"Dini ayo Kita pulang?" ajakku ke Dini selesai pemakaman Ibu Dini belum mau pulang sampai matahari sudah mau tenggelam.
"Aku ngga mau Mas, ini semua karena kesalahan yang Aku buat huu.. huu..! " tolak Dini.
"Apa dengan Kamu menangis seperti ini Ibu bakal bangun lagi, ngga akan Dini lebih baik sekarang Kita pulang do'akan Ibu biar tenang di sana!" bujukku dan setelah lama akhirnya Dini mau pulang.
Tok.. Tok.. Tok..
Seseorang mengetuk pintu Aku pun berjalan dan membukanya di depan sudah ada pria berbadan tegak Aku pernah melihatnya tapi lupa di mana."Saya Anton yang bekerja di Ibu Mira Saya diperintahkan oleh Ibu Mira untuk datang ke sini, Saya tidak bisa berlama-lama jadi terima ini dari Ibu Mira!" jelas pria tersebut tanpa Aku memintanya.
Terimakasih Mira meski Kamu jauh di sana tapi Kamu masih peduli denganku batinku berbunga-bunga.
"Baik Saya terima, berikan salamku ke Mira!" jawabku pria tadi pun mengangguk langsung pami
Tidak lama kemudian dokter keluar Alex langsung berlari dan bertanya dengan nada sangat panik."Apa yang terjadi dengan istriku Dok?" tanya Alex dokter yang ditanya malah tersenyum dan mengajak Alex berjabat tangan. Alex yang sedang panik pun bertanya lagi ke dokter."Dok ada apa sebenarnya dengan istri Saya kenapa dokter malah mengajakky berjabat tangan" ucap Alex dengan nada mulai meninggi tapi dokter tersebut tetap tersenyum."Selamat istri Bapak positif hamil Pak!"Lima kata yang diucapkan dokter tersebut mampu membuat tubuh Alex meluruh ke lantai dan mengeluarkan air mata saking bajagianya Alex pun dibantu bangun oleh dokter dan perpelukan di depan ruangan tersebut Mira masih terbaring lemah diranjang matanya masih tertutup jadi Mira tidak mendengar semua ucapan dokter."Terimakasih dokter terimakasih!" berulang kali Alex mengucapkan syukur Dia sebentar lagi akan menjadi seorang Ayah."Ada apa ini Lex kenapa Kamu menangis apa terjad
"Mas!" panggilku dengan nada bergetar dari tadi Mas Alex mengusap-usap tanganku memberikan Aku ruang untuk menenangkan diri ini dari keterkejutan ini."Iya Sayang Kamu sudah ngga apa-apa kan Kamu yang kuat ya!" ucap Mas Alex."Aku mau ketemu Papa Mas!" ucapku masih dengan air mata yang mengalir."Iya iyaa Kita akan ke rumah sakit, tenangkan dulu diri Kamu!" ucap Mas Alex lagi, Aku oun mengangguk menghela nafas panjang membuat jantungku sedikit tenang. Tapi tetap saja pikiran buruk yang terjadi kepada Papa masih menghantuiku saat Mama menelfon Papa belum sadar.Setelah bersiap-siap Mira dan Alex kembali ke rumah sakit bahkan Alex belum sempat untuk mengganti bajunya dua jam kemudian mereka sudah sampai dan bertepatan dengan brangkar yang berisi Papa dipindahkan ke ruang inap. Mira langsung memeluk Mamanya mengikuti para perawat yang mendorong brangkar."Ma bagaimana keadaan Papa?" tanya ku sebelum memasuki ruangan, Mama pun berhenti dan
Mira hampir limbung ke belakang saat memikirkan apa yang barusan Dia dengar untung ada tangan kekar yang menangkap pinggangnya.Mira langsung berbalik dan memeluk tubuh itu yaa Mira tahu bahwa itu Suaminya."Kamu kenapa?" tanya Alex dengan raut bingung tadi di ke kantor hanya meeting sebentar.Alex kembali ke rumah sakit ingin menjemput istrinya tapi sesampainya lorong menuju ruangan Papanya Alex mendapati istrinya hanya berdiri di depan pintu."Ahh nanti saja Aku kasih tahu Mas kalo sudah jelas, kok Mas sudah di sini?" tanya Mira yang sudah bisa menguasai dirinya."Ada apa jangan ada rahasia diantara suami istri?" ucap Alex Mira hanya mengangguk mendengar ucapannya suaminya.Kemudian mereka berdua masuk Mama dan Papa cukup terkejut melihat Mira dan Alex masuk bersamaan apakah mereka mendengar ucapan mereka tadi pikir kedua orang tua Mira."Kok kalian bisa barengan?" tanya Mama dengan wajah yang dibuat sebiasa mungkin."O
Sementara Alex yang baru sampai di kantor langsung masu keruangannya yang berada dilantai lima belas.Tok... Tok... Tok..Alex pun menyuruh masuk dan munculan sosok wanita cantik dengan balutan baju yang sangat pas dengan lekuk tubuhnya Dia adalah Rima asisten sementara Alex yang baru masuk satu hari yang lalu entah mengapa Doni ingin resing dari pekerjaannya padahal gajinya lumayan."Ada apa?" tanya Alex tanpa melihat ke arah Rima."Pimpinan perusahaan Z.N akan datang pak setelah makan siang!" ucap Rima dan seketika Alex mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Rima. dan Rima langsung tersenyum menggoda."Tinggalkan ruangan ini sekarang!" ucap Alex dengan nada meninggi setelah memastika Rima keluar Alwx membanting gelas yang ada dimeja.Untuk apa Z.N datang ke sini apa kah ingin mencari masalah kembali batin Alex.Ya perusahaan Z.N dengan perusahaan milik Alex mereka sangat bermusuhan dari dulu
Samar Mira mendengar suara gaduh Mira mulai membuka matanya perlahan kepalanya terasa sangat pusing Dia pun mengingat apa yang terjadi padanya setelah mengingat ucapan Mama tadi Mira langsung berteriak."Ahhhhh.. Mas!""Mbak sudah sadar ini minum dulu!" ucap Sinta memberikan segelas air putih."Sin dimana Mas Alex?" kenapa saat Aku panggil yang datang hanya Sinta."Mas Alex lagi keluar sebentar tadi ditelefon Papa Mbak!" Aku pun mengangguk mendengar jawaban Sinta."Sinta tolong antar Aku ke rumah Mama sekarang!" ucapku kemudian berdiri dari ranjang Sinta menahan tanganku tapi Aku memohon akhirnya Sinta menurut.Tadi Mama bilang ingin memberi tahu sesuatu sebelum selesai bicara terdengar teriakan Papa dengan membanting benda Aku yakin Mama pasti dalam bahaya sekarang.Sesampainya di rumah Mama lampunya mati Aku langsung berlari masuk ke rumah kenapa Mama tidak menyalakan lampu."Mira tolong..!" samar Aku menden
"Tolong biarkan anak ini lahir tolong jangan bunuh anakku Aku mohon jangan!" gumam Mira matanya masih tertutup rapat tubuhnya mengejang kejadian waktu dimobil terus beputar-putar dipikiran Mira itu membuat para dokter yang menangani semakin panik.Dua minggu ini Mira terbaring koma dengan luka tusukan dibagian perut yang cukup parah berbagai upaya dokter dan perawat menenangkan Mira tapi belum berhasil hingga seorang pria berbadan tegap yang membawa Mira ke rumah sakit ini memeluk tubuh Mira barulah kejang Mira mulai berkurang.Pria itu adalah Adelio yang menemukan Mira terbaring bersimbah darah di depan rumahnya tanpa pikir panjang waktu itu Adelio langsung menghubungi temannya yang berprofesi sebagai dokter karena luka Mira sangat parah jadi butuh beberapa tindakan operasi Adelio menyetujui semua yang disarankan Dio temannya.Tanpa banyak bertanya Dio langsung menjalankan tugasnya sebenarnya Dio ingin banyak bertanya tentang pasiennya ini karena ba
Adelio yang baru masuk keruangan Mira terkejut melihat Mira sudah duduk dikursi roda dan berganti pakaian."Apakah Kamu berganti pakaian sendiri?" tanya Adelio."Iyah Aku tanganku tidak sakit jadi bisa mengganti baju sendiri!" jawab Mira.Adelio langsung mendorong kursi roda ke taman, wajah Mira langsung berseri melihat betapa indahnya bunga-bunga yang ada di taman.Adelio mulai membantu Mira untuk jalan perlahan-lahan tapi karena Mira ingin segera sembuh Mira berlatih tanpa berhenti."Istirahat lah terlebih dahulu, jika kamu terlalu memaksakan malah proses penyembuhannya akan bertambah lama!"Mira yang mendengar ucapan Adelio langsung menurut duduk dikursi yang nerasa ditaman dan seorang perawat menghampiri mereka dan memberikan saran untuk terapi dikolam itu membuat tubuh menjadi ringan jika berada di dalam air.Mira langsung menatap dalam manik mata pria yang ada di depannya sekarang dia sangat butuh bantuannya untu terapi di
"Sudah selesai berkemasnya?" tanya Adelio berusaha agar dapat terlepas dari siksaan yang nikmat ini jika tidak segera dilepas Dia sendiri tidak yakin apakah bisa menahan dirinya sendiri."Sudah!" jawab Mira kemudian berjalan ke arah tas yang berada dikursi."Oke sekarang kita pulang ke rumahku ayo!" ajak Adelio sambil menggandeng tangan Mira.Tiga puluh menit kemudian mereka sudah sampai dirumah dua lantai dari depan tampak asri dengan berbagai tanaman di depan rumahnya."Apa kamu suka berkebun?" tanya Mira yang penasaran."Hanya mengisi waktu luang!" jawab Adelio."Ayolah masuk apa Kamu akan berdiam disitu sampai nanti malam!" ajak Adelio kemudian memeluk pinggang Mira.Mira yang tidak mengetahui Adelio akan memeluknya langsung melihat ke arah Adelio dan hidung Mira menempel dipipi Adelio."Ayo tapi jangan disini kita bisa melakukannya di dalam bukan!" ledek Adelio akhir-akhir ini Dia jadi punya hobi ba
"Ngga Mas, biar Azmar di antar Pak Agu saja ya," pinta Mira, Adelio tidak bisa menolak kemauan istrinya jadi dirinya hanya bisa mengangguk dan naik kembali ke atas ranjang.Setelah itu Adelio menelepon sekolah Azmar, agar menyiapkan makan siang untuk Azmar setelah itu Adelio keluar kamar untuk memberitahukan kepada Azmar kalau Mamanya lagi sakit, dan Papanya tidak bisa mengantarnya ke sekolah, untungnya Azmar sudah bisa mengerti dan sudah mandiri.Adelio kembali ke kamar dengan membawa satu mangkok berisi bubur ayam, Adelio mengambil satu sendok dan menyuapi Mira.Baru suapan yang ke dua perut Mira seperti menolak bubur itu, Mira langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua yang ada diperutnya sampai tidak tersisa.Adelio langsung berlari ke kamar mandi dan membantu Mira, Mira kembali ke ranjang dengan berpegangan tangan Adelio."Dek kamu mau periksa ke dokter, kayanya sakitmu parah dan tidak seperti biasanya," sara
Bibir Mira tersenyum, dirinya sangat mengharapkan allah memberika zuriat padanya, tangan Mira mengusap perutnya kemudian meletakkan kembali sepatu bayi itu pada tempatnya, dan kembali keliling menemani Azmar bermain.Dua jam mereka keliling mal dan kaki sudah mulai terasa lelah apalagi Cila yang sedang hamil muda, mereka langsung berbelanja yang mereka butuhkan, setelah itu mereka pulang.Tut... Tut... Tut...Mira menelepon Adelio setelah mereka sudah sampai di rumah Mamanya, panggilan kedua baru diangkat oleh Adelio."Halo... Ada apa Dek?" tanya Adelio yang masih duduk diruang kerjanya."Mas nanti pulangnya ke rumah Mama ya, aku lagi main ke rumah Mama," perintah Mira."Iya oke sayang, mulai besok kamu jangan jemput Azmar lagi ya, tadi kata Mbak Tika kamu yang jemput Azmar, benar?" tanya Adelio dengan nada lembut."Iya Mas, kan kemarin aku sudah janji sama Mama setelah jemput Azmar aku mau main," jelas Mir
"Ngga apa-apa Kok Pah, kan Azmar sudah besar," jawab Azmar kemudian mereka makan malam dengan diam.Selesai makan malam Mira dan Adelio langsung masuk ke dalam kamar, saat pintu baru saja terkunci Adelio langsung menggendong tubuh Mira."Ya ampun sayang," ucap Mira dengan kaget karena tidak siap dengan apa yang dilakukan Adelio."Kenapa?" tanya Mira ketika Adelio sudah membaringkannya diranjang, tangan Mira mengusap-usap pelan kepala Adelio."Ngga apa-apa sayang, pengin dimanja aja sama kamu," jawab Adelio dengan menenggelamkan wajahnya ke dada Mira."Sayang Aku pengin punya dede kata Kak Cila, Ali juga mau punya adik lagi, tadi wa ke aku," bisik Mira ditelinga Adelio."Kalau begitu ayo kita buat," ucap Adelio.Tanpa menunggu jawaban Mira, Adelio sudah membungkam mulut Mira dengan mulutnya, dan mulai menciumi setiap inci tubuh Mira.Adelio selalu dibuat kagum dengan keindahan tubuh Mira membuat dirinya tidak p
Nyonya Giani melihat tingkah anaknya dengan wajah bingung, jadi dirinya ikut berjalan dibelakang Mira dan langsung menepuk kepalanya melihat tingkah anaknya yang pelupa ini."Kamu ada saja masa lagi makan sampai lupa," ujar Nyonya Giani dengan duduk di kursi yang berada di depan Mira."Iya Ma, saking senengnya kedatangan Mama sampai lupa kalau lagi makan," ucap Mira dengan nada malu."Oh iya Mir besok main ya ke rumah Mama, biar Mama ngga sendirian di rumah," perintah Nyonya Giani."Iya Ma, besok setelah menjemput Azmar, Mira main ke rumah Mama, sudah lama juga ngga main," jawab Mira.Selesai makan Mira berjalan ke arah dapur dan membuatkan kopi kesukaan Mamanya, setelah itu mereka mengobrol sampai jam setengah dua karena Mira harus menjemput Azmar.Nyonya Giani yang tidak mau sendiri ikut menjemput Azmar begitu juga dengan Ali, lima belas menit kemudian mobil yang dikendarai Mira sudah sampai disekolah Azmar.&n
"Ya allah Nak kenapa kamu melakukan itu semua," gumam Mamanya Mila tetapi Mira dapat mendengarnya dengan jelas.Mira mendekat ke arah Mamanya Mila dan memeluknya, Mira Membawa tubuh renta itu ke dalam pelukannya dan mengusap-usap punggungnya dengan pelan."Kalau begitu kami pamit terbih dahulu," pamit dokter itu, setelah kepergian dokter kami semua masuk ke dalam ruangan Mila.Tubuh kaku Mila sudah tertutup dengan kain putih tipis, Mama Mila melepaskan dirinya dari Mira dan berlari menuju brangkar dan menangis disana.Jam satu lebih Adik dan Kakak dari Mamanya Mila mulai berdatangan, karena merasa sudah tidak dibutuhkan kembali Mira dan Adelio pamit.Saat kaki ingin melangkah keluar dsri rumah sakit, suara Nyonya Kim menghentikan langkah Mira, Nyonya Kim berlari ke arah Mira."Mira tunggu," ucap Nyonya Kim kemudian memeluk tubuh Mira."Maafkan Mami sayang, seharusnya Mami tidak melakukan ini s
Kemudian Adelio mengajak Mira untuk duduk dikursi tunggu, meninggalkan Nyonya Kim yang terdiam mematung.Nyonya Kim merasa kalah berdebad dengan anaknya, apa benar yang dikatakan anaknya bahwa dirinyalah yang ikut adil dalam kecelakaan Mila kali ini, tapi sifatnya yang tidak mau kalah lebih besar jadi Nyonya Kim ini semua terjadi karena menantunya.Semua yang ada disana hanya diam menunggu dokter keluar dari ruangan IGD, Adelio melihat jam dipergelangan tangannya menunjukkan jam sebelas malam, Adelio pamit untuk menelepon rumah takut Azmar terbangun."Halo Mbak, Azmar tidak menanyakan kami kan?" tanya Adelio saat teleponnya sudah tersambung."Tidak Pak, malah belum bangun si dede Azmar," jawab Mbak Tika diseberang sana.Setelah mengentahui semua baik-baik saja Adelio mematikan sambungan teleponnya, dan kembali ke depan ruangan IGDJam setengah dua belas terdengar derap langkah yang menunu ke depan ruangan, saat Mira melihat ke ar
Mira tidak dapat mendengar suara Maminya tapi satu hal yang membuat dirinya terkejut saat Adelio berkata dengan nada keras, kecelakaan."Kamu darimana saja Adelio, kenapa kamu baru angkat telepon Mami, cepat datang ke jalan Y, Si Mila kecelakaan dia menabrak pembatas jalan," ucap Mami diseberang sana."Hah kecelakaan, ya sudah nanti Adelio akan datang kesana," jawab Adelio kemudian mematikan sambungan teleponnya."Kenapa bisa kecelakaan," gumam Adelio."Siapa Mas yang kecelakaan?" tanya Mira dengan nada panik."Si Mila gadis yang kemarin dikenalkan ke Mas, dan Mami menyuruh Mas untuk datang ke tkp," ujar Adelio."Nanti aku akan mengantar kalian ke rumah terlebih dahulu, setelah itu Mas akan pergi kesana," lanjut Adelio."Tidak aku juga akan ikut kesana," ucap Mira, dirinya merasa tidak rela suaminya pergi menemui seorang yang pernah dikenalkan untuk menjadi istri kedua."Kamu capet Dek, lebih baik kamu d
Melihat Mira sudah tertawa membuat hati Adelio merasa lega, berarti Mira sudah tidak sedih lagi dengan kejadian semalam, Adelio ikut tertawa dan memeluk tubuh Azmar.Saat mereka berpelukan aroma masakan gosong masuk ke indera penciuman, Mira langsung melepaskan pelukannya dan melihat ke arah kuali yang berisi telor yang sudah berwarna hitam."Ya ampun ini siapa yang masak?" tanya Mira dengan mematikan kompor dan meletakkan kuali panas itu diwetafel."Maaf Dek, Mas ngga lupa hehe," jawab Adelio dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal."Lebih baik kalian pergi ke meja makan saja, biar Mama yang buat sarapannya," perintah Mira.Setelah itu Mira membereskan kekacauan yang dibuat oleh Adelio, tidak membutuhkan waktu lama nasi goreng spedial dengan telor dadar di atasnya sudah jadi, Mira membawa tiga piring dan mulai mengambilkan nasi goreng untuk Adelio dan Azmar.Mereka sarapan dengan diam hanya ada suara deting
kemudian Adelio berbalik menghadap ke Mira dan melihat istrinya sedang mengusap air matanya, Adelio berlari dan langsung memeluk tubuh Mira, Nyonya Kim terlihat emosi begitu juga dengan Mila yang wajahnya memerah karena marah.Mila merasa sangat sakit dirinya dibilang murahan oleh pria yang dirinya cintai, dan dia bicara di depan istrinya dan juga Mamanya.Mila tanpa pamit langsung berlari keluar dari rumah Tuan Kim dan mengeluarkan kunci mobil dari dalam tas, dan membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi.Sedangkan Adelio setelag merasa Mira mulai tenang langsung mengajaknya keluar dari rumah Maminya, begitu juga dengan Azmar, mereka sampai di rumah jam setengah sebelas malam."Mbak tolong tidurkan Azmar di kamarnya ya," perintah Adelio karena sejak tadi Mira hanya terdiam dan masuk ke dalam kamarnya.Sebelum dikunci Adelio masuk ke dalam kamar dan memeluk kembali tubuh Mira, Mira tidak menolak karena ini yang dirinya inginkan saat ini.