Share

Bab 7

Author: Evie Yuzuma
last update Last Updated: 2022-03-18 10:47:37

PENJUAL REMPEYEK YANG DIHINA SAUDARA TIRINYA ITU DINIKAHI SULTAN

#MENIKAH DENGAN SULTAN (7)

Wira melempar dahan kayu yang dipegangnya. Dia berjalan menuju Rinai yang tampak sedang memilah rempeyek yang masih bisa dijualnya. Wira menghampiri dan menyodorkan tissue pada gadis yang tengah membungkuk itu. 

Rinai mendongak melihat benda putih yang disodorkan Wira. Dia mengerutkan dahi sambil menoleh pada Wira yang berdiri tak jauh darinya. 

“Bang, itu buat apa?” Rinai menatap heran. 

“Buat hapus air mata kamu,” ucap Wira sambil memperhatikan raut wajah cantik yang ada di depannya. 

Rinai berdiri lalu meraih benda putih itu sambil tersenyum. Namun dia mendekat pada Wira yang mengenakan kaos tanpa kerah yang penuh coretan. Celana bahan dibawah lutut yang warnanya sudah pudar. 

“Simpan saja buat Abang. Air mataku terlalu berharga untuk menangisi orang-orang seperti mereka,” jawab Rinai santai. Meskipun tampak ada gurat kesal membayang. 

“Mereka saudara kamu?” Wira duduk pada tikar yang digelar oleh Rinai. 

“Ya, harusnya kami bersaudara. Hanya saja mereka tak pernah menganggapku bagian dari keluarganya! Ada kasta membentang di antara kami. Bagi mereka aku adalah sudra. Kasta terendah yang bahkan tidak berhak bahagia,” ucap Rinai sambil kembali memilah rempeyek yang layak jual dan rempeyek rusak itu ke dalam sebuah plastik besar. Dan menata sisanya. 

Beberapa pengendara yang berlalu lalang tampak tak acuh juga pada sekitar. Karena itu meskipun kerap kali kedua kakak beradik itu membully Rinai, hanya dirinya sendirilah yang bisa menepis dan melawan. 

“Bang, kamu berani sekali merusak mobil mereka? Nanti kalau minta ganti rugi gimana?” Rinai kali ini yang merasa khawatir. Dia menatap Wira. Cemas juga dalam hatinya.

“Justru aku akan sangat senang jika mereka datang padaku dan meminta ganti rugi. Itulah saat-saat yang kunantikan.” Wira tersenyum sinis. Memang benar, dia ingin melihat dengan mata kepala sendiri wajah Rendi yang ternyata mengaku-ngaku kerabatnya. Jika perlu, dia ingin mereka datang ke hadapannya di depan semua orang. 

“Astaghfirulloh, Bang. Jangan sembarangan kalau bicara. Harga mobil itu ratusan juta. Orang kaya kita mana ada uang sebanyak itu. Mending kamu pindah lokasi, Bang. Kelilingnya jangan daerah sini lagi. Aku tahu betul Tasya dan Tisya. Mereka tak akan tinggal diam. Bisa-bisa mereka datang dan mempolisikanmu.” Rinai menatap cemas. 

Wira terkekeh. Lalu berdiri dari duduknya. Dia mengambil satu bungkus rempeyek dan membukanya. Lalu meminta Rinai membuat kopi hitam untuknya. 

“Kopi hitamnya tanpa gula, ya!” Wira duduk sambil menikmati rasa gurih dari rempeyek. Wangi daun limau berpadu dengan krispi membuat dirinya ketagihan. 

Selain berjualan rempeyek, Rinai juga menyediakan kopi dan air mineral di sana. Sesekali suka ada yang mampir membeli kopi. Rinai mengangguk, dengan cekatan dia membuatkan kopi pada gelas kecil untuk Wira. Pemulung tampan yang sudah jadi langganan rempeyeknya. 

Beberapa anak sekolah yang tampak bergerombol, mampir. Mereka masing-masing mengambil rempeyek yang masih tersedia di sana. 

“Mbak, Nay! Aku mau yang dua ribuan saja, lima bungkus, ya!” ujar seorang gadis dengan kerudung kuning. 

“Dibawa pulang lagi, Yu?” tanya Rinai sambil tersenyum. Tangannya cekatan mengambilkan lima bungkus rempeyek dan disodorkan pada Ayu. Ditambahkannya satu sebagai bonus. Dia tahu, Ayu bukan gadis remaja kaya raya. Rempeyek itu kerap kali dibelinya untuk lauk makan sekeluarga. 

“Iya, Mbak, Nay! Buat adik-adik makan,” ucapnya sambil menyodorkan uang sepuluh ribuan. Rinai menerimanya sambil berdoa dalam dada. Semoga suatu saat bisa membantu Ayu. Gadis yang baru duduk di SMP dan memiliki cita-cita ingin menjadi guru. 

Teman-teman Ayu hanya membeli satu bungkus. Rempeyek seharga lima ribuan. Mereka hanya membeli untuk camilan dikala senggang. Usai rombongan itu berlalu. Datang lagi serombongan ibu-ibu yang baru turun dari ojek sepulang dari pasar. 

“Nay, peyek kacang ijo atau kacang tanah?” tanyanya. Satu tangannya menenteng plastik berisi sayuran. 

“Kacang tanah, Budew!” jawab Rinai sambil tersenyum. 

“Tumben tinggal dikit, buat dikit, ya?” tanyanya seraya memilah beberapa bungkus. 

“Iya, Budew! Ini sebagian rusak, tadi jatuh!” ucap Rinai sambil menunjuk pada kantong plastik berisi remahan rempeyek yang remuk. 

“Oalaahh! Hati-hati toh, Nay! Ini Budew beli segini!” ucapnya sambil menyodorkan beberapa bungkus. Rinai dengan cekatan memasukkannya ke dalam keresek berwarna hitam. Perempuan itu mengambil uang dari dalam dompetnya lalu menyodorkan padanya. 

“Belum ada kembalian, Budew! Besok saja bayarnya!” Rina mengembalikan satu lembar uang berwarna merah itu. Perempuan itu tersenyum. 

“Buat kamu saja sisanya. Bisa buat menutup modal. Peyek kamu banyak yang rusak dan tak terjual soalnya,” ucapnya sambil mengambil plastik peyek tersebut dan berjalan pulang. 

“T—tapi, Budew!” Ucapan Rinai menggantung. 

“Gak apa, Budew ikhlas! Semoga bisa menularkan kebaikan buat yang lainnya juga, ya!” ucap Budew sambil menoleh, lalu tersenyum. Kemudian dia melanjutkan kembali langkahnya. 

Hati Rinai tersentuh. Ditatapnya selembar uang seratus ribuan itu dengan penuh rasa syukur. Ternyata memang, hukum tabur tuai itu ada. Sebungkus rempeyek untuk Ayu yang diberikannya ikhlas, langsung mendapatkan gantinya berkali lipat dari ketulusan hati Budew. 

*** 

Tasya mengendarai mobilnya dengan keadaan marah, karena itu Tisya memintanya menepi. Lalu dia beralih menggantikan adiknya menyetir. 

“Aku takut mati muda kalau kamu bawa mobilnya kayak gini, Sya!” ucap Tisya sambil mengambil alih kemudi. 

Tasya merengut. Bagian depan mobilnya penyok cukup parah karena dihantam sekuat tenaga oleh Wira. 

“Aku akan buat perhitungan sama pemulung sok jago itu, Mbak! Kayaknya dia naksir si Rinai, deh! Memang cocok banget, sih. Yang satu gembel yang satu pemulung. Jodoh kan cerminan diri,” celoteh Tasya sambil mencebik. Lalu dia ambil gawai dan mencari nomor seseorang. 

“Awas saja, kamu pemulung sialan! Bersiaplah bersimpuh di kakiku untuk memint ampun! Aku akan menututmu! Kalau perlu segera menyeretmu ke kantor polisi biar kamu nangis darah sekalian!” gerutu Tasya sambil menunggu panggilannya terhubung.

Evie Yuzuma

Yuk ramein, kasih rate sama komen, ya! alhamdulillah sudah turun kontraknya. Semoga bisa konsisten update setiap jam 10 pagi, ya! Kalau lupa colekin aku di FB Evie Yuzuma. Selamat Membaca!

| 10
Comments (12)
goodnovel comment avatar
Ochinae Kinah
Ini 2 saudara jahat banget suka nyiksa Rinai ? apa betul klu ibu Rinai dulu yg menggoda ayah mereka ? kyknya salah banget klu lihat kelakuan Tasya n tisya ...
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
sakit ati lihat duo Wewe ...semoga cepat karma nya..
goodnovel comment avatar
Mom's Cici
akhirnya aku menemukan mu Thor ...........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 8

    PENJUAL REMPEYEK YANG DIHINA SAUDARA TIRINYA ITU DINIKAHI SULTAN #MENIKAH DENGAN SULTAN (8) “Awas saja, kamu pemulung sialan! Bersiaplah bersimpuh di kakiku untuk memint ampun! Aku akan menututmu! Kalau perlu segera menyeretmu ke kantor polisi biar kamu nangis darah sekalian!” gerutu Tasya sambil menunggu panggilannya terhubung. Panggilan telepon terhubung. Suara berat seorang pria yang dirindukannya terdengar dari seberang sana. “Hallo, Sayang! Ada apa?” Rendi menyapa kekasihnya. Bayangan liarnya langsung bermunculan ketika suara manja Tasya terdengar merajuk. “Mas, mobil aku penyok,” ucap Tasya sambil mencebik manj

    Last Updated : 2022-03-18
  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 9

    PENJUAL REMPEYEK YANG DIHINA SAUDARA TIRINYA ITU DINIKAHI SULTAN#MENIKAH DENGAN SULTAN (9)Selamat Membaca!Rika berjalan keluar ruangannya dalam keadaan ngambek. Rendi menatap punggung perempuan berusia dua puluh tujuh tahun itu. Sementara itu, otaknya memutar cara agar bisa bisa mengendalikan Rika dan tidak merusak reputasinya. Namun dering telepon yang teronggok di mejanya mengalihkan perhatian. Rendi segera mengangkatnya dan menyapa seseorang dari seberang sana.“Selamat pagi, Pak Rendi!” sapa Haris---personnel General Affair.“Pagi!” Rendi menarik napas lalu membuangnya kasar.“Pak Rendi, berdasarkan informasi dari bagian lapangan, mobil operasional yang Pak Rendi pakai untuk meeting kemarin belum kembal

    Last Updated : 2022-03-19
  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 10

    PENJUAL REMPEYEK YANG DIHINA SAUDARA TIRINYA ITU DINIKAHI SULTAN#MENIKAH DENGAN SULTAN (10)Selamat Membaca!Tanpa disangka, satu buah lemparan batu dari jauh mengenai dahi Dirman hingga berdarah. Lelaki itu menoleh ke samping, arah dari mana datangnya batu itu.“Hey, siapa kau! Berani mencari masalah dengan saya? Kau tidak tahu siapa saya, hah?” bentak Dirman pada dua orang lelaki berpakaian lusuh. Keduanya tampak berjalan cepat menghampiri Dirman.Rinai tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia menarik tangan yang masih dipegang erat oleh Dirman. Karena tengah lengah akhirnya genggamannya terlepas. Kedua orang berpakaian lusuh itu mendekat.Bugh!Bugh!Pukula

    Last Updated : 2022-03-19
  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 11

    [Mi, aku minta waktu paling sedikit satu bulan untuk membawanya bertemu denganmu. Malam ini aku tak bisa datang, kalian makan malam saja dengan keluargan Anggenila karena sudah telanjur janji/ Bilang saja, aku sedang di luar kota dan tidak bisa pulang.] Akhirnya pesan itulah yang Wira kirimkan pada Mami---perempuan yang begitu dihormatinya. Gawai Wira kembali bergetar, nomor Mami kembali muncul dan melakukakan panggilan. Wira dengan sigap mengangkatnya. Baginya Mami adalah perempuan yang layak dihormati. Wira tahu semua keputusannya adalah yang terbaik untuknya. “Wira! Oke, Mami berikan kamu waktu satu bulan untuk membawa gadis yang kamu rasa bisa mendampingimu. Namun, tolong hargai Mami. Malam ini datanglah meski sebentar, Mami tidak akan membahas apapun terkait masalah pertunangan. Ini akan menjadi makan malam biasa.” Mami berkata penuh penekanan. Wira tahu, Mami t

    Last Updated : 2022-03-21
  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 12

    Dua orang berseragam polisi mendekat, lalu menatap Wira dan mengeluarkan surat penangkapan. “Berdasarkan laporan dari Ibu Tasya, kami harus menangkap Anda. Silakan jelaskan semuanya di kantor polisi!” ucap polisi tersebut sambil mengeluarkan borgol. Tanpa disangka, Rinai menghadang kedua polisi itu. Dia menatap kedua lelaki berseragam itu dengan penuh permohonan. “Bapak polisi yang terhormat, tolong dengarkan penjelasan saya! Saya menjadi saksi bagaimana kejadian itu terjadi sebetulnya! Bang Wira gak salah, Tasya dan Tisya yang duluan mencari masalah. Mereka membully saya, Bang Wira hanya berusaha menolong,” ucap Rinai. Dia berharap polisi itu bisa mengerti dan mendengarkannya. Kedua sudut bibir Wira tertarik sempurna. Ada rasa yang tak bisa diartikan ketik

    Last Updated : 2022-03-21
  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 13

    Wira menatap sederet tulisan itu dengan seksama. Rasa khawatir mencuat. Bagaimanapun, dirinya tidak bisa menghubungi Rinai. Gadis itu tak memiliki alat komunikasi.[Tolong cari tahu keberadaan Rinai. Saya segera kembali.]Petugas polisi tersebut baru saja menyelesaikan panggilan teleponnya. Dia berjalan dengan mimic wajah sangat terkejut.“S—selamat siang P—Pak W—Wira!” ucapnya sedikit terbata. Begitu rupanya tatanan kehidupan di sini. Hanya orang-orang yang berharta yang dianggap.Wira menatap dingin.“Jadi bagaimana, Pak? Bisakan saya di antar kembali ke tempat yang tadi?” ucap Wira datar.“Bisa, Pak! Sangat bisa. M

    Last Updated : 2022-03-22
  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 14

    Mobil mewah yang dikendarai Rinai berpapasan dengan mobil xenia second yang dikendarai oleh Tasya yang baru saja pulang dari kantor polisi. Mereka tadi mampir dulu ke minimarket untuk membeli kebutuhan bulanan, sehingga datang tidak berbarengan dengan mobil polisi yang mengantar Wira pulang.“Widihhh, Sya! Mobil siapa tuh, keren bingitsss! Rendi kali, Sya?” Tisya menatap mobil SUV super mewah yang berpapasan dengan mereka.“Masa, sih Mas Rendi? Tadi baru teleponan dia lagi sibuk katanya,” Tasya ikut menatap mobil mewah itu dari kaca spion miliknya.“Wah berarti ada bibit super tajir lainnya di kawasan kita, siapa tau jodoh Mbak, Sya!” Tisya tersenyum senang.&n

    Last Updated : 2022-03-22
  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 15

    Rendi dan Tasya baru saja selesai melakukan hal terlarang itu lagi. Keduanya keluar dari kamar hotel bergandengan tangan. Sejak tadi Tasya meracau meminta agar pacarnya itu segera menangkap kembali pemulung menyebalkan itu ke dalam penjara.“Iya, Sayang! Nanti aku hubungi teman kenalan polisiku yang lain.”“Janji, ya!” rengek Tasya.“Iya, pasti,” jawab Rendi.“Makasih ya, Sayang! Hari ini kamu hebat banget. Oh iya, Ini mobil baru buat kamu!” ucap Rendi sambil menyodorkan kunci mobil pada kekasihnya.“Ini masih atas nama perusahaan Dharma Grup, Mas?” Tasya mendelik.Rendi menggeleng. Bagaimanapun semenjak k

    Last Updated : 2022-03-22

Latest chapter

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 78 - End

    Dua minggu sudah berlalu, Abian berangkat ke rumah sakit ditemani Steven untuk mengambil hasil test DNA. Hatinya harap-harap cemas, Almeera yang cantik itu adalah darah dagingnya. Jika bukan, Abian hanya mengkhawatirkan nasib Almeera di masa depannya. Bagaimanapun seorang perempuan jika hamil di luar nikah, maka anaknya bernasab pada ibunya. Satu lembar amplop putih itu sudah diterima Abian. Dia melirik Steven yang turut menyaksikan isinya. Berulang kali, Steven meminta maaf karena dia baru tahu apa yang sebetulnya terjadi. Selama ini, Angel hanya bercerita pada Elissa---maminya. Sementara itu, Steven menganggap semuanya baik-baik saja. Bahkan ketika Angel memutuskan untuk tinggal di rumah mereka pun alasannya karena Abian sering pulang malam dan jadi kesepian. Dia percaya begitu saja. Keduanya duduk di lorong rumah sak

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 77

    Abian yakin, Milalah yang mengompori Azizah untuk menikahkannya lagi. Abian sadar jika Mila iri pada Angel karena langsung hamil dan Azizah mengistimewakannya. Karena itu, dia kini ingin melihat reaksi perempuan itu, jika suaminya yang harus menikah.Seketika wajah Mila memucat. Dia lupa karena terlalu sibuk mengurusi ibu mertuanya agar membenci Angel, dia pun sama memiliki kekurangan. Usia pernikahannya dengan Abizar sudah cukup lama, tetapi cucu yang dinantikan keluarga belum juga ada. Dia lupa setiap ujian pernikahan itu berbeda, jika Abian diuji dengan kehamilan Angel yang terlalu cepat, maka dirinya pun sama yaitu diuji dengan menunggu buah hati yang tak kunjung datang.“Abian! Kamu gak pantas bicara seperti itu pada kakak iparmu, di depan tamu pula!” Azizah merasa tak enak. Dia melirik pada keluarga calon besannya yang kini tampak tak nyaman.&ld

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 76

    “Nanti kamu paham!” bisik Satrio sambil menarik tubuh istrinya untuk berbaring di tempat tidur yang sama.Wajah Maila semakin memanas. Tubuhnya serasa melayang ketika Satrio mulai menyentuhnya. Dia memejamkan mata karena malu. Perasaan bercampur baur menjadi satu. Awalnya keduanya pun masih canggung melakukannya. Namun naluri akhirnya menuntunnya, tubuh Maila yang awalnya tegang karena gugup pun sudah semakin rilex. Perlahan penyatuan itu terjadi, meski sakit dan perih pada awalnya, tetapi perlahan membawanya membumbung menuju puncak surga dunia.Udara yang dingin karena AC tak lagi terasa, keringat membanjiri tubuh Satrio, begitupun Maila. Ada tetes air mata terjatuh pada sudut netra Maila ketika mereka usai melakukannya. Satrio mengecup pucuk kepala gadis yang sudah menyerahkan hidupnya padanya.“Kenapa nangis, May?”

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 75

    “Saya hanya gak percaya diri, Pak! Saya hanya gadis yatim piatu yang miskin, tak berani bermimpi jadi istri Bapak!” tukas Maila lirih.Satrio mendekat. Tangannya mengambil dagu itu agar wajah Maila terangkat. Ditatapnya manik hitam yang selah terhipnotis itu dengan lekat. Entah magnet apa yang membuat wajahnya semakin mendekat, mendekat dan hampir tak menyisakkan jarak bersama gelayar hangat yang menjalar di dadanya.Satrio kembali menjauhkan wajahnya dari Maila setelah mereguk manis bibir yang gemetar itu. Wajah Maila merona dan memanas. Seluruh dunia rasanya berhenti ketika mereka melakukannya. Bahkan kaki Maila saja masih gemetar, ini sentuhan pertama yang di dapatnya dari seorang lelaki.“Aku tak pernah mempermasalahkan status sosial. Hanya saja aku mempermasalahkan ketidak konsistenan kamu

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 74

    Satrio melirik ke arah Maila yang masih bengong. Dia berdiri lalu menarik tangan Maila menuju kamarnya. Maila setengah menolak, tetapi tak kuasa. Bingung juga harus berbuat apa, tiba-tiba dirinya kini tengah berduaan dengan atasan yang mendadak menjadi suaminya.Keduanya memasuki kamar yang cukup luas itu. Satrio menggiring Maila untuk duduk di tepi tempat tidur. Hati Maila berdentum, terlebih ketika Satrio memegang dagunya dan membuat wajahnya terangkat.“Ya Tuhaaan? Apakah hari ini kami akan melewati malam pertama?” batin Maila seraya debaran dalam dadanya bertalu tak karuan.Maila sudah memejamkan mata, akan tetapi Satrio melepas tangannya. Dia menjauh dan mengambil kotak P3K. Satrio kembali dan duduk di tepi ranjang berhadapan dengan Maila. Dia mengeluarkan alkohol dan kapas, lalu tangannya kembali mendekat ke wajah Maila yang masih terpejam.&nbs

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 73

    “Mas, andai kamu gak ridho … maka ceraikan saja aku! Aku ikhlas, aku tak ingin membuat kamu dan keluargamu kecewa pada akhirnya! Aku akan menerimanya dengan lapang dada, Mas!” tukas Angel dengan suara parau karena tangisan.Menatap kedua netra Angel yang mengembun, sontak membuat Abian terkesiap. Dia sadar ada sosok rapuh di depannya yang butuh dikuatkan, tetapi pernyataan Angel yang diluar dugaan membuatnya shock. Bahkan kebahagiaan yang belakangan ini hadir karena dirinya akan mejadi ayah, gelar baru yang diidam-idamkannya.Abian hanya bergumam, tak terdengar jelas. Namun tangannya merengkuh Angel dan disandarkan pada dadanya. Dikecupnya pucuk kepala Angel. Ada hembusan napas berat terdengar.“Jangan bicara seperti itu, Sayang! Aku tak akan menceraikanmu! Sab

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 72

    “Bos!”Satrio berdiri sambil mengusap keringat dingin di dahi. Wira menepuk bahunya lalu menoleh pada ketua wilayah tersebut. Wira memberikan kartu namanya dan memperkenalkan diri.“Saya Sultan Prawira Eka Dharma---pemilik Dharma Grup! Ini Bapak Satrio, tangan kanan saya! Jadi saya pastikan dia itu terdidik dan tak mungkin berbuat asusila! Mungkin dia hanya dijebak!” tukas Wira dengan tenang.“Saya Badri, Tuan! Koordinator wilayah di sini! Wah berkesan sekali bertemu langsung dengan Tuan Sultan! Namun, semua bukti sudah jelas, Tuan! Mereka ditemukan hampir tak berpakaian dan saksinya banyak! Tak mungkin kami melepaskan mereka begitu saja! Hukum di wilayah kami, jika menemukan pasangan yang seperti itu jika keduanya lajang maka akan ka

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 71

    Keesokan harinya, Satrio terjaga karena sorot matahari sudah menembus celah gorden apartemennya. Dia terperanjat karena waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.“Ah, sial!” umpatnya dalam dada.Berantakan sudah rencananya untuk mengetahui siapa sebetulnya gadis itu. Apakah benar Maila atau orang yang hanya mirip saja dengannya.Satrio akhirnya harus rela menunda rasa penasarannya. Dia bergegas membersihkan diri lalu memakai pakaian kantor dan berangkat. Dia mengendarai mobilnya sambil merutuki diri sendiri, kenapa begitu kepo pada asal usul gadis yang tiba-tiba mencuri perhatiannya itu.“Kenapa gue ngurusin dia, ya?” batin Satrio sambil melajukan mobilnya. Dia mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya, akan tetapi tak kunjung ditemukan. Dia tak memiliki alasan kenapa harus sekepo itu pada kehidupan Maila

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 70

    “Ya, silakan mau pesan apa, Nyonya, Tuan?” Seorang gadis dengan pakaian press bodi muncul. Wajahnya penuh dengan polesan make up lengkap. Satrio menatap wajah yang rasanya taka sing itu. Kenapa gadis itu sangat mirip dengan Maila, tetapi bedanya gadis ini full make up dan tak memakai kerudung.“Maila?”Satrio bergumam dalam dada. Rasanya wajah itu bukan hanya mirip, akan tetapi benar memang wajah itu milik Maila. Dia kembali memindai wajah itu dengan seksama.Gadis tersebut tampak terkejut. Atau mungkin pikiran Satrio saja yang menebaknya seperti itu. Satrio yakin, tak mungkin dia akan menimbulkan ekspresi seperti itu jika memang dirinya tak mengenal Satrio.Sekretaris Mr Lee menyebutkan pesanannya. Gadis itu menunduk sambil mencatat. Dari raut wajahnya tampak ada kilat tak nyaman. Satrio diam, entah kenapa dia yakin jika gadis

DMCA.com Protection Status