"Adelio... Adelio...." ucap Mira dengan nada panik.
"Adelio bangun...." ucap Mira tangannya menepuk pelan pipi Adelio.
Adelio memgerjapkan matanya dan pertama yang dirinya lihat adalah wajah cantik Mira, Adelio langsung menarik tubuh Mira ke dalam pelukannya.
"Aduh apa-apaan ini Adelio," ujar Adelio dengan berusaha bangun dari pelukan Adelio.
"Aku ingin memelukmu," ujar Adelio dan kedua matanya masih terpejam.
"Apa sih, lepas," pinta Mira kemudian mencubit pinggang Adelio dan membuat Adelio melepaskan pelukannya.
Adelio duduk tangannya sibuk mengusap bekas cubitan Mira "Ada apa?" tanya Adelio.
"Dimana Azmar, kenapa ngga ada di ranjang?" tanya Mira.
"Ada di kamar Mama," jawab Adelio singkat kemudian dirinya berjalan ke arah kamar mandi dan mencuci wajahnya.
"Kenapa kamu tidur disini?" tanya Mira dengan nada ketus saat melihat Adelio sudah keluar dari kamar mandi.
Adelio duduk disamping
Mira melihat ke arah wanita yang menggunakan seragam salon kecantikan itu, tapi itu semua tidak membuat Mira lupa dengan wanita yang sekarang berdiri di depannya."Mbak Mira," ucap wanita itu dengan nada tercekat.Begitu juga dengan Mira yang tidak menyangka, akan bertemu dengan Dini adik Mas Ridho disini."Dini," ujar Mira kemudian memeluk tubuh kurusnya cerita Riho hari itu kembali berputar dipikiran Mira, membuat dirinya merasa kasihan kepada wanita yang sekarang ada di depannya."Kamu apa kabar?" tanya Mira."Baik Mba," jawab Dini yang bingung mau bagaimana caranya menyikapi Mbak Mira, dirinya merasa malu karena dulu pernah berlaku jahat kepada Mira.Dini membawa Mira duduk ke salah satu kursi disana, dan menyanyakan apa yang ingin dilakukan Mira."Tolong potong rambutku sedikit saja ya," ujar Mira, kemudian Dini mengangguk dan mulai memotong rambut Mira.Selesai memotong rambut, Mira jug
Selesai Tuan Abian berbicara terdengar deru mobil memasuki pekarangan rumah, dan seorang pria masuk dengan tergesa-gesa."Ada apa Ren?" tanya Mira ketika melihat asisten Papanya datang dengan terburu-buru."Bapaknya ada Mbak?" tanya Reni asisten Tuan Abian.Tuan Abian keluar dari ruang makan dan menghampiri Reni dan Mira yang ada di ruang tamu."Ada apa Ren?" tanya Tuan Abian tidak biasanya Asistennya akan datang ke rumahnya apa lagi diluar jam kerja."Ini Pak tadi Mas Leo ngehubungi Reni katanya besok ada meeting jam tujug dan harus Bapak yang menghadirinya, dan Mas Leo menyuruh saya untuk memberi tahu Bapak secara langsung, katanya ada klien dari luar negeri" jelas Reni."Oh iya baik, tolong siapkan semua perlengkapannya ya besok jam enam saya akan sampai di kantor, dan saya minta kamu datang lebih awal," perintah Tuan Abian.Asisten Tuan Abian mengangguk sudah hal wajar untuknya melakukan h
Ting...Ponsel Mira berbunyi, Mira langsung melihat pesan yang terpampang dilayar depan, seorang mengirim pesan untuk menjemputnya dibandara setelah makan siang, Mira mengetik beberapa kata kemudian menyimpan ponselnya kembali.Mira melihat jam dipergelangan tangannya sudah menunjukan jam dua belas kurang lima menit, Leo juga sudah keluar dari ruangannya untuk makan siang."Kak," panggil Mira ketika melihat Leo dan Cila keluar ruangan."Iya ada apa Mir, mau makan siang bareng?" tanya Leo kepada Mira."Ngga kak, Mira cuma mau ijin kayanya nanti setelah makan siang ngga bisa kembali lagi ke kantor," ujar Mira.Leo berjalan mendekat ke arah Mira takut ada apa-apa dengan adiknya, karena tidak biasanya Mira seperti ini."Memangnya ada apa?" tanya Leo lagi."Mira mau jemput seorang dibandara nanti kak," jawab Mira dengan tersenyum."Siapa? setahu Kakak Adelio ngga pergi ke luar negeri,"
"Temui Aku sekarang di kafe boy," perintah seorang diseberang sana, Mira langsung mematikan sambungan teleponnya.Mira menghela nafas kemudian berdiri dan mengambil tas yang berada dimeja kemudian berkata "Ma, Mira pamit dulu ya," pamit Mira dengan mencium punggung tangan Nyonya Giani."Iya hati-hati ya," ujar Nyonya Giani.Mira mengangguk dan keluar dari rumah, membawa mobil jaznya menuju ke Kafe Boy setengah jam kemudian mobil yang dikendarai Mira sudah sampai.Mira memarkirkan mobilnya. setelah memastikan posisi mobilnya sudah benar Mira keluar dari dalam mobil Kafe Boy dijam seperti ini terlihat sepi tapi masih ada beberapa pengunjung.Mira mengedarkan pandangannya dan melihat orang yang tadi meneleponnya sudah duduk manis disalah satu meja, Mira menghampiri Adelio yang tengah bermain ponselnya sehingga tidak menyadari Mira sudah sampai disana."Khemm...." Mira berdehem mengejutkan Adelio.Adelio langsung mengalihkam p
Mira menunjuk ke arah Mamanya dan Ibu Atun yang sedang bercanda diruang keluarga, Leo langsung berjalan ke arah ruang keluarga begitu juga dengan Cila sedangkan Mira mengikutinya dibelakang.Leo dengan Ibu Atun terlibat pembicaraan serius, setelah itu mereka semua berjalan ke meja makan malam ini mereka akan makan malam mewah untuk acara penyambutan Ibu Atun dan tanda terimakasih untuknya."Mir, Aku pamit pulang ya," pamit Adelio ketika mereka sudah selesai makan."Kenapa cepat sekali?" tanya Mira dengan memalingkan wajahnya ke arah Adelio."Aku harus menyiapkan semuanya untuk acara besok," jawab Adelio."Acara apa?" tanya Mira tangannya sibuk mengusap bibirnya dengan tisu."Besok malam kedua orang tuaku akan datang kesini, dan memilih tanggal yang tepat untuk pernikahan kita," jawab Adelio kemudian berdiri dari tempat duduknya."Baiklah hati-hati di jalan," ujar Mira, dirinya juga ikut berdiri dan
Ding...Pintu lift terbuka menampakan seorang wanita menggunakan dres warna lemon dengan panjang selutut dan rambut dibiarkan tergerai, ujung rambutnya dibuat ikal."Kak," sapa Mira ketika mendapati Cila berdiri di depannya kemudian mencium punggung tangan Cila."Mau kemana Mir?" tanya Cila yang melihat Mira seperti terburu-buru."Mau makan siang kak, Kak Leo ada di dalam kak masuk aja," ujar Mira kepada Cila.Cila mengangguk tidak lama kemudian terdengar knop pintu terbuka, dan menampakan Leo."Mir mau kemana?" tanya Leo."Mau makan siang Kak," jawab Mira kemudian mencium punggung tangan Leo."Ngga makan siang bareng kita?" tanya Leo lagi."Ngga kak, lain kali saja Mira pergi dulu," pamit Mira kemudian lari ke arah lift.Karena tidak membawa mobil sendiri jadi Mira memesan taksi online, sepuluh menit kemudian taksi yang Mira pesan sudah sampai Mira menyebutkan Kafe Giu.Le
Mira berusaha mengabaikan perasaannya, dengan menyibukkan dirinya dengan ponsel.Lima belas menit kemudian taksi yang dikendarai Mira membelokkan stirnya ke arah kiri, Mira melihat ke luar jendela ternyata dirinya sudah sampai di kantor."Terimakasih Pak," ucap Mira dengan membayarkan ongkos taksinya.Mira melihat sekeliling tapi tidak ada yang aneh banyak mobil yang berlalu-lalang, tapi Mira merasa ada seorang yang sedang mengawasinya.Tanpa pikir panjang Mira masuk ke kantor dan menekan lift ke lantai tempatnya bekerja, sesampainya dilantai atas Leo sudah menunggu Mira dimeja miliknya."Kak," panggil Mira ke Leo yang sedang berdiri membelakanginya.Leo berbalik dan melihat jam dipergelangan tangannya kemudian berkata "Sudah pulang Mir?" tanya Leo."Iya kak, tumben dimeja Mira ada apa?" tanya Mira ke Leo."lima menit lagi masuk ke ruangan Kakak ya," perintah Leo.Mira mengangguk
Kemudian Mira membereskan mejanya yang sedikit berantakan dan mengambil tas yang ada dimeja, saat mereka ingin masuk ke dalam lift seorang pria juga keluar dari dalam lift dan tersenyum ke arah Leo dan Mira."Kalian sudah mau pulang ya?" tanya Adelio dengan menatap ke arah Leo."iya, Adelio kamu datang mau jemput calon istri ya," ledek Leo tanpa melihat ke arah Mira yang pipinya sudah memerah."Iya kak kalo boleh," ucap Adelio kemudian mereka tertawa bersama."Tentu saja boleh, kalau begitu Kakak pergi dulu ya aku juga mau jemput istri di rumah," ucap Leo dengan menepuk pundak Adelio kemudian meninggalkan Adelio dan Mira."Kenapa kamu menjemputku?" tanya Mira.Adelio berjalan mendekat ke arah Mira kemudian berbalik tepat dibelakang Mira dan memeluknya kemudian berbisik "Kau tahu aku merindukanmu,".Bulu kuduk Mira langsung meremang, nafasnya mulai tercekat saat mensapati sentugan dari Adelio, Mira berusaha melepas pelukan
"Ngga Mas, biar Azmar di antar Pak Agu saja ya," pinta Mira, Adelio tidak bisa menolak kemauan istrinya jadi dirinya hanya bisa mengangguk dan naik kembali ke atas ranjang.Setelah itu Adelio menelepon sekolah Azmar, agar menyiapkan makan siang untuk Azmar setelah itu Adelio keluar kamar untuk memberitahukan kepada Azmar kalau Mamanya lagi sakit, dan Papanya tidak bisa mengantarnya ke sekolah, untungnya Azmar sudah bisa mengerti dan sudah mandiri.Adelio kembali ke kamar dengan membawa satu mangkok berisi bubur ayam, Adelio mengambil satu sendok dan menyuapi Mira.Baru suapan yang ke dua perut Mira seperti menolak bubur itu, Mira langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua yang ada diperutnya sampai tidak tersisa.Adelio langsung berlari ke kamar mandi dan membantu Mira, Mira kembali ke ranjang dengan berpegangan tangan Adelio."Dek kamu mau periksa ke dokter, kayanya sakitmu parah dan tidak seperti biasanya," sara
Bibir Mira tersenyum, dirinya sangat mengharapkan allah memberika zuriat padanya, tangan Mira mengusap perutnya kemudian meletakkan kembali sepatu bayi itu pada tempatnya, dan kembali keliling menemani Azmar bermain.Dua jam mereka keliling mal dan kaki sudah mulai terasa lelah apalagi Cila yang sedang hamil muda, mereka langsung berbelanja yang mereka butuhkan, setelah itu mereka pulang.Tut... Tut... Tut...Mira menelepon Adelio setelah mereka sudah sampai di rumah Mamanya, panggilan kedua baru diangkat oleh Adelio."Halo... Ada apa Dek?" tanya Adelio yang masih duduk diruang kerjanya."Mas nanti pulangnya ke rumah Mama ya, aku lagi main ke rumah Mama," perintah Mira."Iya oke sayang, mulai besok kamu jangan jemput Azmar lagi ya, tadi kata Mbak Tika kamu yang jemput Azmar, benar?" tanya Adelio dengan nada lembut."Iya Mas, kan kemarin aku sudah janji sama Mama setelah jemput Azmar aku mau main," jelas Mir
"Ngga apa-apa Kok Pah, kan Azmar sudah besar," jawab Azmar kemudian mereka makan malam dengan diam.Selesai makan malam Mira dan Adelio langsung masuk ke dalam kamar, saat pintu baru saja terkunci Adelio langsung menggendong tubuh Mira."Ya ampun sayang," ucap Mira dengan kaget karena tidak siap dengan apa yang dilakukan Adelio."Kenapa?" tanya Mira ketika Adelio sudah membaringkannya diranjang, tangan Mira mengusap-usap pelan kepala Adelio."Ngga apa-apa sayang, pengin dimanja aja sama kamu," jawab Adelio dengan menenggelamkan wajahnya ke dada Mira."Sayang Aku pengin punya dede kata Kak Cila, Ali juga mau punya adik lagi, tadi wa ke aku," bisik Mira ditelinga Adelio."Kalau begitu ayo kita buat," ucap Adelio.Tanpa menunggu jawaban Mira, Adelio sudah membungkam mulut Mira dengan mulutnya, dan mulai menciumi setiap inci tubuh Mira.Adelio selalu dibuat kagum dengan keindahan tubuh Mira membuat dirinya tidak p
Nyonya Giani melihat tingkah anaknya dengan wajah bingung, jadi dirinya ikut berjalan dibelakang Mira dan langsung menepuk kepalanya melihat tingkah anaknya yang pelupa ini."Kamu ada saja masa lagi makan sampai lupa," ujar Nyonya Giani dengan duduk di kursi yang berada di depan Mira."Iya Ma, saking senengnya kedatangan Mama sampai lupa kalau lagi makan," ucap Mira dengan nada malu."Oh iya Mir besok main ya ke rumah Mama, biar Mama ngga sendirian di rumah," perintah Nyonya Giani."Iya Ma, besok setelah menjemput Azmar, Mira main ke rumah Mama, sudah lama juga ngga main," jawab Mira.Selesai makan Mira berjalan ke arah dapur dan membuatkan kopi kesukaan Mamanya, setelah itu mereka mengobrol sampai jam setengah dua karena Mira harus menjemput Azmar.Nyonya Giani yang tidak mau sendiri ikut menjemput Azmar begitu juga dengan Ali, lima belas menit kemudian mobil yang dikendarai Mira sudah sampai disekolah Azmar.&n
"Ya allah Nak kenapa kamu melakukan itu semua," gumam Mamanya Mila tetapi Mira dapat mendengarnya dengan jelas.Mira mendekat ke arah Mamanya Mila dan memeluknya, Mira Membawa tubuh renta itu ke dalam pelukannya dan mengusap-usap punggungnya dengan pelan."Kalau begitu kami pamit terbih dahulu," pamit dokter itu, setelah kepergian dokter kami semua masuk ke dalam ruangan Mila.Tubuh kaku Mila sudah tertutup dengan kain putih tipis, Mama Mila melepaskan dirinya dari Mira dan berlari menuju brangkar dan menangis disana.Jam satu lebih Adik dan Kakak dari Mamanya Mila mulai berdatangan, karena merasa sudah tidak dibutuhkan kembali Mira dan Adelio pamit.Saat kaki ingin melangkah keluar dsri rumah sakit, suara Nyonya Kim menghentikan langkah Mira, Nyonya Kim berlari ke arah Mira."Mira tunggu," ucap Nyonya Kim kemudian memeluk tubuh Mira."Maafkan Mami sayang, seharusnya Mami tidak melakukan ini s
Kemudian Adelio mengajak Mira untuk duduk dikursi tunggu, meninggalkan Nyonya Kim yang terdiam mematung.Nyonya Kim merasa kalah berdebad dengan anaknya, apa benar yang dikatakan anaknya bahwa dirinyalah yang ikut adil dalam kecelakaan Mila kali ini, tapi sifatnya yang tidak mau kalah lebih besar jadi Nyonya Kim ini semua terjadi karena menantunya.Semua yang ada disana hanya diam menunggu dokter keluar dari ruangan IGD, Adelio melihat jam dipergelangan tangannya menunjukkan jam sebelas malam, Adelio pamit untuk menelepon rumah takut Azmar terbangun."Halo Mbak, Azmar tidak menanyakan kami kan?" tanya Adelio saat teleponnya sudah tersambung."Tidak Pak, malah belum bangun si dede Azmar," jawab Mbak Tika diseberang sana.Setelah mengentahui semua baik-baik saja Adelio mematikan sambungan teleponnya, dan kembali ke depan ruangan IGDJam setengah dua belas terdengar derap langkah yang menunu ke depan ruangan, saat Mira melihat ke ar
Mira tidak dapat mendengar suara Maminya tapi satu hal yang membuat dirinya terkejut saat Adelio berkata dengan nada keras, kecelakaan."Kamu darimana saja Adelio, kenapa kamu baru angkat telepon Mami, cepat datang ke jalan Y, Si Mila kecelakaan dia menabrak pembatas jalan," ucap Mami diseberang sana."Hah kecelakaan, ya sudah nanti Adelio akan datang kesana," jawab Adelio kemudian mematikan sambungan teleponnya."Kenapa bisa kecelakaan," gumam Adelio."Siapa Mas yang kecelakaan?" tanya Mira dengan nada panik."Si Mila gadis yang kemarin dikenalkan ke Mas, dan Mami menyuruh Mas untuk datang ke tkp," ujar Adelio."Nanti aku akan mengantar kalian ke rumah terlebih dahulu, setelah itu Mas akan pergi kesana," lanjut Adelio."Tidak aku juga akan ikut kesana," ucap Mira, dirinya merasa tidak rela suaminya pergi menemui seorang yang pernah dikenalkan untuk menjadi istri kedua."Kamu capet Dek, lebih baik kamu d
Melihat Mira sudah tertawa membuat hati Adelio merasa lega, berarti Mira sudah tidak sedih lagi dengan kejadian semalam, Adelio ikut tertawa dan memeluk tubuh Azmar.Saat mereka berpelukan aroma masakan gosong masuk ke indera penciuman, Mira langsung melepaskan pelukannya dan melihat ke arah kuali yang berisi telor yang sudah berwarna hitam."Ya ampun ini siapa yang masak?" tanya Mira dengan mematikan kompor dan meletakkan kuali panas itu diwetafel."Maaf Dek, Mas ngga lupa hehe," jawab Adelio dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal."Lebih baik kalian pergi ke meja makan saja, biar Mama yang buat sarapannya," perintah Mira.Setelah itu Mira membereskan kekacauan yang dibuat oleh Adelio, tidak membutuhkan waktu lama nasi goreng spedial dengan telor dadar di atasnya sudah jadi, Mira membawa tiga piring dan mulai mengambilkan nasi goreng untuk Adelio dan Azmar.Mereka sarapan dengan diam hanya ada suara deting
kemudian Adelio berbalik menghadap ke Mira dan melihat istrinya sedang mengusap air matanya, Adelio berlari dan langsung memeluk tubuh Mira, Nyonya Kim terlihat emosi begitu juga dengan Mila yang wajahnya memerah karena marah.Mila merasa sangat sakit dirinya dibilang murahan oleh pria yang dirinya cintai, dan dia bicara di depan istrinya dan juga Mamanya.Mila tanpa pamit langsung berlari keluar dari rumah Tuan Kim dan mengeluarkan kunci mobil dari dalam tas, dan membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi.Sedangkan Adelio setelag merasa Mira mulai tenang langsung mengajaknya keluar dari rumah Maminya, begitu juga dengan Azmar, mereka sampai di rumah jam setengah sebelas malam."Mbak tolong tidurkan Azmar di kamarnya ya," perintah Adelio karena sejak tadi Mira hanya terdiam dan masuk ke dalam kamarnya.Sebelum dikunci Adelio masuk ke dalam kamar dan memeluk kembali tubuh Mira, Mira tidak menolak karena ini yang dirinya inginkan saat ini.