"Iya baiklah aku tidak akan menganggumu makan lagi, lanjutkan," ujar Adelio kemudian membenarkan letak duduknya.
"Oh iya tumben kamu kesini?" tanya Mira yang baru sadar dari tadi, ada keperluan apa Adelio datang.
"Hari ini kan minggu Aku mau ngajak kalian ke mall." jawab Adelio.
"Ke mall, tadi Aku baru saja jalan-jalan dengan Azmar," ucap Mira dan menatap Adelio.
"Minggu depan bukannya Kakakmu menikah, emang kamu tidak mau memberikan mereka kado?" bisik Adelio ditelinga Mira.
Mira langsung teringat benar bentar lagi Kakaknya mau menikah, dan dirinya belum tahu apa yang akan dirinya berikan kepadanya.
"Iya baiklah Aku akan ikut tapi tunggu Azmar bangun ya," ucap Mira dan Adelio mengangguk.
Jam satu siang Adelio sudah bangun, setelah tadi menyuruhnya makan siang terlebi
"Mira," ucap Adelio, dan Mira langsung menatap ke arah Adelio."Iya, ada apa?" tanya Mira matanya menatap ke lurus ke mata Adelio yang terlihat gelisah.Adelio menarik nafas panjang kemudian berkata "Aku... Aku mau tanya memang siapa pria yang kamu temui?" tanya Adelio."Oh dia Mas Ridho, mantan suamiku dulu yang pertama kami bertemu juga tidak sengaja kemarin," jelas Mira."Lalu apa saja yang kalian lakukan disana?" tanya Adelio kemudian menatap lurus ke jalan.Mira memalingkan wajahnya melihat lurus juga ke depan "Tidak ada kami hanya mengngobrol biasa, dia lagi mencari pekerjaan jadi aku memberikan kartu nama Kak Leo padanya," jelas Mira.Adelio merasa sangat lega saat Mira mau menjelaskannya semuanya "Tidak ada lagi?" tanya Adelio.Mira langsung menangkupkan tangannya dipipi Adelio, membuat Adelio terkejut dan langsung mengerem mobilnya."Aduhh," ucap Mira yang terbentur bagian depan mobilnya.
Bunga pun dilempar tapi tidak satupun yang berdiri disana mendapatkan bunganya, bunga itu menghampiri wanita yang sedang mengambil makanan.Mira merasa bingung kenapa bunga itu menghampirinya semua tamu undangan melihat ke arahnya dan tertawa ada juga yang berkata semoga Mira segera menyusul kakaknya.Mira melihat ke arah Leo dan Cila yang berada diatas panggung dan tersenyum ke arahnya, Leo mengangkat kedua bahunya tanda dirinya juga tidak tahu.Mira tidak menghiraukan ucapan para tamu itu, dirinya tetap membawa bunga itu ke tempat duduknya dan melanjutkan makannya.Semua tamu melanjutkan acara itu selesai makan sebuah tangan kekar memegang tangan mungil Mira, Mira langsung melihat ke arah pemilik tangan itu."Adelio ada apa?" tanya Mira yang masih bingung dengan makna senyuman Adelio."Tadi kamu yang mendapatkan bungannya ya?" tanya Adelio kemudian duduk disamping Mira."Iya ini, kamu mau?" tanya Mira k
"Hay Bro selamat ya akhirnya kamu diterima juga," ucap Anton kemudian melihat ke arah wanita yang disamping Adelio, Mira dan Anton sama-sama terkejut melihat satu sama lain."Anton,""Bu Mira,"Ucap Mira dan Anton bersamaan, semua teman Adelio langsung melihat ke arah mereka begitu juga dengan Adelio."Kalian saling kenal?" tanya Adelio kepada Mira dan juga Anton."Iya sangat kenal, Aku orang kepercayaannya," jawab Anton begitu juga dengan Mira mengangguk membenarkannya."Bagaimana bisa kamu selalu mengenal pria yang aku kenal Ton?" tanya Mira suasana dimeja itu sudah mulai mencair."Haha tentu aku mengenal Adelio saat Adelio dengan teman-temannya mampir ke kedai milikmu," jelas Anton."Bukan begitu Adelio?" tanya Anton kepada Adelio."Iya benar." jawab Adelio kemudian mereka minum anggur yang sudah disediakan disana.Mira meminumnya cukup banyak hingga m
"Adelio... Adelio...." ucap Mira dengan nada panik."Adelio bangun...." ucap Mira tangannya menepuk pelan pipi Adelio.Adelio memgerjapkan matanya dan pertama yang dirinya lihat adalah wajah cantik Mira, Adelio langsung menarik tubuh Mira ke dalam pelukannya."Aduh apa-apaan ini Adelio," ujar Adelio dengan berusaha bangun dari pelukan Adelio."Aku ingin memelukmu," ujar Adelio dan kedua matanya masih terpejam."Apa sih, lepas," pinta Mira kemudian mencubit pinggang Adelio dan membuat Adelio melepaskan pelukannya.Adelio duduk tangannya sibuk mengusap bekas cubitan Mira "Ada apa?" tanya Adelio."Dimana Azmar, kenapa ngga ada di ranjang?" tanya Mira."Ada di kamar Mama," jawab Adelio singkat kemudian dirinya berjalan ke arah kamar mandi dan mencuci wajahnya."Kenapa kamu tidur disini?" tanya Mira dengan nada ketus saat melihat Adelio sudah keluar dari kamar mandi.Adelio duduk disamping
Mira melihat ke arah wanita yang menggunakan seragam salon kecantikan itu, tapi itu semua tidak membuat Mira lupa dengan wanita yang sekarang berdiri di depannya."Mbak Mira," ucap wanita itu dengan nada tercekat.Begitu juga dengan Mira yang tidak menyangka, akan bertemu dengan Dini adik Mas Ridho disini."Dini," ujar Mira kemudian memeluk tubuh kurusnya cerita Riho hari itu kembali berputar dipikiran Mira, membuat dirinya merasa kasihan kepada wanita yang sekarang ada di depannya."Kamu apa kabar?" tanya Mira."Baik Mba," jawab Dini yang bingung mau bagaimana caranya menyikapi Mbak Mira, dirinya merasa malu karena dulu pernah berlaku jahat kepada Mira.Dini membawa Mira duduk ke salah satu kursi disana, dan menyanyakan apa yang ingin dilakukan Mira."Tolong potong rambutku sedikit saja ya," ujar Mira, kemudian Dini mengangguk dan mulai memotong rambut Mira.Selesai memotong rambut, Mira jug
Selesai Tuan Abian berbicara terdengar deru mobil memasuki pekarangan rumah, dan seorang pria masuk dengan tergesa-gesa."Ada apa Ren?" tanya Mira ketika melihat asisten Papanya datang dengan terburu-buru."Bapaknya ada Mbak?" tanya Reni asisten Tuan Abian.Tuan Abian keluar dari ruang makan dan menghampiri Reni dan Mira yang ada di ruang tamu."Ada apa Ren?" tanya Tuan Abian tidak biasanya Asistennya akan datang ke rumahnya apa lagi diluar jam kerja."Ini Pak tadi Mas Leo ngehubungi Reni katanya besok ada meeting jam tujug dan harus Bapak yang menghadirinya, dan Mas Leo menyuruh saya untuk memberi tahu Bapak secara langsung, katanya ada klien dari luar negeri" jelas Reni."Oh iya baik, tolong siapkan semua perlengkapannya ya besok jam enam saya akan sampai di kantor, dan saya minta kamu datang lebih awal," perintah Tuan Abian.Asisten Tuan Abian mengangguk sudah hal wajar untuknya melakukan h
Ting...Ponsel Mira berbunyi, Mira langsung melihat pesan yang terpampang dilayar depan, seorang mengirim pesan untuk menjemputnya dibandara setelah makan siang, Mira mengetik beberapa kata kemudian menyimpan ponselnya kembali.Mira melihat jam dipergelangan tangannya sudah menunjukan jam dua belas kurang lima menit, Leo juga sudah keluar dari ruangannya untuk makan siang."Kak," panggil Mira ketika melihat Leo dan Cila keluar ruangan."Iya ada apa Mir, mau makan siang bareng?" tanya Leo kepada Mira."Ngga kak, Mira cuma mau ijin kayanya nanti setelah makan siang ngga bisa kembali lagi ke kantor," ujar Mira.Leo berjalan mendekat ke arah Mira takut ada apa-apa dengan adiknya, karena tidak biasanya Mira seperti ini."Memangnya ada apa?" tanya Leo lagi."Mira mau jemput seorang dibandara nanti kak," jawab Mira dengan tersenyum."Siapa? setahu Kakak Adelio ngga pergi ke luar negeri,"
"Temui Aku sekarang di kafe boy," perintah seorang diseberang sana, Mira langsung mematikan sambungan teleponnya.Mira menghela nafas kemudian berdiri dan mengambil tas yang berada dimeja kemudian berkata "Ma, Mira pamit dulu ya," pamit Mira dengan mencium punggung tangan Nyonya Giani."Iya hati-hati ya," ujar Nyonya Giani.Mira mengangguk dan keluar dari rumah, membawa mobil jaznya menuju ke Kafe Boy setengah jam kemudian mobil yang dikendarai Mira sudah sampai.Mira memarkirkan mobilnya. setelah memastikan posisi mobilnya sudah benar Mira keluar dari dalam mobil Kafe Boy dijam seperti ini terlihat sepi tapi masih ada beberapa pengunjung.Mira mengedarkan pandangannya dan melihat orang yang tadi meneleponnya sudah duduk manis disalah satu meja, Mira menghampiri Adelio yang tengah bermain ponselnya sehingga tidak menyadari Mira sudah sampai disana."Khemm...." Mira berdehem mengejutkan Adelio.Adelio langsung mengalihkam p
"Ngga Mas, biar Azmar di antar Pak Agu saja ya," pinta Mira, Adelio tidak bisa menolak kemauan istrinya jadi dirinya hanya bisa mengangguk dan naik kembali ke atas ranjang.Setelah itu Adelio menelepon sekolah Azmar, agar menyiapkan makan siang untuk Azmar setelah itu Adelio keluar kamar untuk memberitahukan kepada Azmar kalau Mamanya lagi sakit, dan Papanya tidak bisa mengantarnya ke sekolah, untungnya Azmar sudah bisa mengerti dan sudah mandiri.Adelio kembali ke kamar dengan membawa satu mangkok berisi bubur ayam, Adelio mengambil satu sendok dan menyuapi Mira.Baru suapan yang ke dua perut Mira seperti menolak bubur itu, Mira langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua yang ada diperutnya sampai tidak tersisa.Adelio langsung berlari ke kamar mandi dan membantu Mira, Mira kembali ke ranjang dengan berpegangan tangan Adelio."Dek kamu mau periksa ke dokter, kayanya sakitmu parah dan tidak seperti biasanya," sara
Bibir Mira tersenyum, dirinya sangat mengharapkan allah memberika zuriat padanya, tangan Mira mengusap perutnya kemudian meletakkan kembali sepatu bayi itu pada tempatnya, dan kembali keliling menemani Azmar bermain.Dua jam mereka keliling mal dan kaki sudah mulai terasa lelah apalagi Cila yang sedang hamil muda, mereka langsung berbelanja yang mereka butuhkan, setelah itu mereka pulang.Tut... Tut... Tut...Mira menelepon Adelio setelah mereka sudah sampai di rumah Mamanya, panggilan kedua baru diangkat oleh Adelio."Halo... Ada apa Dek?" tanya Adelio yang masih duduk diruang kerjanya."Mas nanti pulangnya ke rumah Mama ya, aku lagi main ke rumah Mama," perintah Mira."Iya oke sayang, mulai besok kamu jangan jemput Azmar lagi ya, tadi kata Mbak Tika kamu yang jemput Azmar, benar?" tanya Adelio dengan nada lembut."Iya Mas, kan kemarin aku sudah janji sama Mama setelah jemput Azmar aku mau main," jelas Mir
"Ngga apa-apa Kok Pah, kan Azmar sudah besar," jawab Azmar kemudian mereka makan malam dengan diam.Selesai makan malam Mira dan Adelio langsung masuk ke dalam kamar, saat pintu baru saja terkunci Adelio langsung menggendong tubuh Mira."Ya ampun sayang," ucap Mira dengan kaget karena tidak siap dengan apa yang dilakukan Adelio."Kenapa?" tanya Mira ketika Adelio sudah membaringkannya diranjang, tangan Mira mengusap-usap pelan kepala Adelio."Ngga apa-apa sayang, pengin dimanja aja sama kamu," jawab Adelio dengan menenggelamkan wajahnya ke dada Mira."Sayang Aku pengin punya dede kata Kak Cila, Ali juga mau punya adik lagi, tadi wa ke aku," bisik Mira ditelinga Adelio."Kalau begitu ayo kita buat," ucap Adelio.Tanpa menunggu jawaban Mira, Adelio sudah membungkam mulut Mira dengan mulutnya, dan mulai menciumi setiap inci tubuh Mira.Adelio selalu dibuat kagum dengan keindahan tubuh Mira membuat dirinya tidak p
Nyonya Giani melihat tingkah anaknya dengan wajah bingung, jadi dirinya ikut berjalan dibelakang Mira dan langsung menepuk kepalanya melihat tingkah anaknya yang pelupa ini."Kamu ada saja masa lagi makan sampai lupa," ujar Nyonya Giani dengan duduk di kursi yang berada di depan Mira."Iya Ma, saking senengnya kedatangan Mama sampai lupa kalau lagi makan," ucap Mira dengan nada malu."Oh iya Mir besok main ya ke rumah Mama, biar Mama ngga sendirian di rumah," perintah Nyonya Giani."Iya Ma, besok setelah menjemput Azmar, Mira main ke rumah Mama, sudah lama juga ngga main," jawab Mira.Selesai makan Mira berjalan ke arah dapur dan membuatkan kopi kesukaan Mamanya, setelah itu mereka mengobrol sampai jam setengah dua karena Mira harus menjemput Azmar.Nyonya Giani yang tidak mau sendiri ikut menjemput Azmar begitu juga dengan Ali, lima belas menit kemudian mobil yang dikendarai Mira sudah sampai disekolah Azmar.&n
"Ya allah Nak kenapa kamu melakukan itu semua," gumam Mamanya Mila tetapi Mira dapat mendengarnya dengan jelas.Mira mendekat ke arah Mamanya Mila dan memeluknya, Mira Membawa tubuh renta itu ke dalam pelukannya dan mengusap-usap punggungnya dengan pelan."Kalau begitu kami pamit terbih dahulu," pamit dokter itu, setelah kepergian dokter kami semua masuk ke dalam ruangan Mila.Tubuh kaku Mila sudah tertutup dengan kain putih tipis, Mama Mila melepaskan dirinya dari Mira dan berlari menuju brangkar dan menangis disana.Jam satu lebih Adik dan Kakak dari Mamanya Mila mulai berdatangan, karena merasa sudah tidak dibutuhkan kembali Mira dan Adelio pamit.Saat kaki ingin melangkah keluar dsri rumah sakit, suara Nyonya Kim menghentikan langkah Mira, Nyonya Kim berlari ke arah Mira."Mira tunggu," ucap Nyonya Kim kemudian memeluk tubuh Mira."Maafkan Mami sayang, seharusnya Mami tidak melakukan ini s
Kemudian Adelio mengajak Mira untuk duduk dikursi tunggu, meninggalkan Nyonya Kim yang terdiam mematung.Nyonya Kim merasa kalah berdebad dengan anaknya, apa benar yang dikatakan anaknya bahwa dirinyalah yang ikut adil dalam kecelakaan Mila kali ini, tapi sifatnya yang tidak mau kalah lebih besar jadi Nyonya Kim ini semua terjadi karena menantunya.Semua yang ada disana hanya diam menunggu dokter keluar dari ruangan IGD, Adelio melihat jam dipergelangan tangannya menunjukkan jam sebelas malam, Adelio pamit untuk menelepon rumah takut Azmar terbangun."Halo Mbak, Azmar tidak menanyakan kami kan?" tanya Adelio saat teleponnya sudah tersambung."Tidak Pak, malah belum bangun si dede Azmar," jawab Mbak Tika diseberang sana.Setelah mengentahui semua baik-baik saja Adelio mematikan sambungan teleponnya, dan kembali ke depan ruangan IGDJam setengah dua belas terdengar derap langkah yang menunu ke depan ruangan, saat Mira melihat ke ar
Mira tidak dapat mendengar suara Maminya tapi satu hal yang membuat dirinya terkejut saat Adelio berkata dengan nada keras, kecelakaan."Kamu darimana saja Adelio, kenapa kamu baru angkat telepon Mami, cepat datang ke jalan Y, Si Mila kecelakaan dia menabrak pembatas jalan," ucap Mami diseberang sana."Hah kecelakaan, ya sudah nanti Adelio akan datang kesana," jawab Adelio kemudian mematikan sambungan teleponnya."Kenapa bisa kecelakaan," gumam Adelio."Siapa Mas yang kecelakaan?" tanya Mira dengan nada panik."Si Mila gadis yang kemarin dikenalkan ke Mas, dan Mami menyuruh Mas untuk datang ke tkp," ujar Adelio."Nanti aku akan mengantar kalian ke rumah terlebih dahulu, setelah itu Mas akan pergi kesana," lanjut Adelio."Tidak aku juga akan ikut kesana," ucap Mira, dirinya merasa tidak rela suaminya pergi menemui seorang yang pernah dikenalkan untuk menjadi istri kedua."Kamu capet Dek, lebih baik kamu d
Melihat Mira sudah tertawa membuat hati Adelio merasa lega, berarti Mira sudah tidak sedih lagi dengan kejadian semalam, Adelio ikut tertawa dan memeluk tubuh Azmar.Saat mereka berpelukan aroma masakan gosong masuk ke indera penciuman, Mira langsung melepaskan pelukannya dan melihat ke arah kuali yang berisi telor yang sudah berwarna hitam."Ya ampun ini siapa yang masak?" tanya Mira dengan mematikan kompor dan meletakkan kuali panas itu diwetafel."Maaf Dek, Mas ngga lupa hehe," jawab Adelio dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal."Lebih baik kalian pergi ke meja makan saja, biar Mama yang buat sarapannya," perintah Mira.Setelah itu Mira membereskan kekacauan yang dibuat oleh Adelio, tidak membutuhkan waktu lama nasi goreng spedial dengan telor dadar di atasnya sudah jadi, Mira membawa tiga piring dan mulai mengambilkan nasi goreng untuk Adelio dan Azmar.Mereka sarapan dengan diam hanya ada suara deting
kemudian Adelio berbalik menghadap ke Mira dan melihat istrinya sedang mengusap air matanya, Adelio berlari dan langsung memeluk tubuh Mira, Nyonya Kim terlihat emosi begitu juga dengan Mila yang wajahnya memerah karena marah.Mila merasa sangat sakit dirinya dibilang murahan oleh pria yang dirinya cintai, dan dia bicara di depan istrinya dan juga Mamanya.Mila tanpa pamit langsung berlari keluar dari rumah Tuan Kim dan mengeluarkan kunci mobil dari dalam tas, dan membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi.Sedangkan Adelio setelag merasa Mira mulai tenang langsung mengajaknya keluar dari rumah Maminya, begitu juga dengan Azmar, mereka sampai di rumah jam setengah sebelas malam."Mbak tolong tidurkan Azmar di kamarnya ya," perintah Adelio karena sejak tadi Mira hanya terdiam dan masuk ke dalam kamarnya.Sebelum dikunci Adelio masuk ke dalam kamar dan memeluk kembali tubuh Mira, Mira tidak menolak karena ini yang dirinya inginkan saat ini.