Saat aku sedang memikirkan hal itu, tiba-tiba saja pintu kamarku berbunyi, yah ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku.
“nak, ini papa”.
Ternyata papaku.
“iyaa pa, masuk ajaa”. Jawabku sambil berteriak
“papa tumben udah pulang”. Tanyaku
Aku melihat jam dikamarku, ternyata ini sudah sore, pantas saja papa sudah pulang. Mungkin aku yang terlalu asik memikirkan hal ini.
“eh iyaya udah sore hehe”. Ucapku lagi sambil tersenyum dan memeluk guling
Papaku tersenyum melihatku lalu dia duduk di pinggir kasurku.
“belajar apa tadi disekolah?”. Tanya papa
“banyak pa hehe, oiya tadi ada pelajaran menggambar juga, yaahh tapi papa tau kan kalo aku gabisa menggambar hehe&rd
~ Aku terbangun dari tidurku. Rasanya menyegarkan meskipun kejadian kemarin masih sedikit tersisa di otakku. Pagi ini aku akan membagikan undangan pesta ulang tahun kepada teman-temanku. Semoga saja berjalan dengan lancar dan semoga tidak ada kejadian yang aneh seperti kemarin lagi. Aku telah sampai disekolah. Aku sangat bersemangat untuk hari ini. Aku langsung berdiri didepan kelasku dan berkata“guys, helloo??, besok adalah hari ulang tahunku, jadi, aku bakal ngadain pesta ulang tahun dirumahku pukul 19.00 WIB, kalian semua aku undang ya guys, jadi jangan sampai ga dateng, okayyy??”. Ucapku berteriak didepan kelas dengan semangat yang membara.“oke din”. Jawab teman-teman sekelasku Aku langsung membagikan kertas undangan resm
Satu persatu temanku datang kerumahku. Aku menyambutnya dengan gembira dan senyum yang sangat bahagia. Mereka juga terlihat sangat bersemangat dengan gaun dan pakaian yang mereka kenakan. Setiap orang yang datangpun memberi kado untukku. Hingga di meja kado terlihat banyak kado yang menumpuk. Tak bisa kubayangkan aku mendapat banyak kado di ulang tahunku yang spesial ini.“cantik banget din”. Ucap vino sambil memegang tanganku saat kami berjabat tangan“apaan sih, udah sana masuk”. Jawabku ketus“haha iyaiyaa”. Jawab alex Aku melihat hampir semua teman-temanku sudah hadir termasuk alex, vino tamara dan teman lainnya. Tetapi, aku belum melihat lidya datang kerumahku.“eh itu lidya kan?” tanya tamara Mendengar hal itu, aku langsung menoleh kearah pintu dan melihat
Aku terdiam dan tidak mengeluarkan satu kata pun. Alex tahu bahwa aku takut. Tapi ini hanyalah sebuah permainan dan dari awal harus memainkannya dengan sportif. Teman-temanku menerima segala tantangan yang diberikan. Jika aku mendapatkan tantangan maka aku juga harus menjalankan tantangan itu.“oke, tapii, tau sendiri kan, aku ga boleh di sekolah sampe sore, apalagi sampe malem, papa sama mamaku bakal ngomel nanti. gimana dong”. Tanyaku pada teman-temanku Alex hanya terdiam melihatku. Dia hanya pasrah mengikuti keinginanku.“gini aja din, nanti tamara jemput kamu deh, soal ijin ke papa mama kamu, ngeles aja dikit, bilang aja mau makan malem bareng kita”. ucap vino“okee kalo gitu”. Jawabku sambil tersenyum“nahhhh, gituu dong, kalo gini kan kita bisa tau nih, itu beneran apa engga nya haha, lagian aku juga penasaran banget”. Ucap tamar
DOAGG....DAGGG....DAGGG“adinee?”. Panggil mama sambil menggedor pintu kamar mandi yang berada didalam kamarku“hufftt”. Aku menghela napasku“iyaa ma, sebentar, baru selesai mandi”. Teriakku dari dalam kamar mandi“jangan lama-lama mandinya, ini mama buatin teh hangat”. Teriak mama“iyaa ma”. Jawabku singkat Aku yang sudah penasaran akan bayangan tadi mungkin itu hanyalah halusi nasiku saja karena ini sudah larut. Dan untungnya mama datang memanggilku. Kalau tidak, aku tidak tahu akan melihat apa dibalik tirai ini. Aku meninggalkan kamar mandi. Menuju kamar dan berganti pakaian tidur. Aku meminum teh hangat yang diantar oleh mama kekamarku. Rasanya enak, meredakan suhu dingin di tubuhku karena AC di kamar ini. Aku yang telah berganti pakaian t
Kami sudah tiba di sekolah. aku melihat alex membawa mobilnya bersama vino dan juga lidya. aku tidak menyangka jika lidya akan menuruti perkataan tamara.“jas hujan ada ?”. tanyaku pada tamara“ambil di belakang tuh ada dua kebetulan”. Jawab tamara sembari melepaskan sabuk pengamannya. Aku mencoba mengambil jas hujan yang terletak di jok belakang mobil dan aku mengenakannya serta bersiap untuk turun dari mobil. Tak lupa juga dengan senter yang aku pegang saat ini. Aku turun dari mobil tamara dan menuju ke koridor kelas. Suasana di sekolah ini sangat sepi, gelap dan juga menyeramkan ditambah lagi dengan hujan deras serta petir dan kilat yang terus menyambar.“din!!”. Panggil alex“iyaaa”. Teriakku sambil melambaikan tangan untuk menyuruh mereka kemari 
Aku membuka pintu kamarku, aku melihat seluruh rumah ini sangat gelap, usang dan sangat kotor. Lalu aku pergi mencari papa dan mama.“paah, maah”. Teriakku sambil mengitari lantai dua ini Aku membuka ruang kerja papa dan melihat papa yang sedang melayang di plafon karena di cekik oleh sosok mister gepeng itu. Sosok itu melihat kearahku dengan mata berwarna merah yang sangat tajam lalu dia tertawa jahat.“papaaaahh”. Teriakku~ Aku terbangun dari tidurku dengan napas yang berat serta keringat yang bercucuran. Ternyata itu adalah mimpi. Aku langsung bergegas keluar dari kamarku untuk melihat keadaan papa. Aku membuka pintu kamar orang tuaku dan aku tidak melihat papa disana. Aku langsung menuju ke ruang kerjanya. Aku membuka pintu itu dan aku melihatnya sedang mengerjakan sesuatu didepan kompute
Aku dan alex menuju ke lantai dua dan menuju kekamar tamara. Lagi-lagi pintu kamarnya terkunci. Alex mendobrak pintu kamar tamara lagi dan begitu pintu kamarnya terbuka. Betapa terkejutnya aku dan alex melihat kamar tamara yang sudah kacau balau, barang-barang yang jatuh, cermin yang pecah, banyak darah dan lampu yang rusak hingga aku dan alex melihat jendela balkon kamar tamara yang terbuka dan ada bekas darah yang mengarah kesana. Kami langsung mengikuti jejak darah itu hingga ke balkon kamar tamara yang berada di lantai dua. Aku dan alex melihat ke arah kolam renang dan kami sangat terkejut. Aku menutup mulutku dan mataku terbelalak saat melihat kolam renang tamara dipenuhi dengan darah berwarna merah. Alex sangat cemas dan mengajakku untuk langsung menuju ke kolam renang. Kami berlari menuruni anak tangga menuju ke samping rumah untuk menuju ke kolam renang. Kami melihat tamara yang tergeletak di tep
“awalnya sih ga ada apa-apa, semua berawal dari saat aku menyalakan musik diradio. Aku bernyanyi seperti biasa mengikuti alunan musik di radio itu. Hingga pada saat dimana radio itu mengeluarkan suara RSRSKSKRKSKS aku berpikir mungkin sinyal radio hilang karena hujan. Aku mencoba untuk mencari saluran radio lain dan ada suara musiknya tetapi selang beberapa menit suara itu muncul lagi. Aku teringat suara itu ketika kita mencoba untuk menelpon mister gepeng di toilet. Suaranya mirip seperti itu. Lalu aku mematikan radio itu dan pergi kedapur untuk mengambil makanan. Saat aku mengambil makanan, tiba-tiba saja televisi hidup dengan sendirinya dan aku segera menuju kedepan televisi untuk mematikannya. Saat aku melihat layar televisi itu, layarnya hitam, gelap lalu muncul sepasang mata berwarna merah. Aku ketakutan dan langsung mematikan televisi itu dan berlari menuju kekamarku. Lalu aku mendengar ponselku berbunyi. Aku segera meraih ponselku dan melihat siapa yang menelponk
Alex langsung berusaha sekuat tenaga untuk menghancurkan cermin itu dan saat cermin itu hancur betapa terkejutnya aku, alex dan vino saat melihat lidya ynag berada di sana. Lidya telah terbekap dibalik cermin itu. Vino langsung membopong lidya dan menidurkannya di lantai sembari mengecek denyut nadi lidya.“masih hidup”. Ucap vino“hubungin ambulance aja vin!”. Ucapku pada vino Vino langsung menghubungi ambulance, sementara aku dan alex masih berusaha menghancurkan batu-batu keramik serta menggali. 30 menit telah berlalu. Ambulance yang ditelepon oleh vino tak kunjung datang. Kami terus menggali tanpa lelah di tengah hujan yang sangat deras ini.“lex!!!”. Panggilku“liat!!”. Ucap vino menunjuk kearah tanah galian kami Kami langsung menggali lagi dan sampai saat c
Dulu pada saat tahun 1990 terdapat sebuah proyek pembangunan gedung sekolah. pak danu memang bekerja disana di bagian lapangan. Pak danu memang dekat dengan pak dierja. Pak danu dan pak dierja sering mengobrol bersama meski hanya membahas mengenai pekerjaan. Pak dierja adalah seorang manajer di proyek ini. Dia adalah orang yang ramah, pengertian dan tetap rendah hati meski memiliki jabatan yang tinggi. Di sisi lain pak danu juga memiliki atasan bernama pak gumilar yang merupakan adik dari pak dierja. Pak gumilar ini menjabat sebagai kepala bagian operasional. Suatu hari saat itu sudah sore. Pak danu masih mengendarai bulldozer atau alat berat yang biasa digunakan pada proyek-proyek pembangunan untuk meratakan tanah di proyek itu. Saat pak danu sedang fokus dengan bulldozernya tiba-tiba ponselnya pak danu berbunyi. Pak danu terkejut dan sedikit panik karena getaran dari mesin bulldozer dan ponselnya juga. Pak d
Aku dan alex lalu menoleh kearah vino.“sini deh, kayanya ini bagus deh”. Ucap vino“jangan bercanda deh vin”. Ucapku pada vino“maksudku beritanya kayanya ini deh”. Jelas vino Lalu aku dan alex langsung menghampiri vino dan melihat berita itu di situs internet yang dibuka oleh vino.“di berita ini ada tersangkanya”. Ucap vino“coba baca deh”. Lalu aku membaca berita itu dengan teliti dan di berita itu dijelaskan beberapa kronologi saat pak dierja menghilang menskipun tidak detail. Didalam berita tersebut juga terdapat tersangka atas hilangnya pak dierja pria itu berinisial D dan merupakan teman kerjanya pak dierja juga.“tapi inisial D kan pasti banyak ya”. Ucap vino&nb
“awalnya sih ga ada apa-apa, semua berawal dari saat aku menyalakan musik diradio. Aku bernyanyi seperti biasa mengikuti alunan musik di radio itu. Hingga pada saat dimana radio itu mengeluarkan suara RSRSKSKRKSKS aku berpikir mungkin sinyal radio hilang karena hujan. Aku mencoba untuk mencari saluran radio lain dan ada suara musiknya tetapi selang beberapa menit suara itu muncul lagi. Aku teringat suara itu ketika kita mencoba untuk menelpon mister gepeng di toilet. Suaranya mirip seperti itu. Lalu aku mematikan radio itu dan pergi kedapur untuk mengambil makanan. Saat aku mengambil makanan, tiba-tiba saja televisi hidup dengan sendirinya dan aku segera menuju kedepan televisi untuk mematikannya. Saat aku melihat layar televisi itu, layarnya hitam, gelap lalu muncul sepasang mata berwarna merah. Aku ketakutan dan langsung mematikan televisi itu dan berlari menuju kekamarku. Lalu aku mendengar ponselku berbunyi. Aku segera meraih ponselku dan melihat siapa yang menelponk
Aku dan alex menuju ke lantai dua dan menuju kekamar tamara. Lagi-lagi pintu kamarnya terkunci. Alex mendobrak pintu kamar tamara lagi dan begitu pintu kamarnya terbuka. Betapa terkejutnya aku dan alex melihat kamar tamara yang sudah kacau balau, barang-barang yang jatuh, cermin yang pecah, banyak darah dan lampu yang rusak hingga aku dan alex melihat jendela balkon kamar tamara yang terbuka dan ada bekas darah yang mengarah kesana. Kami langsung mengikuti jejak darah itu hingga ke balkon kamar tamara yang berada di lantai dua. Aku dan alex melihat ke arah kolam renang dan kami sangat terkejut. Aku menutup mulutku dan mataku terbelalak saat melihat kolam renang tamara dipenuhi dengan darah berwarna merah. Alex sangat cemas dan mengajakku untuk langsung menuju ke kolam renang. Kami berlari menuruni anak tangga menuju ke samping rumah untuk menuju ke kolam renang. Kami melihat tamara yang tergeletak di tep
Aku membuka pintu kamarku, aku melihat seluruh rumah ini sangat gelap, usang dan sangat kotor. Lalu aku pergi mencari papa dan mama.“paah, maah”. Teriakku sambil mengitari lantai dua ini Aku membuka ruang kerja papa dan melihat papa yang sedang melayang di plafon karena di cekik oleh sosok mister gepeng itu. Sosok itu melihat kearahku dengan mata berwarna merah yang sangat tajam lalu dia tertawa jahat.“papaaaahh”. Teriakku~ Aku terbangun dari tidurku dengan napas yang berat serta keringat yang bercucuran. Ternyata itu adalah mimpi. Aku langsung bergegas keluar dari kamarku untuk melihat keadaan papa. Aku membuka pintu kamar orang tuaku dan aku tidak melihat papa disana. Aku langsung menuju ke ruang kerjanya. Aku membuka pintu itu dan aku melihatnya sedang mengerjakan sesuatu didepan kompute
Kami sudah tiba di sekolah. aku melihat alex membawa mobilnya bersama vino dan juga lidya. aku tidak menyangka jika lidya akan menuruti perkataan tamara.“jas hujan ada ?”. tanyaku pada tamara“ambil di belakang tuh ada dua kebetulan”. Jawab tamara sembari melepaskan sabuk pengamannya. Aku mencoba mengambil jas hujan yang terletak di jok belakang mobil dan aku mengenakannya serta bersiap untuk turun dari mobil. Tak lupa juga dengan senter yang aku pegang saat ini. Aku turun dari mobil tamara dan menuju ke koridor kelas. Suasana di sekolah ini sangat sepi, gelap dan juga menyeramkan ditambah lagi dengan hujan deras serta petir dan kilat yang terus menyambar.“din!!”. Panggil alex“iyaaa”. Teriakku sambil melambaikan tangan untuk menyuruh mereka kemari 
DOAGG....DAGGG....DAGGG“adinee?”. Panggil mama sambil menggedor pintu kamar mandi yang berada didalam kamarku“hufftt”. Aku menghela napasku“iyaa ma, sebentar, baru selesai mandi”. Teriakku dari dalam kamar mandi“jangan lama-lama mandinya, ini mama buatin teh hangat”. Teriak mama“iyaa ma”. Jawabku singkat Aku yang sudah penasaran akan bayangan tadi mungkin itu hanyalah halusi nasiku saja karena ini sudah larut. Dan untungnya mama datang memanggilku. Kalau tidak, aku tidak tahu akan melihat apa dibalik tirai ini. Aku meninggalkan kamar mandi. Menuju kamar dan berganti pakaian tidur. Aku meminum teh hangat yang diantar oleh mama kekamarku. Rasanya enak, meredakan suhu dingin di tubuhku karena AC di kamar ini. Aku yang telah berganti pakaian t
Aku terdiam dan tidak mengeluarkan satu kata pun. Alex tahu bahwa aku takut. Tapi ini hanyalah sebuah permainan dan dari awal harus memainkannya dengan sportif. Teman-temanku menerima segala tantangan yang diberikan. Jika aku mendapatkan tantangan maka aku juga harus menjalankan tantangan itu.“oke, tapii, tau sendiri kan, aku ga boleh di sekolah sampe sore, apalagi sampe malem, papa sama mamaku bakal ngomel nanti. gimana dong”. Tanyaku pada teman-temanku Alex hanya terdiam melihatku. Dia hanya pasrah mengikuti keinginanku.“gini aja din, nanti tamara jemput kamu deh, soal ijin ke papa mama kamu, ngeles aja dikit, bilang aja mau makan malem bareng kita”. ucap vino“okee kalo gitu”. Jawabku sambil tersenyum“nahhhh, gituu dong, kalo gini kan kita bisa tau nih, itu beneran apa engga nya haha, lagian aku juga penasaran banget”. Ucap tamar