MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 92 Berulang kali Bu Tiara menghubungi Tyson, berulang kali pula laki-laki itu mematikan panggilan. Dia malas menjalin hubungan dengan Bu Tiara karena merasa mantan istrinya itu sudah tak berduit. Selain itu, Tiara juga sudah mulai menua. Tyson ingin mencari dunia baru yang berbeda. Dia berencana mencari pengganti Tiara yang lebih kaya dan royal. Dengan begitu dia tetap hidup mewah dan santai tanpa harus capek-capek bekerja. Tyson memang tipe lelaki pemalas yang mau hidup enak tanpa harus bersusah payah. "Akhirnya kamu mengangkat teleponku, Sayang." Bu Tiara menghela napas lega setelah panggilan yang entah ke berapa kalinya itu diterima oleh Tyson."Ada apa? Aku sedang sibuk!" tukas Tyson malas. Baginya, Tiara hanya perempuan tua di masa lalu yang kini sudah melarat. Dia malas berbasa-basi dengan mantan istrinya itu."Tyson, jangan matikan teleponnya, aku mohon!" Bu Tiara mengiba."Cepat katakan ada apa? Jangan membuatku kesal dan mem
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 93"Cepat sedikit, Kak. Aku sudah tidak sabar untuk melihat Mama.""Sabar, jalanan lagi macet, mungkin di sana sedang terjadi kecelakaan." Zoni membalas cepat sembari memperhatikan laju mobil yang dikendarainya. "Duh, kenapa harus sekarang kecelakaannya? Nggak tahu orang lagi buru-buru," omel Amira. "Namanya musibah tidak ada yang tahu, Amira. Mana mungkin dihindari. Kalau bisa malah nggak mau kena musibah kan? Sudah, kamu diam dan tenang dulu. Kita tunggu sampai jalanan kembali lancar." Lilis menenangkan Amira yang duduk di sampingnya. Tiga puluh menit kemudian, akhirnya kecelakaan mobil itu sudah teratasi. Kemacetan pun terurai dan jalanan yang sebelumnya disesaki kendaraan mulai lancar. Mobil yang Zoni kendarai melaju dengan kecepatan sedang sampai rumah sakit. Zoni dan Lilis membantu Amira turun dari mobil dan duduk di kursi rodanya. Perlahan Zoni mendorong kursi roda yang diduduki Amira menuju ruang perawatan mama mertuanya. "S
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 94"Sepertinya Laras ada di sini juga." Bu Tiara mengenali mobil saudaranya yang sudah terparkir di parkiran rumah sakit.Saat dia dan Tyson mau melangkah, keluarga Laras sudah keluar dan melihat keberadaan Bu Tiara dan Tyson. Laras cukup kaget melihat adik perempuannya kembali bersama laki-laki bermodal dengkul itu. Padahal sebelumnya dia sudah babak belur dihajar laki-laki itu. "Balikan lagi? Nggak jadi cerai? Heran, laki-laki model begini kok dipertahankan?" ucap Bu Laras sembari melipat tangannya ke dada. Bu Tiara melengos pergi mendengar ucapan Bu Laras. Dia buru-buru menarik tangan Tyson untuk menjauh. Sama seperti Bu Raheni, Bu Laras juga tidak suka dengan Tyson yang hanya bergantung hidup pada Bu Tiara saja. Namun, berulang kali dinasehati, berulang kali pula Bu Tiara tak peduli. Cintanya pada Tyson membuat mata hatinya seolah mati. "Tiara!" panggil Bu Laras lagi, tapi tak digubris oleh Bu Tiara. "Sudahlah, Ma. Tidak perlu me
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 95"Sayang, mau pilih yang mana?" tanya Bu Tiara pada Tyson saat berada di toko jam tangan. Bu Tiara ingin membeli jam tangan Couple untuknya dan Tyson. Dia benar-benar ingin memulai semuanya dari awal. Tak peduli saudara maupun anaknya melarang. Tyson segalanya bagi Bu Tiara. Dia tak ingin melepas laki-laki itu lagi. "Ini saja, Sayang. Cocok juga buat kamu." Tyson menunjuk jam cantik dan unik di baris kedua. Bu Tiara manggut-manggut. "Benar, Sayang. Cocok. Aku juga suka. Ya sudah, kalau begitu beli yang itu saja." Bu Tiara menatap Tyson beberapa saat lalu sama-sama tersenyum. "Pilih yang ini ya, Mbak." Bu Tiara meminta pada karyawan jam lalu mencobanya. Pilihan Tyson memang pas dan nyaman dipakai. Sepasang suami istri itu keluar dari toko jam lalu membeli beberapa box kue dan pizza untuk camilan di rumah. "Makasih, Sayang. Kamu sudah kasih kado spesial ini buatku," ujar Tyson saat mengendarai mobilnya. Bu Tiara yang duduk di samp
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 96"Bos, saya punya informasi yang membuat Bos akan menaikkan gaji saya," ucap anak buah Anton yang bertugas untuk mengikuti Bu Tiara."Benarkah? Informasi apa yang ingin kamu tunjukkan?" tanya Anton pada anak buahnya. Laki-laki itu sekarang sudah duduk di hadapannya di kamar rawat Bu Raheni. "Ini, Bos. Tapi, jangan digeser ke kanan, he-he-he." "Otakmu itu, mau sampai kapan menonton video kotor itu?" Anton berkata seraya menerima ponsel anak buahnya dan mulai memutar video."Aih! Bos, mah. Berprasangka buruk terus pada saya. Saya sudah tobat, Bos. Video yang saya maksud, itu video saya ketemuan de-""Diam." Satu kalimat yang keluar dari mulut Anton, membuat anak buahnya langsung terdiam lalu garuk-garuk kepala yang tak gatal.Anton fokus mendengar obrolan Bu Tiara dan Tyson. Tangannya langsung mengepal erat saat mendengar Bu Tiara berucap ingin menjebak papanya, kemudian ingin membuat mamanya mati perlahan."Manusia seperti apa dia ini
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 97[Aku lihat mereka di Srikandi hotel, Mir. Aku sengaja merekam mereka barang kali kamu butuhkan]Amira membaca pesan dan rekaman video yang dikirimkan oleh Lilis. Dia sangat shock saat melihat Tyson bermesraan dengan perempuan lain. Sebagai sesama perempuan, Amira tak tega melihat adik kandung mertuanya itu dikhianati, tapi dia juga geram saat mengingat betapa jahatnya Bu Tiara pada Anton dan keluarganya. "Mas, lihat ini." Amira menunjukkan rekaman yang dikirim Lilis pada Anton yang baru keluar dari kamar mandi. Anton masih mengeringkan rambut basahnya dengan handuk. "Aih, bule sesat ini, bisa juga dia mengkhianati Tante Tiara. Dasar benalu tak tahu diri. Siapa perempuan itu?" tanya Anton mengernyit. Dia menatap lekat video rekaman di layar handphone Amira lalu kembali mengingat-ingat siapa perempuan itu. "Wajahnya tidak asing, ya, Mas? Aku seperti pernah melihat wanita itu, tapi di mana?" Amira pun merasakan hal yang sama. Dia sepe
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 98"Mama mau tulis apa?" tanya Anton lirih sembari melihat tangan mamanya yang mulai terangkat. Perlahan, Anton melihat mamanya berusaha untuk menggerakkan jarinya, tapi berulang kali pena yang dipegangnya terjatuh. Tangannya seperti lemas dan tak bertenaga karena tak bisa menulis apapun di selembar kertas itu. 'Tante Tiara yang sudah mendorong Mama, Nak. Dia yang membuat mama seperti ini bahkan berencana ingin menghilangkan nyawa mama,' batin Bu Raheni dengan tatapan sendu.Setelah berusaha berulang kali tak membuahkan hasil, akhirnya Bu Raheni menyerah. Dia tak lagi berusaha menulis dan menjatuhkan penanya kembali ke ranjang. "Mama lelah?" Anton kembali bertanya lalu mengambil kertas dan pena itu. "Ti?" Anton bergumam heran, melihat tulisan di kertas yang bertuliskan dua huruf saja. Tulisan itupun seperti ditarik begitu saja karena Bu Raheni tak mampu mengangkat tangannya. "Ada apa, Anton?" tanya Pak Sugi, yang melihat Anton denga
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 99"Sekarang bantu mereka, Mas. Aku tidak tega melihat Alda dilecehkan preman itu. Meskipun mereka sudah jahat sama kita, tak sepantasnya kita biarkan kejahatan di depan mata. Sebagai sesama muslim kita berkewajiban membantu dalam kebaikan. Semoga saja setelah ini Alda sadar jika kita tak sejahat yang dia kira."Amira kembali menghela napas panjang. Dia sangat cemas saat melihat Alda sudah terbaring dan diseret di rerumputan menuju semak-semak tak jauh dari taman. "Kamu memang baik, Sayang. Peduli dengan siapa pun meski dia sering menyakitimu. Aku benar-benar bersyukur bisa memilikimu," balas Anton sembari mengusap pelan puncak kepala istrinya. Anton dan Amira saling tatap beberapa saat lalu Anton lekas melepas sabuk pengaman."Kamu tunggu di sini, kunci pintu mobilnya. Telepon polisi sekarang." Anton berpesan. Dia menuruti permintaan sang istri tercinta untuk membantu Alda dan bapaknya. "Baik, Mas. Kamu hati-hati." Amira langsung men
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU[EXTRA PART]Tahun demi tahun berlalu dengan sangat cepat. Empat tahun mengenyam bangku perkuliahan, kini Zayn Al Fatih dan Nayyara Almahyra telah lulus dengan gelar masing-masing.Zayn mengambil bidang manajemen bisnis, sementara Nayyara memilih bidang pendidikan. Dia ingin menjadi tenaga pendidik untuk mencerdaskan anak bangsa. Kedua buah hati Amira dan Anton itu semringah saat keluar dari gedung tempat mereka wisuda. Nayya pamit pada keluarganya untuk bergabung dengan teman-temannya sebentar. Amira pun mengizinkan.Dia melihat anak perempuannya yang tumbuh semakin dewasa itu setengah berlari ke arah wisudawan yang sedang bergerombol. Mereka berfoto ria sebagai kenang-kenangan sembari melempar toga ke atas pertanda kelulusan. Senyum dan tawa terdengar. Mereka begitu bahagia karena telah menempuh pendidikan ini dengan sempurna.Gelar sarjana tersemat di pundak mereka. Setelah ini mereka akan berpisah dan mungkin akan jarang bertemu. Semua
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 117Hari berganti hari. Bulan pun berganti tahun. Kebahagiaan keluarga Amira semakin bertambah. Semua tak lepas dari keikhlasan dan kesabaran mereka menghadapi tiap ujian dariNya. Mereka saling menguatkan satu sama lain, saling mendoakan dan membantu tiap kali masalah datang. Kedua mertua Amira adalah mertua idaman banyak menantu. Tak hanya memiliki keluarga yang diidamkan banyak orang, bisnis kuliner mereka pun berkembang dengan pesat. Tiga cabang restoran telah dibangun di Jakarta. Pak Sugi juga membangun bisnis di bidang jasa ekspedisi, sementara Bu Raheni dan Amira membuat sebuah butik ternama tak jauh dari kantor ekspedisi mereka. "Rasanya, baru kemarin kita menikah ya, Mas. Tak menyangka usia kita tak muda lagi," lirih Amira saat menyiapkan dua cangkir teh untuknya dan Anton di taman belakang rumah mereka. Anton duduk di sebuah kursi rotan dan kini Amira pun ikut menduduki kursi sebelahnya. Meja rotan berbentuk bulat sebagai pe
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 116 "Mbak Ambar, apa kabar?" tanya adik iparnya Bu Ambar. Dia langsung mendekat dan bersalaman dengan Bu Ambar dan keluarga Anton."Mau ngapain kalian datang ke sini?" tanya Pak Arman dengan ekspresi dingin. Laki-laki itu masih belum terima dengan perlakuan adik dan keluarga besarnya di masa lalu karena mempermalukan bahkan menghina Amira sedemikian rupa. "Bang, kami keluargamu, kenapa Abang bertanya begitu? Sepertinya Abang tidak suka kalau kami datang." Pak Dolah, adik laki-laki Pak Arman berbicara sambil memandang ke arah Amira dan Anton yang masih berdiri di depannya."Iya, Bang. Kami datang untuk bertemu denganmu dan Amira. Sudah bertahun-tahun kita tidak bertemu." Bu Saroh adik perempuan Pak Arman ikut menimpali. Tak seperti dua tahunan lalu saat mereka menatap Amira dengan pandangan jijik dan angkuh, kini mereka datang dengan wajah sendu. Wajah orang-orang yang berduka dan menyesali perbuatannya. Entah apa yang akan dilakukan
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 115 "Lisa sekarang dirawat di rumah sakit." Bu Raheni berbicara pada keluarganya setelah menyelesaikan pembicaraannya dengan Bu Laras di telepon."Dirawat? Sakit apa, Ma?" tanya Pak Sugi yang masih menyeruput secangkir kopinya. "Mama tidak tahu, Pa. Kata Laras, Lisa drop setelah sidang perceraiannya dengan Heru," jelas Bu Raheni."Cerai? Jadi, Lisa sama Mas Heru benar-benar berpisah, Ma?" Kini giliran Amira yang bertanya. Dia tak menyangka jika pernikahan Lisa kandas di tengah jalan, padahal sebelumnya dia sangat membanggakan suaminya itu. "Mertuanya Lisa menuntut Heru untuk cepat ngasih cucu. Jadi, Heru nikah lagi tanpa izin dari Lisa. Lantas Lisa memilih cerai dari pada dimadu." Bu Raheni menjelaskan sesuai dengan cerita Bu Laras barusan. "Aneh-aneh saja. Masa sampai segitu terobsesinya untuk memiliki cucu. Apa nggak mikir kalau Lisa itu baru keguguran dan belum pulih. Butuh waktu untuk mengandung lagi. Perempuan itu bukan mesin p
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 114"Lisa, kamu kenapa? Kenapa tadi kamu tiba-tiba pingsan?" cecar Bu Laras ketika Lisa baru sadar setelah dibawa ke klinik terdekat."Mas Heru, Ma." Kedua mata Lisa berkaca-kaca saat mengingat foto yang dikirimkan sahabatnya itu. "Kenapa? Memangnya ada apa dengan Heru?" Bu Laras bertanya lagi dengan sedikit panik. Lagi dan Lagi Lisa menyeka kedua pipinya yang basah. Rasa nyeri dan sesak kembali menghimpit dadanya. Terlalu sakit jika dibayangkan apalagi diceritakan. "Kenapa dengan suamimu, Lisa?" ulang Bu Laras sambil mengusap kening anaknya yang basah oleh keringat. Lisa menatap lekat mamanya yang tampak begitu khawatir dan penasaran. "Mas Heru," lirih Lisa sambil menghela napas berat. Dia memejamkan mata sesaat untuk mengontrol emosinya yang nyaris meledak. "Heru Kenapa? Apa terjadi sesuatu dengannya? Dia baik-baik saja 'kan? Cepat katakan, Lisa. Jangan bikin Mama makin penasaran." Bu Laras sedikit mendesak karena terlalu khawatir
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 113"Silakan lanjut menikmati hidangannya, Jeng. Saya ajak dua cucu saya ke kamar dulu," ucap Bu Raheni dengan senyum tipis lalu mengajak Bu Ambar kembali ke kamar Amira. "Jadi orang kok julid terus," lirih Bu Raheni saat melangkah pergi. "Namanya manusia. Benar pun rasanya selalu salah di mata pendengki." Bu Ambar menyahut. "Benar, Bu Ambar. Mereka memang begitu. Makanya saya sengaja nggak bilang kalau punya cucu kembar laki-laki dan perempuan. Mau coba mereka julid apa nggak. Eh ternyata memang sudah wataknya begitu, ya susah berubah. Lihat saja mereka sekarang shock setelah tahu saya punya cucu kembar sekaligus." Bu Raheni sedikit menoleh ke belakang di mana kedua temannya masih saling bisik. Bu Ambar pun melakukan hal yang sama."Ekspresi mereka langsung berubah setelah melihat cucu laki-laki kita." Bu Ambar dan Bu Raheni saling tatap lalu tersenyum tipis. Keduanya kembali melanjutkan langkah ke kamar Amira. Bu Raheni mengetuk pi
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 112 Perut Amira semakin membukit. Kini, hari perkiraan lahir sudah di depan mata. Amira begitu cemas dan takut akhir-akhir ini.Masa lalunya kembali lalu lalang di depan mata saat dia kehilangan anak pertamanya. Amira benar-benar takut kejadian serupa terulang kembali. "Amira, jangan ketakutan begitu. InsyaAllah semua akan baik-baik saja. Allah akan memberikan keturunan yang shaleh dan shalehah untukmu." Bu Raheni mengusap puncak kepala menantu kesayangannya. Mendengar keturunan shaleh dan shalehah Amira tersenyum tipis. Dia kembali mengingat saat keluar dari ruangan dokter kala itu.Mama mertuanya begitu khawatir melihatnya tergugu pasca pemeriksaan dokter. Suaminya pun ikut berkaca-kaca setelah tahu kondisi kehamilan Amira.Bu Raheni pikir ada hal buruk yang menimpa Amira saat itu sampai membuat anak dan menantunya menangis, padahal mereka terharu karena ternyata ada dua janin yang berkembang di perut Amira. Dokter bilang jika kemu
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 111"Lisa kamu kenapa, Nak?!" pekik Bu Laras saat melihat anaknya jatuh di lantai. Dia tampak begitu lemas. Baju yang dia pakai banyak bercak-bercak merah, bahkan di lantai pun ada tetesan darah. Lisa tak membalas pertanyaan mamanya. Dia masih memejamkan mata sesaat untuk menahan perih yang mulai menjalar di area bawah perutnya. Lisa terlihat meringis sambil memegangi perutnya. Bu Laras mulai terisak melihat anaknya merintih kesakitan. "Tenang, Ras. Biar Anton bawa Lisa ke klinik," ujar Bu Raheni saat mengusap punggung adiknya perlahan."Iya, Mbak. Kasihan sekali Lisa. Aku takut dia dan bayinya kenapa-kenapa. Ya Allah, mana ada darahnya begini." Bu Laras merapikan baju anaknya yang sedikit terbuka. "Anton sini! Cepat bawa Lisa ke klinik terdekat." Bu Raheni melambaikan tangannya ke arah Anton yang masih berdiri di belakang Amira. Lisa diam saja saat Anton menggendongnya ke luar rumah. Bu Laras pun gegas mengikuti anak dan keponakan
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 110 "Sayang, kamu kenapa?" Anton menyusul Amira dari belakang.Saat tengah sarapan bersama, tiba-tiba Amira mual dan berjalan cepat ke arah wastafel. Dia teramat mual dan ingin memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. Keringat dingin mulai muncul di kening. Amira terlihat lemas dan pucat. "Aduh, Mas. Sebelumnya nggak mual-mual, tapi akhir-akhir ini kok mual terus ya? Bukannya morning sickness biasanya saat hamil trimester pertama? Sekarang sudah trimester kedua malah mual nggak karuan." Amira berucap sembari membasuh mulut dan berkumur di wastafel."Tenang, jangan khawatir, Amira. Mama dulu waktu hamil suamimu juga begitu. Awal-awal belum terasa mualnya, masuk usia kandungan tiga atau empat bulan baru mual dan muntah." Bu Raheni menimpal sambil memijit punggung Amira perlahan. "Benarkah, Ma?" tanya Anton antusias.Dia mengusap kening istrinya yang basah oleh keringat. Aroma minyak kayu putih menguar. Bu Raheni memij