Share

Melamun

Penulis: Marthino Mawikere
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dimas bersyukur. Niken yang sejak kasus tewasnya isteri tercinta menjadi amat perasa, emosional dan cenderung tertutup, belakangan semakin keluar dari kungkungan kesedihan seiring perkenalannya dengan Maia. Suatu hal yang ia ragu apakah akan cepat terjadi seandainya pertemuan dengan Maia tidak pernah terjadi.

Pertemuan demi pertemuan antara mereka semakin intens tejadi. Maia sendiri nampaknya menyukai kehadiran mereka. Sayang, kendati hal tersebut berulang terjadi, Maia masih tetap dengan sosoknya semula.

Misterius.

“Melamun terus.”

Dimas tersadar. Astaga, benar. Ia terlalu lama tenggelam dalam lamunannya. Kentang dan ayam goreng pesanannya juga mulai mendingin.

“Kenapa?”

Dimas masih enggan menjawab. Pura-pura sibuk untuk mulai menyantap makan malamnya.

“Tidak apa-apa.”

“Sungguh?“

“Sungguh.“

“Kau tak berpiki

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MY BIONIC GIRL   Insting

    Tersipu, mbak Sarni menjawab bahwa ia tidak tahu dimana letak toiletnya. Dimas menggeleng kepala. Dengan mencoba sabar ia lalu mengantar mereka ke toilet meninggalkan Maia sendirian di tempatnya.“Kami tinggal dulu sebentar, oke?“*Dua orang pria yang mencari-cari keberadaan Maia sudah hampir sejam lalu tiba di mall yang sama. Baik pria pertama yang biasa mengemudikan mobil van, maupun pria kedua yang selalu mengenakan jaket coklat dengan lengan kiri dipenuhi tato. Mereka mulai bergerak menjalani lantai basement gedung dengan mata setajam elang ketika mengawasi setiap orang yang berlalu-lalang. Kendati mall begitu penuh oleh para pengunjung, rasanya tidak terlalu sulit bagi mereka untuk menemukan orang yang mereka cari. Setiap rombongan yang terdiri atas beberapa orang dewasa dan seorang anak perempuan dengan s

  • MY BIONIC GIRL   Rentetan Tembakan

    Bagi Maia yang melihat jelas peristiwa tadi ia sangat hafal bahwa dirinyalah yang tengah menjadi target sasaran pria tadi. Terlebih ketika dalam gerak yang luar biasa tenang, pria itu melempar baki dan mengeluarkan senjata fully-automatic Uzi yang dibawanya dengan tatapan mata terarah pada Maia yang hanya berjarak belasan meter saja darinya. Tatapan matanya dingin dan kejam layaknya seorang pembunuh bayaran. Beberapa pengunjung restoran melihat ulahnya seolah tidak percaya ketika tangan kirinya terulur. Bukan banyaknya tato di tangan orang tersebut yang membuat mereka menatap penuh keheranan, melainkan senjata api yang berada dalam genggamannya.Melihat Maia dalam bahaya, dengan gerak refleks Dimas mencoba merebut senjata. Sungguh suatu tindakan luar biasa ceroboh. Demi menyelamatkan Maia, Dimas mencoba menangkap senjata yang siap menyalak. Ini memberikan tambahan waktu beberapa detik bagi Maia untuk menyelamatkan diri atau melakukan sesuatu.&nb

  • MY BIONIC GIRL   Pertarungan Jarak Dekat

    Di restoran itu sendiri kali ini muncul seorang lain, yang juga turun ke arena perkelahian. Perawakannya tidak jauh berbeda dengan yang pertama kecuali dalam hal potongan rambut. Pria yang selama ini mencari-cari Maia dengan mengemudikan mobil van warna hitam. Sebuah revolver di tangan kirinya menyalak. Sebuah alat transmisi radio dengan microphone menyembul dekat mulutnya. Dengan langkah bergegas pria kedua menyerbu masuk dimana Maia masih bergelut dengan pria bersenjata pertama untuk mencoba merebut senapan mesin yang masih erat tergenggam di tangan lawan. Diiringi lengking tinggi, Maia yang berada dalam posisi dibawah mengangkat tubuh pria bersenjata pertama dengan kedua kakinya. Bertelekan punggung, tubuhnya menekuk membentuk busur sebelum kemudian melontar tubuh berbobot nyaris satu kuintal itu hingga tiga meter ke udara. Untuk kedua kalinya si pria bersenjata pertama terbanting. Lagi-lagi dengan sebelumnya membentur meja. Rasa

  • MY BIONIC GIRL   Perkelahian Di Mall

    Namun cepat sekali pria kedua ini bangkit dan menyerang kembali dimana di saat yang sama, pria pertama, si gempal bertato, juga telah berhasil meraih senjatanya.Dengan sedikit merunduk, Maia berlari secepat kilat ke arah pintu keluar yang berada tak jauh dari posisinya berdiri.Suara tembakan terdengar lagi. Maia kembali berguling, berguling dan terus berguling di antara deretan kursi dan meja restoran yang kini benar-benar porak poranda. Proyektil peluru berkejaran mendesing disamping tubuh. Pecahan keramik diatas lantai kini bercampur dengan pecahan piring, gelas, bekas makanan dan serpihan meja yang terkoyak sambaran peluru. Ini menimbulkan rasa perih ketika Maia harus bergulingan diatasnya.Sesaat berikutnya, Maia sudah berhasil keluar dari restoran. Terdengar suara salah seorang dari mereka merutuk keras melihat buruan mereka lolos. Nampak wajar kalau mereka sangat emosional mengingat buruan mereka ternyata masih dapat lolos ken

  • MY BIONIC GIRL   Bahaya Yang Menanti

    Malang bagi pria bersenjata kedua itu. Baru saja ia tersadar dari sakit yang menyengat, lawannya, Maia telah mendarat. Suara bergemeretak terdengar ketika sebuah upper cut bersarang di rahang untuk menjadikannya kembali tergeletak lagi. Kali ini dalam keadaan pingsan dengan wajah memar dan berdarah.Benar-benar sebuah kombinasi bela diri abad dua belas ala jiu-jitsu dan tinju abad modern yang luar biasa indah. Sekaligus mematikan.Ini menggetarkan si gempal bertato, pria pertama, yang sadar bahwa kendati lawannya adalah seorang wanita, ia memiliki keterampilan bela diri yang sangat bagus untuk dengan mudah mengalahkan dirinya. Hal ini dibuktikan dengan kehebatan melumpuhkan lawan, rekannya yang juga seorang pembunuh bayaran kelas elit seperti dirinya, cukup hanya dengan beberapa jurus!Tidak mau mengambil resiko, pria pertama memutar tubuh. Mengarahkan dan siap mengosongkan gagang Uzi-nya yang kini

  • MY BIONIC GIRL   Bisnis Ilegal

    Deru angin pantai menyibak rambut lurus Maia. Suasana malam amat sejuk kendati sedikit berangin. Gelombang ombak berkejaran seolah berlomba mencapai jarak terjauh di daratan. Beberapa diantaranya berhasil bergerak sangat jauh hingga menyentuh ujung sepatu Maia. Air laut yang berhasil menyelinap masuk serta-merta meninggalkan endapan pasir di dalamnya.Dimas berjalan mendekat sembari membawa dua cangkir susu coklat panas yang baru dipesannya di kedai. Ia menyodorkan salah satunya ke Maia.“Terima kasih,” Maia menolak halus.“Ayolah,” Dimas membujuk.Maia sebetulnya masih berniat menolak. Namun ia kemudian mengalah. Sekian cc susu coklat segera terhirup dan menyelusup masuk kedalam tenggorokannya.Dimas lantas duduk di sampingnya. Pria itu menunggui sampai Maia menyelesaikan beberapa tegukan.“Seperti kau tahu, aku tadi sempat melihat perbuatanmu di restoran,” katany

  • MY BIONIC GIRL   Prototipe

    Maia menyelonjorkan tubuh. Debur ombak makin intens menyeruak masuk kedalam sepatunya.“Halusinasi, detak jantung yang bertambah cepat, tekanan darah meninggi hingga rusaknya pembuluh darah otak. Secara bersamaan timbul dampak psikologis atas dirinya. Halusinasi. Neni mengalami perubahan perilaku menjadi buruk. Hal itu terus terjadi sampai kemudian ia hypertemia.”“Dan …. tewas?” Dimas mencoba menebak yang lantas dijawab dengan anggukan kecil.Maia menarik nafas. Nampak sekali ia berusaha meredam emosi kesedihan. Dimas merengkuh pundaknya. Mencoba memberi semangat.Sampai sebuah pikiran melintas di benak Dimas.“Tapi maaf, bagaimana mungkin StavoGroup memproduksi obat-obatan seperti itu? Ia bergerak di bidang bio-micro elektronik. Semua orang mengetahuinya.”“Obat itu hanya bisnis sampingan.” Maia menatap Dimas tanpa kedip.

  • MY BIONIC GIRL   Lab Rahasia

    “Setelah peristiwa di mall barusan, sepertinya bukan hanya mereka. Polisi juga pasti akan mencarimu. Itu dugaanku.”“Kurasa tidak.”“Kenapa?”“Dua orang itu bukan hanya jago secara otot. Otak mereka pun cukup cerdas untuk mematikan seluruh CCTV di seluruh interior dan exterior gedung, sebelum memulai aksi pembunuhan atas diriku. Jadi untuk soal yang satu itu, aku aman. Musuhku hanya tetap dari para anak buah Nikolai yang dendam padaku.”“Dendam? Menurutku motifnya tidak sesederhana itu.” Dimas menggeleng mantap. “Kurasa Nikolai belum mati dan ia mencarimu.”Kini Maia yang ganti menggeleng kepala. “Tak mungkin.““Kau tidak memantau perkembangan berita selanjutnya? Mayatnya tidak ditemukan, Maia!““Namun aku yakin ia tewas,” kata Maia bersikukuh. “Seluruh

Bab terbaru

  • MY BIONIC GIRL   Ingin Kembali

    Veily menyadari sesuatu yang lain lagi. Alex tidak lagi mengenakan kalung akik merah padam. Benda yang dulu diberikan khusus untuk pria itu kini tak ada lagi di lehernya. Sebersit rasa kecewa seketika menyeruak dalam batinnya....Bagi Veily, Alex bukan pria biasa. Ia pernah mendapat perhatian khusus dalam diri Veily yang seiring berjalannya waktu mulai berani menyalakan bara api dalam hatinya. Dan kala Alex menyambut, bara api itu – cinta, tentu saja – makin memuai. Menyalakan rindu, perhatian, dan ketertarikan yang terus bergejolak. Sampai kemudian terjadi sebuah kesalahpahaman yang belakangan ia sesali hingga saat itu. Kesalahpahaman yang membuat tersingkirnya Alex dari lembar hidupnya. Andai bisa membalik waktu, ingin rasanya ia jatuh dalam rengkuhan pria itu. Menumpahkan maaf. Mencurahkan sesalnya yang nyaris tak berujung.Dan kini. Tidak bukan kini - tapi kemarin pagi tepatnya – secara tak terduga

  • MY BIONIC GIRL   Boss

    “Sialnya aku tiba di medan pertempuran antara pasukan Jepang dengan tentara sekutu. Aku langsung berada dibawah todongan salah seorang tentara Jepang. Penjelasan bahwa aku dari masa depan tentu saja tidak membuatnya percaya. Ia hampir saja membunuhku sampai kemudian kubuktikan kebenaran ucapanku melalui Jetpack yang kubawa. Tentara Jepang itu, Letnan Hamada namanya, memaksaku untuk memakaikan Jetpack padanya. Di bawah todongan, aku menurut. Aku hanya menge-set agar benda itu terbang naik, melayang di ketinggian tertentu, dan mendarat kembali. Semua tak lebih dari lima menit. Tapi itu memang berdampak signifikan. Dalam gelap malam, dengan mitraliurnya dan dengan sekali pukul ia melumpuhkan sekutu di tempat persembunyian dari udara. Pertempuran berakhir dengan kemenangan di pihak Jepang.”Alex menyimak rangkaian cerita menakjubkan tadi sementara Profesor tetap meneruskan.“Kami kemudian pulang ke barak Jepang yang ternyata me

  • MY BIONIC GIRL   Mesin Waktu

    Profesor Senjaya menatap tajam. “Aku ingin benda itu dihancurkan. Kendati perang dingin antara blok barat dan timur tak lagi muncul ke permukaan akan muncul hegemoni lain yang sama membahayakannya. Tak sulit membayangkan bencana macam apa yang terjadi jika sampai Jetpack diproduksi masif di masa ini.”Penjelasan Profesor terdengar masuk akal. Alex berpikir dan menimbang-nimbang sekian lama di tempat duduknya. Gelas berisi minuman jus jeruk yang ia pesan dari tadi sudah lama tandas. Kendati demikian, ia tetap saja mengaduk-aduk gelas yang kini hanya tersisa es batu saja.“OK,” katanya kemudian. Nyaris tanpa suara. “Aku di pihakmu.”Profesor nampak lega.“Namun sebelum kuserahkan padamu, tolong jawab pertanyaan terbesarku. Bagaimana ceritanya benda itu bisa berada di goa Jepang, teronggok bersama barang-barang peninggalan Perang Dunia kedua, sementara Prof send

  • MY BIONIC GIRL   Roket

    Pada sepuluh detik pertama Alex masih bisa menahan. Tapi ketika sudah dua puluh detik, wajahnya mulai berubah. Alex mulai meringis ketika cubitan Tessa berlangsung hingga lebih tiga puluh detik.“Ampun,” desisnya.“Nggak!” cetus Tessa galak. Rona kemenangan terpancar di wajahnya melihat Alex yang mulanya sok kuat kini mulai meringis kesakitan.“Ampun.”“Nggak. Bilang dulu seperti tadi kubilang. Ayo, cepetan!”Dalam sengatan nyeri Alex dengan cepat mengingat sesuatu. “I miss youuuu... ouch!”Tessa melepaskan cubitannya. “Koq milih kalimat yang itu dan bukan yang satunya?”Alex tidak menjawab. Saat menarik tangannya kembali tanpa sengaja ia menyentuh ujung botol saus yang terbuka yang langsung mengotori jari-jarinya.“Tuh, kamu sih.”

  • MY BIONIC GIRL   Rasa Bersalah

    Seiring kepergian Alex dan seiring pula berjalannya waktu, penyesalan yang sebelumnya menghinggapi Alex, kini mulai menyapa dirinya. Setelah berpikir lebih dalam, perlahan ia mulai menyadari bahwa Alex tidaklah seburuk yang ia sangka.Yang kemudian timbul dalam jiwanya adalah rasa bersalah yang makin kuat menyergap. Melecut hasrat memaafkan dan dimaafkan. Terpuruk dalam sesal, Veily mencoba mencari tahu keberadaan Alex hanya untuk mendapatkan kenyataan bahwa pria itu ternyata pergi tanpa meninggalkan jejak alamat, telepon, atau bahkan kota yang ia tuju.Hari dengan cepat berganti hari dan bahkan berubah hingga hitungan tahun. Namun keberadaan Alex tetap lenyap tak berbekas. Asa yang semula membara, lambat laun padam. Dingin. Hingga kemudian Veily sadar bahwa sudah tiba waktunya untuk memupus kenangan yang sempat terajut.Ia sadar telah mengambil keputusan yang salah. Namun lekas pula ia menyadari bahwa keputusan yang sal

  • MY BIONIC GIRL   Terlambat

    Laporan beban fiskal perusahaan yang menggelayuti pikiran Tessa segera ia buang jauh-jauh dan diabaikan begitu saja ketika Alex hadir di pintu ruang kerjanya siang itu.“Maaf terlambat,” kata Alex sesopan mungkin sesaat setelah diijinkan Tessa untuk duduk di depannya.“Lain kali jangan terlambat dong.”Kendati cukup lantang bentakannya – kalau bisa disebut sebagai sebuah bentakan – Alex merasa bahwa Tessa hanya berpura-pura. Sorot matanya tidak bisa menutup aura rindu ketika melihat kehadiran dirinya.“Iya maaf. Aku janji.”“Sip. Kamu dimaafkan. Tadinya aku kuatir, tahu? Eh ternyata cepat juga kamu bisa nyampe. Kamu ke sini tahu kan untuk apa?”“Tahu.”“Tadinya direncanakan kami di BOM merenc...”“Kalian dibom?”&nbs

  • MY BIONIC GIRL   Sosok Masa Lalu

    Oleg memasuki boks telepon, memutar nomor, dan mulai berbicara dengan seseorang di ujung sana. Mulutnya sibuk mengunyah permen yang sejak ia di Jakarta menjadi kesukaannya.“Letnan, aku masih belum bisa melacak keberadaan Profesor. Tapi sudah mendapatkan informasi mengenai Alex. Info itu benar.” Jeda sesaat ketika ia mendengar tanggapan dari lawan bicaranya. “Alex tinggal di kamar hotel sejak kemarin. Masalahnya, saat Dimitri dan aku diam-diam memasuki kamar, benda itu tidak ada di sana.”Terdengar suara keras orang memaki di ujung telepon.“Anak muda itu ternyata lebih cerdas daripada yang kita kira. Letnan, perlukah kita lakukan rencana B?”“Belum saatnya menghabisi dia. Kalian tunggu aba-aba dariku. Aku masih punya ide lain.”*Petugas yang bertugas di meja resepsionis mengenali pria muda yang nyaris sebaya dengan dirinya ketika ia kembali muncul di hadapannya.“Selamat pagi,” salamnya mendahului Alex.“Pagi.”“Sdr. Alex kan?”“Aku tersanjung, bapak dengan mudah bisa mengenali aku.

  • MY BIONIC GIRL   Menerbangkan Jetpack

    “Hacker, tepatnya. Aku memperbaiki misalnya sistim perbankan yang kacau, seperti transaksi derivatif, pengamanan data cyber, phone banking, dan semacamnya. Yah, itu untuk biaya hidup sehari-hari.”“I see.”“Sekarang langsung ke intinya. Jadi kamu sudah temukan benda itu?”Sadar bahwa tak perlu lagi menutupi, Alex mengangguk. “Jetpack? Ya.”Profesor langsung berbicara lebih serius ke masalahnya.“Kamu sudah tahu cara menerbangkan Jetpack?”“Prof,” Alex tersenyum sinis, “aku belum banyak menyentuhnya. Beberapa hari ini aku dibawa pada situasi yang kukhawatirkan membuatku terkena skizofrenia. Semua gara-gara benda yang mungkin dari masa depan tapi berada pada tumpukan barang rombeng eks zaman revolusi. Kukatakan dari masa depan karena bisa saja ada pabrik yang salah embose ketika menuliskan tanggal produksi pada benda aneh itu. Tidakkah itu hal yan

  • MY BIONIC GIRL   Pertemuan

    Ia menyibak selimut lalu duduk di pinggir ranjang. Deru suara pendingan udara yang nyaris tak terdengar di siang hari kini terasa cukup lantang saat malam hari. Sadar dirinya akan sulit lagi melanjutkan tidur, Alex memutuskan untuk bangun dan meminum dua-tiga teguk air mineral dari gelas yang masih tersisa setengahnya.Matanya yang kini terbuka lebar seketika terpaku pada laptop pemberian perusahaan. Ketertarikan yang besar membuatnya kembali membuka laptop, menghidupkannya, dan mencolok perangkat modem.Dalam setengah jam berikutnya, Alex sibuk mengutak-utik perangkat yang membawanya berselancar ke jagat maya. Kendati dirinya merupakan pengguna yang masih sangat baru, dengan kecerdasan yang dimiliki, ternyata tidak sulit untuk dirinya mempelajari mengenai internet, memanfaatkan mesin pencari, dan penggunaan email.Dengan fasilitas mesin pencari, Alex mencoba mencari informasi apa saja. Termasuk Jetpack, tentu saja, yang

DMCA.com Protection Status