Aura mendorong pintu perpustakaan, pandangannya langsung tertuju pada suaminya yang sedang tertawa seperti sedang bersenda gurau dengan wanita cantik berkaca mata di balik meja.Wanita dengan stelan blazer dan rok span itu bukan hanya terkenal cantik tapi juga seksi dengan tubuh berisi dan bagian dada yang besar.Rambut panjangnya selalu di ikat ekor kuda ke belakang untuk mengekspose leher jenjang nan putih mulus.Banyak gosip negatif beredar tentang perempuan itu tapi Aura tidak pernah peduli sampai saat ini melihat wanita itu bercengkerama dengan suaminya.Aura mengenal wanita itu sebagai penjaga perpustakaan.Sejak kapan suaminya ramah dengan makhluk bernama perempuan kecuali orang-orang di dekatnya?Aura beranggapan kalau Rendra pasti mengenalnya juga karena lelaki itu memang kuliah disini tapi kalau di pikir-pikir, umurnya yang masih muda seperti seusia suaminya tidak mungkin perempuan itu telah bekerja menjadi penjaga perpustakaan saat masih kuliah.Insting ibu hamil bag
Keheningan merajai suasana di dalam mobil sport yang melesat membelah kota London menuju komplek perumahan elit di mana Rendra dan Aura tinggal.Sesekali Rendra melirik Aura yang terlihat fokus menatap jalanan di depan, lebih tepatnya melamun karena sorot mata itu terlihat kosong.“Sayang...,” panggil Rendra sembari meraih tangan Aura kemudian menautkan jemari mereka.Aura tidak bergeming, dia sedang menikmati menatap kosong ke depan sekosong pikirannya untuk menghindari stress pasca bertemu dengan wanita yang telah diraba-raba Rendra di masa lalu.Rendra menarik tangan Aura kemudian mengecup lembut selembut suaranya bertanya kepada sang istri.“Mau makan malam apa?” Lagi-lagi Aura tidak menjawab, tidak perlu bertanya kenapa istrinya menjadi seperti ini karena sudah pasti adalah Chloe alasannya.“Tidak semua yang dikatakan Chloe benar... Kita memang pernah dinobatkan sebagai Raja dan Ratu pesta tapi dia buka tipe perempuan yang Abang suka jadi kita enggak pernah terlibat hubun
Suara mengerikan terdengar dari kamar mandi memekakan telinga Rendra hingga lelaki itu tertarik paksa dari tidur lelapnya.Matanya mengerjap beberapa kali kemudian memiringkan tubuh untuk memeluk sang istri namun kosong yang dia dapatkan.Sontak Rendra mendongak mencari Aura dan baru tersadar bila suara mengerikan dari dalam kamar mandi adalah suara istrinya yang sedang berusaha memuntahkan sesuatu.Rendra ingat di awal kehamilan seorang wanita pasti akan mengalami morning sick dengan rasa mual yang bergejolak di dalam perut.Dengan kecepatan cahaya Rendra loncat dari atas tempat tidur memburu sang istri.“Baby...,” panggil Rendra dengan raut wajah khawatir.“Stop, Bang! Berhenti di sana! Hoeekk!” Aura mengangkat telapak tangannya ketika berkata demikian agar Rendra mengerti jika dia tidak ingin suaminya mendekat.Aura tidak mau Rendra harus melihat muntahannya karena pasti akan sangat menjijikan bagi lelaki itu.Rendra menghembuskan nafas kemudian lebih mendekat dan berdiri t
Ketika matahari sudah berada di atas kepala, jam perkuliahan Aura baru saja selesai.Pandangan Aura yang baru saja keluar dari kelas langsung tertuju pada sosok pria tampan yang sedang duduk di bangku taman sambil memainkan ponsel.Siapa lagi kalau bukan suaminya, apakah berjam-jam lamanya lelaki itu duduk di sana?Ah ya, Aura ingat ketika ganti mata kuliah tadi dan dia harus ganti kelas ke lantai dua, Rendra sedang berbincang dengan George dan Robert di tempat yang sama tapi tidak menyangka kalau Rendra sekarang masih di sana padahal kedua sahabatnya sudah pergi.Apa lelaki itu tidak bosan menunggunya?Aura menjadi tidak enak hati atau mungkin lebih tepatnya merasa terharu.Padahal Rendra bisa saja menunggunya di cafe yang berada di depan kampus tapi lelaki itu malah menunggunya di depan kelas.“Apa Abang sekhawatir itu karena tadi Aura morning sick?” gumam Aura seraya melangkah pelan mendekati suaminya.Tepukan pelan di pundak membuat Aura menoleh. “Jangan pernah lepaskan pr
Lima belas menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.Rendra menginjak pedal rem dengan mulus tepat di depan pintu restoran.Pilihan restoran untuk makan malam kali ini adalah sebuah restoran yang cozy mungkin karena umur Rendra yang masih muda dan menyukai gaya casual.Berbeda dengan sang papa yang lebih menyukai mengunjungi restoran mewah, memakai tuxedo dan gaun sebagai dresscodenya.Setelah melempar kunci pada petugas valet, tangan Rendra merangkul pundak Aura memasuki restoran yang instagramable di pinggiran kota London.Mencari tempat yang nyaman, Rendra membawa Aura ke bagian semi outdoor restoran tersebut.Tidak berapa lama pelayan datang membawakan buku menu.Lagi-lagi Rendra yang memilihkan makanan untuk Aura.Aura hanya bisa pasrah karena apa yang dipesan Rendra sudah pasti merupakan makanan sehat yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dirinya dan sang janin.Untuk anaknya, Aura yang tidak menyukai sayuran mau tak mau menjadikan beragam jenis sayura
Jantung Aura berdebar kencang sambil memegang ponsel, mengetikan sesuatu yang membuat dirinya sendiri merasa malu hingga rona merah menghiasi wajahnya yang seputih susu.Beruntung Rendra berada di dalam kamar mandi sedang membersihkan tubuh sehingga tidak melihat kecemasan bercampur malu yang sedang Aura rasakan saat ini.Perempuan itu ingin memberikan sesuatu yang membuat sang suami selalu mengingatnya ketika mereka terpisah jarak nanti.Aura sangat peka akan apa yang diinginkan Rendra tapi tidak tahu cara dan bagaimana untuk memulai.Setelah lama mondar-mandir dengan ponsel di tangan, Aura merangkak ke atas tempat tidur kemudian menyandarkan tubuhnya pada headboard.Dia mulai mengetikan sesuatu pada mesin pencari pintar di ponselnya.Aura menghembuskan nafas kemudian mengetuk-ngetuk ponselnya ke kepala sambil mengesah setelah mendapatkan apa yang dia cari karena tidak yakin dengan yang harus dilakukan. Tubuh Aura tersentak saat tiba-tiba alat komunikasi berbentuk pipih itu d
Hingga pagi menjelang, pelukan Rendra tidak lepas dari tubuh Aura.Lelaki itu seakan tidak rela satu detik pun berlalu tanpa memeluk istrinya.Pakaian yang berserakan di lantai pertanda mereka telah lihai saling memuaskan tanpa harus membahayakan janin yang ada dalam perut Aura.Kepala Rendra tenggelam di dada Aura, mengusel kemudian memainkan bibirnya lalu mengecup beberapa kali hingga menyesap dalam untuk menandai sang istri dengan warna merah yang telah berubah keungunan.Aura mengusap kepala Rendra, memainkan jemarinya pada rambut tebal dan hitam legam sang suami dengan rasa geli sekaligus nikmat yang menyenangkan.Suara berisik yang berasal dari lantai bawah tidak mereka hiraukan karena berasal dari siapa lagi bila bukan sang mami dan mama Rena.Kemarin mama Rena memberi kabar kalau pesawat yang mereka tumpangi akan tiba pagi hari di Bandara Heathrow.Biarlah Rosaline yang menghandle Mami Monica dan mama Rena untuk sementara sampai Rendra puas memeluk Aura.Kemarin Aura t
Mami Monica dan mama Rena yang hendak beranjak dari kursi ditahan oleh Rendra agar melanjutkan sarapan pagi karena dirinyalah yang akan menemani Aura.Rendra juga meyakinkan mama dan mami kalau Aura akan baik-baik saja karena keadaan ini telah beberapa kali mereka lewati.Tentu saja mama dan mami sangat familiar dengan morning sick maka dari itu keduanya memilih menghabiskan sarapan dan membiarkan Rendra menemani Aura yang merupakan tanggung jawabnya.“Anak nakal itu ternyata sangat mencintai Aura,” kata grandpa setelah dua cucunya pergi.“Jangan terlalu keras sama Abang ya, Om! Kasian dia, apa yang dilakukannya itu telah menunjukan kalau dia sangat mencintai Aura!” itu Mami Monica yang membela sang menantu yang ternyata begitu dia sayangi.Rendra telah menceritakan semuanya kepada Papi Edward tanpa dikurangi atau ditambah sedikit pun karena hanya dengan Papi lah dia merasa nyaman bercerita mengenai masalah hati dan rumah tangganya.Cerita tersebut sampai ke telinga mami membuat
Dua bulan kemudian.Rendra melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, pria paruh baya itu berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan sang putri belum juga tiba di restoran yang telah di janjikan.Rendra dan Aura baru saja tiba di Bandara, bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubungi kalau dia sedang dalam keadaan galau karena seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu tolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar anak Sultan.Sempat menjalin kasih selama enak bulan sampai akhirnya dengan tegas Kejora menolak lamaran anak Sultan yang terkenal sangat tampan dengan banyak penghargaan dalam bidang pendidikan dan olah raga hanya karena anak Sultan tersebut terlalu posesif menyukainya.Setiap satu jam se
Seorang gadis buru-buru memasukan laptop ke dalam tas, mata kuliahnya sebentar lagi dimulai tapi dirinya masih berada di dalam coffe shop terlalu asyik melakukan panggilan video bersama keluarganya.Dua kakak kembarnya yang telah menjadi pengusaha sesukses seperti sang ayah tinggal di Vietnam untuk menjalankan perusahaannya di sana.Papa Narendra berhasil menguasai pasar Asia Tenggara, melebarkan sayap hingga ke Negara itu.Maka Kama yang mengambil alih di sana bersama kembarannya yang tidak kalah hebat dalam bisnis.Kalila tumbuh menjadi gadis tangguh, diusianya yang masih muda dia pandai menjerat klien untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaannya dan Kama yang bertindak sebagai pengeksekusi.Sementara Kana dan Kai-adiknya membantu memegang salah satu perusahaan sang ayah di Indonesia.Dan Kejora, si anak bungsu sedang melanjutkan kuliahnya di Jerman.Rendra dan Aura benar-benar mewujudkan keinginan mereka yang ingin memiliki lima anak.Kehidupan keduanya selalu di
Lima Tahun berlalu.“Aura hamil lagi, Bang?” tanya Keanu yang baru saja tiba.Lelaki itu selalu datang terlambat di setiap acara keluarga karena kesibukannya sebagai seorang dokter.Semua keluarga telah berkumpul di Villa papa Andra untuk merayakan tahun baru bersama.Rendra tersenyum sambil menaikan kedua alis berkali-kali sebagai jawaban.“Lo kapan?” tanya Rendra ambigu.“Gue enggak bisa hamil Bang, bini gue yang bisa ... tapi jangankan bini, pacar pun aku tak punya.” Keanu menjawab dengan ekspresi wajah penuh keprihatinan mendramatasir.“Om ... gendong,” kata Kalila seraya mengangkat kedua tangannya yang langsung mendapat sambutan Keanu.Keanu memang menjadi om terfavorit karena lelaki dengan gelar dokter spesialis anak itu paling bisa membuat anak kecil nyaman ketika bersamanya.“Om ... Kana demam ini.” adalah Arkana, adik dari Kalila anak ke tiga Rendra dan Aura yang berkata demikian.Anak laki-laki yang lebih muda hanya satu tahun dari kakak kembarnya-Kama dan Kalila i
Melangkah seringan bulu Rendra mengendap-ngendap memasuki kamarnya.Namun tidak dia dapati sang istri di sana, berpikir mungkin Aura ada di kamar anak-anak mereka lantas membuat langkahnya menaiki anak tangga setelah sebelumnya membersihkan tubuh lalu berganti pakaian.Tangan kekar itu mendorong pintu bercat putih dengan gantungan boneka dari bahan flanel bertuliskan Kama dan Kalila.Sang istri yang sedang menyusui Kama-terlihat dari pakaian berwarna biru yang dikenakan bayi mungil itu, memenuhi pandangan Rendra.“Hai,” sapa Rendra membuat Aura mendongak.“Hai,” balas Aura disertai senyum.Gaun tidur yang dikenakan Aura berbahan satin meski panjang sampai pertengahan betis tapi memiliki belahan hingga paha membuat sang istri terlihat seksi dengan satu kaki menyilang di atas paha satunya.Aura harus menurunkan tali spaghety dari gaun tidur yang dikenakannya karena menyusui, menghasilkan pemandangan indah pundak terbukanya walaupun wanita yang sangat cantik bagi Rendra itu mengena
Semua pamit meninggalkan Rendra dan Aura yang sedang merasakan kebahagiaan kelahiran putra dan putri mereka sekaligus.Rendra tersenyum sambil berjalan ke arah Aura setelah mengantar seluruh anggota keluarganya sampai di pintu.Lelaki itu duduk di sisi ranjang menghadap Aura yang tengah menyandar di bagian kepala ranjang hidrolik yang dibuat tegak.Menatap wajah lelah sang istri yang selalu cantik meski tanpa make up.Rendra meraih kedua tangan Aura kemudian mengecupi sepuluh buku jarinya membuat Aura tertawa pelan.Bola mata bening itu juga menatap Rendra dengan sorot mata hangat penuh sayang.“Makasih,” kata Rendra setelah melepas satu genggaman tangannya kemudian beralih mengelus pipi Aura.“Makasih juga,” balas Aura yang langsung mendapatkan ekspresi wajah penuh tanya dari suaminya.“Karena telah mau jadi suami Aura, menjadi suami yang baik, setia dan sabar ketika Aura khilaf,” sambung Aura menjawab pertanyaan yang ada di benak suaminya.Bagi Aura, suaminya telah banyak berubah da
Satu bayi telah berhasil diangkat dengan penuh kehati-hatian lalu diberikan kepada perawat lain untuk dibersihkan kemudian mendapat pemeriksaan dari dokter anak.Dalam sekejap suara tangis yang begitu kencang membahana di ruang operasi hingga memekakan telinga orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut.Mata Rendra menatap makhluk mungil yang sedang mendapat prosedur medis dengan sorot mata haru berlumur kebahagiaan.Mengawasi tanpa jeda setiap gerak-gerik perawat yang sedang membawa bayi hingga Aura harus mengguncang tangan Rendra untuk menanyakan bagaimana kondisi anak mereka.Pandangan Aura yang terhalang kain tentu saja merasa penasaran setelah mendengar tangis bayi yang pecah, bahkan ia merasa khawatir karena bayinya tidak berhenti menangis.“A ... apa dia baik-baik aja?” tanya Aura akhirnya setelah Rendra memusatkan perhatian kembali kepadanya.“Dia baik-baik aja, Anak kita ganteng, kaya Abang,” ucapnya sambil tersenyum jail.Suara tangis kembali terdengar menandakan bila b
Segala fasilitas kemudahan yang dia miliki begitu disyukuri Rendra karena membuatnya hanya beberapa menit saja bisa tiba di atap gedung rumah sakit di mana Aura sedang bersiap melakukan operasi caesar. Rendra mengecek ponselnya lalu dikejutkan dengan banyak pesan dari mama juga keluarga yang lain tapi tidak ada dari Aura membuat kening Rendra berkerut dalam.Langkahnya tidak saja menderap tapi setengah berlari setelah turun dari hellikopter.Dituntun oleh papi yang menunggunya di rooftop, Rendra merasakan jantungnya berdebar kencang.“Aura tadi mengalami kontraksi hebat, tapi dia masih bisa senyum dan ngelawak ... dia selalu gitu, enggak mau bikin semua orang panik atau bersedih,” kata papi dengan nafas tersengal karena beliau pun setengah berlari menuju lift.Rendra mengerti kenapa tidak ada satu pesan pun dari istrinya, Aura memang berubah beberapa bulan terakhir, kembali menjadi Aura yang penurut seperti dulu juga Aura yang tidak ingin merepotkan apalagi membuat orang lain kh
Elgi mendadak resah ketika mendapatkan telepon yang kalau bila istri dari bos besarnya itu tengah dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi pada perutnya.Padahal satu bulan lagi waktu yang dijadwalkan dokter untuk persalinan Aura dengan cara caesar agar bertepatan dengan tanggal ulang tahun pernikahan mereka yang di awali dengan keterpaksaan.Tanggal tersebut diambil untuk mengganti kisah sedih yang kadung tertulis menjadi kisah bahagia kelahiran anak-anak mereka.Selain itu, bulan tersebut memang bertepatan dengan waktunya Aura melahirkan.Sebetulnya bukan saja masalah kapan Aura akan atau harusnya melahirkan tapi juga karena hari ini bertepatan dengan rapat bersama jajaran Direksi.Rapat penting tahunan yang wajib dihadiri Rendra bersama dengan para petinggi perusahaan yang selalu skeptis terhadap kemampuannya menggantikan sang kakek. Jadi bagaimana Elgi mampu mengabarkan kepada Rendra jika istri dari bos-nya itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit karena
“Baik Pak, sore nanti saya akan menemui klien tersebut ... kirim proposalnya melalui email untuk saya pelajari, sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu, saya permisi!” Setelah berucap demikian, Rendra menderapkan langkah melewati pintu menuju lift.Pak Sandy di dalam sana terbengong-bengong ria setelah ditinggal Rendra begitu saja.Menghembuskan nafas, pria itu menggelengkan kepala mencari Elgi untuk memaparkan kembali apa yang baru saja dia jelaskan kepada Rendra.Sesampainya di pintu lift, Rendra berpapasan dengan Elgi yang baru saja keluar dari box besi tersebut.“Gi, pinjem motor!” todong Rendra dengan tangan menengadah.Elgi mengerjap, kemudian bergegas mencari kunci motornya yang dia simpan di saku celana tanpa menanyakan untuk apa karena Rendra adalah bosnya.“Temui pak Sandy di dalam, saya pulang dulu sebentar ... istri saya ilang lagi,” ujarnya kemudian masuk ke dalam lift dengan terburu-buru.Elgi menghembuskan nafas berat k