Beranda / Romansa / MY BASTARD BOSS / Pindah Ke Apartemen Keyland

Share

Pindah Ke Apartemen Keyland

Penulis: Difi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-10 21:41:58
Helena bagaikan seorang Cinderella, hidupnya berubah hanya dalam satu malam. Dia yang sebelumnya hanya seorang wanita dari panti asuhan dengan hidup sangat sederhana, mendadak bisa tinggal di sebuah apartemen mewah. Tentu saja dia tidak bisa menolak saat Keyland memaksanya untuk pindah dari rumah kontrakan, apalagi dengan ancaman pelanggaran kontrak dan harus mengembalikan uang enam puluh juta yang telah didapat. Alhasil, sekarang dia resmi menempati apartemen mewah milik pria itu.

“Ada dua kamar di apartemen ini, terserah kau mau menggunakan yang mana,” ucap Keyland setelah membawa wanita itu masuk.

“Kamar anda yang mana?” tanya Helena, bermaksud untuk tidak satu kamar dengan pria itu.

Keyland tersenyum kecil. “Kau pikir aku tinggal di sini?”

Kening Helena tampak berkerut tak mengerti. Pasalnya pria itu mengatakan tidak mau repot-repot datang ke tempatnya saat ingin bercinta, dan bersikeras membawanya pindah agar bisa lebih leluasa. Lalu untuk apa dia diminta pindah kalau bukan un
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MY BASTARD BOSS   She Is Different

    Ah sial… sudah kubilang jangan datang sekarang.” Keyland menahan lengan wanita berambut pendek itu, tapi langsung ditepis kasar. “Aku hanya penasaran, seperti apa wanita jalangmu kali ini,” jawab wanita itu dengan tatapan masih tertuju pada Helena di hadapannya. Perlahan dia mendekat, dengan mata yang mengamati wajah dan penampilan Helena dengan seksama. Mendadak sebelah alisnya terangkat dengan kening berkerut samar. “Apa benar kamu wanita yang dibeli sama Keyland? Aku rasa wajahmu nggak cocok untuk seorang wanita jalang.” “She is different,” sahut Keyland dengan senyum kecil, kembali mendaratkan pantat tepat di samping Helena. Dia menarik wanita itu, memeluk pinggangnya posesif. “She is still virgin-“ “Masih perawan?!” pekik wanita itu dengan mata melebar. “Apa kalian pacarana?!” Sontak Helena menggeleng cepat. “Tidak, kami tidak memiliki hubungan seperti itu.” Wanita itu mendengus keras dan ikut duduk di sofa lain. Matanya bergerak-gerak menatap Helena dan Keyland bergantian.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • MY BASTARD BOSS   Harus Selalu Menurut

    Eeengg.... Helena tampak mengerang pelan, mengerutkan kening sembari membuka mata perlahan. Dia menggeliatkan tubuhnya yang terasa begitu kaku, terutama bagian pangkal paha. Semalam Keyland kembali memasukinya berulang kali, seolah pria itu benar-benar tidak pernah kehilangan energi. Sedangkan dirinya hanya bisa menikmati, dan mungkin harus mulai membiasakan diri. “Apa kau memang terbiasa selalu bangun siang?” Suara bariton itu membuat Helena refleks menoleh, mendapati Keyland yang duduk pada sofa di dekat balkon. Pria itu sudah tampak rapi dengan setelan kemeja dan celana kain, tengah menyesap kopi yang masih terlihat mengepul. Helena terpesona untuk sesaat, seolah sedang mendapatkan pemandangan layaknya cerita di novel-novel. “Kalau kau tidak segera bersiap, kau akan telat bekerja,” tambah Keyland sembari meletakkan cangkirnya, lalu bangkit dari sofa dan mendekat ke arah ranjang. “Walaupun kau adalah teman tidurku, bukan berarti kau akan mendapatkan keistimewaan saat di kantor. In

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • MY BASTARD BOSS   Dua Pria Dalam Satu Tempat

    Helena terlihat tengah fokus pada layar computer di hadapannya, tak menyadari kalau semua orang di ruangan tersebut sudah tidak ada karena memang sudah masuk jam istirahat. Libur satu hari saja sudah membuat pekerjaannya menumpuk, karena dia memang hanya sekretaris junior yang tentu tidak bisa menolak pekerjaan apa pun yang diberikan. Sesekali dia menggerakkan lehernya yang terasa kaku, bahkan beberapa kali menguap meskipun telah mengonsumsi kopi.“Ehem….”Suara deheman itu membuat Helena menoleh singkat, langsung mengulas senyum manis walaupun terkesan kaku. “Pak Ardi butuh saya?”Ardi meletakkan sebuah kotak makanan cepat saji di meja Helena, lalu mendaratkan pantat pada kursi kosong di samping wanita itu. “Jangan lupa makan, Helena.”“Ah ya, Pak… sedikit lagi selesai,” jawab Helena dengan wajah tak enak. “Pak Ardi tidak perlu repot-repot.”“Kamu baru sembuh kan, makanya jangan sampai telat makan.” Ardi menggeser kotak makanan tersebut lebih mendekat ke arah Helena. “Ayo makan dulu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • MY BASTARD BOSS   Kecemburuan Dari Pegawai Lain

    Helena mendorong dada Keyland kasar hingga tautan bibir mereka terlepas, matanya menyorot tajam. “Ini di kantor! Apa anda lupa dengan perjanjian yang anda buat sendiri!”Keyland tersenyum miring sembari mengusap bibirnya sendiri. Dia menarik pinggang Helena hingga tubuh mereka kembali lekat. “Kau sudah berani membentakku, hem?”“Saya mohon jangan melewati batas,” ucap Helena dengan pegangannya pada ponsel mengetat.“Apa menurutmu masih ada batas di antara kita, Helena?” Keyland kembali memajukan wajah, membawa bibirnya menjalari sisi wajah wanita itu. “Apa mungkin perlu kuingatkan lagi kalau sudah tidak ada penghalang apa pun di antara kita. Semuanya sudah menyatu tanpa jarak, bahkan kita sudah berbagi-““Helena, hallo….”Suara dari ponsel Helena yang masih menyala berhasil menghentikan kalimat Keyland, tapi juga membuat Helena tersentak kaget. Wanita itu langsung mematikan telepon dari Ardi yang ternyata masih tersambung, bahkan mungkin bisa mendengar percakapan mereka.“Astaga….” He

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • MY BASTARD BOSS   Perhatian Tersirat

    “Helena pingsan?!” Mata Keyland melebar cepat, menatap Joddy yang berdiri di hadapannya. “Di mana dia sekarang?”“Nona Helena dibawa ke klinik kantor, Tuan.”Keyland sontak bangkit dari kursinya, bersiap melangkah saat suara sang asisten menginterupsi.“Anda mau ke mana, Tuan?”“Ke mana lagi? Tentu saja aku harus melihat kondisi-““Apa itu penting, Tuan?” sela Joddy dengan kening berkerut, bahkan berani berdiri di hadapannya tuannya sekarang. “Maaf, Tuan. Tapi saya pikir akan sangat aneh kalau anda datang ke klinik hanya karena seorang pegawai pingsan, apalagi nona Helena hanya seorang pegawai junior di sini. Kecuali kalau anda memang ingin membongkar hubungan kalian.”Rahang Keyland tampak mengetat dengan kedua tangan terkepal erat di sisi tubuh. Ucapan Joddy tentu saja sangat benar, terlalu berlebihan kalau dia harus menjenguk pegawai yang sakit. Namun, hatinya benar-benar tidak tenang, bahkan rasa khawatir di dalam dirinya begitu bergejolak.“Saya harap anda tetap bisa menahan diri

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • MY BASTARD BOSS   Selalu Ketahuan

    “Astaga… apa yang kalian lakukan?!”Jantung Helena seolah hampir berhenti berdetak saat itu juga, terlalu takut kalau yang memergoki mereka adalah salah satu pegawai di perusahaan ini. Tapi masih beruntung karena sekarang yang menghampiri mereka adalah seorang wanita berambut pendek yang tak lain adalah adik tiri Keyland.“Kenapa kau selalu mengganggu kesenanganku, hah?!” bentak Keyland dengan mata melotot tajam.Alih-alih takut, Cindy malah hanya melipat kedua tangan di dada dengan mata memicing. “Apa kau bodoh, Keyland? Bukankah kau selalu membuat aturan untuk tidak bermain gila di kantor?”Keyland melirik Helena yang menunduk dengan pipi bersemu merah, senyumnya terukir geli. “Entahlah, aku hanya tidak tahan tadi.”“Kau sangat hebat, Helena,” ucap Cindy dengan tatapan bergeser ke arah Helena. “Baru kali ini aku melihat seorang Keyland Hamilton sampai hilang kendali.”“Hah?!” Helena tampak melongo.“Jangan mengada-ada,” Keyland langsung bangkit dari ranjang, “Bagiku semua wanita itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • MY BASTARD BOSS   Selalu Mengelak

    “Kalian- kenapa di sini?” cicit Helena dengan wajah masih memucat, terlihat kedua tangannya yang saling meremas. “Ini rumahsakit keluarga kami, jadi apakah perlu alasan kami di sini?” Mata Keyland tampak memicing. “Apa?!” pekik Helena dengan mulut menganga lebar. Perlahan keringat dingin mulai mem basahi pelipisnya, padahal suasana di sekitar mereka jelas cukup dingin. “Kamu sendiri sedang apa di sini, Helena?” tanya Cindy dengan tatapan menyelidik. “Apa ada keluargamu yang sakit?” “Tidak mungkin,” sahut Keyland dengan wajah kaku, mengamati ekspresi Helena yang terlalu mencurigakan. “Dia yatim piatu dan dibesarkan di panti asuhan, sudah dipastikan dia tidak memiliki keluarga.” “Bagaimana anda bisa tahu?” Helena mencoba mengalihkan topik dengan balik bertanya, karena sejujurnya tidak memiliki jawaban yang tepat tentang alasan dia di tempat ini. Keyland tersenyum miring sembari memangkas jarak di antara mereka, sebelah tangannya terulur untuk menarik dagu Helena agar fokus me

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • MY BASTARD BOSS   Sentuhan Panas Di Bathup

    “Astaga… kenapa dari semua rumahsakit di Jakarta harus rumahsakit itu yang menjadi milik mereka,” gerutu Helena dengan tatapan nyalang pada tembok kamar mandi. Dia masih sangat khawatir, tidak bisa membayangkan kalau nanti Keyland mengetahui identitas Vian.Helena menghela nafas berat, semakin menurunkan tubuhnya hingga terbenam di antara busa sabun yang menutupi air hangat di dalam bathup. Dia memejamkan mata dengan kepala bersandar pada ujung bathup, sejenak menikmati kenyamanan dan ketenangan yang melingkupi tubuh polosnya. Sejujurnya dia sangat menikmati kemewahan di tempat, tapi kalau bisa memilih- dia akan dengan senang hati lebih memilih tinggal di rumah sederhana bersama Vian.“Nggak tahu berapa lagi Impian kita bisa terwujud, Yan,” gumamnya dengan mata terpejam, membayangkan seolah Vian sedang bersamanya saat ini. Perlahan bibirnya menyungingkan senyuman, mengingat kembali kenangan-kenangan indah yang saat ini berputar di otaknya.Masih sangat jelas tergambar sebuah pantai ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18

Bab terbaru

  • MY BASTARD BOSS   Apa Yang Terjadi?

    Helena terlihat duduk pada sofa panjang di dalam ruang kerja Keyland, terlihat keningnya yang berkerut dengan mata menatap jengah pada beberapa jenis makanan yang tersaji di atas meja. Beberapa menit yang lalu Keyland meminta pada Joddy untuk membelikan makanan untuknya, tentu saja makanan tersebut akan sangat menggiurkan baginya saat dalam kondisi normal, tapi sekarang semua makanan itu malah membuatnya tak berselera.“Perutmu tidak akan kenyang hanya dengan memelototi semua makanan itu, Sayang….” Sindir Keyland yang duduk di kursi kebesarannya, tampak fokus dengan berkas-berkas di meja tapi tetap sesekali melirik ke arah Helena.“Aku benar-benar tidak ingin memakan semua makanan ini, dan malah membuatku mual,” balas Helena sembari menyandarkan punggungnya kasar.Keyland menghela nafas panjang, baru kali ini kesabarannya meningkat dalam menghadapi seorang wanita. Dia bangkit dari kursinya, berjalan cepat dan kini ikut duduk di sisi Helena. Sebelah tangannya menarik sisi wajah cantik

  • MY BASTARD BOSS   Perhatian Manis

    “Aku baru tahu kalau kamu punya banyak uang.”Seketika Helena menghentikan gerakan tangannya yang tengah menata tempat tidur. Dia memejamkan mata singkat untuk segera berpikir keras mengenai jawaban yang akan ditanyakan Vian selanjutnya.“Lina bilang kalau gajinya UMR,” tambah Vian yang kini duduk di kursi rodanya.Helena menoleh, memasang senyum kecil. “Sebenarnya aku sudah diangkat menjadi pegawai tetap di perusahaan, dan ternyata uang tunjangan di luar gaji lumayan besar.”“Apa kamu diangkat karena ada hubungan-““Nggak ada hubungannya,” sela Helena tegas, emosinya hampir tersulut kembali. “Aku diangkat sebagai pegawai tetap sebelum Keyland ke Indonesia.”“Oke, maaf,” balas Vian santai.Helena menghela nafas, kembali melanjutkan gerakan membereskan tempat tidur mereka. Setelahnya dia menghampiri Vian. “Ayo, waktunya kamu mandi-““Nggak usah,” balas Vian cepat, bibirnya tampak mengulas senyum manis tak seperti biasanya. “Aku nggak mau kamu telat ke kantor lagi gara-gara aku, jadi le

  • MY BASTARD BOSS   Keyland Yang Semakin Posesif

    Helena tampak menggeliat dengan mata perlahan terbuka, merasakan sebuah lengan yang menimpa perutnya dengan begitu posesif. Dia tersenyum kecil, mendapati wajah tampan Keyland yang masih tampak terlelap di sampingnya, perlahan jari jemarinya terulur untuk membelai di sana. Entah sudah berapa lama dia tertidur, yang pasti kamar yang mereka tempati sekarang sudah tampak temaram karena lampu belum dinyalakan.“Tidurmu nyenyak?”Suara serak itu membuat gerakan jari Helena terhenti untuk sesaat, mendapati iris biru pucat itu mulai terbuka menatapnya. Dia mengangguk pelan, kembali membelai sisi wajah Keyland lembut. “Rasanya baru kali ini aku merasakan tidur yang begitu nyenyak setelah hampir satu bulan mengurus Vian di rumah.”“Kau memang terlihat sangat kelelahan,” ucap Keyland dengan tatapan lekat. “Tapi setelah ini kau akan lebih santai.”Helena mengerutkan kening. “Apa maksudmu?”Keyland tak menjawab kebingungan Helena, malah kini balik bertanya. “Kau ingin makan apa malam ini, hem?”“

  • MY BASTARD BOSS   Helena Hamil?

    “Hamil?!” pekik Keyland dengan mata berbinar. “Helena benar-benar hamil anakku?”“Helena memang hamil, tapi belum tentu juga itu anakmu,” jawab Cindy santai.“Jangan sembarang, sudah pasti itu anakku,” eyel Keyland dengan mata melotot. Sedangkan Cindy menedipkan mata, memberikan tanda padanya untuk melihat Helena, karena wanita itu hanya diam dengan mata memburam.“Helena, kau baik-baik saja?” Keyland sedikit membungkuk dengan sebelah tangan membelai sisi wajah Helena yang memucat. “Hei, kenapa kau diam?”Helena menoleh ke arah Cindy dengan tatapan tak bisa diartikan. “Aku- hami?”“Iya, Helena… dari hasil USG tampak kantung kehamilan, walaupun masih belum terlihat janinnya. Tapi kemungkinan besar kau memang hamil,” terang Cindy dengan senyum lembut.“Tapi- bagaimana mungkin? Aku masih dalam masa ber-KB,” cicit Helena dengan mata yang memanas.“Itu takdir, Sayang….” Keyland menangkup wajah Helena agar menatapnya. “Takdir memang menginginkan kita bersama.”Helena menggeleng kuat, membia

  • MY BASTARD BOSS   Keberhasilan Untuk Keyland

    “Helena….” Keyland dengan wajah panik langsung masuk ke dalam bilik yang ditempati Helena, wanita itu terlihat berbaring di ranjang pasien dengan mata terpejam. Dia duduk di sisi ranjang, menggenggam tangan Helena yang terasa dingin. Mata Helena memang terpejam, tapi kening wanita itu tampak berkerut dalam menandakan bahwa tidak benar-benar hilang kesadaran.“Helena, kau bisa mendengarku?” tanya Keyland berganti membelai sisi wajah Helana yang kehilangan ronanya.Perlahan mata Helena terbuka, menatap pria itu sayu. “Kenapa kamu di sini?”“Astaga… aku benar-benar khawatir saat tahu kamu pingsan,” Balas Keyland sembari mengecupi punggung tangan Helena.“Aku baik-baik saja, hanya pusing.”“Kalau kau memang baik-baik saja, sekarang kau tidak akan berada di sini,” omel Keyland dengan tatapan tajam.“Kepalaku memang sedikit pusing, dan tadi aku sempat kehingan keseimbangan saat di kamar mandi. Tapi sekarang aku merasa lebih baik,” terang Helena dengan berniat menarik tangannya dari genggama

  • MY BASTARD BOSS   Lelah Jiwa dan Raga

    “Akhirnya selesai juga….” Helena menghela nafas panjang setelah baru saja menyelesaikan pekerjaan rumah yang semakin banyak. Setiap hari dia harus mengurus Vian yang memang belum bisa mandiri dalam hal apa pun, mulai dari mandi, buang air, berpakaian bahkan juga menyiapkan segala keperluan lain. Helena tidak akan mengeluh karena semua itu memang sudah menjadi tanggung jawabnya, walaupun dia menjadi sering terlambat datang ke kantor dalam beberapa hari ini.“Aku harus segera mandi,” gumamnya setelah mengeringkan cucian. Dia baru akan melangkah keluar dari laundry room saat tiba-tiba terdengar kegaduhan dari arah dapur.Prraaangg… ppyyaaarrrr….Helena berjingkat kaget, segera membawa langkahnya ke sumber suara. Matanya tampak melebar dengan wajah terperangah saat melihat semua masakan di atas meja makan terjatuh di lantai, meninggalkan taplak meja yang terjuntai tak karuan.“Aku benar-benar nggak berguna!” teriak Vian sembari memukul pegangan kursi rodanya.“Astaga, Yan… ini kenapa?” He

  • MY BASTARD BOSS   Kepulangan Vian

    “Aku sudah boleh pulang, Sayang.”Mata Helena melebar mendengar kalimat yang baru saja diucapkan oleh Vian. “Beneran?!”Vian mengangguk dengan senyum lebar, menatap ke arah taman rumah sakit dengan dirinya yang duduk di kursi roda. “Hem… rasanya aku tidak sabar untuk menghirup udara bebas di luar rumah sakit. Pasti akan sangat menyenangkan bisa kembali hidup berdua denganmu meskipun masih di rumah kontrakan.”Sontak Helena terdiam, melupakan fakta bahwa dirinya belum memberi tahu Vian tentang tempat tinggalnya selama ini. Bahkan, sampai detik ini semua barang-barang Vian masih dititipkan di rumah suster Sinta.“Hei, kenapa kamu diam saja? Kamu nggak suka kalau aku ikut pulang?”Helena tersenyum kecil sembari menggeleng pelan. “Mana mungkin aku nggak suka, bahkan aku sudah memimpikan bisa pulang bersamamu sejak lama, tapi-““Tapi apa?”“Sebenarnya-” Helena menggigit bibirnya sendiri, tanda kalau ragu untuk berucap. Hal tersebut tentu saja tak terlepas dari perhatian Vian yang memang su

  • MY BASTARD BOSS   Kerinduan Tak Terucap

    Beberapa hari ini Helena kembali menjalani kehidupan normal seperti dulu, pagi pergi bekerja dan sore menemani Vian di rumah sakit. Sesekali dia ikut menemani Vian terapi, hingga pria itu kini sudah mulai bisa duduk sendiri. Sudah hampir satu minggu juga kehidupan normalnya dilalui tanpa bertemu dengan Keyland, pria itu benar-benar menepati janji untuk tidak mengusiknya. Namun, apakah Helena merasa tenang? nyatanya ada ruang di sudut hatinya yang malah terasa kosong.“Hel, kenapa sih bengong aja?” tanya mbak Nadia yang saat ini duduk di hadapan Helena, mereka sedang makan siang di kantin perusahaan.“Nggak kok, itu perasaan Mbak Nadia aja,” balas Helena dengan senyum tipis.“Terus itu nasi mau diaduk sampai jadi apa, hem?”Refleks Helena menurunkan tatapan ke arah piring miliknya. Benar saja, nasinya sudah tampak mengenaskan bercampur dengan lauk. Dia menghela nafas panjang sembari meletakkan sendok, berganti meraih capucino dingin dan menyesapnya.“Eh, sejak pulang liburan kok aku ng

  • MY BASTARD BOSS   Awal Perpisahan

    “Kau tidak perlu pindah dari apartemen ini sesuai ucapanku waktu itu.”Kalimat itu membuat Helena tersenyum tipis tanpa mengubah posisinya yang saat ini bersandar di dada Keyland, dengan tubuh polos mereka sama-sama terendam di dalam busa sabun yang terasa hangat di dalam bathup. Tak perlu ditanya lagi apa yang baru saja mereka lakukan, karena Keyland seperti orang kesetanan yang tidak memberikan waktu bagi Helena untuk beristirahat. Mereka terus mengulang sentuhan kenikmatan, seolah tidak akan pernah bisa melakukannya lagi.“Kau bisa mengganti password pintunya kalau takut aku akan tiba-tiba datang,” bisik Keyland dengan bibir yang mengecup leher Helena.“Oke, aku akan menggantinya nanti agar kamu tidak seenaknya muncul tiba-tiba,” balas Helena dengan jari jemarinya yang terus menjalari lengan Keyland di perutnya.“Hem… kau bisa tetap menyapaku di kantor saat bertemu.” Keyland semakin mengeratkan pelukannya, dengan bibir yang terus berjalan di sepanjang bahu polos Helena.“Dan jangan

DMCA.com Protection Status