Halaman rumah sang kakek sudah di pasang tenda dengan banyak kursi.Orang-orang datang dan pergi silih berganti dari rumah bapak Rony.Mobil-mobil berjejer di sebelah kanan dan kiri jalan menuju rumah duka.Karangan bunga dari klien papa Andra, uncle Ricko dan juga grandpa Salim membludak membuat penuh halaman rumah itu hingga tidak tertampung dan beberapa disimpan di lapangan yang tidak jauh dari sana bersama mobil para tamu yang melayat.Josh menurunkan Rendra tepat di depan pintu gerbang depan.Mata Rendra sudah memanas seiring langkahnya menuju pintu ruang tamu.Kematian bapak Rony merupakan kehilangan terbesar bagi keluarga Gunadhya.Semua keluarga dan kerabat sudah berkumpul, bahkan anak-anak panti sedang mengelilingi Jenazah bapak Rony sambil melantunkan ayat suci mengantar kepergian almarhum.Semua mata tertuju pada Rendra yang begitu erat menggenggam tangan Aura melewati pintu depan.Sorot mata Rendra berkilat penuh kesedihan sambil berjalan mendekat kemudian berlutu
“Kesehatan kakek semakin memburuk setelah tahu kalian kabur.” Zeline berkata di sela isak tangisnya dalam pelukan Nafeesa.Mereka semua sedang berada dalam satu mobil menuju tempat pemakaman umum.“Maksud kamu apa ngomong gitu? Kamu nyalahin Aura? Abang kamu tuh yang salah, harusnya dia enggak pake acara kabur-kaburan segala,” bela Keenan ketus.Lelaki yang duduk di kursi penumpang depan itu hingga menoleh ke belakang agar suaranya terdengar oleh Zeline. Zeline tahu kalau Aura tidak bersalah tapi sikap egoisnya tidak menginginkan sang kakak tercinta yang disalahkan sehingga mencari orang lain untuk disalahkan.“Tapi kalau mami Monica enggak marah-marah sama kak Alisha, Abang enggak akan bawa kak Alisha pergi dan sampai membuat para orang tua memutuskan agar mereka bercerai,” balas Zeline sengit.“Udaaah, kalian tuh enggak lucu banget sih main salah-salahan di saat seperti ini,” omel Keanu yang duduk di belakang kemudi.“Aura minta maaf.” Aura melirih seraya menggenggam tangan
“Ndra! Gue turut berduka cita yang sedalam-dalamnya, gue udah anggap kakek lo seperti kakek gue sendiri,” kata Rendy yang juga ikut merasakan kesedihan keluarga Gunadhya atas kepergian kakek Rony.“Thanks ya Ren,” balas Rendra, kini pria itu sudah lebih tenang.“Aku juga Ren...,” timpal Alisha dari belakang punggung Rendy.Dia merasa sungkan kepada Rendra setelah kejadian malam tahun baru beberapa waktu lalu yang sampai membuat Rendra mendapat masalah.Tentu saja Alisha telah mengetahui semuanya dari Rendy dan kenyataan Rendra yang malah membawa kabur Aura setelah kedua orang tua mereka memutuskan agar Aura dan Rendra bercerai membuat dirinya merasakan sakit di hati semakin dalam namun mungkin bedanya kini Alisha telah terbiasa.“Makasih ya Sha udah dateng...,” balas Rendra sambil tersenyum tipis.“Apaan sih, Ndra! Kaya sama siapa saja,” tukas Alisha menciptakan suasana santai.Berpura-pura seolah ingin menunjukan jika dirinya sudah melupakan cinta kepada pria itu sesuai harapa
“Aku buatin yang baru untuk kamu ya, Ndra …,” cetus Alisha tanpa menunggu persetujuan yang bersangkutan.Dia sengaja melangkah cepat menuju dapur agar Rendra tidak sempat melarangnya dan memang lelaki itu sama sekali tidak melarang Alisha membuat Aura semakin kesal.Beruntung Aura dapat menyembunyikan perasaannya sehingga dia bisa terlihat biasa saja menyingkapi sikap Alisha yang sebenarnya tampak berlebihan di mata Rendy.Rendy bertanya banyak hal mengenai pelarian Rendra dan Aura selama beberapa hari kemarin, dia sengaja mengalihkan pembicaraan untuk menghilangkan rasa tidak enak hati Aura yang sudah bisa dibayangkannya.Tidak berapa lama Alisha datang dengan secangkir kopi buatannya yang langsung diterima dengan hangat oleh Rendra.“Makasih ya, Sha …,” kata Rendra sambil meraih cangkir kopi yang diberikan Alisha.“Kamu tuh ya, kaya ke siapa aja bilang makasih terus …,” protes Alisha dengan suara manja membuat kening Rendy semakin mengkerut dalam.Apa yang dilakukan Alisha da
Aura berdiri di samping jendela besar di kamar aunty Lia menatap halaman belakang di mana adik iparnya sedang terlibat perbincangan serius dengan Kenzi-sang kakak.“Ada hubungan apa sebenarnya Zeline dengan kak Kenzi?” Aura bertanya dalam hati.Dapat dia lihat Zeline beranjak berdiri dengan ekspresi wajah tak ramah mengacungkan telunjuknya pada Kenzi sambil mengucapkan sesuatu yang tidak bisa Aura dengar tapi sepertinya dengan nada tinggi karena urat-urat di leher Zeline sampai terlihat.Kenzi yang terlihat tidak terima ikut bangkit berdiri sama emosinya, balas berteriak kepada Zeline membuat Zeline menangis dan memilih pergi meninggalkan Kenzi.Aura menghembuskan nafas kasar, berpikiran negatif kepada kakaknya sendiri.Apa mungkin kakaknya berubah haluan menjadi tidak menyetujui hubungannya dengan Rendra karena menyukai Zeline?Jika benar adanya, betapa piciknya Kenzi padahal lelaki itu adalah saudara kandung Aura satu-satunya yang seharusnya melindunginya.Atau apakah terjad
Rendra menggenggam tangan Aura begitu erat, sorot mata yang sedang menatap istrinya itu seolah berbicara kalau mereka akan baik-baik saja.Grandpa menarik nafas kemudian menghembuskannya perlahan sebelum membuka suara.“Kita semua tau ujung pangkal masalah ini adalah karena keegoisan orang tua, betul Bu Reta?” cetus Grandpa diakhiri pertanyaan kepada oma Reta.“Betul, Oma yang salah telah memaksakan pernikahan kamu sama Sigit,” balas oma Reta dengan suara rendah dan sorot mata penuh penyesalan menatap Aura.“Papi dan mami juga salah telah memaksa Abang untuk menikahi Aura,” timpal Papi Edward, di sampingnya mami Monica hanya bisa menatap kosong ke arah meja kopi yang terbentang di antara mereka.“Mama juga salah udah maksa Abang buat nikah sama Aura, Mama enggak tau kalau ternyata Abang sebelumnya mencintai Alisha.” Mama Rena menambahkan.Wajah sang mama masih pucat pasi dan Rendra baru menyadari tubuh sang mama terlihat kurus dari terakhir mereka bertemu.Apa mama Rena memikir
Aura menyesal telah berprasangka buruk kepada kedua orang tuanya, ternyata benar apa yang dikatakan Rendra bahwa orang tuanya tidak sejahat itu.Para orang tua hanya menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.Aura mengesampingkan masalah Kenzi dan Zeline untuk sementara, ia bisa menanyakan nanti kepada sang Kakak.Yang pasti pikiran buruk mengenai sang Kakak yang menghamili Zeline ternyata tidak terbukti dan membuat hatinya tenang, karena bila sampai terjadi akan ada perpecahan antara keluarganya dengan keluarga suaminya. Papa Andra dan Rendra pasti tidak akan terima Zeline dihamili begitu saja oleh Kenzi.Kini ia harus fokus pada masalah yang baru saja timbul.Ya, masalah mengenai perceraiannya telah selesai dan beruntung para orang tua mau mengerti setelah Rendra menjelaskan, namun sekarang masalah LDR muncul kepermukaan.Mendadak Grandpa ingin kembali ke Indonesia dan meninggalkan semua yang telah dibangunnya di London.Beliau ingin menikmati masa pensiun dikelilingi anak dan p
“Jadi kamu maunya gimana?” Rendra bertanya setelah memeluk Aura dari belakang dan menyimpan dagunya di pundak sang istri yang sedang menatap kosong pada jendela kamar yang menghadap ke taman belakang.Setelah sidang keluarga yang tadi pagi mereka lakukan hingga menjelang siang karena cukup banyak yang mereka bicarakan, Aura memilih kembali ke kamar Aunty Lia.Ia harus mengkondisikan hatinya dan menguatkan mentalnya untuk menerima ucapan sang Kakek Mertua yang memintanya untuk menerima Alisha sebagai bagian dari keluarga suaminya.Mungkin bila Alisha bukan perempuan yang pernah suaminya cintai, ia tidak akan merasa berat hati seperti ini tapi semua pun tau bila Alisha pernah bertahta di hati Rendra.Dan ditanya oleh sang suami apa maunya, tentu saja Aura merasa bingung.Ia ingin menyelesaikan perkuliahannya di London yang hanya tinggal satu tahun lagi, dimana pasti dirinya akan di hargai dengan gelar yang akan didapat.Sungguh membanggakan bukan hanya bagi dirinya juga bagi orang tua d
Dua bulan kemudian.Rendra melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, pria paruh baya itu berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan sang putri belum juga tiba di restoran yang telah di janjikan.Rendra dan Aura baru saja tiba di Bandara, bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubungi kalau dia sedang dalam keadaan galau karena seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu tolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar anak Sultan.Sempat menjalin kasih selama enak bulan sampai akhirnya dengan tegas Kejora menolak lamaran anak Sultan yang terkenal sangat tampan dengan banyak penghargaan dalam bidang pendidikan dan olah raga hanya karena anak Sultan tersebut terlalu posesif menyukainya.Setiap satu jam se
Seorang gadis buru-buru memasukan laptop ke dalam tas, mata kuliahnya sebentar lagi dimulai tapi dirinya masih berada di dalam coffe shop terlalu asyik melakukan panggilan video bersama keluarganya.Dua kakak kembarnya yang telah menjadi pengusaha sesukses seperti sang ayah tinggal di Vietnam untuk menjalankan perusahaannya di sana.Papa Narendra berhasil menguasai pasar Asia Tenggara, melebarkan sayap hingga ke Negara itu.Maka Kama yang mengambil alih di sana bersama kembarannya yang tidak kalah hebat dalam bisnis.Kalila tumbuh menjadi gadis tangguh, diusianya yang masih muda dia pandai menjerat klien untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaannya dan Kama yang bertindak sebagai pengeksekusi.Sementara Kana dan Kai-adiknya membantu memegang salah satu perusahaan sang ayah di Indonesia.Dan Kejora, si anak bungsu sedang melanjutkan kuliahnya di Jerman.Rendra dan Aura benar-benar mewujudkan keinginan mereka yang ingin memiliki lima anak.Kehidupan keduanya selalu di
Lima Tahun berlalu.“Aura hamil lagi, Bang?” tanya Keanu yang baru saja tiba.Lelaki itu selalu datang terlambat di setiap acara keluarga karena kesibukannya sebagai seorang dokter.Semua keluarga telah berkumpul di Villa papa Andra untuk merayakan tahun baru bersama.Rendra tersenyum sambil menaikan kedua alis berkali-kali sebagai jawaban.“Lo kapan?” tanya Rendra ambigu.“Gue enggak bisa hamil Bang, bini gue yang bisa ... tapi jangankan bini, pacar pun aku tak punya.” Keanu menjawab dengan ekspresi wajah penuh keprihatinan mendramatasir.“Om ... gendong,” kata Kalila seraya mengangkat kedua tangannya yang langsung mendapat sambutan Keanu.Keanu memang menjadi om terfavorit karena lelaki dengan gelar dokter spesialis anak itu paling bisa membuat anak kecil nyaman ketika bersamanya.“Om ... Kana demam ini.” adalah Arkana, adik dari Kalila anak ke tiga Rendra dan Aura yang berkata demikian.Anak laki-laki yang lebih muda hanya satu tahun dari kakak kembarnya-Kama dan Kalila i
Melangkah seringan bulu Rendra mengendap-ngendap memasuki kamarnya.Namun tidak dia dapati sang istri di sana, berpikir mungkin Aura ada di kamar anak-anak mereka lantas membuat langkahnya menaiki anak tangga setelah sebelumnya membersihkan tubuh lalu berganti pakaian.Tangan kekar itu mendorong pintu bercat putih dengan gantungan boneka dari bahan flanel bertuliskan Kama dan Kalila.Sang istri yang sedang menyusui Kama-terlihat dari pakaian berwarna biru yang dikenakan bayi mungil itu, memenuhi pandangan Rendra.“Hai,” sapa Rendra membuat Aura mendongak.“Hai,” balas Aura disertai senyum.Gaun tidur yang dikenakan Aura berbahan satin meski panjang sampai pertengahan betis tapi memiliki belahan hingga paha membuat sang istri terlihat seksi dengan satu kaki menyilang di atas paha satunya.Aura harus menurunkan tali spaghety dari gaun tidur yang dikenakannya karena menyusui, menghasilkan pemandangan indah pundak terbukanya walaupun wanita yang sangat cantik bagi Rendra itu mengena
Semua pamit meninggalkan Rendra dan Aura yang sedang merasakan kebahagiaan kelahiran putra dan putri mereka sekaligus.Rendra tersenyum sambil berjalan ke arah Aura setelah mengantar seluruh anggota keluarganya sampai di pintu.Lelaki itu duduk di sisi ranjang menghadap Aura yang tengah menyandar di bagian kepala ranjang hidrolik yang dibuat tegak.Menatap wajah lelah sang istri yang selalu cantik meski tanpa make up.Rendra meraih kedua tangan Aura kemudian mengecupi sepuluh buku jarinya membuat Aura tertawa pelan.Bola mata bening itu juga menatap Rendra dengan sorot mata hangat penuh sayang.“Makasih,” kata Rendra setelah melepas satu genggaman tangannya kemudian beralih mengelus pipi Aura.“Makasih juga,” balas Aura yang langsung mendapatkan ekspresi wajah penuh tanya dari suaminya.“Karena telah mau jadi suami Aura, menjadi suami yang baik, setia dan sabar ketika Aura khilaf,” sambung Aura menjawab pertanyaan yang ada di benak suaminya.Bagi Aura, suaminya telah banyak berubah da
Satu bayi telah berhasil diangkat dengan penuh kehati-hatian lalu diberikan kepada perawat lain untuk dibersihkan kemudian mendapat pemeriksaan dari dokter anak.Dalam sekejap suara tangis yang begitu kencang membahana di ruang operasi hingga memekakan telinga orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut.Mata Rendra menatap makhluk mungil yang sedang mendapat prosedur medis dengan sorot mata haru berlumur kebahagiaan.Mengawasi tanpa jeda setiap gerak-gerik perawat yang sedang membawa bayi hingga Aura harus mengguncang tangan Rendra untuk menanyakan bagaimana kondisi anak mereka.Pandangan Aura yang terhalang kain tentu saja merasa penasaran setelah mendengar tangis bayi yang pecah, bahkan ia merasa khawatir karena bayinya tidak berhenti menangis.“A ... apa dia baik-baik aja?” tanya Aura akhirnya setelah Rendra memusatkan perhatian kembali kepadanya.“Dia baik-baik aja, Anak kita ganteng, kaya Abang,” ucapnya sambil tersenyum jail.Suara tangis kembali terdengar menandakan bila b
Segala fasilitas kemudahan yang dia miliki begitu disyukuri Rendra karena membuatnya hanya beberapa menit saja bisa tiba di atap gedung rumah sakit di mana Aura sedang bersiap melakukan operasi caesar. Rendra mengecek ponselnya lalu dikejutkan dengan banyak pesan dari mama juga keluarga yang lain tapi tidak ada dari Aura membuat kening Rendra berkerut dalam.Langkahnya tidak saja menderap tapi setengah berlari setelah turun dari hellikopter.Dituntun oleh papi yang menunggunya di rooftop, Rendra merasakan jantungnya berdebar kencang.“Aura tadi mengalami kontraksi hebat, tapi dia masih bisa senyum dan ngelawak ... dia selalu gitu, enggak mau bikin semua orang panik atau bersedih,” kata papi dengan nafas tersengal karena beliau pun setengah berlari menuju lift.Rendra mengerti kenapa tidak ada satu pesan pun dari istrinya, Aura memang berubah beberapa bulan terakhir, kembali menjadi Aura yang penurut seperti dulu juga Aura yang tidak ingin merepotkan apalagi membuat orang lain kh
Elgi mendadak resah ketika mendapatkan telepon yang kalau bila istri dari bos besarnya itu tengah dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi pada perutnya.Padahal satu bulan lagi waktu yang dijadwalkan dokter untuk persalinan Aura dengan cara caesar agar bertepatan dengan tanggal ulang tahun pernikahan mereka yang di awali dengan keterpaksaan.Tanggal tersebut diambil untuk mengganti kisah sedih yang kadung tertulis menjadi kisah bahagia kelahiran anak-anak mereka.Selain itu, bulan tersebut memang bertepatan dengan waktunya Aura melahirkan.Sebetulnya bukan saja masalah kapan Aura akan atau harusnya melahirkan tapi juga karena hari ini bertepatan dengan rapat bersama jajaran Direksi.Rapat penting tahunan yang wajib dihadiri Rendra bersama dengan para petinggi perusahaan yang selalu skeptis terhadap kemampuannya menggantikan sang kakek. Jadi bagaimana Elgi mampu mengabarkan kepada Rendra jika istri dari bos-nya itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit karena
“Baik Pak, sore nanti saya akan menemui klien tersebut ... kirim proposalnya melalui email untuk saya pelajari, sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu, saya permisi!” Setelah berucap demikian, Rendra menderapkan langkah melewati pintu menuju lift.Pak Sandy di dalam sana terbengong-bengong ria setelah ditinggal Rendra begitu saja.Menghembuskan nafas, pria itu menggelengkan kepala mencari Elgi untuk memaparkan kembali apa yang baru saja dia jelaskan kepada Rendra.Sesampainya di pintu lift, Rendra berpapasan dengan Elgi yang baru saja keluar dari box besi tersebut.“Gi, pinjem motor!” todong Rendra dengan tangan menengadah.Elgi mengerjap, kemudian bergegas mencari kunci motornya yang dia simpan di saku celana tanpa menanyakan untuk apa karena Rendra adalah bosnya.“Temui pak Sandy di dalam, saya pulang dulu sebentar ... istri saya ilang lagi,” ujarnya kemudian masuk ke dalam lift dengan terburu-buru.Elgi menghembuskan nafas berat k