Home / Romansa / MY BASTARD BOSS / Keyland Kena Batunya

Share

Keyland Kena Batunya

Author: Difi
last update Last Updated: 2024-01-31 20:09:28

“Aku masih selalu menginginkanmu.”

Kalimat tersebut masih terngiang di telingan Helena, meskipun telah didengarnya beberapa menit yang lalu. Entah kenapa dia merasa bahwa kalimat tersebut bagaikan sebuah pujian, sebuah tanda yang menjadikannya begitu berharga. Walaupun dia sangat sadar kalau dirinya diinginkan hanya dalam konteks nafsu belaka.

“Ini makanan apa?”

Suara itu mmebuat Helena mengerjapkan mata, tersadar dari lamunannya. Dia menatap Keyland yang duduk di hadapannya. “Ah ini, namanya nasi gila.”

“Kau bercanda?” Keyland menaikkan sebelah alisnya, menatap nasi di piring dengan topping aneh di atasnya.

“Kami memang menyebutnya nasi gila. Nasi yang ditambah dengan tumisan telur, sosis dan sayur,” terang Helena dengan tangan yang mulai mengaduk nasi miliknya. “Tenang saja, anda tidak akan menjadi gila hanya gara-gara makan itu.”

Keyland tersenyum kecil, tatapannya berganti ke arah wanita itu. “Kau bisa membuat lelucon juga ternyata.”

Helena tak menanggapi, memilih untuk menyuapkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • MY BASTARD BOSS   Pillow Talk

    “Kau berdebar, Helena.”Bagaimana tidak berdebar saat baru saja Helena mencapai pelepasan entah yang ke berapa kali. Jangan dikira Keyland benar-benar terserang diare dan lemas, nyatanya pria itu masih sangat gila saat memasuki Helena beberapa saat yang lalu. Walaupun sekarang Keyland malah bersikap manja dengan terus minta dipeluk oleh Helena, membenamkan wajah di dada hangat wanita itu.Untuk sesaat mereka sama-sama diam, menikmati kesunyian yang menyenangkan. Keyland tampak memejamkan mata, merasakan kenyamanan aneh yang belum pernah dirasakan dengan wanita lain. Sedangkan Helena tampak canggung, tidak berani bergerak karena akan malah akan menjadi boomerang untuknya. Pasalnya, wajah Keyland benar-benar menempel di dadanya, pergerakan sedikit saja pasti akan menciptakan sengatan nikmat baginya.“Apa perut anda masih sakit?” tanya Helena lirih, berniat menjauhkan diri tapi lengan Keyland malah mendekapnya erat.“Aku tidak bisa merasakan rasa selain nikmat saat ini,” gumam Keyland d

    Last Updated : 2024-02-01
  • MY BASTARD BOSS   Pagi Yang Manis, Berubah Miris

    "Aku akan nemenin Vian seharian ini," ucap Helena yang sudah tampak rapi dengan kaos pendek dan celana jeans santai. Dia menyemprotkan parfum secukupnya sebelum akhirnya keluar kamar. Helena memang selalu memanfaatkan hari libur untuk menemami Vian di rumah sakit, meskipun hanya untuk menyeka pria itu ataupun malah mengobrol sendiri. Dia tetap percaya bahwa apa pun yang dilakukan bersama Vian, pasti bisa dirasakan dalam alam bawah sadar pria itu. Senyum Helena terkembang saat akhirnya terbebas dari Keyland, walaupun semalaman pria itu tidak melepaskannya sedetik pun. Tapi ternyata pagi ini dia sudah tidak menemukan Keyland di dalam kamarnya. Hanya saja rasa senangnya tak berlangsung lama, segera digantikan oleh keheranan yang muncul tiba-tiba. Pasalnya sekarang dia mencium aroma nikmat dari arah dapur, mau tak mau membawa langkahnya menuju ke sana.“Hah? dia masih di sini?!” pekik Helena tanpa sadar. Matanya melebar dengan mulut menganga saat mendapati tubuh tegap itu berdiri di pan

    Last Updated : 2024-02-01
  • MY BASTARD BOSS   Penghinaan Yang Belum Usai

    “Wow… sudah lama aku tidak melihat adegan romantis darimu seperti ini, Boy,” ucap kakek Hamilton dengan senyum lebar yang tak sampai pada matanya.Keyland refleks bergerak maju seolah ingin menyembunyikan tubuh Helena di belakangnya. Dia menatap pria tua itu tajam. “Sedang apa kakek di sini?”Mata kakek Hamilton melirik ke arah tangan sang cucu yang menggenggam tangan wanita itu erat, senyum miring langsung tercetak di bibirnya. “Aku hanya ingin menyapa wanita yang berhasil membuatmu mengabaikan kakekmu ini.”“Karena kakek memanggilku di waktu yang tidak tepat, jadi-““Nona Helena….” Potong kakek Hamilton dengan kepala sedikit miring untuk bisa menatap wanita itu.Helena menarik tangannya hingga terlepas dari genggaman Keyland, lalu menggeser tubuhnya untuk berhadapan dengan pria itu. “Iya, saya Helena.”Mata biru pucat kakek Hamilton bergerak-gerak menyapu tubuh Helena dari atas ke bawah seakan sedang menelitii, dengan kepala yang mengangguk-angguk pelan. “Jadi, sudah berapa lama kau

    Last Updated : 2024-02-02
  • MY BASTARD BOSS   Gairah Yang Tak Pernah Usai

    Entah sudah berapa lama Helena bangun, tapi anehnya malah memilih tetap berbaring di samping Keyland yang masih tertidur. Dia benar-benar tidak menyangka kalau semalam mereka memang hanya tidur. Bahkan Keyland hanya terus memeluknya semalaman, padahal pria itu bisa saja memaksanya dengan kasar. Kini mata Helena dimanjakan oleh wajah tampan di hadapannya, menikmati setiap guratan yang tampak sempurna.Helena perlahan mengangkat tangan, jarin-jarinya mulai menyusuri setiap lekuk di wajah Keyland. Tidak bisa dipungkiri bahwa Keyland memang benar-benar tampan. Mata tajam dengan iris biru pucat yang indah, hidung tinggi yang dibingkai dengan rahang tegas, serta bibir sedikit tebal uang mempesona. Setiap lekuk di wajah Keyland memang terpahat tanpa celah, dan Helena baru bisa leluasa menatapinya pagi ini.“Mengagumiku, hem?”“Astaga!” pekik Helena saat tiba-tiba Keyland bersuara, disusul dengan mata yang terbuka. Dia langsung memalingkan wajah, apalagi saat gelenyar panas sudah menggoda.“I

    Last Updated : 2024-02-02
  • MY BASTARD BOSS   Perasaan Konyol

    “Helena pasti sudah siap untuk kompetisinya, kan?”“Nggak sabar deh lihat Helena sama Pak Ardi.”Obrolan-obrolan itu seolah tak bisa menembus gendang telinga Helena, tak membuat wanita itu bergeming sedikit pun. Pasalnya sekarang otak Helena terus saja dipenuhi oleh bayangan-bayangan panas dari kejadian yang baru saja dialami beberapa saat yang lalu. Dia selalu dibuat jantungan oleh sikap Keyland, tapi sejujurnya juga menciptakan debarang adrenalin yang menyenangkan. Seumur hidupnya dia tidak akan pernah membayangkan akan bercumbu dengan sang bos di toilet kantor, tapi nyatanya semua itu bukan hanya hayalan.“Hei… lagi nglamunin apa sih?”“Astaga….” Pekik Helena sembari berjingkat kaget saat mendengar tepukan tepat di depan wajahnya. Dia menatap mbak Nadia dan pak Ardi yang ada di hadapannya bingung, karena memang sedari tadi otaknya tidak di sana.“Kamu sakit, Helena?” tanya Ardi dengan kening berkerut.“Eh, tidak kok, Pak. Saya baik-baik saja,” jawab Helena dengan senyum canggung.“

    Last Updated : 2024-02-05
  • MY BASTARD BOSS   Acara Fashion Show

    “Astaga… aku bakalan telat….”Helena berlari memasuki gedung perusahaan tempatnya bekerja sembari menenteng sebuah tas yang cukup besar, mengabaikan nafasnya yang terengah. Dia benar-benar tidak menyangka kalau akan bangun sesiang ingin, bahkan tidak datang untuk bekerja pagi sebelum acara anniversary belangsung. Mungkin semalam dia memang tidak tidur karena ulah Keyland yang menggila seperti biasa, mengajaknya bercinta seolah tak kenal lelah. Tapi anehnya tadi pagi dia masih sempat bangun sebelum akhirnya ketiduran seperti orang pingsan sampai akhirnya baru bangun saat hari hampir gelap.“Ya Tuhan, Helena… aku pikir kamu hilang!” oceh mbak Nadia yang langsung menyambut Helena.“Maaf, Mbak. Aku benar-benar nggak bisa bangun tadi,” jawab Helena dengan dada naik turun, mengatur nafasnya yang tersenggal.“Ya sudah, ayo naik.”Mereka naik menggunakan lift menunju ke lantai di mana ballroom perusahaan berada. Ternyata ornament-ornamen pesta telah terpasang di setiap sudut gedung, juga suda

    Last Updated : 2024-02-05
  • MY BASTARD BOSS   Cemburu Buta

    Keyland berjalan tegas, menyusup pada keributan orang-orang saat lampu padam. Dia naik ke atas panggung, langsung menarik lengan Helena kasar. Tak peduli saat wanita itu memekik atau meronta, cengkeramannya terlalu kuat untuk bisa dilepas. Dia terus menarik tangan Helena hingga menuruni panggung, menuju ke sisi kiri pada ruang serbaguna yang tak terpakai.Keyland menyentak tangan Helena kasar, lalu mendorong tubuh itu hingga terhimpit tembok di belakang. Iris biru pucatnya masih tampak berkobar. “Apa yang kau pakai, hah?!”“Kamu apa-apaan sih?!” Mata Helena ikut melotot, tapi dengan wajah yang penuh keterkejutan.“Sial… bagaimana bisa kau datang dengan baju seperti ini!” Keyland menepuk tempok di sisi wajah Helena dengan telapak tangannya kasar.“Aku juga tidak bermaksud memakai kebaya ini, tadi ada yang merusaknya. Jadi terpaksa kami memodifikasinya hingga menjadi seperti ini,” terang Helena.“Dan kau tetap memakainya?” Mata Keyland memicing tajam, menyusuri belahan dada Helena yang

    Last Updated : 2024-02-07
  • MY BASTARD BOSS   Semua Karena Helena

    “Gaun ini lebih cocok untukmu.” Helena sepakat dengan pendapat Keyland kali ini, karena gaun hitam panjang yang dipakainya saat ini begitu elegan dan cantik. Gaun lengan panjang dengan model leher berbentuk V itu memiki model mermaid yang menjuntai di lantai, juga slimfit yang mencetak lekuk tubuhnya, belum lagi bahan gaun yang gemerlap semakin menambah kesan glamor tapi tak berlebihan. Sebenarnya dia cukup gugup mengenakan gaun dari brand ternama ini, karena pasti harganya sangatlah tidak murah. “Kau sangat cantik, Helena.” Helena bisa melihat mata biru pucat itu yang terus menatapinya, menyapu tubuhnya dari atas ke bawah. Tatapan itu begitu dalam, bagaikan seekor predator yang bertemu dengan mangsa kesukaannya. Dia bergeming di tempat saat kini Keyland berjalan mendekat, kembali melingkarkan tangan pada pinggangnya posesisf. Wajah mereka sudah tak berjarak, dengan bibir Keyland yang siap menyapa bibirnya untuk yang kesekian kali. “Kamu telah merusak riasanku,” ucap Helena dengan

    Last Updated : 2024-02-07

Latest chapter

  • MY BASTARD BOSS   Apa Yang Terjadi?

    Helena terlihat duduk pada sofa panjang di dalam ruang kerja Keyland, terlihat keningnya yang berkerut dengan mata menatap jengah pada beberapa jenis makanan yang tersaji di atas meja. Beberapa menit yang lalu Keyland meminta pada Joddy untuk membelikan makanan untuknya, tentu saja makanan tersebut akan sangat menggiurkan baginya saat dalam kondisi normal, tapi sekarang semua makanan itu malah membuatnya tak berselera.“Perutmu tidak akan kenyang hanya dengan memelototi semua makanan itu, Sayang….” Sindir Keyland yang duduk di kursi kebesarannya, tampak fokus dengan berkas-berkas di meja tapi tetap sesekali melirik ke arah Helena.“Aku benar-benar tidak ingin memakan semua makanan ini, dan malah membuatku mual,” balas Helena sembari menyandarkan punggungnya kasar.Keyland menghela nafas panjang, baru kali ini kesabarannya meningkat dalam menghadapi seorang wanita. Dia bangkit dari kursinya, berjalan cepat dan kini ikut duduk di sisi Helena. Sebelah tangannya menarik sisi wajah cantik

  • MY BASTARD BOSS   Perhatian Manis

    “Aku baru tahu kalau kamu punya banyak uang.”Seketika Helena menghentikan gerakan tangannya yang tengah menata tempat tidur. Dia memejamkan mata singkat untuk segera berpikir keras mengenai jawaban yang akan ditanyakan Vian selanjutnya.“Lina bilang kalau gajinya UMR,” tambah Vian yang kini duduk di kursi rodanya.Helena menoleh, memasang senyum kecil. “Sebenarnya aku sudah diangkat menjadi pegawai tetap di perusahaan, dan ternyata uang tunjangan di luar gaji lumayan besar.”“Apa kamu diangkat karena ada hubungan-““Nggak ada hubungannya,” sela Helena tegas, emosinya hampir tersulut kembali. “Aku diangkat sebagai pegawai tetap sebelum Keyland ke Indonesia.”“Oke, maaf,” balas Vian santai.Helena menghela nafas, kembali melanjutkan gerakan membereskan tempat tidur mereka. Setelahnya dia menghampiri Vian. “Ayo, waktunya kamu mandi-““Nggak usah,” balas Vian cepat, bibirnya tampak mengulas senyum manis tak seperti biasanya. “Aku nggak mau kamu telat ke kantor lagi gara-gara aku, jadi le

  • MY BASTARD BOSS   Keyland Yang Semakin Posesif

    Helena tampak menggeliat dengan mata perlahan terbuka, merasakan sebuah lengan yang menimpa perutnya dengan begitu posesif. Dia tersenyum kecil, mendapati wajah tampan Keyland yang masih tampak terlelap di sampingnya, perlahan jari jemarinya terulur untuk membelai di sana. Entah sudah berapa lama dia tertidur, yang pasti kamar yang mereka tempati sekarang sudah tampak temaram karena lampu belum dinyalakan.“Tidurmu nyenyak?”Suara serak itu membuat gerakan jari Helena terhenti untuk sesaat, mendapati iris biru pucat itu mulai terbuka menatapnya. Dia mengangguk pelan, kembali membelai sisi wajah Keyland lembut. “Rasanya baru kali ini aku merasakan tidur yang begitu nyenyak setelah hampir satu bulan mengurus Vian di rumah.”“Kau memang terlihat sangat kelelahan,” ucap Keyland dengan tatapan lekat. “Tapi setelah ini kau akan lebih santai.”Helena mengerutkan kening. “Apa maksudmu?”Keyland tak menjawab kebingungan Helena, malah kini balik bertanya. “Kau ingin makan apa malam ini, hem?”“

  • MY BASTARD BOSS   Helena Hamil?

    “Hamil?!” pekik Keyland dengan mata berbinar. “Helena benar-benar hamil anakku?”“Helena memang hamil, tapi belum tentu juga itu anakmu,” jawab Cindy santai.“Jangan sembarang, sudah pasti itu anakku,” eyel Keyland dengan mata melotot. Sedangkan Cindy menedipkan mata, memberikan tanda padanya untuk melihat Helena, karena wanita itu hanya diam dengan mata memburam.“Helena, kau baik-baik saja?” Keyland sedikit membungkuk dengan sebelah tangan membelai sisi wajah Helena yang memucat. “Hei, kenapa kau diam?”Helena menoleh ke arah Cindy dengan tatapan tak bisa diartikan. “Aku- hami?”“Iya, Helena… dari hasil USG tampak kantung kehamilan, walaupun masih belum terlihat janinnya. Tapi kemungkinan besar kau memang hamil,” terang Cindy dengan senyum lembut.“Tapi- bagaimana mungkin? Aku masih dalam masa ber-KB,” cicit Helena dengan mata yang memanas.“Itu takdir, Sayang….” Keyland menangkup wajah Helena agar menatapnya. “Takdir memang menginginkan kita bersama.”Helena menggeleng kuat, membia

  • MY BASTARD BOSS   Keberhasilan Untuk Keyland

    “Helena….” Keyland dengan wajah panik langsung masuk ke dalam bilik yang ditempati Helena, wanita itu terlihat berbaring di ranjang pasien dengan mata terpejam. Dia duduk di sisi ranjang, menggenggam tangan Helena yang terasa dingin. Mata Helena memang terpejam, tapi kening wanita itu tampak berkerut dalam menandakan bahwa tidak benar-benar hilang kesadaran.“Helena, kau bisa mendengarku?” tanya Keyland berganti membelai sisi wajah Helana yang kehilangan ronanya.Perlahan mata Helena terbuka, menatap pria itu sayu. “Kenapa kamu di sini?”“Astaga… aku benar-benar khawatir saat tahu kamu pingsan,” Balas Keyland sembari mengecupi punggung tangan Helena.“Aku baik-baik saja, hanya pusing.”“Kalau kau memang baik-baik saja, sekarang kau tidak akan berada di sini,” omel Keyland dengan tatapan tajam.“Kepalaku memang sedikit pusing, dan tadi aku sempat kehingan keseimbangan saat di kamar mandi. Tapi sekarang aku merasa lebih baik,” terang Helena dengan berniat menarik tangannya dari genggama

  • MY BASTARD BOSS   Lelah Jiwa dan Raga

    “Akhirnya selesai juga….” Helena menghela nafas panjang setelah baru saja menyelesaikan pekerjaan rumah yang semakin banyak. Setiap hari dia harus mengurus Vian yang memang belum bisa mandiri dalam hal apa pun, mulai dari mandi, buang air, berpakaian bahkan juga menyiapkan segala keperluan lain. Helena tidak akan mengeluh karena semua itu memang sudah menjadi tanggung jawabnya, walaupun dia menjadi sering terlambat datang ke kantor dalam beberapa hari ini.“Aku harus segera mandi,” gumamnya setelah mengeringkan cucian. Dia baru akan melangkah keluar dari laundry room saat tiba-tiba terdengar kegaduhan dari arah dapur.Prraaangg… ppyyaaarrrr….Helena berjingkat kaget, segera membawa langkahnya ke sumber suara. Matanya tampak melebar dengan wajah terperangah saat melihat semua masakan di atas meja makan terjatuh di lantai, meninggalkan taplak meja yang terjuntai tak karuan.“Aku benar-benar nggak berguna!” teriak Vian sembari memukul pegangan kursi rodanya.“Astaga, Yan… ini kenapa?” He

  • MY BASTARD BOSS   Kepulangan Vian

    “Aku sudah boleh pulang, Sayang.”Mata Helena melebar mendengar kalimat yang baru saja diucapkan oleh Vian. “Beneran?!”Vian mengangguk dengan senyum lebar, menatap ke arah taman rumah sakit dengan dirinya yang duduk di kursi roda. “Hem… rasanya aku tidak sabar untuk menghirup udara bebas di luar rumah sakit. Pasti akan sangat menyenangkan bisa kembali hidup berdua denganmu meskipun masih di rumah kontrakan.”Sontak Helena terdiam, melupakan fakta bahwa dirinya belum memberi tahu Vian tentang tempat tinggalnya selama ini. Bahkan, sampai detik ini semua barang-barang Vian masih dititipkan di rumah suster Sinta.“Hei, kenapa kamu diam saja? Kamu nggak suka kalau aku ikut pulang?”Helena tersenyum kecil sembari menggeleng pelan. “Mana mungkin aku nggak suka, bahkan aku sudah memimpikan bisa pulang bersamamu sejak lama, tapi-““Tapi apa?”“Sebenarnya-” Helena menggigit bibirnya sendiri, tanda kalau ragu untuk berucap. Hal tersebut tentu saja tak terlepas dari perhatian Vian yang memang su

  • MY BASTARD BOSS   Kerinduan Tak Terucap

    Beberapa hari ini Helena kembali menjalani kehidupan normal seperti dulu, pagi pergi bekerja dan sore menemani Vian di rumah sakit. Sesekali dia ikut menemani Vian terapi, hingga pria itu kini sudah mulai bisa duduk sendiri. Sudah hampir satu minggu juga kehidupan normalnya dilalui tanpa bertemu dengan Keyland, pria itu benar-benar menepati janji untuk tidak mengusiknya. Namun, apakah Helena merasa tenang? nyatanya ada ruang di sudut hatinya yang malah terasa kosong.“Hel, kenapa sih bengong aja?” tanya mbak Nadia yang saat ini duduk di hadapan Helena, mereka sedang makan siang di kantin perusahaan.“Nggak kok, itu perasaan Mbak Nadia aja,” balas Helena dengan senyum tipis.“Terus itu nasi mau diaduk sampai jadi apa, hem?”Refleks Helena menurunkan tatapan ke arah piring miliknya. Benar saja, nasinya sudah tampak mengenaskan bercampur dengan lauk. Dia menghela nafas panjang sembari meletakkan sendok, berganti meraih capucino dingin dan menyesapnya.“Eh, sejak pulang liburan kok aku ng

  • MY BASTARD BOSS   Awal Perpisahan

    “Kau tidak perlu pindah dari apartemen ini sesuai ucapanku waktu itu.”Kalimat itu membuat Helena tersenyum tipis tanpa mengubah posisinya yang saat ini bersandar di dada Keyland, dengan tubuh polos mereka sama-sama terendam di dalam busa sabun yang terasa hangat di dalam bathup. Tak perlu ditanya lagi apa yang baru saja mereka lakukan, karena Keyland seperti orang kesetanan yang tidak memberikan waktu bagi Helena untuk beristirahat. Mereka terus mengulang sentuhan kenikmatan, seolah tidak akan pernah bisa melakukannya lagi.“Kau bisa mengganti password pintunya kalau takut aku akan tiba-tiba datang,” bisik Keyland dengan bibir yang mengecup leher Helena.“Oke, aku akan menggantinya nanti agar kamu tidak seenaknya muncul tiba-tiba,” balas Helena dengan jari jemarinya yang terus menjalari lengan Keyland di perutnya.“Hem… kau bisa tetap menyapaku di kantor saat bertemu.” Keyland semakin mengeratkan pelukannya, dengan bibir yang terus berjalan di sepanjang bahu polos Helena.“Dan jangan

DMCA.com Protection Status