Lagu Blues terdengar..
Restauran dengan bergaya barat ini terlihat cukup ramai, banyak dari pengunjung sedang menikmati makan siang mereka.
Langkah kaki Raline terdengar tergesa-gesa. Dilewatinya beberapa meja tempat para pengunjung tengah mengobrol asyik sembari menyantap hidangan yang tersaji.
Raline terus memegangi perutnya menuju ke pintu keluar.
Sopir pribadinya langsung membukakan pintu untuk Majikannya yang baru saja keluar dari Restauran ini.
"Jangan kasih tahu Tuan, saya kesini siang ini" Ucap Raline setelah duduk di dalam mobil.
"Baik Non" Jawab sopir ini.
Mobil melaju kembali ke perusahaan..
Nafas Raline masih tersengal, jantungnya masih berdetak dengan kencang, dan perutnya masih terasa kram.
Ia coba terus untuk mengatur emosinya, walaupun apa yang ia dengar tadi sangat mengguncangnya.
"Bukannya suamimu itu memiliki Tahi lalat di pinggulnya,aku suka memeganginya saat bercinta" Ucapan Kanaya itu terus b
Tristan menebar senyumnya kepada sang istri..Pagi ini dia tidak ingin membuat hubungan diantara mereka menjadi dingin hanya karena seorang Kanaya."Aku siap-siap dulu ya" Gumam Tristan sembari membelai rambut Raline.Tristan beranjak mengambil pakaian yang sudah Raline siapkan diatas ranjang. Sedangkan Raline tengah mengatur perasaannya yang menjadi tidak menentu hanya karena perkataan Kanaya."Sayang,nanti aku akan melakukan survey di beberapa Gerai" Ucap Tristan yang tengah mengenakan kemeja putihnya.Raline menoleh, lalu ia dekati Tristan. Diambilnya Dasi Biru yang sudah terletak di atas Kasur Kemudian ia ikatkan di leher kemeja Suaminya."Bukannya itu tugas GM, Sayang?" Jawab Raline yang tengah menyimpul dasi ini."Aku pergi dengan GM,aku tidak bisa hanya di kantor saja" Jawab Tristan."Benar sekali, mantan Pak GM" Jawab Raline dengan bercanda.Setelah selesai ia menyimpulkan dasi untuk suaminya, Ralin
Setelah melakukan survey selama lebih dari tiga jam, Tristan bersama dengan Kevin kembali ke perusahaan. * * Mobil mewah ini berhenti tepat di depan pintu masuk, Sopir Langsung membuka pintu untuk Tristan yang duduk di belakang. Sedangkan Kevin yang baru keluar dari Pintu depan Mobil, membawa Tas dan beberapa dokumen di tangannya. Mereka berjalan masuk ke dalam Perusahaan, dengan langkah yang tegas dan berwibawa. Tristan menghentikan langkahnya saat baru saja masuk ke dalam Loby, Lalu ia Memanggil Kevin yang berjalan di Belakangnya. Di bisikkan nya sesuatu kepada Kevin untuk mengurus sesuatu nanti malam. "Baiklah" Jawab Kevin Mereka kembali berjalan menuju ke Lift yang berada di ujung Lantai ini. beberapa Karyawan berhenti dan menyapa dengan Ramah saat Atasan mereka berjalan melewati mereka. Setelah sampai di Depan Lift, Tristan tengah sibuk Melihat ponselnya. Beberapa Karyawan menyapa Vice Preside
Jessica mengernyitkan keningnya,saat ia melihat Kevin yang sekarang ada di hadapannya."Aku tidak pernah ingat kalau kita pernah berjanji bertemu?" Ucap Jessica dengan tatapan tajam dan mengintimidasinya.Tentu saja ia tahu, Tristan lah yang mengirim sekretarisnya untuk menemuinya malam ini. Tapi, untuk menutupi rasa kekecewaan dan kekesalannya, Jessica tampak tenang dengan masih memperlihat bahwa dia memiliki kedudukan yang jauh lebih tinggi dari lelaki yang ada di depannya ini.Kevin menarik kursi yang ada di depannya,lalu ia duduk. Jessica tampak menahan amarahnya. Dengan terpaksa ia juga ikut duduk."Aku di utus oleh Bapak Tristan untuk menemui anda, karena beliau sedang makan malam denga istrinya" Ucap Kevin sembari mengambil Serbet di atas meja,lalu ia letakkan di leher kemejanya."Makanan ini terlihat sangat enak dan mahal, Terimakasih sudah memesannya" Ucap Kevin dengan gaya santainya.Ia ambil gelas yang sudah berisi dengan Wine, ia
RUMAH UTAMA KELUARGA DARMAWAN..Kamar utama, Pukul 21.00Kanaya yang sedang menatap cermin tampak tersenyum sinis. Ia pikir Rencananya bersama Jessica berhasil. Tanpa ia ketahui,ternyata Jessica tanpa sadar membongkar semua kebusukkannya dan itu berhasil di rekam oleh Kevin.Rambut panjangnya tergerai indah, Gaun tidur yang terbuat dari satin menambah daya tarik seorang janda dari mantan pemilik DM Company dan Coorporation ini."Kamu akan menjadi milikku Tristan" Gumam Kanaya sembari menyisir Rambut panjangnya.TOK..TOK..TOKPintu kamar diketuk dari luar."Masuk" Sahut Kanaya.Asisten rumah tangga wanita dengan membawa segelas jus tomat di atas nampan mendekati Kanaya."Terimakasih,Bi" Ucap Kanaya"Sama-sama,Nyonya" jawab Asisten rumah tangga ini."Saya ingin masuk ke kamar Raline, saya minta kunci" Ucap Kanaya."Maaf nyonya,tapi Non Raline tidak memperbolehkan siapapun masuk ke kamarnya" Jawab Asist
Ruangan ini menjadi hening sejenak..Tidak pernah ia lihat tatapan menantang dari seorang Tristan selama lebih dari 15 tahun ia mengenal lelaki yang tengah memegang pergelangan tangan kanannya ini, lebih tepat sedang mencengkeram dengan erat."Tristan.." Panggil Raline yang akan beranjak dari Sofa.Tristan langsung melepaskan tangan Kanaya dengan kasar, lalu ia dekati istrinya yang sepertinya sedang kesulitan."Ada apa sayang?" Tanya Tristan sambil berjongkok."Kaki ku kram" Gumam Raline yang terlihat kesulitan merentangkan kedua kakinya.Tristan meletakkan Gelas susu ini diatas meja, ia bantu istrinya ini dengan ia rentangkan kaki Raline dengan hati-hati."Ahh..Hahahha" Raline tertawa geli saat Tristan mencoba menghilangkan kram di kakinya.Di pijatnya telapak kaki Raline dengan lembut, sedangkan ia masih berjongkok di lantai.Kanaya tertegun, ia diam membisu. Sungguh ia benar-benar ingin menarik rambut Raline yang deng
DM Company and Coorporation,Pukul 09.20.Mobil mewah Tristan tengah memasuki area perusahaan, Lalu menuju ke depan pintu masuk lobby utama. Tampak sudah ada Anita dan juga Kevin menunggu atasan mereka di depan. Tidak lama kemudian Pak Anton ikut bergabung dengan kedua Sekretaris Presiden dan wakil presiden perusahaan ini.Raline bersama dengan Tristan yang baru saja turun dari mobil langsung menyapa Pak Anton yang sudah terlihat lebih bugar dan segar."Kenapa sudah masuk kantor pak?" Tanya Raline.Pak Anton tersenyum,lalu ia sapa kedua atasannya ini."Saya tidak betah hanya dirumah saja Non" Jawab Pak Anton."Tapi kan bapak masih butuh istirahat" Jawab Raline yang tampak khawatir."Saya sudah sembuh non,lihat " Jawab Pak Anton sembari menunjukkan tubuh sehat nya.Raline tersenyum,begitupun dengan Tristan.Anita mendekati Raline untuk memberikan laporan yang sudah Raline minta saat dalam perjalanan tadi. Sedangkan Kevin s
BANDARA INTERNATIONAL SOEKARNO HATTA,PUKUL 09.30 WIB. Tristan sedang menggenggam tangan Raline saat baru saja masuk ke dalam Bandara, diikuti oleh Kevin dan beberapa bawahannya yang akan ikut perjalanan bisnis ke Thailand,serta satu pengawal wanita yang khusus untuk menjaga Raline. Sedangkan Sopir Pribadi mereka sedang menunggu di Parkiran sembari menunggu panggilan dari majikannya. Mereka lalu duduk sejenak di salah satu Cafe yang ada di dalam Bandara, sedangkan urusan Tiket dan lainnya sudah ada Kevin yang mengurus itu semua. "Mau makan?" Tanya Tristan pada Raline yang sedang duduk di sampingnya. "Aku mau minum Jus saja" Jawab Raline. Pelayan Cafe yang sudah berdiri, mencatat pesanan apa saja dari mereka. Sedangkan, Manager Pemasaran dan juga manager Produksi duduk di kursi berbeda, tetapi tetap satu ruangan dengan mereka berdua. "Baiklah terimakasih" Ucap Tristan kepada pelayan wanita ini. Pelayan wanita ini
Apartemen,Pukul 07.30Raline yang baru saja keluar dari kamar,langsung menghampiri tante Debby yang tengah sibuk membuatkan sarapan untuk anak menantunya.Langkah kakinya terlihat pelan, Raline termasuk ibu hamil yang sangat berhati-hati dalam menjaga setiap pergerakannya. Ia tidak ingin terjadi sesuatu disaat ia sedang mengandung."Pagi Tan?" Sapa Raline yang sudah mengenakan Pakaian rapi untuk berangkat ke kantor."Pagi,nak" Jawab Tante Debby sembari mencium pipi kiri dan kanan Raline.Raline mengambil Piring diatas meja dapur yang sudah berisi Bubur kentang keju. Ia bawa ke meja Makan."Biar tante saja,Raline" Ucap Tante Debby."Sudah biasa tante" Jawab Raline sembari tersenyum.Raline lalu duduk di kursi ruang makan ini.Tante Debby langsung membawa Gelas yang berisi susu hamil dan juga Jus Tomat. Ia letakkan di atas meja.Raline kembali beranjak, ia ambil selai cokelat dan juga roti tawar yang ada di atas mej