Beranda / Fiksi Remaja / MY FAVORITE BOY / Hati, tolong jangan keterlaluan

Share

Hati, tolong jangan keterlaluan

Penulis: reystoria
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-10 11:44:35

Sesuai janji, Erika dan Geo akan pergi sore ini. Cowok itu akan menjemput Erika ke rumahnya, untuk pertama kali. Rencananya mereka akan menonton bioskop dulu, tujuan selanjutnya terserah Geo, itu bisa dipikirkan nanti. Yang penting jalan bareng. 

Saat ini Erika tengah bersemangat memilih baju mana yang akan ia pakai. Seisi lemari habis berantakan dibongkarnya. Vano masuk ke kamar, seperti biasa berdiri di ambang pintu tanpa alasan yang jelas. 

"Ngapain sih lo. Ntar dimarahin Mama loh." Komentar Vano. 

"Bacot pengangguran. Cari kerja sana."

"Eh mulutnya minta di tempel pake dollar ya." Ucapnya nyolot. 

"Berisik! Sana, ah!"

Erika mendorong tubuh Vano, memaksanya keluar kamar. Kemudian, dia mengunci pintu.

Setelah memilih beberapa lama, akhirnya pilihan Erika jatuh pada kaos putih, celana ripped jeans, serta luaran jaket jeans. Simple. Erika tidak suka ribet. Untuk tatanan rambut, ia biarkan saja rambut hitamnya terge

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MY FAVORITE BOY   Perseteruan

    "Wah, gak kerasa minggu depan udah lomba ekskul aja. Mana lawannya anak SMA bakti lagi." Gumam Nara sembari membaca poster di mading yang baru ditempel.Hari jum'at dan Sabtu depan dikosongkan karena lomba ekskul. Sesuai jadwal yang tertulis, pengumuman pemenangnya di hari Senin. Bisa dipastikan akan segabut apa siswa yang tidak ikut ekskul manapun, termasuk Nara dan Erika.Nara berjalan di koridor dengan senyum tipis, senang hari ini tidak terlambat alias Nara datang tepat waktu. Saat menaiki tangga, Nara berpapasan jalan dengan Raffa dan Bintang."Naraaaaa." Bintang membuat suara seolah sedang seriosa, Nara tertawa."Bintang kecil... Di langit yang biru... Amat banyak.." Nara membalas dengan nyanyian merdu."Bentar." Bintang mengangkat telapak tangannya di udara. "Salah lirik, harusnya dilangit yang tinggi." Protes Bintang.Terakhir, mereka duet menyanyikan lagu tersebut. Orang yang lewat hanya memandang

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-10
  • MY FAVORITE BOY   Menjauh

    Hari jum'at ini para siswa pulang jam setengah dua belas, seperti biasa. Jadi, Nara dan Erika punya waktu untuk kerja kelompok. Saat ini, Nara baru saja turun dari gojek, di depan rumah Erika. Nara cuma punya satu motor, itupun dipakai Papanya kerja. Makanya dia sangat susah untuk keluar-keluar.Baru saja Nara mau masuk, Kevin datang dengan motornya. Nara mempercepat langkah, masuk ke dalam rumah."Assalamu'alaikum." Ucap Nara."Wa'alaikumsalam. Masuk masuk, Nara."Ternyata di sana sudah ada Tuti dan Ifan juga. Mereka sedang berkumpul di ruang tivi. Tuti bermain ponsel, Ifan membaca buku, dan Erika memandang layar laptop. Nara ikut bergabung, ia duduk di lantai bersama mereka."Judul kita apa, Tuti?" Tanya Erika."Pengaruh tulisan sastra terhadap remaja."Tak lama kemudian, Kevin masuk. Duduk di sebelah Ifan. Setelah semuanya berkumpul, Tuti sebagai ketua kelompok memberi tahu mereka harus melakukan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-11
  • MY FAVORITE BOY   Lomba Ekskul

    Hari berikutnya.Bel istirahat pertama baru saja berbunyi. Seperti biasa semua siswa berhamburan keluar kelas. Nara dan Erika masih di dalam, merapikan buku-buku pelajaran dan membuang sampah di laci."Tes tes 1 2 3. Maaf bikin keributan sebentar."Suara orang memakai toa mengambil perhatian semua orang termasuk Nara dan Erika."Ngomong-ngomong, gue udah izin ke guru ya. Jangan salah paham. Yang gak suka boleh lewat aja.""Kek kenal tu suara." Gumam Erika.Beberapa dari siswi di sana penasaran dan mencari di mana asal suara."Emang ada pengumuman apa, sih?" Nara ikutan bingung. Dia melangkah keluar kelas, diikuti Erika.Di lapangan bawah sana, ada Geovan yang berbicara menggunakan toa. Orang-orang di sekitar hanya melihat saja."Mau buat ulah apa lagi coba." Erika mengerutkan kening.Nara malah tertawa. "Keknya dia mau ngelakuin apa yang ada di pikiran gue deh."

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-12
  • MY FAVORITE BOY   Sebuah Alasan

    Nara melihat tumpukkan kursi yang pernah jadi tempat dia dan Raffa sembunyi dari kejaran anak OSIS. Mengingat itu membuat Nara menghela napas.Dia beralih ke sisi kiri, duduk di atas meja tak terpakai, mengambil tempat membelakangi sinar matahari yaitu di balik tembok. Lalu, membuka youtube, mencari lagu Rasa Ini karaoke versi, lantas mulai bernyanyi."Ku tak percaya kau ada di sini""Menemaniku di saat dia pergi""Sungguh bahagia kau ada di sini""Menghapus semua sakit yang ku rasa"Suara Nara mengalun merdu bersama hembusan angin siang itu."Mungkinkah kau merasakan""Semua yang kupasrahkan kenanglah kasih""Kusuka dirinya mungkin aku sayang""Namun apakah mungkin kau menjadi milikku""Kau pernah menjadi menjadi miliknya""Namun salahkah aku bila kupendam-""RASA INI.."Seseorang menyambung lagu, Nara terkejut dan menoleh ke sumber suara. Dia menghentikan pemut

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13
  • MY FAVORITE BOY   Struggle

    Selesai makan, mandi, ganti baju, dan membantu pekerjaan rumah, Nara menonton film di ruang tivi. Mama dan Papanya pergi ke kota untuk membeli belanja bulanan.Saat sedang fokus menonton, ponsel Nara berdering. Dia melihat nama yang tertera di sana. Dengan malas, Nara menekan icon hijau./Naraaa. Kok lo gak buka chat sih? Gue sama Geo mau nraktir lo, nih. Besok. Bisa gak?/Suara Erika yang ngegas dan cempreng membuat Nara menjauhkan ponsel dari telinga."Iya mau. Atur aja."/Besok ya, jam tiga sore. Gue jemput lo/"Iya, Erika. Tapi-""Aaakkkk-"Seekor tikus melintas di depan Nara, dia menjerit dan reflek naik ke atas sofa./Kenapa, Na? Ada apa, hei/Nara merinding, kegelian. "Tikussss. Husss!" Dia melempar remot tivi ke tikus, akhirnya hewan itu pun pergi menghilang ke dapur. Baru Nara bisa bernapas lega."Udah dulu ya, Er. Gue mau lanjut nonton film."/Okeyy. Dadahh/

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-14
  • MY FAVORITE BOY   Kebaikan Kevin

    Nara dan Erika berpamitan dengan Raffa, Rizki, Dendi, Bintang. Mereka lanjut berjalan lurus. "Makalah udah mau selesai kan, Er?" "Udah. Tinggal nulis kesimpulan aja. Dua atau tiga paragraf cukuplah." Nara mengangguk paham. "Eh, si Kevin ikut kerja kan?" "Ikutan. Dua kali dia ngasih materi ke gue." "Syukurlah." Gak lama kemudian, yang sedang dibicarakan berpapasan dengan mereka. Kevin bersama teman-temannya, wajah mereka tampak bahagia dan berseri habis mendapat hadiah. Jadi, tadi selesai upacara para siswa tidak boleh bubar dulu. Staf guru dan kepala sekolah memberikan hadiah untuk para pemenang lomba kemarin. Tidak hanya pemenang, yang kalah juga tetap mendapat hadiah sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras mereka selama ini. "Bahagia amat kayaknya." Erika bergurau. Kevin melewati kedua cewek itu dengan ekspresi sedikit sombong, ia menaikkan alisnya. "Sombong-sombong nanti pantat

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-16
  • MY FAVORITE BOY   Ketakutan

    Beberapa orang menyukai hujan. Bahkan mereka rela tubuhnya dibasahi air hujan meski dampaknya bisa membuat sakit. Seperti Nara. Di saat yang lain meneduh di bawah halte atau sekolah, gadis itu berjalan menerobos hujan hendak menuju persimpangan, tempat biasa dia menunggu angkot.Tetapi tenang saja, tangan kanan Nara memegang payung sementara tangan kiri dia masukkan ke dalam saku jaket. Cewek berambut hitam sebahu itu menyumpal kedua telinga dengan earphone. Langkah kakinya sangat pelan, seakan tidak mau terburu-buru sampai ke rumah.Erika sudah pulang bersama Geovan. Mereka berdua hujan-hujanan naik motor. Nara tertawa dalam hati, mereka sudah seperti Dilan-Milea saja. Dasar bucin.Omong-omong, sakit di perut Nara telah sirna. Meskipun sisa lemasnya masih ada. Setelah bel berbunyi tadi, Nara mengucapkan terima kasih lagi pada Kevin. Bagaimana pun juga dia sudah berbaik hati.Ketika sedang melamun sambil menikmati playlist lagu gal

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-18
  • MY FAVORITE BOY   Dufan

    /Yang, hari ini aku mau ke dufan bareng temen-temen. Kamu mau ikut?/ /kan aku syuting, yang :( Jadi gak bisa./ Raffa menghela napas sejenak. Sudah dua hari kekasihnya itu syuting dan tidak datang ke sekolah. Chat pun dibalas seadanya saja. /ya udah kalau gitu/ /iya/ /Jangan sampai sakit/ Pesan terakhir itu hanya dibaca saja. Thalia tidak lagi online. Ya sudahlah, biarkan saja Thalia syuting. Tak apa, yang terpenting bagi Raffa, cewek itu harus menjaga kesehatan. "Si Geovan mau ikut, gan." Rizki menghampiri Bintang, Raffa, dan Dendi di kantin belakang. Dia duduk di sebelah Raffa yang tengah memandangi layar ponsel. "Geovan siapa?" Bintang yang sedang makan gorengan bertanya. "Pacar Erika katanya." "Adek kelas?" "Iya." Bintang terkekeh. "Aseekk. Keren Erika dapet adek kelas." "Pacar kan gak mandang umur bro." Rizki menimpali. "Lo mau nya

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23

Bab terbaru

  • MY FAVORITE BOY   Don't Read

    Sunyi.Satu kata yang menggambarkan kehidupan Falisha sejak kepergian separuh jiwanya beberapa bulan lalu.Hanya suara televisi yang memenuhi apartemen itu. Satu-satunya manusia yang ada di sana tengah duduk melamun di sofa kesayangannya.Falisha membenci tempat ini. Tempat penuh kenangan bersama mantan suaminya, Devano. Tempat di mana mereka berdua menghabiskan waktu selama satu tahun.Andai saja saat itu Falisha dapat menahan kata-katanya agar tak menyakiti siapapun. Pasti Devano masih di sini, bersamanya. Lagi dan lagi Falisha menyesali itu.Ketika itu dia terlampau marah dan dipenuhi rasa cemburu berlebihan. Falisha telah menuduh Devano bermain di belakangnya. Sampai saat kata-kata itu terucap, Devano terdiam dan langsung meninggalkannya sendirian.“Itu bukan selingkuhan aku, Fal. Itu rekan kerjaku!”“Jangan bohong. Kamu gak tahu diri banget ya udah banyak aku bantu segala macem masih beraninya selingkuh!”

  • MY FAVORITE BOY   Don't read

    Matahari siang itu terasa begitu terik. Jalan raya padat kendaraan menghasilkan polusi yang memusingkan para pengendara. Suara klakson motor dan mobil saling bersahutan memekakkan telinga. Seorang gadis berambut sebahu duduk di bangku sendirian, menonton orang-orang berlalu lalang di depan toko baju tempat dia bekerja. Di saat pekerja lain berkumpul-kumpul makan siang, gadis bernama Fayola Adikari itu memilih mengasingkan diri. Mereka tidak mau berteman dengan Fayola. Alasan terjahat yang pernah Fay dengar adalah karena penampilannya yang tidak rapi dan aneh. Kulit sawo matang, freckles di bagian wajah, rambut pendek yang kusut, dan tubuh kurus tinggi. Mereka bilang Fay tidak pandai merawat diri dengan baik. Ya, memang benar adanya. Fay tak mem

  • MY FAVORITE BOY   Hancur Berkeping

    Nara mematung mendengar penjelasan panjang dari Geo. Cewek itu membelakanginya sejak tadi."Kak Nara, maaf. Maafin gue sama Erika, ya." Ujar Geo menyesal, dia menundukkan kepala.Keduanya sedang berbincang di halaman depan rumah Erika. Sore ini Nara memutuskan menjenguk Erika dan ya, dia melihat sendiri bagaimana keadaan sahabatnya itu. Bahkan ketika ia mengetahui yang sebenarnya, Nara belum mau berbicara dengan Erika maupun Geovan.Hembusan angin sore membuat daun dari pohon mangga berjatuhan ke atas rumput. Rambut pendek Nara menari-nari bersama udara. Kelopak matanya dipenuhi air yang sekali kedip saja bisa tumpah membasahi pipi.Hatinya terlalu nyeri untuk mengatakan sepatah kata. Nara terisak sampai menutup mulutnya sendiri, takut tangisnya terlalu keras.Dia hanya tidak menyangka ini akan terjadi. Sahabatnya. Masa depan Erika sudah hancur. Kena

  • MY FAVORITE BOY   Takdir Tak Terduga

    Hari ini adalah pembagian rapor anak SMA Nusantara. Sabtu pagi ini sekolah dipenuhi para orangtua siswa yang akan bertemu dengan wali kelas anaknya. Nara mengajak Firdaus untuk mengambilkan rapornya. Kebetulan hari ini Papanya itu sedang libur kerja. Nara tidak mau Mamanya yang datang karena itu akan berbahaya, beliau pasti akan menceramahi Nara jika nilai rapotnya di semester ini sangat jelek. Berbeda dengan Papanya yang santai saja."Sabar ya, Pa. Nama Nara sebentar lagi dipanggil, kok." Bisik Nara pelan. Ia menepuk paha Firdaus.Saat ini ayah dan anak itu tengah duduk di bangku kelas Nara, menunggu giliran dipanggil oleh wali kelas.Mama Erika baru saja selesai mengobrol dengan wali kelas, entah kenapa dia tampak terburu-buru ingin pulang ke rumah. Nara mengerutkan kening keheranan, Bu Lia sama sekali tidak menyapa dirinya dan juga Papanya. Padahal, selama ini mereka kenal dekat. Dan juga Erika, cewe

  • MY FAVORITE BOY   Classmeet

    Sorak sorai penonton bergema di lapangan basket pagi itu. Pertandingan berlangsung seru. Kemeriahan Hari Kamis ini semakin menggebu kala tim Raffa berhasil mencetak poin kemenangan.Semua supporter berdiri sambil berteriak dan memukul balon tepuk. Nara bertepuk tangan, sesekali ia menutup gendang telinganya yang berdengung akibat suara teriakan itu.Ada yang aneh pada Raffa hari ini. Nara menyadari itu. Caranya bermain tak gesit seperti biasanya sampai-sampai teman satu timnya berkali-kali menegur Raffa. Mereka kehilangan poin karena Raffa."Oi, Nara!"Erika dan Geovan kembali dari kantin. Mereka memberi Nara satu minuman kaleng. Nara pun langsung meneguknya."Tim Raffa mah gak usah diraguin lagi. Tapi kayaknya tim adek kelas pada gak mau kalah ya." Komentar Geo.Semuanya kembali duduk ketika tim basket istirahat sejenak. Para pelatih menghampiri anak asuhnya, memberi arahan."Kalian liat Kevi

  • MY FAVORITE BOY   Putus

    "Kok pada diem?" Tanya Raffa sambil mengunyah gado-gado santai.Dua orang lainnya sibuk dengan pikiran masing-masing. Nara yang menetralkan detak jantungnya dan Kevin yang menahan kekesalannya. Pemuda itu membuang muka."Minggu depan classmeet, kan? Kalian udah persiapkan apa aja?" Nara berusaha mencairkan suasana."Gue sama tim udah sepakat. Untuk pertandingan kali ini kami gak peduli mau menang atau kalah. Yang terpenting nikmati jalannya permainan. Karena ini pertandingan terakhir kami sebelum lulus." Jelas Raffa."Lo gimana, Vin?"Nara menatap Kevin yang sedari tadi mengalihkan pandangannya. Ia melihat tangan Kevin yang mengepal kuat. Sebenarnya ada apa? Nara sama sekali tak mengerti."Gue udah keluar dari tim futsal."Raffa dan Nara serentak menatap si pembicara."Kenapa?""Males aja. Mau fokus ujian.""Keren." Nara mengacungkan dua jempol untuk Kevin.&nbs

  • MY FAVORITE BOY   Kevin dan Nara

    Memasuki minggu remidial adalah suatu hal yang paling membosankan dalam hidup Nara. Ini baru hari Senin, tapi rasa bosannya serasa menggerogoti jiwa.Suatu keberuntungan untuk Nara ketika melihat pengumuman di mading. Di semua mata pelajaran Nara tidak ada yang remidial. Erika pun sama. Mungkin karena mereka berdua belajar bersama mempersiapkan ujian.Berbeda dengan keduanya, Geovan justru banyak mendapatkan remidi. Mulai hari ini cowok tengil itu disibukkan dengan belajar untuk mengulang ujian. Nilainya benar-benar buruk. Erika lelah mengomeli pacarnya itu.Sementara itu, Nara dengar Raffa dan teman-temannya harus mengikuti remidi juga di beberapa mata pelajaran. Ya, Raffa bilang, sih, sudah biasa karena di antara mereka tidak ada yang begitu pintar.Entah sudah berapa kali Nara menghela napas lelah. Tumpukan buku tebal yang dia bawa sangatlah berat. Tadi, ketika melewati rua

  • MY FAVORITE BOY   One step closer

    Kevin mempercepat langkahnya menuju ruang ujian. Keringat mengucur di pelipisnya karena berlari sangat jauh, dari gerbang sampai ke lantai dua. Hari ini dia terlambat sepuluh menit. Ujian sudah dimulai.Tok! Tok! Tok!"Permisi, Bu. Mohon maaf saya terlambat." Ucapnya di depan pintu kelas. Seluruh pasang mata menatap ke arah Kevin.Pengawas ujian hari pertama ini adalah wali kelas mereka sendiri. Jadi sangatlah mudah mendapatkan maaf. Kevin menghela napas lega saat diperbolehkan duduk di kursi yang sudah dipisah-pisah, diberi jarak. Masing-masing dari mereka duduk dengan adik kelas.Entah kebetulan atau tidak, Kevin kedapatan duduk di sebelah Nara. Di barisan paling belakang. Seiring mendekat ke kursi, bisa Kevin lihat Nara sedang memberinya senyuman. Ia pun membalas senyum itu."Jangan ada yang mencontek, ya. Kerjakan yang jujur."

  • MY FAVORITE BOY   Membaik

    Bersama teman-temannya, Nara semakin hari mulai berangsur membaik. Orang-orang yang kemarin mencibir dan menatapnya aneh satu persatu meminta maaf. Nara kembali menjadi pribadi yang ceria. Bersama Erika tentunya.Hubungannya dengan Raffa, Dendi, Rizki, dan Bintang juga baik-baik saja. Pertemanan mereka semakin erat. Sayangnya perasaan Nara pada Raffa belum juga pudar, malah semakin luas. Nara ingin mengutuk dirinya sendiri karena itu.Namun, ada yang berbeda dari pemuda itu. Akhir-akhir ini, lebih tepatnya dua minggu belakangan ini Raffa tampak murung. Nara menduga ada hubungannya dengan Thalia. Cewek mirip selebgram itu sudah tidak pernah terlihat lagi di sekolah. Ia seakan menghilang, pindah sekolah mungkin.Seperti sekarang, di saat yang Dendi, Rizki, Bintang, Geo, dan Erika asyik menikmati waktu sore di rooftop rumah Raffa, si tuan rumah malah menyendiri di sudut- tempat melihat senja di ujung. 

DMCA.com Protection Status