MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 33"Amira, coba kamu lihat calon kakak iparmu itu, seperti ada yang salah," ucap Sarah.Aku menoleh melihat Salwa yang tengah duduk di kursi yang letaknya di pojokan. Salwa tampak senang menikmati makanan yang sedang dimakannya, memangnya apa yang salah dengan calon kakak iparku itu?"Coba lihat baik-baik," ulangnya."Kenapa memangnya?" tanyaku acuh dan kembali menikmati makan siang diatas pelamin."Lagian, kamu kenapa di sini? Kamu tugasnya cuci piring sampai acara ini selesai, jangan coba-coba sok baik dan berbuat yang tidak-tidak," sambungku sembari mengalihkan pandangan ke arah lain."Kali ini aku baik beneran, piringnya sudah selesai dicuci, nanti aku cuci lagi kalau sudah numpuk," katanya sambil menarik kursi plastik dan duduk di dekatku."Baik beneran? Ah, rasanya tidak mungkin, manusia model kamu ini baik beneran, pasti baik kalau ada maunya!" sindirku, lalu meletakkan piring bekas makanku di hadapannya."Bawa piring ini, kamu tu
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 34Aku keluar kamar setelah Mas Anton dan wanita itu keluar dari dalam kamar. Siapa wanita itu? Dengan cepat aku mengganti pakaian dan memakai jilbab, wanita itu sungguh membuatku penasaran."Cantikkan mana, aku atau istrimu itu, Mas?"Langkahku terhenti saat ingin menuruni anak tangga. Aku tidak kenal siapa wanita itu? Tapi, kenapa tanpa rasa sungkan dia menggelayut manja di lengan suamiku?"Jelas lebih cantik menantu Mama, kamu itu jauh sekali dibawahnya," sahut Mama mertua, mereka semua mengobrol dengan sangat hangat seperti sebuah keluarga harmonis pada umumnya."Kalau tidak cantik, Mas Anton mana mau, Ma."Mama? Wanita itu memanggil Mama mertuaku Mama? Siapa dia? Tidak mungkin itu saudaranya Mas Anton, sedangkan Mas Anton adalah anak tunggal."Amira, turunlah!" Dengan suara bariton Papa mertua yang melihatku berdiri diatas, memintaku untuk turun."Wah, kamu benar, Mas. Kakak ipar lebih cantik dariku, sangat cantik malahan," ucap wa
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 35"Kamu di rumah saja, Anton. Papa bisa pergi ke restoran sendiri," ucap Papa mertua, saat melihat kami sudah turun kebawah."Papa 'kan harus ke kantor juga, jadi biar Anton yang pergi ke restoran. Kalau semua Papa yang kerjakan, Anton mau kerja apa? Padahal, Anton sudah mempunyai tanggung jawab untuk menafkahi istri Anton," sahut Mas Anton sembari duduk disofa."Kamu ini, seperti orang susah saja, walau kamu tidak bekerja, Papa dan Mama sudah menyiapkan semuanya untuk kamu, apa yang kami miliki sekarang, itu adalah milik kamu," tutur Mama mertua."Anton mau kerja dan mendapatkan penghasilan dari kerja sendiri, Ma. Malu kalau harus mendapatkan warisan," kekeh Mas Anton."Anak tidak bersyukur kamu, Mama dan Papa berjuang untuk kamu, biar kamu bisa hidup enak dan tidak dipandang sebelah mata sama orang-orang. Dikasih enak mau susah!" omel Mama membuatku terkekeh melihat Mas Anton."Kamu anak satu-satunya, untuk siapa lagi kalau bukan untu
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 36"Salwa, dengan siapa kamu ke sini?" tanyaku, sambil menuju ke arah Salwa yang sudah berteduh dibawah pohon mangga di luar rumah mertuaku."Aku naik ojek tadi, tukang ojeknya pergi dulu." Salwa menjawab. Tatapan matanya tampak sekali sedang berada di dalam kegelisahan."Ada apa, Salwa?" tanyaku lagi."Setiap manusia punya kesalahan, 'kan, Amira?" Keningku bertaut heran mendengarnya. Namun aku lekas mengangguk menanggapi."Amira," lirihnya memangil namaku. Salwa tertunduk, seketika bahunya terguncang hebat."Hei, Salwa. Ada apa?" Aku merekuhnya ke dalam pelukan. Ada apa dengan calon kakak iparku ini?"Aku tidak bisa bercerita ke siapa-siapa selain kepadamu, Amira. Sebenernya ... a-aku hamil," ucapnya dengan gagap dan tangis tertahan."Apa yang kamu katakan, Salwa?" Aku melepaskan pelukan, dan melihat wajah Salwa. "Kamu tidak lagi bercanda 'kan, Salwa? Apa aku salah dengar?" ulangku yang tak percaya setelah mendengar ucapannya barusan."
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 37PoV Author."Saya minta maaf, saya yang memaksa Salwa untuk diam dan menurut, karena saya malu bila anak haram itu lahir tanpa pernikahan, mau diletakkan di mana muka saya ini, kalau Salwa melahirkan anak haram," lirih ibunya Salwa dengan pandangan melihat ke lantai.Iya merasa harapannya untuk menikahkan Salwa dengan Zoni harus pupus begitu saja, karena Salwa memilih untuk membuka rahasianya yang sengaja dia simpan.Salwa pun sudah menjelaskan perihal kehamilannya di depan keluarga Amira, semuanya hanya terdiam setelah mendengarnya, begitu juga dengan Ayah Salwa yang tidak bisa berkata apa-apa lagi.Sebagai pengurus masjid yang selalu mengumandangkan adzan di setiap waktu sholat, ayahnya Salwa merasa sangat malu, atas aib yang sudah dibuat oleh anak tunggalnya itu."Maaf. Bukan anak itu yang haram, yang haram adalah perbuatan ayah dan ibunya, anak itu sama sekali tidak haram, jadi tolong jangan menyebut anak itu haram." Amira menimpa
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 38"Mbok Ning, tolong buatin jus alpukat untuk Amira. Yang original saja, jangan dikasih apa-apa, karena itu baik untuk program hamil." Bu Raheni meletakkan kantong plastik berisi alpukat di samping Mbok Ning.Mbok Ning yang tengah memotong sayur pun langsung melempar pandangan ke arah Amira, wanita paruh baya itu menjadi tidak suka kepada Amira, setelah melihat video yang ditunjukkan Lisa padanya."Mbok, kenapa memandang menantu saya seperti itu?" tanya Bu Raheni.Mbok Ning gelagapan sambil meraih kantong berisi buah alpukat dan mencucinya. "Mbok!" Suara Bu Raheni naik satu oktaf. Karena geram melihat Mbok Ning tidak kunjung menjawab pertanyaannya.Tasya yang ingin masuk ke dapur langsung bersembunyi dibalik kulkas. Dia menguping pembicaraan Bu Raheni dan asisten rumah tangganya itu."Tidak ada apa-apa, Nyonya. Saya hanya melihat Non Amira saja," jawab Mbok Ning berkilah, dengan suara bergetar karena takut."Jangan coba-coba untuk memu
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 39Amira dan Anton sudah tiba di depan rumah sakit. Dia langsung turun dari mobil dan segera berjalan cepat menuju ruang ICU."Ibu, apa yang terjadi?" tanya Amira.Dia dibuat takut sekaligus bingung melihat ibunya dan ibunya Salwa sudah menangis di depan ruang ICU. Sedetik kemudian ranjang rumah sakit di dorong keluar dari ruang ICU.Amira menutup mulutnya, melihat penutup wajah Salwa dibuka oleh ibunya."Salwa! Maafkan, Ibu!" teriak ibunya Salwa dan meraung menangis. Berkali-kali dia memukul kepalanya sendiri saat dokter mengatakan bahwa Salwa sudah meninggal dunia.Dengan menangis dan berteriak histeris ibunya Salwa mencium wajah Salwa sambil mengguncang tubuh yang terbujur diatas ranjang rumah sakit, berharap Salwa bisa hidup kembali dan memaafkan perbuatannya."Salwa sudah meninggal," lirih Bu Ambar yang juga tak kuasa menahan tangis."Innalillahiwainnailaihiraji'un," ucap Amira dan Anton bersamaan.Mereka berdua ikut sedih dan tidak
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 40"Ngapain kamu di kamar ini?" Bu Raheni menatap Tasya penuh selidik."Nyari Mas Anton, Ma." Dengan cepat Tasya mendapatkan jawaban, dan membuat Bu Raheni percaya dan tidak mencurigainya lagi."Keluarlah, Mama dan Mbok Ning mau menghiasai kamar ini, sebentar lagi Mas kamu pasti pulang, tadi dia telpon mau ngelayat dulu.""Siapa yang meninggal, Ma?""Temannya kakak iparmu.""Syukurlah, kirain keluarga kita." "Sudah, sana pergi," ujar Bu Raheni sembari membawa langkah masuk dan meminta Mbok Ning untuk melepaskan sprei dan menggantinya dengan yang baru.Tasya melihat Bu Raheni sejenak, lalu membawa langkah keluar dari kamar Anton. Dia bisa bernapas lega karena apa yang ingin dia lakukan tidak ketahuan.'Duh, gagal deh, hm .... tidak apa-apa, nanti akan aku pikirkan cara yang lain,' gumam Tasya di dalam hati.________"Duh, kepalaku pusing," keluh Amira. Dia merasakan kepalanya sakit, sekaligus merasa tidak enak badan."Kenapa, Sayang?" An
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU[EXTRA PART]Tahun demi tahun berlalu dengan sangat cepat. Empat tahun mengenyam bangku perkuliahan, kini Zayn Al Fatih dan Nayyara Almahyra telah lulus dengan gelar masing-masing.Zayn mengambil bidang manajemen bisnis, sementara Nayyara memilih bidang pendidikan. Dia ingin menjadi tenaga pendidik untuk mencerdaskan anak bangsa. Kedua buah hati Amira dan Anton itu semringah saat keluar dari gedung tempat mereka wisuda. Nayya pamit pada keluarganya untuk bergabung dengan teman-temannya sebentar. Amira pun mengizinkan.Dia melihat anak perempuannya yang tumbuh semakin dewasa itu setengah berlari ke arah wisudawan yang sedang bergerombol. Mereka berfoto ria sebagai kenang-kenangan sembari melempar toga ke atas pertanda kelulusan. Senyum dan tawa terdengar. Mereka begitu bahagia karena telah menempuh pendidikan ini dengan sempurna.Gelar sarjana tersemat di pundak mereka. Setelah ini mereka akan berpisah dan mungkin akan jarang bertemu. Semua
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 117Hari berganti hari. Bulan pun berganti tahun. Kebahagiaan keluarga Amira semakin bertambah. Semua tak lepas dari keikhlasan dan kesabaran mereka menghadapi tiap ujian dariNya. Mereka saling menguatkan satu sama lain, saling mendoakan dan membantu tiap kali masalah datang. Kedua mertua Amira adalah mertua idaman banyak menantu. Tak hanya memiliki keluarga yang diidamkan banyak orang, bisnis kuliner mereka pun berkembang dengan pesat. Tiga cabang restoran telah dibangun di Jakarta. Pak Sugi juga membangun bisnis di bidang jasa ekspedisi, sementara Bu Raheni dan Amira membuat sebuah butik ternama tak jauh dari kantor ekspedisi mereka. "Rasanya, baru kemarin kita menikah ya, Mas. Tak menyangka usia kita tak muda lagi," lirih Amira saat menyiapkan dua cangkir teh untuknya dan Anton di taman belakang rumah mereka. Anton duduk di sebuah kursi rotan dan kini Amira pun ikut menduduki kursi sebelahnya. Meja rotan berbentuk bulat sebagai pe
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 116 "Mbak Ambar, apa kabar?" tanya adik iparnya Bu Ambar. Dia langsung mendekat dan bersalaman dengan Bu Ambar dan keluarga Anton."Mau ngapain kalian datang ke sini?" tanya Pak Arman dengan ekspresi dingin. Laki-laki itu masih belum terima dengan perlakuan adik dan keluarga besarnya di masa lalu karena mempermalukan bahkan menghina Amira sedemikian rupa. "Bang, kami keluargamu, kenapa Abang bertanya begitu? Sepertinya Abang tidak suka kalau kami datang." Pak Dolah, adik laki-laki Pak Arman berbicara sambil memandang ke arah Amira dan Anton yang masih berdiri di depannya."Iya, Bang. Kami datang untuk bertemu denganmu dan Amira. Sudah bertahun-tahun kita tidak bertemu." Bu Saroh adik perempuan Pak Arman ikut menimpali. Tak seperti dua tahunan lalu saat mereka menatap Amira dengan pandangan jijik dan angkuh, kini mereka datang dengan wajah sendu. Wajah orang-orang yang berduka dan menyesali perbuatannya. Entah apa yang akan dilakukan
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 115 "Lisa sekarang dirawat di rumah sakit." Bu Raheni berbicara pada keluarganya setelah menyelesaikan pembicaraannya dengan Bu Laras di telepon."Dirawat? Sakit apa, Ma?" tanya Pak Sugi yang masih menyeruput secangkir kopinya. "Mama tidak tahu, Pa. Kata Laras, Lisa drop setelah sidang perceraiannya dengan Heru," jelas Bu Raheni."Cerai? Jadi, Lisa sama Mas Heru benar-benar berpisah, Ma?" Kini giliran Amira yang bertanya. Dia tak menyangka jika pernikahan Lisa kandas di tengah jalan, padahal sebelumnya dia sangat membanggakan suaminya itu. "Mertuanya Lisa menuntut Heru untuk cepat ngasih cucu. Jadi, Heru nikah lagi tanpa izin dari Lisa. Lantas Lisa memilih cerai dari pada dimadu." Bu Raheni menjelaskan sesuai dengan cerita Bu Laras barusan. "Aneh-aneh saja. Masa sampai segitu terobsesinya untuk memiliki cucu. Apa nggak mikir kalau Lisa itu baru keguguran dan belum pulih. Butuh waktu untuk mengandung lagi. Perempuan itu bukan mesin p
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 114"Lisa, kamu kenapa? Kenapa tadi kamu tiba-tiba pingsan?" cecar Bu Laras ketika Lisa baru sadar setelah dibawa ke klinik terdekat."Mas Heru, Ma." Kedua mata Lisa berkaca-kaca saat mengingat foto yang dikirimkan sahabatnya itu. "Kenapa? Memangnya ada apa dengan Heru?" Bu Laras bertanya lagi dengan sedikit panik. Lagi dan Lagi Lisa menyeka kedua pipinya yang basah. Rasa nyeri dan sesak kembali menghimpit dadanya. Terlalu sakit jika dibayangkan apalagi diceritakan. "Kenapa dengan suamimu, Lisa?" ulang Bu Laras sambil mengusap kening anaknya yang basah oleh keringat. Lisa menatap lekat mamanya yang tampak begitu khawatir dan penasaran. "Mas Heru," lirih Lisa sambil menghela napas berat. Dia memejamkan mata sesaat untuk mengontrol emosinya yang nyaris meledak. "Heru Kenapa? Apa terjadi sesuatu dengannya? Dia baik-baik saja 'kan? Cepat katakan, Lisa. Jangan bikin Mama makin penasaran." Bu Laras sedikit mendesak karena terlalu khawatir
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 113"Silakan lanjut menikmati hidangannya, Jeng. Saya ajak dua cucu saya ke kamar dulu," ucap Bu Raheni dengan senyum tipis lalu mengajak Bu Ambar kembali ke kamar Amira. "Jadi orang kok julid terus," lirih Bu Raheni saat melangkah pergi. "Namanya manusia. Benar pun rasanya selalu salah di mata pendengki." Bu Ambar menyahut. "Benar, Bu Ambar. Mereka memang begitu. Makanya saya sengaja nggak bilang kalau punya cucu kembar laki-laki dan perempuan. Mau coba mereka julid apa nggak. Eh ternyata memang sudah wataknya begitu, ya susah berubah. Lihat saja mereka sekarang shock setelah tahu saya punya cucu kembar sekaligus." Bu Raheni sedikit menoleh ke belakang di mana kedua temannya masih saling bisik. Bu Ambar pun melakukan hal yang sama."Ekspresi mereka langsung berubah setelah melihat cucu laki-laki kita." Bu Ambar dan Bu Raheni saling tatap lalu tersenyum tipis. Keduanya kembali melanjutkan langkah ke kamar Amira. Bu Raheni mengetuk pi
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 112 Perut Amira semakin membukit. Kini, hari perkiraan lahir sudah di depan mata. Amira begitu cemas dan takut akhir-akhir ini.Masa lalunya kembali lalu lalang di depan mata saat dia kehilangan anak pertamanya. Amira benar-benar takut kejadian serupa terulang kembali. "Amira, jangan ketakutan begitu. InsyaAllah semua akan baik-baik saja. Allah akan memberikan keturunan yang shaleh dan shalehah untukmu." Bu Raheni mengusap puncak kepala menantu kesayangannya. Mendengar keturunan shaleh dan shalehah Amira tersenyum tipis. Dia kembali mengingat saat keluar dari ruangan dokter kala itu.Mama mertuanya begitu khawatir melihatnya tergugu pasca pemeriksaan dokter. Suaminya pun ikut berkaca-kaca setelah tahu kondisi kehamilan Amira.Bu Raheni pikir ada hal buruk yang menimpa Amira saat itu sampai membuat anak dan menantunya menangis, padahal mereka terharu karena ternyata ada dua janin yang berkembang di perut Amira. Dokter bilang jika kemu
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 111"Lisa kamu kenapa, Nak?!" pekik Bu Laras saat melihat anaknya jatuh di lantai. Dia tampak begitu lemas. Baju yang dia pakai banyak bercak-bercak merah, bahkan di lantai pun ada tetesan darah. Lisa tak membalas pertanyaan mamanya. Dia masih memejamkan mata sesaat untuk menahan perih yang mulai menjalar di area bawah perutnya. Lisa terlihat meringis sambil memegangi perutnya. Bu Laras mulai terisak melihat anaknya merintih kesakitan. "Tenang, Ras. Biar Anton bawa Lisa ke klinik," ujar Bu Raheni saat mengusap punggung adiknya perlahan."Iya, Mbak. Kasihan sekali Lisa. Aku takut dia dan bayinya kenapa-kenapa. Ya Allah, mana ada darahnya begini." Bu Laras merapikan baju anaknya yang sedikit terbuka. "Anton sini! Cepat bawa Lisa ke klinik terdekat." Bu Raheni melambaikan tangannya ke arah Anton yang masih berdiri di belakang Amira. Lisa diam saja saat Anton menggendongnya ke luar rumah. Bu Laras pun gegas mengikuti anak dan keponakan
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 110 "Sayang, kamu kenapa?" Anton menyusul Amira dari belakang.Saat tengah sarapan bersama, tiba-tiba Amira mual dan berjalan cepat ke arah wastafel. Dia teramat mual dan ingin memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. Keringat dingin mulai muncul di kening. Amira terlihat lemas dan pucat. "Aduh, Mas. Sebelumnya nggak mual-mual, tapi akhir-akhir ini kok mual terus ya? Bukannya morning sickness biasanya saat hamil trimester pertama? Sekarang sudah trimester kedua malah mual nggak karuan." Amira berucap sembari membasuh mulut dan berkumur di wastafel."Tenang, jangan khawatir, Amira. Mama dulu waktu hamil suamimu juga begitu. Awal-awal belum terasa mualnya, masuk usia kandungan tiga atau empat bulan baru mual dan muntah." Bu Raheni menimpal sambil memijit punggung Amira perlahan. "Benarkah, Ma?" tanya Anton antusias.Dia mengusap kening istrinya yang basah oleh keringat. Aroma minyak kayu putih menguar. Bu Raheni memij