"Kamu lagi apa, kenapa diluar?" tanya Mira.
Leo yang tidak berniat menjawab pertanyaan Mira langsung berdiri dan berjalan masuk ke dalam rumah Leo hanya melihat ke arah Mira sekilas kemudian tersenyum.
Leo sedang banya pikiran bagaimana dirinya akan membawa hubungannya dengan Sinta jika dilanjutkan pasti nasibnya juga akan sama dengan Mira.
Ada apa dengan anak itu batin Mira karena hari sudah malam Mira pun masuk ke dalam kamarnya setelah mengganti baju Mira langsung membaringkan tubuhnya diranjang tidak lama kemudian matanya sudah terpejam.
Hari berganti besok pagi adalah acara yang setian tahun diadakan diperusahan milik Tuan Abian.
Sementara Mira dan Leo mereka sudah sangat akrab Mira sudah menganggap Leo sebagai kakaknya begitu juga denga Leo dirinya sudah menganggap Mira sebagai adik kecilnya yang harus dilindungi umur mereka terpaut tiga tahun dan Leo lebih tua dari Mira.
"Hari ini Kakak mau kemana?" tanya Mira
Adelio memutuskan untuk pergi dari rumahnya karena merasa akan ada sesuatu yang terjadi kepada Mira, dengan meninggalkan sepucuk surat agar kedua orang tuanya tidak perlu mencarinya Adelio akan kembali saat acara pernikahan itu digelar.Hari pertama Adelio tiba di apartemen yang Adelio beli secara diam-diam Apartemen Adelio berada tepat di depan kantor milik Tuan Abian dirinya langsung membersihkan badannya dan memikirkan apa yang akan dirinya lakukan setelah menikah nanti Adelio sangat yakin kalo dirinya tidak bisa menjadi suami sepenuhnya untuk Sherly.Setelah memikirkannya sebuah ide terlintas dibenaknya ya Adelio akan membuat kontrak dengan Sherly jika dia menolak maka pernikahan ini dibatalkan.Adelio tersenyum bahagia jadi dengan kontrak seperti itu dirinya tidak akan merasa bersalah kemudian mengambil ponsel yang ada dimeja dan menghubungi temannya yang pengacara untuk membantu Adelio membuat kontrak itu.Tidak terasa hari sudah malam Adelio memutu
Pagi ini keluarga besar Abian Lii sudah berkumpul diruang tamu bahkan mereka hampir tidak bisa memejamkam matanya mereka berjaga semalaman kecuali Mira tentunya.Mira semalam tidur sangat nyenyak setelah bertemu dengan Adelio, Mira selalu tersenyum ketika mengingat tangan kekar Adelio mengusap perutnya entah mengapa ada perasaan bahagian dihati Mira.Pagi ini Mira menggunakan gaun pemberian Nyonya Giani dan rambutnya disanggul kebelakang memamerkan leher jenjangnya dengan riasan yang menambah Mira semakin cantik jam tujuh Mira baru turun dari kamarnya dan senyum selalu menghiasi langkahnya."Kenapa kamu seperti bahagia sekali hari ini Kakak lihat dari tadi kok senyum-senyum terus?" tanya Leo, dirinya merasa ada yang aneh dengan adik tirinya itu."Ya Mira bahagia karena sebentar lagi Mira akan diperkenalkan kepada rekan bisnis papa sebagai anak kandungnya!" jawab Mira sekenanya sebenarnya bukan itu yang membuatnya tersenyum terus menerus ada hal lain
"Papa Dani...!" suara Mira tercekat ditengorokan kejadian memilukan itu kembali berputar-putar dibenak Mira."Jangan panggil saya dengan sebutan itu lagi!" suara Dani memenuhi ruangan sempit itu.Dani maju beberapa langkah Mira berjalan mundur mengikuti langkah kaki Dani tapi sial tubuh Mira sudah sampai ditembok dan dirinya sekarang terjepit."Bukan kah Papa tadi bilang akan berdamai denga Papa Abian?" Mira kembali membuka suaranya."Tentu, saya akan berdamai dengan keluarga Papamu setelah menghilangkan nyawamu tentunya!" ucap Dani.Tangan Dani sudah memegang tembak ditangannya dengan sekali tarikan peluru itu sudah bisa menghilangkan nyawa Mira."Sungguh miris saya melihatmu baru bertemu dengan kedua orang tua kandung tapi sekarang kamu harus menyusul Mama Nia hahaha!" kembali tawa Dani memenuhi ruangan itu.Mira sudah menutup telinganya dari tadi dan kepalanya digeleng-gelengkan.Ale
Mira mengerjapkan matanya dan melihat sekelilingnya Mira tahu dirinya berada di rumah sakit, kepala Mira terasa sangat sakit kemudian Mira mengingat apa yang barusan terjadi dengan perlahan Mira bangun dari ranjang dan memutar knop pintu. Bertepatan dengan itu Leo juga akan masuk ke ruangan Mira. "Leo dimana suamiku?" tanya Mira dengan suara parau. Mira sendiri tidak yakin apakah Alex bisa selamat mengingat Alex mendapat tiga tembakan sekaligus. Leo yang ditanya hanya berdiam diri Leo bingung harus menjelaskan kepada adik iparnya itu. "Kenapa kakak cuma diam, bawa Mira ke Mas Alex, Kak!" ucap Mira menggoyang-goyangkan tangan Leo. "Iya kakak akan bawa tapi kamu janji sama kakak untuk kuat ya!" ucap Leo, Mira hanya mengangguk menanggapi ucapan Leo. Mira sangat ingin melihat keadaan suaminya Mira masih berharap besar kepada tuhan jangan dulu mengambil nyawa suaminya, tapi harapannya sirna ketika melihat Ale
Setelah sarapan Mira kembali merenung melihat dari kaca kendaraan yang lalu lalang di jalanan. Selama tiga hari meninggalnya Alex, Mira sangat berharap dapat dipertemukan kembali walau hanya lewat mimpi seandainya hantu itu nyata Mira rela jika kamu menghantuiku Mas batin Mira. Sekelibat pemikiran apakah dirinya hamil membuat Mira semangat ingin keluar dari rumah sakit ini Mira sudah membereskan barangnya tinggal menunggu Leo menjemputnya. "Bagaimana keadaanmu, apa masih ada yang sakit?" tanya Leo ketika sudah memasuki ruangan itu. Memcium aroma parfum Leo membuat Mira kembali mual tapi dirinya bisa menahan dengan minum sisa teh tadi. "Sudah lumayan baik kak, yang sakit disini!" jawab Mira tangannya menunjuk ke dadanya. Leo langsung menghampiri Mira dan memeluknya tangannya mengusap-usap punggung Mira, Leo berharap dengan cara ini bisa mengurangi beban adiknya sebenarnya Leo juga tidak lebih baik dari Mira, Leo diting
Malam ini Mira akan bicara dengan kedua orang tuanya setelah makan malam Mira mengajak kedua orang tuanya ke dalam kamarnya."Ada apa nak?" tanya Tuan Abian."Gini ma, pa, Mira berencana ingin pergi dari kota Mira ingin mencari suasana yang sejuk dan menenangkan!" jawab Mira.Nyonya Giani dan Tuan Abian saling berpandangan di dalam pikiran mereka sama mungkin Mira ingin menenangkan diri setelah kehilangan suaminya."Jika itu bisa membuatmu bahagia maka papa dan mama hanya bisa berpesan kepadamu jaga dirimu baik-baik jika membutuhkan sesuatu langsung hubungi papa ya!" ucap Tuan Abian.Mira langsung menghambur memeluk kedua orang tuanya Mira sangat beruntung mereka tidak memberatkan langkahnya."Terimakasih Ma, Pa!" jawab Mira.Tidak lama kemudian Nyonya Giani dan Tuan Abian meninggalkan Mira sendiri di dalam kamar Mira mulai memasukkan beberapa pakaian miliknya dan juga perlengkapan lainnya Mira tidak membawa banyak b
Mira tidak naik pesawat melainkan menaik kapal Mira akan membutuhkan waktu satu hari penuh untuk sampai ke desa terpencil.Di dalam kapal tidak banyak orang hanya ada sekitar lima puluh orang badan Mira sudah terasa begitu capek apalagi dengan keadaan berbadan dua tapi Mira berusaha untuk menguatkan dirinya dengan sering mengusap perut yang masih rata.Jam lima sore Mira baru turun dari kapal dan langsung disambut dengan berbagai kendaraan darat Mira menghampiri salah satu bapak-bapak yang ada disana."Permisi pak, saya mau tanya apa ada rumah yang akan disewakan disini?" tanya Mira."Oh iyaa ada mbak mari saya antar!" jawab sopir itu dengan ramah tanpa pikir dua kali Mira langsung menaikki mobil terbuka itu.Perjalanan dari tempat kapal ke rumah yang akan disewakan membutuhkan waktu satu jam, Mira sampai dirumah minimalis dengan banyak tanaman bunga di depannya.Rumahnya tidak besar tapi sangat nyaman, Mira langsung jatuh
"Pernikahan kita hanya di atas kertas dan juga dihadapan lainnya kita sebagai pasangan suami istri tapi dibelakang mereka kita orang lain, setelah menikah nanti saya akan membawa kamu ke rumahku dan kita akan pisah ranjang!" Adelio menghela nafas panjang kemudian kembali melanjutkan kata-katanya."Jika kamu mau silahkan tanda tangan jika tidak mau mari kita batalkan saja sebelum semuanya terjadi!" ucap Adelio dengan nada dinginnya.Dengan lemas Sherly mengambil pulpen yang ada di depannya dan membubuhkan tanda tangan dikertas itu."Baik terimakasih tidak membuatku menjadi sulit," ucap Adelio kemudian meninggalkan Mira dan beberapa lembar uang untuk membayar makanan.Aku akan membuatmu jatuh cinta berkali-kali padaku mas batin Sherly dengan tersenyum miris.Hari berganti minggu minggu berganti bulan hari ini adalah acara pernikahan Sherly dengan Adelio.Adelio sudah duduk di depan penghulu dan juga Papa Sherly.
"Ngga Mas, biar Azmar di antar Pak Agu saja ya," pinta Mira, Adelio tidak bisa menolak kemauan istrinya jadi dirinya hanya bisa mengangguk dan naik kembali ke atas ranjang.Setelah itu Adelio menelepon sekolah Azmar, agar menyiapkan makan siang untuk Azmar setelah itu Adelio keluar kamar untuk memberitahukan kepada Azmar kalau Mamanya lagi sakit, dan Papanya tidak bisa mengantarnya ke sekolah, untungnya Azmar sudah bisa mengerti dan sudah mandiri.Adelio kembali ke kamar dengan membawa satu mangkok berisi bubur ayam, Adelio mengambil satu sendok dan menyuapi Mira.Baru suapan yang ke dua perut Mira seperti menolak bubur itu, Mira langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua yang ada diperutnya sampai tidak tersisa.Adelio langsung berlari ke kamar mandi dan membantu Mira, Mira kembali ke ranjang dengan berpegangan tangan Adelio."Dek kamu mau periksa ke dokter, kayanya sakitmu parah dan tidak seperti biasanya," sara
Bibir Mira tersenyum, dirinya sangat mengharapkan allah memberika zuriat padanya, tangan Mira mengusap perutnya kemudian meletakkan kembali sepatu bayi itu pada tempatnya, dan kembali keliling menemani Azmar bermain.Dua jam mereka keliling mal dan kaki sudah mulai terasa lelah apalagi Cila yang sedang hamil muda, mereka langsung berbelanja yang mereka butuhkan, setelah itu mereka pulang.Tut... Tut... Tut...Mira menelepon Adelio setelah mereka sudah sampai di rumah Mamanya, panggilan kedua baru diangkat oleh Adelio."Halo... Ada apa Dek?" tanya Adelio yang masih duduk diruang kerjanya."Mas nanti pulangnya ke rumah Mama ya, aku lagi main ke rumah Mama," perintah Mira."Iya oke sayang, mulai besok kamu jangan jemput Azmar lagi ya, tadi kata Mbak Tika kamu yang jemput Azmar, benar?" tanya Adelio dengan nada lembut."Iya Mas, kan kemarin aku sudah janji sama Mama setelah jemput Azmar aku mau main," jelas Mir
"Ngga apa-apa Kok Pah, kan Azmar sudah besar," jawab Azmar kemudian mereka makan malam dengan diam.Selesai makan malam Mira dan Adelio langsung masuk ke dalam kamar, saat pintu baru saja terkunci Adelio langsung menggendong tubuh Mira."Ya ampun sayang," ucap Mira dengan kaget karena tidak siap dengan apa yang dilakukan Adelio."Kenapa?" tanya Mira ketika Adelio sudah membaringkannya diranjang, tangan Mira mengusap-usap pelan kepala Adelio."Ngga apa-apa sayang, pengin dimanja aja sama kamu," jawab Adelio dengan menenggelamkan wajahnya ke dada Mira."Sayang Aku pengin punya dede kata Kak Cila, Ali juga mau punya adik lagi, tadi wa ke aku," bisik Mira ditelinga Adelio."Kalau begitu ayo kita buat," ucap Adelio.Tanpa menunggu jawaban Mira, Adelio sudah membungkam mulut Mira dengan mulutnya, dan mulai menciumi setiap inci tubuh Mira.Adelio selalu dibuat kagum dengan keindahan tubuh Mira membuat dirinya tidak p
Nyonya Giani melihat tingkah anaknya dengan wajah bingung, jadi dirinya ikut berjalan dibelakang Mira dan langsung menepuk kepalanya melihat tingkah anaknya yang pelupa ini."Kamu ada saja masa lagi makan sampai lupa," ujar Nyonya Giani dengan duduk di kursi yang berada di depan Mira."Iya Ma, saking senengnya kedatangan Mama sampai lupa kalau lagi makan," ucap Mira dengan nada malu."Oh iya Mir besok main ya ke rumah Mama, biar Mama ngga sendirian di rumah," perintah Nyonya Giani."Iya Ma, besok setelah menjemput Azmar, Mira main ke rumah Mama, sudah lama juga ngga main," jawab Mira.Selesai makan Mira berjalan ke arah dapur dan membuatkan kopi kesukaan Mamanya, setelah itu mereka mengobrol sampai jam setengah dua karena Mira harus menjemput Azmar.Nyonya Giani yang tidak mau sendiri ikut menjemput Azmar begitu juga dengan Ali, lima belas menit kemudian mobil yang dikendarai Mira sudah sampai disekolah Azmar.&n
"Ya allah Nak kenapa kamu melakukan itu semua," gumam Mamanya Mila tetapi Mira dapat mendengarnya dengan jelas.Mira mendekat ke arah Mamanya Mila dan memeluknya, Mira Membawa tubuh renta itu ke dalam pelukannya dan mengusap-usap punggungnya dengan pelan."Kalau begitu kami pamit terbih dahulu," pamit dokter itu, setelah kepergian dokter kami semua masuk ke dalam ruangan Mila.Tubuh kaku Mila sudah tertutup dengan kain putih tipis, Mama Mila melepaskan dirinya dari Mira dan berlari menuju brangkar dan menangis disana.Jam satu lebih Adik dan Kakak dari Mamanya Mila mulai berdatangan, karena merasa sudah tidak dibutuhkan kembali Mira dan Adelio pamit.Saat kaki ingin melangkah keluar dsri rumah sakit, suara Nyonya Kim menghentikan langkah Mira, Nyonya Kim berlari ke arah Mira."Mira tunggu," ucap Nyonya Kim kemudian memeluk tubuh Mira."Maafkan Mami sayang, seharusnya Mami tidak melakukan ini s
Kemudian Adelio mengajak Mira untuk duduk dikursi tunggu, meninggalkan Nyonya Kim yang terdiam mematung.Nyonya Kim merasa kalah berdebad dengan anaknya, apa benar yang dikatakan anaknya bahwa dirinyalah yang ikut adil dalam kecelakaan Mila kali ini, tapi sifatnya yang tidak mau kalah lebih besar jadi Nyonya Kim ini semua terjadi karena menantunya.Semua yang ada disana hanya diam menunggu dokter keluar dari ruangan IGD, Adelio melihat jam dipergelangan tangannya menunjukkan jam sebelas malam, Adelio pamit untuk menelepon rumah takut Azmar terbangun."Halo Mbak, Azmar tidak menanyakan kami kan?" tanya Adelio saat teleponnya sudah tersambung."Tidak Pak, malah belum bangun si dede Azmar," jawab Mbak Tika diseberang sana.Setelah mengentahui semua baik-baik saja Adelio mematikan sambungan teleponnya, dan kembali ke depan ruangan IGDJam setengah dua belas terdengar derap langkah yang menunu ke depan ruangan, saat Mira melihat ke ar
Mira tidak dapat mendengar suara Maminya tapi satu hal yang membuat dirinya terkejut saat Adelio berkata dengan nada keras, kecelakaan."Kamu darimana saja Adelio, kenapa kamu baru angkat telepon Mami, cepat datang ke jalan Y, Si Mila kecelakaan dia menabrak pembatas jalan," ucap Mami diseberang sana."Hah kecelakaan, ya sudah nanti Adelio akan datang kesana," jawab Adelio kemudian mematikan sambungan teleponnya."Kenapa bisa kecelakaan," gumam Adelio."Siapa Mas yang kecelakaan?" tanya Mira dengan nada panik."Si Mila gadis yang kemarin dikenalkan ke Mas, dan Mami menyuruh Mas untuk datang ke tkp," ujar Adelio."Nanti aku akan mengantar kalian ke rumah terlebih dahulu, setelah itu Mas akan pergi kesana," lanjut Adelio."Tidak aku juga akan ikut kesana," ucap Mira, dirinya merasa tidak rela suaminya pergi menemui seorang yang pernah dikenalkan untuk menjadi istri kedua."Kamu capet Dek, lebih baik kamu d
Melihat Mira sudah tertawa membuat hati Adelio merasa lega, berarti Mira sudah tidak sedih lagi dengan kejadian semalam, Adelio ikut tertawa dan memeluk tubuh Azmar.Saat mereka berpelukan aroma masakan gosong masuk ke indera penciuman, Mira langsung melepaskan pelukannya dan melihat ke arah kuali yang berisi telor yang sudah berwarna hitam."Ya ampun ini siapa yang masak?" tanya Mira dengan mematikan kompor dan meletakkan kuali panas itu diwetafel."Maaf Dek, Mas ngga lupa hehe," jawab Adelio dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal."Lebih baik kalian pergi ke meja makan saja, biar Mama yang buat sarapannya," perintah Mira.Setelah itu Mira membereskan kekacauan yang dibuat oleh Adelio, tidak membutuhkan waktu lama nasi goreng spedial dengan telor dadar di atasnya sudah jadi, Mira membawa tiga piring dan mulai mengambilkan nasi goreng untuk Adelio dan Azmar.Mereka sarapan dengan diam hanya ada suara deting
kemudian Adelio berbalik menghadap ke Mira dan melihat istrinya sedang mengusap air matanya, Adelio berlari dan langsung memeluk tubuh Mira, Nyonya Kim terlihat emosi begitu juga dengan Mila yang wajahnya memerah karena marah.Mila merasa sangat sakit dirinya dibilang murahan oleh pria yang dirinya cintai, dan dia bicara di depan istrinya dan juga Mamanya.Mila tanpa pamit langsung berlari keluar dari rumah Tuan Kim dan mengeluarkan kunci mobil dari dalam tas, dan membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi.Sedangkan Adelio setelag merasa Mira mulai tenang langsung mengajaknya keluar dari rumah Maminya, begitu juga dengan Azmar, mereka sampai di rumah jam setengah sebelas malam."Mbak tolong tidurkan Azmar di kamarnya ya," perintah Adelio karena sejak tadi Mira hanya terdiam dan masuk ke dalam kamarnya.Sebelum dikunci Adelio masuk ke dalam kamar dan memeluk kembali tubuh Mira, Mira tidak menolak karena ini yang dirinya inginkan saat ini.