Seharian ini Aura dihinggapi rasa bosan yang luar biasa menyiksa.Kedua orang tuanya sibuk bekerja begitu juga dengan sang mama mertua yang sedang pulang ke Bandung memantau bisnis toko kuenya.Zeline-sang adik ipar tidak bisa diganggu karena sedang fokus belajar untuk menghadapi ujian.Sementara beberapa hari ini Rendra selalu sibuk dengan pekerjaannya dan pulang larut malam.Beberapa waktu lalu Rahma dan Elgi tiba-tiba datang di akhir minggu, mereka melakukan meeting mendadak di ruang kerja Rendra.Tidak sengaja Aura mencuri dengar kalau perusahaan Rendra tengah menghadapi beberapa kendala mengenai kerjasama dengan perusahaan Ben.Mendengar nama Ben disebut, Aura menjadi khawatir suaminya tidak bisa menahan diri mengingat perkelahiannya dengan Ben yang mengakibatkan mereka kehilangan anak yang belum sempat lahir ke dunia.Dan setelah itu Rendra menjadi posesif dan begitu membenci Ben tapi kini grandpa malah menjalin kerjasama dengan dengan pria keterunan Jerman itu.Tapi ent
Apa yang dilakukan wanita ketika sedang bersedih?Aura memilih untuk berbelanja menghabiskan uang suaminya.Tapi sudah berjam-jam Aura berputar-putar di dalam mall, hanya beberapa pakaian dan beberapa produk kecantikan yang dia beli.Ternyata semua ini tidak bisa menghilangkan rasa sedih yang ditorehkan Rendra.Apalagi membuatnya bahagia kembali karena ternyata hanya Rendra lah sumber kebahagiaannya.Begitu pula bagi Rendra hanya Aura lah sumber kebahagiaannya, tapi itu dulu dan sekarang entah setan apa yang merasukinya sehingga lelaki itu berubah drastis.Hari hampir sore dan dirinya sudah lelah mengitari mall sendirian.Akhirnya Aura masuk ke dalam coffe shop lalu memesan minuman.Dia akan menyibukan diri dengan ponsel dan berlama-lama di sini sampai Rendra mencarinya.“Kamu sepupu Nafeesa, kan?” tanya seorang pria membuat Aura mendongak.“Pak Brian?” Aura tersenyum ramah sebagai bentuk sopan santun, dia memang kagum kepada sosok pria yang merupakan kakak-satu ayahnya Na
Dalam perjalanan panjang menuju rumah hanya deru mobil sport milik lelaki itu yang terdengar.Waktu tempuh yang biasa memakan waktu empat puluh lima menit, kini hanya dua puluh lima menit saja mereka lalui karena Rendra yang sedang dilingkupi emosi, mengemudikan super car-nya dengan kecepatan tinggi.Sementara Aura begitu santai duduk disampingnya dengan tampang tak berdosa melipat tangan di dada.Dari sudut matanya Aura melihat dada Rendra naik turun, nafasnya begitu berat menderu dan rahangnya masih mengetat dengan mata nyalang menatap jalan.Aura tersenyum di dalam hati merasa puas dan seketika rasa kesal juga sedihnya kontan terbayar setelah melihat amarah Rendra.Di halaman depan rumahnya ternyata Rahma dan Elgi menunggu dengan cemas, keduanya langsung berdiri dari kursi teras ketika melihat mobil Rendra memasuki halaman.Aura turun dari mobil kemudian dengan gaya cerianya yang khas menyapa Rahma dan Elgi.“Selamat malam Bu Rahma, selamat malam Pak Elgi …,” sapanya formal
Ceremonial kelulusan Aura telah di depan mata, seluruh keluarga dari jauh-jauh hari sengaja mengkosongkan jadwalnya untuk menghadiri acara wisuda Aura.Kedua orang tuanya yang paling berbahagia sudah tentu hadir.Kedua mertuanya yang paling bangga juga menyempatkan waktunya menghadiri acara wisuda Aura.Grandpa dan Grandma yang begitu menyayangi turut serta dan memang kebetulan Grandpa masih memiliki urusan di London.Zeline tidak ketinggalan ingin memeriahkan acara kelulusan Aura namun sayang Kenzi tidak bisa ikut karena banyak yang harus diselesaikannya di Bandung.Kenzi bilang bahwa seluruh pasukan inti yang bisa membahagiakan Aura sudah ikut semua dan kehadirannya tidak lah terlalu penting.Belum pernah dalam sejarah Gunadhya, mereka sekompak ini.Bahkan ketika kelulusan Rendra pun, hanya kedua orang tuanya yang menemani.Tapi demi Aura, semua meluangkan waktunya.Bukan hanya mereka saja, ternyata Nenek Susi diajak Grandma untuk ikut.Semenjak kepergian Engking Roni, Grandma serin
“Berarti waktu kemarin-kemarin Abang telepon nanyain Aura tuh ternyata mereka lagi berantem,” cetus Mamih sambil berbisik.“Untung Aura kaya Papih, coba kalau kaya Mamih ... pasti terjadi perang dunia ke tiga, udah kerja cape-cape, pulang ke rumah malah di omelin udah gitu banyak nuntut,” balas Papih berniat membuat lelucon tapi malah mendapatkan tatapan tajam dari sang istri.“Fine! Kalau begitu pikiran kamu tentang aku,” Mamih beranjak dari kursi teras kemudian masuk ke dalam kamar.“Mih ... Mih, becanda Papih, Miiiih ... jangan ngambek donk!” bujuk Papih dengan suara tertahan mengejar Mamih ke dalam kamar setelah menutup pintu balkon sepelan mungkin.Tidak jauh berbeda dengan Papa dan Mama yang sedang menikmati secangkir teh di balkon sebelah kanan.“Lucu ya mereka, Mama pikir pernikahan Abang sama Aura ga bertahan lama tapi ternyata Abang jadi cinta banget sama Aura!” kata Mama setelah menyeruput tehnya.Mama menahan suara se
Mata Rahma membeliak ketika melihat Kenzi duduk di kursi depan mejanya.“Ngapain kesini?” tanya Rahma sambil berbisik.“Jemput kamu, yuk kita pulang, sayang,” jawab Kenzi nyeleneh membuat Rahma berdecak sambil mendelik tajam.Lelaki itu tiba-tiba saja datang tanpa memberitahunya, di hari kerja seperti ini.“Maaas!!” Rahma mendesis ketika Kenzi yang telah berdiri menarik tangannya.“Kerjaan aku masih banyak, Mas!” Rahma mencoba memberi pengertian tapi bukan Kenzi namanya kalau mau mengerti.“Suruh temen kamu tuh yang kerjain,” Kenzi berucap seenaknya seraya mengendik ke arah Elgi yang mejanya berada di sebelah Rahma.Elgi langsung mengerutkan alis dengan tatapan tajam sebagai kode ketidakterimaan dirinya atas ucapan Kenzi.“Ga bisa gitu, Mas! Ini kerjaan aku, Mas tunggu sebentar di ruang tunggu biar aku selesaikan dulu tugas aku.” Kenzi kemudian mendudukan tubuhnya kembali, melipat tangannya di dada mengamati si pacar yang sedang bekerja.Setiap kali Rahma memanggil dengan sebutan Ma
Kehidupan rumah tangga memang tidak seindah yang di bayangkan, butuh mental dan materi yang cukup untuk membangunnya.Apalagi bila telah memiliki anak, kebutuhan tidak terduga akan bermunculan membuat pening kepala.Beruntung bagi orang yang terlahir bergelimang materi, tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut karena segala sesuatunya telah tersedia di depan mata hanya perlu usaha untuk mengolahnya.Dan usaha ini lah yang akan menyita waktu.Seperti yang dilakukan Rendra saat ini, nyaris setiap hari ia pergi pagi dan pulang larut meninggalkan istrinya di rumah.Tapi setelah diskusi kecil mereka beberapa waktu lalu di London, Aura mengerti keadaan suaminya dan Rendra juga berusaha untuk tidak mengabaikan Aura.Setiap hari kamis yang merupakan hari lahir Aura, Rendra mengirimkan satu buket bunga.Hal tersebut telah masuk dalam jadwal mingguan yang wajib Rendra lakukan.Setiap malam minggu Aura dan Rendra menyempatkan makan malam berdua di luar.Aura juga tidak perlu memasak sarapan pagi
Pagi sekali Aura bangun, ia tidak memiliki kewajiban untuk membuat sarapan tapi perutnya terasa lapar karena tertidur sebelum makan malam.Aura mengecup kening Rendra sebelum menuruni tempat tidur tapi sedetik kemudian sang suami membawanya dalam dekapan.“Baaaang, bangun! Nanti Abang kesiangan ke kantor,” kata Aura seraya melepaskan tangan Rendra yang melingkar erat di tubuhnya.“Ini hari sabtu, sayang!” gumam Rendra membuat Aura berhenti meronta.Oh ya Tuhan, dirinya sampai lupa hari karena fokus hanya membersihkan rumah dan merawat halaman.“Tapi Aura laper, Bang! Aura mau bikin sarapan dulu ya!” Rendra menegakan tubuhnya yang otomatis juga membawa tubun Aura.“Abang buatin sarapan ya? Mau ga?” “Mau donk, tapi kenapa?” tanya Aura bertanya bingung, pasalnya bila weekend tiba Rendra akan berolah raga jogging keliling komplek sambil menunggu dirinya membuat sarapan.Rendra beranjak turun dari atas tempat tidur setelah melepaskan pelukannya, ia hanya tersenyum tidak menjawab pertanya
Dua bulan kemudian.Rendra melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, pria paruh baya itu berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan sang putri belum juga tiba di restoran yang telah di janjikan.Rendra dan Aura baru saja tiba di Bandara, bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubungi kalau dia sedang dalam keadaan galau karena seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu tolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar anak Sultan.Sempat menjalin kasih selama enak bulan sampai akhirnya dengan tegas Kejora menolak lamaran anak Sultan yang terkenal sangat tampan dengan banyak penghargaan dalam bidang pendidikan dan olah raga hanya karena anak Sultan tersebut terlalu posesif menyukainya.Setiap satu jam se
Seorang gadis buru-buru memasukan laptop ke dalam tas, mata kuliahnya sebentar lagi dimulai tapi dirinya masih berada di dalam coffe shop terlalu asyik melakukan panggilan video bersama keluarganya.Dua kakak kembarnya yang telah menjadi pengusaha sesukses seperti sang ayah tinggal di Vietnam untuk menjalankan perusahaannya di sana.Papa Narendra berhasil menguasai pasar Asia Tenggara, melebarkan sayap hingga ke Negara itu.Maka Kama yang mengambil alih di sana bersama kembarannya yang tidak kalah hebat dalam bisnis.Kalila tumbuh menjadi gadis tangguh, diusianya yang masih muda dia pandai menjerat klien untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaannya dan Kama yang bertindak sebagai pengeksekusi.Sementara Kana dan Kai-adiknya membantu memegang salah satu perusahaan sang ayah di Indonesia.Dan Kejora, si anak bungsu sedang melanjutkan kuliahnya di Jerman.Rendra dan Aura benar-benar mewujudkan keinginan mereka yang ingin memiliki lima anak.Kehidupan keduanya selalu di
Lima Tahun berlalu.“Aura hamil lagi, Bang?” tanya Keanu yang baru saja tiba.Lelaki itu selalu datang terlambat di setiap acara keluarga karena kesibukannya sebagai seorang dokter.Semua keluarga telah berkumpul di Villa papa Andra untuk merayakan tahun baru bersama.Rendra tersenyum sambil menaikan kedua alis berkali-kali sebagai jawaban.“Lo kapan?” tanya Rendra ambigu.“Gue enggak bisa hamil Bang, bini gue yang bisa ... tapi jangankan bini, pacar pun aku tak punya.” Keanu menjawab dengan ekspresi wajah penuh keprihatinan mendramatasir.“Om ... gendong,” kata Kalila seraya mengangkat kedua tangannya yang langsung mendapat sambutan Keanu.Keanu memang menjadi om terfavorit karena lelaki dengan gelar dokter spesialis anak itu paling bisa membuat anak kecil nyaman ketika bersamanya.“Om ... Kana demam ini.” adalah Arkana, adik dari Kalila anak ke tiga Rendra dan Aura yang berkata demikian.Anak laki-laki yang lebih muda hanya satu tahun dari kakak kembarnya-Kama dan Kalila i
Melangkah seringan bulu Rendra mengendap-ngendap memasuki kamarnya.Namun tidak dia dapati sang istri di sana, berpikir mungkin Aura ada di kamar anak-anak mereka lantas membuat langkahnya menaiki anak tangga setelah sebelumnya membersihkan tubuh lalu berganti pakaian.Tangan kekar itu mendorong pintu bercat putih dengan gantungan boneka dari bahan flanel bertuliskan Kama dan Kalila.Sang istri yang sedang menyusui Kama-terlihat dari pakaian berwarna biru yang dikenakan bayi mungil itu, memenuhi pandangan Rendra.“Hai,” sapa Rendra membuat Aura mendongak.“Hai,” balas Aura disertai senyum.Gaun tidur yang dikenakan Aura berbahan satin meski panjang sampai pertengahan betis tapi memiliki belahan hingga paha membuat sang istri terlihat seksi dengan satu kaki menyilang di atas paha satunya.Aura harus menurunkan tali spaghety dari gaun tidur yang dikenakannya karena menyusui, menghasilkan pemandangan indah pundak terbukanya walaupun wanita yang sangat cantik bagi Rendra itu mengena
Semua pamit meninggalkan Rendra dan Aura yang sedang merasakan kebahagiaan kelahiran putra dan putri mereka sekaligus.Rendra tersenyum sambil berjalan ke arah Aura setelah mengantar seluruh anggota keluarganya sampai di pintu.Lelaki itu duduk di sisi ranjang menghadap Aura yang tengah menyandar di bagian kepala ranjang hidrolik yang dibuat tegak.Menatap wajah lelah sang istri yang selalu cantik meski tanpa make up.Rendra meraih kedua tangan Aura kemudian mengecupi sepuluh buku jarinya membuat Aura tertawa pelan.Bola mata bening itu juga menatap Rendra dengan sorot mata hangat penuh sayang.“Makasih,” kata Rendra setelah melepas satu genggaman tangannya kemudian beralih mengelus pipi Aura.“Makasih juga,” balas Aura yang langsung mendapatkan ekspresi wajah penuh tanya dari suaminya.“Karena telah mau jadi suami Aura, menjadi suami yang baik, setia dan sabar ketika Aura khilaf,” sambung Aura menjawab pertanyaan yang ada di benak suaminya.Bagi Aura, suaminya telah banyak berubah da
Satu bayi telah berhasil diangkat dengan penuh kehati-hatian lalu diberikan kepada perawat lain untuk dibersihkan kemudian mendapat pemeriksaan dari dokter anak.Dalam sekejap suara tangis yang begitu kencang membahana di ruang operasi hingga memekakan telinga orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut.Mata Rendra menatap makhluk mungil yang sedang mendapat prosedur medis dengan sorot mata haru berlumur kebahagiaan.Mengawasi tanpa jeda setiap gerak-gerik perawat yang sedang membawa bayi hingga Aura harus mengguncang tangan Rendra untuk menanyakan bagaimana kondisi anak mereka.Pandangan Aura yang terhalang kain tentu saja merasa penasaran setelah mendengar tangis bayi yang pecah, bahkan ia merasa khawatir karena bayinya tidak berhenti menangis.“A ... apa dia baik-baik aja?” tanya Aura akhirnya setelah Rendra memusatkan perhatian kembali kepadanya.“Dia baik-baik aja, Anak kita ganteng, kaya Abang,” ucapnya sambil tersenyum jail.Suara tangis kembali terdengar menandakan bila b
Segala fasilitas kemudahan yang dia miliki begitu disyukuri Rendra karena membuatnya hanya beberapa menit saja bisa tiba di atap gedung rumah sakit di mana Aura sedang bersiap melakukan operasi caesar. Rendra mengecek ponselnya lalu dikejutkan dengan banyak pesan dari mama juga keluarga yang lain tapi tidak ada dari Aura membuat kening Rendra berkerut dalam.Langkahnya tidak saja menderap tapi setengah berlari setelah turun dari hellikopter.Dituntun oleh papi yang menunggunya di rooftop, Rendra merasakan jantungnya berdebar kencang.“Aura tadi mengalami kontraksi hebat, tapi dia masih bisa senyum dan ngelawak ... dia selalu gitu, enggak mau bikin semua orang panik atau bersedih,” kata papi dengan nafas tersengal karena beliau pun setengah berlari menuju lift.Rendra mengerti kenapa tidak ada satu pesan pun dari istrinya, Aura memang berubah beberapa bulan terakhir, kembali menjadi Aura yang penurut seperti dulu juga Aura yang tidak ingin merepotkan apalagi membuat orang lain kh
Elgi mendadak resah ketika mendapatkan telepon yang kalau bila istri dari bos besarnya itu tengah dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi pada perutnya.Padahal satu bulan lagi waktu yang dijadwalkan dokter untuk persalinan Aura dengan cara caesar agar bertepatan dengan tanggal ulang tahun pernikahan mereka yang di awali dengan keterpaksaan.Tanggal tersebut diambil untuk mengganti kisah sedih yang kadung tertulis menjadi kisah bahagia kelahiran anak-anak mereka.Selain itu, bulan tersebut memang bertepatan dengan waktunya Aura melahirkan.Sebetulnya bukan saja masalah kapan Aura akan atau harusnya melahirkan tapi juga karena hari ini bertepatan dengan rapat bersama jajaran Direksi.Rapat penting tahunan yang wajib dihadiri Rendra bersama dengan para petinggi perusahaan yang selalu skeptis terhadap kemampuannya menggantikan sang kakek. Jadi bagaimana Elgi mampu mengabarkan kepada Rendra jika istri dari bos-nya itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit karena
“Baik Pak, sore nanti saya akan menemui klien tersebut ... kirim proposalnya melalui email untuk saya pelajari, sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu, saya permisi!” Setelah berucap demikian, Rendra menderapkan langkah melewati pintu menuju lift.Pak Sandy di dalam sana terbengong-bengong ria setelah ditinggal Rendra begitu saja.Menghembuskan nafas, pria itu menggelengkan kepala mencari Elgi untuk memaparkan kembali apa yang baru saja dia jelaskan kepada Rendra.Sesampainya di pintu lift, Rendra berpapasan dengan Elgi yang baru saja keluar dari box besi tersebut.“Gi, pinjem motor!” todong Rendra dengan tangan menengadah.Elgi mengerjap, kemudian bergegas mencari kunci motornya yang dia simpan di saku celana tanpa menanyakan untuk apa karena Rendra adalah bosnya.“Temui pak Sandy di dalam, saya pulang dulu sebentar ... istri saya ilang lagi,” ujarnya kemudian masuk ke dalam lift dengan terburu-buru.Elgi menghembuskan nafas berat k