Sudah waktunya Rendra pulang ke negaranya dan kepulangannya itu ternyata bersama sang mama dan grandpa yang telah menyelesaikan urusannya di sini.Semuanya telah beliau serahkan kepada pengacara kepercayaannya.Mama Rena bukannya tidak mau berlama-lama di London hanya saja dia memiliki suami yang sangat posesif dan manja, tidak bisa berada jauh darinya.Sehari ini saja mama Rena pergi maka teror telepon dan video call dari papa Andra segera saja menghujaninya dengan pertanyaan kapan pulang.Sambil menunggu Jerry menjemput, Rendra mengajak Aura duduk di ruang tamu.Tentu saja Rendra tidak melepaskan pelukannya saat itu sementara mama Rena, mami Monica dan grandpa memilih bercengkrama di ruang televisi memberi waktu kepada Aura dan Rendra.“Jaga diri baik-baik ya, Ra... Abang titip anak kita, kamu makan yang bener, jangan kecapean... pulang kuliah langsung pulang, jangan tidur terlalu malam, belajar yang rajin.” Kalimat itu pun terjeda karena bibir Aura menghentikannya.“Iya Aban
Suara ponsel yang berdering membangunkan Aura dari tidur lelapnya.Mengulurkan tangan meraba-raba atas nakas untuk meraih benda pipih yang telah berhenti berdering.Matanya mengerjap beberapa kali dan yang pertama kali dilihatnya adalah jam pada ponselnya.Ternyata sudah waktunya Aura bangun, menegakan tubuh kemudian membuka pesan instan di antaranya ada beberapa grup dan pesan yang masuk, Aura mencari nama suaminya.Senyuman terbit di bibir Aura setelah nama suaminya menyala tanda ada pesan yang telah lelaki itu kirim untuknya.Baru dua hari lelaki itu pergi namun rasa rindu terasa seperti dua tahun tidak bertemu.My Lovely Hubby : Morning my sunshinePesan berisi ucapan selamat pagi diakhiri emoticon kiss dan hug telah dua hari ini Aura dapatkan.Hanya seperti itu saja perasaan Aura sudah membuncah akan rasa bahagia.My Lovely Wife : Good Night my Prince CharmingAura membalas kebalikan dari pesan yang dikirimkan suaminya karena perbedaan waktu tujuh jam di London dengan d
“Selamat pagi, Pak!” Suara lembut seorang wanita menyambut Rendra ketika akan memasuki ruangan.Lelaki itu tidak sedikitpun menoleh hanya bergumam sebagai balasan.Bukan apa-apa, Rendra hanya tidak ingin menodai mata dan pikirannya yang malah memicu hasrat ketika terlalu lama melihat sekretarisnya sendiri sementara sang istri sedang berada jauh darinya.Pasalnya, perempuan yang masih lajang itu memiliki wajah manis dengan make up tebal yang menunjang kecantikannya.Rambut panjang hitam legam dengan tubuh sempurna yang padat di beberap bagian ditambah bagian dada dan bokonggnya yang cukup besar membuat perempuan bernama Risa itu luar biasa seksi.Belum lagi entah sengaja atau tidak, Risa selalu memakai dalaman blazer berkerah rendah dan rok span yang terlampau tinggi memamerkan paha mulus dan kencang.Sungguh membuat Rendra tidak nyaman, dari pertama melihat Risa sejujurnya ingin protes kepada Grandpa untuk menggantinya dengan sekertaris pria yang menurutnya lebih gesit dan bisa
“Bang...,” bisik Zeline memanggil sang Kakak yang sedang duduk di sampingnya ketika sarapan pagi.“Apa?” Rendra menjawab dengan suara lantang membuat bibir Zeline mencebik.“Udah baikan belum sama papa?” Zeline bertanya lagi masih sambil berbisik.“Belum,” jawab Rendra lalu memenuhi mulutnya dengan roti sandwich buatan mama Rena.Suara fantovel papa Andra yang menghentak menuruni anak tangga selalu membuat jantung Rendra berdebar setiap sarapan pagi.Pasalnya papa Andra masih belum mau berbicara dengannya setelah insiden tenggelamnya privat jet milik beliau.Sejujurnya bukan bagian tenggelamnya privat jet yang disesali papa Andra namun tindakan terburu-buru Rendra yang tidak memakai logika begitu membuat papa Andra kecewa.Sama dengan mama Rena, jantung papa Andra nyaris copot dari tempatnya tatkala mendengar bahwa privat jet miliknya yang dikabarkan membawa Rendra menuju London, hilang kontak dalam perjalanan.Rendra merupakan anak laki-laki satu-satunya dan pewaris kekayaan G
Mau tidak mau Zeline harus mengantarkan kotak nasi untu Kenzi karena sang mama memaksa. Sebetulnya dia bisa meminta driver untuk mengantar kotak nasi tersebut tapi jauh di dalam hati Zeline memang ingin bertemu lelaki itu. Dengan diantar driver, tibalah Zeline di gedung pencakar langit milik sang papa mencari rezeki. Gedung perkantoran itu sebetulnya cukup jarang dia sambangi, hanya acara-acara tertentu saja Zeline berkunjung atau seperti saat ini jika diminta membawakan sesuatu yang biasanya untuk sang papa tapi sekarang dia harus mengantar titipan mama untuk Kenzi dan mungkin akan bertemu papa setelahnya jikalau beliau memiliki waktu luang. Zeline melangkah santai memasuki gedung pencakar langit bertuliskan AG Group yang sangat besar di bagian rooftopnya. Semua security ternyata mengenalnya dan mempersilahkan untuk masuk dengan memberikan name tag bertuliskan ‘visitor’. “Zeline?” Mendengar namanya disebut, gadis berambut ikal itu pun menoleh. “Tante Santi?” ba
Kelas kedua baru saja berakhir ketika ponsel dari dalam tas Aura berbunyi nyaring.Merogoh isi tasnya untuk mencari benda pipih yang berbunyi sekaligus bergetar seolah tidak sabar mendapat jawaban. Wajah tampan si Raja dunia terpampang jelas memenuhi lapar ponsel, kedua sudut bibir Aura refleks tertarik ke atas membentuk sebuah lengkung senyum kebahagiaan.“Hallo?” Aura menjawab.Hening beberapa detik hanya suara musik yang suaminya sukai terdengar jelas, Aura menduga kalau Rendra sedang dalam perjalanan.Dia melirik arlojinya menghitung waktu di Indonesia ternyata di sana masih jam tujuh pagi.Berarti lelaki itu sedang dalam perjalanan dan suara musik tersebut dihasilkan dari audio di dalam mobilnya.Baru saja Aura akan mengucapkan Hallo dan menanyakan kenapa pria tampan di sebrang sana diam saja, sambungan telepon itu terputus begitu saja.Aura terkekeh sendiri hingga Alvin dan Maria bingung di buatnya.“Ada apa?” tanya Maria.“Biasa... Masalah rumah tangga,” balas Aura s
“Jalan Kak, cepet! Zeline dikejar mantan gila!” titahnya buru-buru.Rendy menginjak pedal gas dalam, melajukan kendaraan keluar dari pelataran parkir kantor Ayah dari sahabatnya di mana dia dan Rendra membuat janji untuk bertemu.“Kamu kenapa?” Rendy bertanya dengan raut wajah khawatir.Bukannya menjawab, Zeline malah terus saja menengok ke belakang.Ekspresi takut dengan jejak air mata terlihat jelas di wajah cantiknya.Beberapa meter kemudian, Rendy berhenti tepat di sebuah cafe miliki kerabatnya.“Kita turun yuk,” ajak Rendy seraya membuka pintu mobil.“Siapa pun yang ngejar kamu, udah enggak ada.” Lelaki itu kembali bersuara setelah membuka pintu untuk Zeline.Tadinya Rendy yang datang terlalu cepat akan menunggu di loby tapi ternyata dia bertemu dengan adik dari sahabatnya itu dan tampaknya sedang membutuhkan pertolongan.Akhirnya dia membawa Zeline ke cafe milik saudara sepupunya.Zeline keluar dari mobil dan tanpa ragu mengikuti Rendy karena merasa mengenal dekat pria
“Zeline baik-baik aja, sayang! Tadi dia ketemu Rendy dan di bawa Rendy ke cafe sepupunya yang enggak jauh dari kantor papa...,” kata Rendra kepada Aura dalam sambungan telepon.Setelah selesai melakukan rapat, lelaki itu kembali ke kantornya.Pertemuan dengan Rendy juga harus dia jadwal ulang karena sahabatnya itu sedang menenangkan Zeline dan berjanji akan bertemu di kantornya sore nanti.Mengisi waktu di dalam perjalanan, Rendra menghubungi Aura setelah membaca pesan yang dikirim sang istri.Bukan karena Risa yang memberitahu kalau Aura sempat menghubunginya.Wajah sekretarisnya itu pun terlihat memberengut dan Rendra tidak ingin membuang waktu memikirkannya.Aura menjelaskan apa yang diceritakan Zeline padanya, tidak ada yang ditutupi karena yakin suaminya akan bertindak bijaksana setelah mendapat pelajaran dari tindakan konyol yang dilakukan beberapa waktu lalu.“Abang kalau mau mukulin kak Kenzi, pukulin aja tapi jangan sampe babak belur juga ya.” Aura memberi ijin tapi te
Dua bulan kemudian.Rendra melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, pria paruh baya itu berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan sang putri belum juga tiba di restoran yang telah di janjikan.Rendra dan Aura baru saja tiba di Bandara, bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubungi kalau dia sedang dalam keadaan galau karena seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu tolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar anak Sultan.Sempat menjalin kasih selama enak bulan sampai akhirnya dengan tegas Kejora menolak lamaran anak Sultan yang terkenal sangat tampan dengan banyak penghargaan dalam bidang pendidikan dan olah raga hanya karena anak Sultan tersebut terlalu posesif menyukainya.Setiap satu jam se
Seorang gadis buru-buru memasukan laptop ke dalam tas, mata kuliahnya sebentar lagi dimulai tapi dirinya masih berada di dalam coffe shop terlalu asyik melakukan panggilan video bersama keluarganya.Dua kakak kembarnya yang telah menjadi pengusaha sesukses seperti sang ayah tinggal di Vietnam untuk menjalankan perusahaannya di sana.Papa Narendra berhasil menguasai pasar Asia Tenggara, melebarkan sayap hingga ke Negara itu.Maka Kama yang mengambil alih di sana bersama kembarannya yang tidak kalah hebat dalam bisnis.Kalila tumbuh menjadi gadis tangguh, diusianya yang masih muda dia pandai menjerat klien untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaannya dan Kama yang bertindak sebagai pengeksekusi.Sementara Kana dan Kai-adiknya membantu memegang salah satu perusahaan sang ayah di Indonesia.Dan Kejora, si anak bungsu sedang melanjutkan kuliahnya di Jerman.Rendra dan Aura benar-benar mewujudkan keinginan mereka yang ingin memiliki lima anak.Kehidupan keduanya selalu di
Lima Tahun berlalu.“Aura hamil lagi, Bang?” tanya Keanu yang baru saja tiba.Lelaki itu selalu datang terlambat di setiap acara keluarga karena kesibukannya sebagai seorang dokter.Semua keluarga telah berkumpul di Villa papa Andra untuk merayakan tahun baru bersama.Rendra tersenyum sambil menaikan kedua alis berkali-kali sebagai jawaban.“Lo kapan?” tanya Rendra ambigu.“Gue enggak bisa hamil Bang, bini gue yang bisa ... tapi jangankan bini, pacar pun aku tak punya.” Keanu menjawab dengan ekspresi wajah penuh keprihatinan mendramatasir.“Om ... gendong,” kata Kalila seraya mengangkat kedua tangannya yang langsung mendapat sambutan Keanu.Keanu memang menjadi om terfavorit karena lelaki dengan gelar dokter spesialis anak itu paling bisa membuat anak kecil nyaman ketika bersamanya.“Om ... Kana demam ini.” adalah Arkana, adik dari Kalila anak ke tiga Rendra dan Aura yang berkata demikian.Anak laki-laki yang lebih muda hanya satu tahun dari kakak kembarnya-Kama dan Kalila i
Melangkah seringan bulu Rendra mengendap-ngendap memasuki kamarnya.Namun tidak dia dapati sang istri di sana, berpikir mungkin Aura ada di kamar anak-anak mereka lantas membuat langkahnya menaiki anak tangga setelah sebelumnya membersihkan tubuh lalu berganti pakaian.Tangan kekar itu mendorong pintu bercat putih dengan gantungan boneka dari bahan flanel bertuliskan Kama dan Kalila.Sang istri yang sedang menyusui Kama-terlihat dari pakaian berwarna biru yang dikenakan bayi mungil itu, memenuhi pandangan Rendra.“Hai,” sapa Rendra membuat Aura mendongak.“Hai,” balas Aura disertai senyum.Gaun tidur yang dikenakan Aura berbahan satin meski panjang sampai pertengahan betis tapi memiliki belahan hingga paha membuat sang istri terlihat seksi dengan satu kaki menyilang di atas paha satunya.Aura harus menurunkan tali spaghety dari gaun tidur yang dikenakannya karena menyusui, menghasilkan pemandangan indah pundak terbukanya walaupun wanita yang sangat cantik bagi Rendra itu mengena
Semua pamit meninggalkan Rendra dan Aura yang sedang merasakan kebahagiaan kelahiran putra dan putri mereka sekaligus.Rendra tersenyum sambil berjalan ke arah Aura setelah mengantar seluruh anggota keluarganya sampai di pintu.Lelaki itu duduk di sisi ranjang menghadap Aura yang tengah menyandar di bagian kepala ranjang hidrolik yang dibuat tegak.Menatap wajah lelah sang istri yang selalu cantik meski tanpa make up.Rendra meraih kedua tangan Aura kemudian mengecupi sepuluh buku jarinya membuat Aura tertawa pelan.Bola mata bening itu juga menatap Rendra dengan sorot mata hangat penuh sayang.“Makasih,” kata Rendra setelah melepas satu genggaman tangannya kemudian beralih mengelus pipi Aura.“Makasih juga,” balas Aura yang langsung mendapatkan ekspresi wajah penuh tanya dari suaminya.“Karena telah mau jadi suami Aura, menjadi suami yang baik, setia dan sabar ketika Aura khilaf,” sambung Aura menjawab pertanyaan yang ada di benak suaminya.Bagi Aura, suaminya telah banyak berubah da
Satu bayi telah berhasil diangkat dengan penuh kehati-hatian lalu diberikan kepada perawat lain untuk dibersihkan kemudian mendapat pemeriksaan dari dokter anak.Dalam sekejap suara tangis yang begitu kencang membahana di ruang operasi hingga memekakan telinga orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut.Mata Rendra menatap makhluk mungil yang sedang mendapat prosedur medis dengan sorot mata haru berlumur kebahagiaan.Mengawasi tanpa jeda setiap gerak-gerik perawat yang sedang membawa bayi hingga Aura harus mengguncang tangan Rendra untuk menanyakan bagaimana kondisi anak mereka.Pandangan Aura yang terhalang kain tentu saja merasa penasaran setelah mendengar tangis bayi yang pecah, bahkan ia merasa khawatir karena bayinya tidak berhenti menangis.“A ... apa dia baik-baik aja?” tanya Aura akhirnya setelah Rendra memusatkan perhatian kembali kepadanya.“Dia baik-baik aja, Anak kita ganteng, kaya Abang,” ucapnya sambil tersenyum jail.Suara tangis kembali terdengar menandakan bila b
Segala fasilitas kemudahan yang dia miliki begitu disyukuri Rendra karena membuatnya hanya beberapa menit saja bisa tiba di atap gedung rumah sakit di mana Aura sedang bersiap melakukan operasi caesar. Rendra mengecek ponselnya lalu dikejutkan dengan banyak pesan dari mama juga keluarga yang lain tapi tidak ada dari Aura membuat kening Rendra berkerut dalam.Langkahnya tidak saja menderap tapi setengah berlari setelah turun dari hellikopter.Dituntun oleh papi yang menunggunya di rooftop, Rendra merasakan jantungnya berdebar kencang.“Aura tadi mengalami kontraksi hebat, tapi dia masih bisa senyum dan ngelawak ... dia selalu gitu, enggak mau bikin semua orang panik atau bersedih,” kata papi dengan nafas tersengal karena beliau pun setengah berlari menuju lift.Rendra mengerti kenapa tidak ada satu pesan pun dari istrinya, Aura memang berubah beberapa bulan terakhir, kembali menjadi Aura yang penurut seperti dulu juga Aura yang tidak ingin merepotkan apalagi membuat orang lain kh
Elgi mendadak resah ketika mendapatkan telepon yang kalau bila istri dari bos besarnya itu tengah dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi pada perutnya.Padahal satu bulan lagi waktu yang dijadwalkan dokter untuk persalinan Aura dengan cara caesar agar bertepatan dengan tanggal ulang tahun pernikahan mereka yang di awali dengan keterpaksaan.Tanggal tersebut diambil untuk mengganti kisah sedih yang kadung tertulis menjadi kisah bahagia kelahiran anak-anak mereka.Selain itu, bulan tersebut memang bertepatan dengan waktunya Aura melahirkan.Sebetulnya bukan saja masalah kapan Aura akan atau harusnya melahirkan tapi juga karena hari ini bertepatan dengan rapat bersama jajaran Direksi.Rapat penting tahunan yang wajib dihadiri Rendra bersama dengan para petinggi perusahaan yang selalu skeptis terhadap kemampuannya menggantikan sang kakek. Jadi bagaimana Elgi mampu mengabarkan kepada Rendra jika istri dari bos-nya itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit karena
“Baik Pak, sore nanti saya akan menemui klien tersebut ... kirim proposalnya melalui email untuk saya pelajari, sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu, saya permisi!” Setelah berucap demikian, Rendra menderapkan langkah melewati pintu menuju lift.Pak Sandy di dalam sana terbengong-bengong ria setelah ditinggal Rendra begitu saja.Menghembuskan nafas, pria itu menggelengkan kepala mencari Elgi untuk memaparkan kembali apa yang baru saja dia jelaskan kepada Rendra.Sesampainya di pintu lift, Rendra berpapasan dengan Elgi yang baru saja keluar dari box besi tersebut.“Gi, pinjem motor!” todong Rendra dengan tangan menengadah.Elgi mengerjap, kemudian bergegas mencari kunci motornya yang dia simpan di saku celana tanpa menanyakan untuk apa karena Rendra adalah bosnya.“Temui pak Sandy di dalam, saya pulang dulu sebentar ... istri saya ilang lagi,” ujarnya kemudian masuk ke dalam lift dengan terburu-buru.Elgi menghembuskan nafas berat k