas sana. Ditambah lagi music yang romantis yang lebih cocok untuk pasangan muda-mudi menghabiskan waktu. Dan memang kebanyakan dari pengunjung adalah pasangan kekasih. Hanya mereka yang membawa anak. Tetapi itu tidak menjadi masalah karena keharmonisan pasangan juga berarti keharmonisan keluarga juga kan?“Mau pesan apa?” tanya Dani. Pria itu terlihat tampan dengan hem putih lengan panjang yang di tekuk di bagian lenganya. Sangat kontras dengan celana jeans biru dongker yang dia kenakan. Serta aksesoris berkelas berupa kalung titanium dan jam tangan ya
Agni menggelengkan kepalanya. Menghapus bayangan yang tidak-tidak. Dia pun duduk di meja rias. Mengalihkan perhatiannya dengan memoles lipstick di bibir sensualnya. Tetapi tetap saja libidonya sulit untuk terhapus.Tiba-tiba, Agni tersentak saat mendapati sekelabat bayangan di belakangnya. Dia langsung menoleh dan mendapati sang suami yang sedang berjalan menuju pintu dan menguncinya rapat. Begitu Pria bertubuh binaraga itu membalikan badannya, seketika pandangan Agni langsung tertuju kebagian itu. Terlihat besar menggelantung siap tempur. Agni hanya meneguk ludah. Entah kenapa pandangannya selalu tertuju di bawah sana.Agni berusaha menaikan pandangannya. Menyusuri tubuh perkasa yang ditumbuhi bulu yang halus maskulin di sana sini, sampai pandangannya terhenti tepat di wajah Dani yang tampak tersenyum nakal. Agni yang terhenyak langsung mengalihkan pandangannya ke cermin rias berpura-pura untuk memoles lipsticknya kembali.Jujur libido Agni meningkat drastis pada saat itu. Dengan han
Dani baru saja pulang dari bekerja. Ada banyak beban di pundaknya, tetapi dia tidak ingin memperlihatkannya kepada siapapun terutama Agni dan Daniel. Sebagai pria dewasa, sudah biasa baginya menanggung beban yang berat.Dani berjalan dengan cepat menuju ruang tamu. Mengitarkan pandangan sejenak. Biasanya ada Daniel yang akan berlarian mendekatinya. Menyambutnya dengan pelukan. Tetapi, ini dia terheran sendiri kemana perginya buah hatinya tersebut.Sembari melonggarkan dasinya, dia menaiki tangga. Pertama dia membuka kamarnya, tetapi tidak menemukan istrinya di dalam. Dia mengernyit dahi. Berpikir kemana kedua belahan jiwanya tersebut.Akhirnya dia bergeser menuju kamar anaknya. Karena dia membuka pintu dengan tiba-tiba, terlihat orang yang berada di dalamnya langsung menoleh ke pintu. Terlihat Daniel yang sedang bersama dengan Agni di meja belajar. Begitu melihat siapa yang membuka pintu, Daniel sumringah dan berlarian memeluk kaki ayahnya.“Yeah! Papa sudah pulang,” seru Daniel. Dani
Kehidupan kembali normal. Pagi itu, Agni dan Dani melakukan aktifitas pagi seperti biasanya. Agni menyiapkan segala keperluan suaminya. Dia sangat enjoy melayani Dani meskipun dia adalah pemilik perusahaan namun tetap saja dia harus berbakti kepada sang suami.Dani melarang Agni untuk pergi bekerja. Memintanya untuk di rumah. Menjadi ibu rumah tangga dan juga mengurus PraDani. Sedangkan dirinya bertindak sebagai Ceo dan juga owner untuk memantau semua direktur yang ada di bawah perusahaan Hartono group.“Sayang, Mas berangkat dulu ya,” ucap Dani di teras rumah. Setelah selesai sarapan, Agni mengantarkan sang suami sampai ke teras untuk melepasnya bekerja.“Tunggu dulu, Mas.” Agni mengamit tangaan suaminya yang akan beranjak ke mobil. Pria itu membalikan badan dan melihat ke arah Agni. Senyumnya mengembang saat Agni ternyata mengamit tangannya dan mencium punggung tangannya dengan takzim.“Hati-hati ya, Mas,” ucap Agni yang sudah menegakkan badannya. Dani membalas dengan mengusap punda
Berselang dua hari,Sampailah di penghujung bulan madu mereka. Sebenernya Agni masih belum rela jika momen kebersamaan mereka cepat berakhir. Namun, realita menariknya kepada kehidupan yang sebenernnya. Asistennya sudah memberi tahunya mengenai beberapa pekerjaan yang harus ditangani. Dan juga dia pasti sudah sangat rindu dengan anak semata wayangnya, Daniel.Dani tampak berdiri di depan cermin rias sambil mengenakan jaket kulitnya yang terlihat sesak. Tubuh Dani yang besar dan berotot bagai beruang kadang membuat Agni tersenyum sendiri. Membuatnya selalu ingin memeluknya dengan manja setiap waktu.Dani mengernyitkan dahi saat melihat dari pantulan cermin. Agni yang tiba-tiba menubruk tubuh bagian belakangnya dan memeluknya dengan erat.”Ada apa, Sayang?” tanya Dani dengan lembut sambil memegang tangan lembut Agni yang melintang di dadanya.“Enggak, apa-apa, Mas. Pengen peluk saja,” balas Agni yang membenamkan kepalanya dengan nyamannya. Dani hanya tersenyum tipis.“Pasti enggak rela
”Jangan berhenti, Mas,” pinta Agni. Dani yang mendengarnya pun bersemangat. Lalu yang tidak di sangka, Dani bergerak secepat kilat yang membuat Agni seperti terhentak-hentak. Ibarat naik roller coaster dengan intensitas getaran yang sangat tinggi. Sungguh Agni sangat terkejut sekaligus bahagia akan hal itu.Dani melakukannya sambil berjalan ke keluar dari kamar mandi dan berhenti di tepi ranjang. Karena sudah cukup lama melakukannya, maka Dani merebahkan tubuh Agni di atas ranjang. Di luar dugaan, Agni tampak mengulurkan tangannya pertanda dia meminta lagi.“Apa? Masih kurang?” tanya Dani menggoda. Agni dengan wajah erotis hanya mengangguk saja. Dani tampak tersenyum tipis. Dia tidak menyangka kalau gairah Agni begitu membeludak. Mungkin ini bawaan benih yang ada di dalam perutnya.Dani dengan tenang berjalan ke ruang tamu. Mengambil kotak rokok dan menyalakannya. Lalu, kembali berjalan ke kamar. Dia menikmati kepulan asap sambil melihat Agni yang terus menggeliat di atas ranjang. Dia
Tiba-tiba, Agni tersedak saat merasakan sesuatu yang hangat dan keras masuk ke celana dalamnya. Sedangkan Dani di belakangnya tampak tersenyum liar.“Mas, jangan dulu. Aku kan lagi telfonan dengan Bik Marningsih,” bisik Agni sambil menjauhkan ponselnya. Bik Marningsih adalah orang yang dia percaya untuk menjaga Daniel selama mereka bulan madu.“Udahlah, Nikmatin saja. Aku hanya sedang bersiap-siap memberikan nutrisi kepada calon Dani junior,” sahutnya yang membuat Agni melenguh untuk beberapa menit karena Dani yang sibuk menggesek-gesekkannya.“Angkat saja telfon dari Bik Marningish,” titah Dani sambil tersenyum liar. Terlebih saat melihat ekspresi Agni yang sensual, membuatnya semakin liar memainkannya.“B-bik!” desis Agni dengan suara bergetar. Bik Marningsih di seberang sana tampak keheranan dengan Agni.“Kamu enggak apa-apa, Nduk?” tanyanya cemas.“Enggak apa-apa kok, Bik. Cuma suasananya dingin sekali. Banyak salju di sini Bik,” sahutnya sekenanya. Bik Marningsih tampak berpikir
“Sial! Kalian lawan satu orang saja tidak becus!” hardik Alex kepada seluruh anggota gangster Alaska yang terkapar tadi. Sekarang mereka berkumpul di dalam pondok yang masih menjdi bagian dari arena ski itu.“Tapi, dia terlalu kuat, Bos. Bos kan bisa lihat sendiri tadi,” kilah salah satu di antara mereka yang wajahnya paling sangar yang tidak lain adalah pemimpin dari gangster tersebut.“Terus, apa gunanya saya bayar kalian mahal-mahal? Pokoknya saya enggak mau tahu pokoknya kalian harus mencari cara untuk melenyapkan Dani. saya tidak mau melihat dia selalu dekat-dekat dengan Wanita pujaan hati saya,” titah Alex. Mereka terlihat saling berpandangan lalu kemudian mengiyakan permintaan Sang Bos. Terlihat sorot mata birunya yang tampak memicingkan.Di tempat Lain, Dani sedang memarkirkan mobil saljunya sambil membawa makanan asia. Dia tahu kalau dalam kondisi yang kurang enak badan, lebih baik makan makanan yang sesuai dengan lidah asia. Maka sepulang dari arena ski tadi, dia langsun
Dani menghentikan pergulatan bibirnya setelah Agni seperti hampir kehabisan nafas. Dia tersenyum sambil dengan telaten mengusap bibir Agni yang bercampur dengan lidahnya. Kemudian, dia membisikan sesuatu kepada Agni.“Sayang, Mas keluar sebentar ya. Ada sesuatu yang ingin Mas Beli selain makan siang. Kamu istirahat dulu ya. kalau terjadi apa-apa telfon, Mas.” Dani beranjak meninggalkan Agni, bahkan sebelum Agni memberikan jawabannya. Dia melangkah dengan berat. Sejujurnya dia tidak mau meninggalkan Agni dalam kondisi lemah seperti ini. Alasan yang dia kemukakan itu hanya alibi supaya dia bisa kembali ke Arena untuk bertanding.Untung saat ini, dia harus mengikuti alur yang diciptakan oleh Alex, sampai dia bisa menemukan celah untuk bisa menemukan titik lemahnya sehingga akan sangat mudah baginya untuk melumpuhkannya nanti.Dani mengendarai mobil salju dengan kecepatan yang sangat tinggi. Tidak menunggu waktu lama, dia sudah sampai di arena. Terlihat Alex sudah menantinya sedari tadi d