Lima bulan sudah dijalani tanpa gairah Teddy Aidan Johnson. Selama berbulan-bulan itu Ted disibukkan dengan pekerjaan di perusahaan Johnson miliknya, sebagai gantinya mendiang sang kakak. Perusahaan Johnson yang sempat mengalami masa krisis sepeninggal Timothy Johnson, kini perlahan mulai stabil. Ted yang memang kurang menyukai dunia bisnis akhirnya dengan sangat terpaksa harus berjuang mati-matian guna mempertahankan perusahaan Johnson miliknya, yang merupakan peninggalan sang ayah dan kakak tercintanya yang telah tiada.Selama kesibukannya, Ted pun setiap hari menyempatkan diri berkunjung menjenguk Michelle yang masih terbaring koma. Usia kandungannya yang sudah hampir tujuh bulan dan selama dalam kehamilan itulah kondisi Michelle stabil dan tak ada masalah yang serius.Ted berpikir, mungkinkah ini yang dinamakan sebuah mukjizat? Wanita yang masih terbaring koma masih bisa memberikan kehidupan pada malaikat kecil yang masih di dalam rahim.Sungguh adalah hal yang luar biasa.Seperti
Beberapa hari setelah putra Michelle lahir, Ted mendapatkan berita jika perkembangan Michelle sudah semakin membaik. Dokter mengatakan jika Michelle sudah bisa merespon apa yang ada di sekitarnya. Walaupun bukan perkembangan yang menakjubkan namun hal itu sudah sangat berarti bagi Teddy Johnson.Selama hampir tujuh bulan, Michelle Scullys telah mengalami koma hingga ia melahirkan seorang bayi yang tampan dan menggemaskan, baru kali ini Michelle menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Sepertinya memang benar yang pernah di katakan oleh dokter Gary Louis, jika kelahiran bayi Michelle justru membawa dampak yang baik bagi perkembangan sang ibu.Harry Neil Johnson, itulah nama yang diberikan Teddy Aidan Johnson pada putra Michelle dan Timothy sang kakak. Ya, Harry adalah putra biologis sang kakak yang telah meninggal. Teddy Johnson sendiri telah melakukan tes DNA pada sang bayi guna untuk kebaikan masa depan sang bayi. Seperti yang ia duga sebelumnya jika anak yang di kandung Michelle ad
6 bulan kemudian.( POV 1 )Aku..., aku siapa? Aku sendiri lupa siapa aku.Aku tersenyum kecut melihat beberapa orang yang memakai pakaian yang sama seperti yang kukenakan. Mereka tampak bersenda gurau dan tertawa tanpa beban. Sedangkan aku seorang diri sendiri, tapi aku suka. Aku lebih suka sendirian, seorang diri di sini tanpa ada yang menatapku dengan tatapan liar, seolah air liur menetes di bibir mereka yang terbuka jika melihat tubuhku. Wajah mesum mereka masih kuingat dengan jelas saat menatap tubuhku dengan tatapan lapar, sungguh membuatku muak hingga aku ingin muntah dan ingin membunuh mereka dengan kejam!Cih, aku benci mereka. Aku benci pria berwajah mesum yang berusaha menyentuh tubuhku. Lihat saja, akan ku hukum mereka agar mereka menyesal telah menyakitiku. Lihat saja..."Michelle, ayo masuk ke dalam. Ini sudah sore, kau kan belum makan siang sejak tadi. Ayo ku bantu kau masuk ke dalam." Seorang wanita cantik dengan senyum manis yang aku suka berkata padaku.Aku diam dan
( POV 3 )Ted segera menuju ke rumah sakit tempat Michelle Scullys selama hampir enam bulan telah menjalani perawatan kejiwaan. Pihak rumah sakit telah menghubunginya jika Michelle melakukan tindakan kekerasan pada seorang petugas di rumah sakit.Ia sama sekali tak percaya dengan kabar mengejutkan itu. Karena ia cukup tahu siapa itu Michelle Scullys, Michelle tak mungkin melakukan sesuatu yang buruk jika tidak ada sebuah alasan."Kami terpaksa harus mengurung Miss. Scullys di ruangan isolasi di rumah sakit ini, Mr. Johnson. Karena dia sangat berbahaya jika dibiarkan berkeliaran bebas tanpa pengawasan ketat dari kami," ujar Orlando Ruzt, kepala rumah sakit jiwa tempat Michelle Scullys menjalani perawatan selama ini."Tidak! Saya menolaknya! Michelle Scullys melakukannya karena sebuah alasan! Saya mengenal betul siapa dia, jadi saya akan menolak dengan tegas jika Michelle Scullys harus dipindahkan ke ruangan isolasi! Apa kalian tidak berpikir, jika kalian semakin mengurungnya justru itu
( POV 3 )Delapan bulan kemudian, di sebuah gedung bertingkat di pusat kota Dallas, seorang wanita berambut merah baru saja keluar dari dalam gedung itu.Rambut merahnya menyala seperti warna bibirnya yang merah menggoda. Berjalan dengan hells tinggi yang membuat semua mata memandang ke arahnya.Wajahnya yang cantik mempesona bagai magnet untuk kaum adam mendekatinya. Ditambah bentuk tubuh aduhai yang proposional membuat wanita itu terlihat seksi, namun juga elegan.Tak hanya pria yang menatap takjub wanita berpakaian mini dress merah itu namun juga pesonanya mampu membuat wanita lain yang melihatnya pun mengalihkan pandangannya pada wanita bergaun merah sejuta pesona itu.Dengan gayanya yang cuek namun seksi, ia duduk di kursi sebuah taman seorang diri, mengambil benda pipih miliknya dari dalam tas kecil hitam dari kulit berkualitas."Hallo, Betrand Jackman? Aku Judith Hills, yang menghubungimu satu minggu yang lalu.""Kau sudah mendapatkan apa yang kuminta?""Ya, kita membicarakan b
Cafe Lorean'sSiang itu Judith Hills berjalan masuk ke Cafe yang ia tuju, Lorean's Cafe. Setelah memesan menu ia pun memilih tempat duduk yang paling menonjol dan bisa dilihat dari sudut manapun.Dengan gayanya yang anggun namun seksi ia duduk tenang selagi menyantap menu yang ia pesan tadi, sesekali ia memainkan jemari lentiknya di ponsel miliknya. Seolah bersikap cuek dengan keadaan sekitarnya yang memang hanya ada beberapa orang pengunjung saja.Dari sudut matanya yang indah, Judith tahu jika sejak ia datang ke cafe ada sepasang mata yang selalu mengawasinya.Pria muda tampan dengan penampilan metroseksual, berambut pirang yang tengah duduk di pojok cafe. Pria itu tak berhenti berkedip saat melihat Judith sejak ia datang tadi.Selang beberapa menit, Judith berjalan masuk ke toilet wanita melewati pria yang sejak tadi tak berhenti menatapnya.Saat pandangan mereka bertemu, Judith sempat memasang senyuman mautnya yang mempesona. Kemudian berjalan masuk ke dalam toilet dengan cuek.Di
Malam itu Matt sengaja menyiapkan makan malam istimewa untuk wanita yang juga istimewa untuknya. Mangsa yang cantik, mempesona dari segala sisi dan pastinya kaya raya. Sesuai dengan kriteria yang selalu Matt cari jika ia mencari seorang target.Dan kali ini Matt merasa mendapatkan tangkapan luar biasa."Tak pernah ada wanita cantik yang bisa lepas dari pesonaku selama ini." Matt membatin dengan penuh percaya diri setelah ia menyiapkan menu istimewa yang khusus ia buat sendiri untuk Judith Hills. Senyuman kepuasan terbit di wajahnya yang memanglah tampan, ia tersenyum puas karena sebentar lagi Judith akan ia dapatkan dengan mudah. Seperti wanita-wanita sebelumnya selama ini ia kencani.Dan seperti yang dijanjikan Judith pun datang ke apartemen Mattew Steward, pria yang baru siang tadi dikenalnya. Seperti biasa penampilan Judith Hills selalu seksi dan anggun setiap saat, ia tampil sempurna malam ini. Karena ini adalah hari pertama ia berkunjung ke apartemen milik pria parasit itu. Dan
( POV 1 )Aku menatap bayangan diriku di dalam cermin. Mulai bermain kuas make up di wajahku dengan tanganku yang cekatan, cukup lama mengolesi wajahku dengan make up bold yang membuat tampilan wajahku berbeda dari sebelumnya, kemudian langkah terakhir kuolesi bibirku yang penuh dengan lipstik warna merah terang. Setelah selesai bermake up aku menyisir rambutku yang berwarna merah panjang.Sekali lagi kutatap lekat-lekat bayangan wajahku kini di cermin dan aku tersenyum melihat hasil karyaku sendiri kali ini karena aku bagai orang yang berbeda sekarang, hampir 180 derajat berbeda dari sebelumnya. Bukan lagi wajah dan penampilan berbeda, namun kini aku memiliki identitas yang berbeda juga.Judith Hills, itulah namaku dalam misiku kali ini. Misi untuk menghancurkan Mattew Steward, si pria parasit sekaligus pengkhianat bagiku.Semua kesempatan ini, kesempatan kedua yang Tuhan berikan padaku, aku akan menggunakan hidupku dengan sebaik-baiknya namun sebelum itu aku harus membalaskan semu
( POV 1 )Kulihat Gillian menangis terisak di depan parkiran restoran, kedua matanya menatap sendu mobil milik Michael yang melaju begitu saja tanpa memperdulikannya. Melihatnya seperti itu aku semakin yakin jika Gillian begitu mencintai Michael Rouis, hal itu membuatku semakin puas karena berhasil membuatnya merasa menyesal. Rasa cintanya begitu besar pada pria sebaik Michael Rouis namun sifat picik dan serakahnya tetap tak berubah.Ya, pria bernama Alex Miles adalah orang suruhanku yang kuperintahkan untuk menggodanya. Jika ia wanita yang setia, ia tidak mungkin menerima ajakan pria yang baru dikenalnya bukan? Namun, seperti yang aku tahu, sifat Gillian yang serakah itulah yang telah menghancurkan dirinya sendiri. Dengan kata lain ia gagal menjadi wanita yang setia hanya dengan iming-iming pria tampan dan kaya, sungguh ironis."Apa sekarang kau merasa menyesal Gillian Moore? Akan aku pastikan Michael Rouis tak akan mau kembali dengan wanita serakah dan picik sepertimu," sindirku saa
Siang itu di butik milik Gillian Moore kedatangan seorang pria tampan dengan penampilan perlente yang luar biasa. Gillian dapat menebak jika pria itu mungkin seorang CEO di sebuah perusahaan besar, karena mobil yang pria itu kendarai adalah mobil sports edisi terbatas berharga fantastis. Tahu mendapatkan calon pelanggan dan mangsa empuk yang rupawan, Gillian Moore pun melayani pria itu dengan memasang penampilan sebaik mungkin di depannya sekarang."Selamat siang, Tuan. Selamat datang di butik saya, apa ada yang bisa saya bantu?" sapa Gillian dengan senyuman ramah dan paling cantiknya.Pria itu melepas kacamata hitam yang dipakainya dan itu membuat Gillian semakin terpesona dengan mata biru pria di depannya sekarang."Carikan aku jas dan kemeja yang terbaik untukku, Miss," sahut sang pria."Oh, tentu. Silakan, Tuan. Di sebelah sini! Banyak pilihan yang cocok untuk anda pilih dan bisa anda coba," tawar Gillian penuh semangat.Gillian pun sibuk mempromosikan koleksi jas dan kemeja terba
( POV 3 )Sepulangnya dari apartemen Judith Hills, Michael Rouis tak bisa berhenti berpikir dengan semua cerita yang wanita cantik berambut merah itu ceritakan. Tentang kisah pilu sebuah pengkhianatan hingga berujung kehilangan. Dan yang paling membuatnya terkejut adalah nama kekasih tercintanya disebut dalam cerita Judith Hills. Apakah Judith berbohong dengan ceritanya? Dan apakah Judith hanya mengarang cerita saja agar ia bersimpati padanya?Namun mungkinkah itu? Lalu jika iya apa motifnya? Hati kecil Michael menyangkal itu semua, jika Judith Hills tak mungkin berbohong dengan semua yang baru saja ia ungkapan padanya. Wanita itu berkata jujur, karena sebodoh apa pun dirinya, Michael tahu orang yang berkata jujur atau tidak. Semua terlihat di mata Judith Hills, jika wanita itu memang memiliki trauma atas masa lalu buruk yang pernah ia alami. Jika semua yang Judith Hills ungkapan adalah benar, lalu berarti benar jika Gillian Moore adalah sahabat sekaligus pengkhianat yang ada dalam ce
( POV 3 )Michael Rouis melajukan mobilnya cukup kencang, ia menuju ke alamat yang dikirim Kelly. Sebuah apartemen di pusat kota Dallas. Entah kenapa ia merasa cemas pada Judith Hills, wanita yang belum lama ia kenal dan pastinya tak ada hubungan apapun antara dirinya dengan wanita cantik berambut merah itu. Apa penyebabnya Michael sendiri tak tahu pasti, kenapa Judith Hills begitu istimewa di matanya? Dan keluarganya pun seperti merasakan hal yang sama seperti dirinya. Sungguh berbanding terbalik dengan Gillian sang kekasih, Michael sendiri tak tahu apa penyebab adiknya Kelly dan putrinya, Lizzy kurang menyukai dan tidak bersimpati pada sang kekasih? Apakah ada yang salah dengan pilihannya? Namun, untuk saat ini Michael tak ingin peduli, ia akan memperjuangkan Gillian agar putri semata wayang dan adiknya mau menerima pilihan hatinya.Ia sendiri tak menyangka tindakan impulsif dirinya pada Judith Hills, hingga ia sampai meninggalkan sang kekasih dan lebih memilih untuk menemui wanita
( POV 3 )Di sebuah apartemen, tampak sepasang kekasih sedang memadu cinta bersama. Mereka berdua saling memagut dan bermain bibir dengan panas. Sang wanita berambut blonde yang duduk di atas pangkuan sang pria tampak agresif dan mendominasi. Suara deru nafas yang saling beradu pun terdengar jelas di dalam apartemen itu. Sang wanita kini tampak dengan tak sabaran melepas kancing kemeja yang dikenakan sang pria sedangkan sang pria hanya pasrah di bawah kendali wanitanya yang kini telah berhasil melepas kemeja kekasihnya dan melemparkannya ke sembarang tempat, sang pria kini hanya mengenakan celana panjang saja, dadanya yang bidang terekspos dengan jelas membuat suasana malam itu menjadi panas karena dilingkupi gairah dari sepasang kekasih yang tengah di mabuk asmara itu.Mereka melepaskan ciumannya dan kini kedua netra mereka saling bertemu satu sama lain dalam diam. kedua bibir mereka merekah dan berkilau karena saling bertukar saliva sejak tadi dengan panas. Tatapan mereka bertemu, t
( POV 1 )Pagi itu aku sengaja bangun lebih pagi dari biasanya, setelah mandi dan berganti baju dengan pakaian yang aku bawa dan kupersiapkan sebelum aku sampai di sini, di rumah Michael Rouis, aku pun turun ke lantai bawah dan menuju ke dapur. Di sana kulihat Kelly sedang sibuk memasak di dapur seorang diri, dan karena itu aku berinisiatif untuk mendekatinya."Ada yang bisa dibantu, Kelly?" tawarku padanya saat kulihat wanita berambut pirang itu tengah sibuk meracik sayuran."Ah, Judith. Anda sudah bangun? Bagaimana tidurmu semalam? Apakah nyenyak?" Kelly bertanya perhatian."Nyenyak, bahkan sangat nyenyak. Mana mungkin aku tidak tidur nyenyak di rumah keluarga Rouis yang hangat dan menyenangkan seperti ini?" sahutku dengan tersenyum tulus."Terima kasih, syukurlah kalau begitu," Kelly menjawab dengan tersenyum lebar."Biar saya bantu menyiapkan sarapannya ya?" tawarku sekali lagi."Ah, tidak perlu Judith. Anda adalah tamu, tidak perlu repot membantu di dapur seperti ini." Tolak Kell
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit akhirnya kami berdua pun sampai di kediaman Michael Rouis yang nyaman dan luas. Rumah besar bergaya eropa yang tampak begitu asri memiliki taman luas yang membuat indah dan nyaman rumah milik Michael Rouis."Silakan masuk, Miss. Hills. Buat Anda senyaman mungkin di rumah saya, jangan merasa canggung ataupun tidak enak karena saya yakin putri dan adik perempuan saya, Lizzy akan menyukai Anda nanti." Michael berkata seraya tersenyum hangat dengan mulai membuka pintu depan rumah dan mempersilakanku untuk masuk ke dalam."Terima kasih, Mr. Rouis. Rumah Anda sangat terlihat nyaman dari halaman depan, saya bisa membayangkan isi dalamnya pasti mencerminkan pemiliknya yang hangat," sahutku memuji.Dan benar saja, saat aku masuk untuk pertama kali ke rumah besar bergaya Eropa itu, aku merasakan suasana hangat saat pertama kali masuk dan menginjakkan kaki di dalamnya. Desain interior rumah yang klasik dan mewah dengan didominasi warna gold meme
Aku dan Michael Rouis berbincang cukup lama, misiku kali ini adalah untuk menjadi temannya dan mencari simpatinya karena setelah bertemu dan mengenalnya secara langsung aku tahu karakternya sekarang, kalau Michael Rouis adalah sosok yang memang rendah hati dan mudah bersimpati pada orang di sekitarnya. Dapat kulihat dia adalah tipe pria yang tidak banyak bicara, namun lebih cenderung sebagai pendengar yang baik, lebih tepatnya dia adalah pria yang berkepribadian hangat aku rasa karena Michael memiliki seorang putri yang berumur tiga tahun mungkin karena itulah jiwa kebapakan sekaligus orang tua tunggal ada dalam dirinya sekarang.Itulah sebabnya sekarang aku tahu alasannya kenapa pria ini begitu mudahnya jatuh cinta pada Gillian Moore, wanita ular berwajah dua yang selalu menggunakan segala cara untuk memenuhi segala ambisi atau pun kesenangannya. Sungguh pria yang malang jika dia harus mendapatkan wanita licik seperti Gillian Moore. Namun, itu adalah bukan misiku yang utama, misik
( POV 3 )"Apa ada yang bisa saya bantu, Miss?" sapa seorang pelayan restoran pria pada pengunjung restoran wanita berambut merah yang menarik perhatian, saat sang wanita memanggilnya dengan memberikan kode."Saya hanya ingin memberikan pujian pada restoran ini karena menu yang disajikan di restoran ini sangat luar biasa. Siapakah orang yang bertanggung jawab dengan restoran ini?" tanya wanita bergaun biru itu dengan gaya anggunnya."Kami senang sekali jika anda merasa puas, Miss. Dan orang yang bertanggung jawab dengan restoran ini adalah Mr. Rouis selaku manager sekaligus pemilik restoran Itali ini," pelayan pria itu menjawab sopan."Wah, luar biasa pemilik restoran sekaligus manager? Saya rasa pasti beliau adalah pribadi yang sangat rendah hati," puji wanita itu dengan ekspresi kagum."Anda benar sekali, Miss.Mr. Rouis adalah pribadi yang rendah hati. Beliau pimpinan yang sangat low profile pada setiap karyawannya," ucap sang pelayan."Alangkah beruntungnya jika saya bisa bertemu