Velope mengelap air matanya yang keluar teringat kenangan bersama Leon. Waktu itu mereka memakan nasi goreng pinggir jalan bersama, batagor dan makanan lainnya yang berjajar di sebuah tempat kaki lima di suatu daerah di jakarta.
"A-ku teringat memakan nasi goreng bersama dengannya," ucap Velope.
"Nona aku pikir ada apa, makanlah nona jangan kepikiran yang macam-macam," balas Hanna.
Velope menenangkan hatinya dan memakan nasi gorengnya dengan lahap. Jika tidak dipaksa makan mungkin tubuhnya akan lemah dan ia akan jatuh sakit. Velope sudah menghabiskan makan malamnya yang telat, sekarang Velope sudah sampai rumah.
Setiap detik, setiap waktu, ia selalu teringat dengan Leon yang selalu mengisi hari-harinya.
"Aku percaya jika tuhan menakdirkan kita bersama, kita akan dipertemukan lagi," gumam Velope saat rebahan di atas kasurnya.
Velope memejamkan matanya mencoba untuk tidur karena besok kegiatannya sangat padat belum lagi persiapan untuk pemilih
Silvi tahu Velope selalu menggunakan busana unik dan mempesona setiap ada acara resmi yang diadakan untuk penobatan selebriti terbaik setiap tahun. Maka tiga hari lagi saat acara itu berlangsung ia tidak ingin kalah pamor dari Velope."Tentu saja aku akan memakai gaun malam yang sexi," jawab Velope sambil tertawa geli."Gaun malam yang sexi, memang betul sih besok acara diadakan pada malam hari," sahut Silvi.Meri menggelengkan kepalanya dan mengatakan pada Silvi bahwa Velope hanya bercanda karena tdak mungkin di acara resmi menggunakan gaun malam sexi. Pastilah semua orang akan menggunakan busana resmi untuk menghadiri malam puncak penghargaan artis terbaik."Kau ini begitu saja tidak tahu, ini acara resmi tentu saja semua orang menggunakan busana resmi," ucap Meri."Manajer Meri benar, walaupun ini pertama kali artisku masuk nomonasi, setidaknya aku sudah tahu bahwa besok harus menggunakan busana resmi untuk menghadiri penghargaan artis terbaik b
Silvi pergi juga meninggalkan kamar hotel menuju mobilnya dengan penutup wajah dan topi agar tak ada yang mengenalinya."Sebal sekali kenapa harus aku menemani pria tua itu lagi," gumam Silvi sambil merebahkan tubuhnya pada jok mobil."Ada apa nona Silvi?" tanya asisten kecilnya.Silvi melengos tak menjawab pertanyaan asistennya. Ia lebih memilih memejamkan matanya untuk tidur karena kelelahan habis bermain dengan produser teman kencannya.***"Nona Velope apakah anda tidak mengantuk?" tanya Hanna yang membawakan coklat panas pesanannya."Belum, aku hanya ingin menikmati coklat panas ini sebelum tidur," jawab Velope.Velope menyeruput coklat panasnya. Jika sedang kusut ia selalu menikmati coklat panas sambil menatap keluar jendela kamarnya.Hatinya akan kembali tenang saat sudah meneguk coklat panas kesukaaannya. Barulah ia akan menutup jendela dan tidur. Mata Velope terpejam dan bayang-bayang wajah Leon mulai muncul di alam ba
Leon menghela nafasnya pelan. Ia akan menemui Velope di saat waktu yang tepat. Yang memungkinkan kedua bertemu saling melepas rindu dengan bahagia."Aku yakin Velope tidak akan melupan pesonaku untuk bergandengan tangan dengan lelaki lain," jawab Leon dengan penuh percaya diri."Terserah kau saja, aku tidak akan ikut campur kalau Velope ternyata sudah mempunyai kekasih karena kau terlalu telat," balas Henri lagi.Leon tertawa melihat wajah kesal sahabatnya itu. Mungkin Leon mempunyai alasannya sendiri kenapa menahan tidak bertemu Velope sekarang dan lebih memilih waktu yang tepat."Ayo aku traktir kau minum, aku yakin kau sangat rindu padaku," ajak Leon sambil mengedipkan matanya."Kau sungguh percaya diri sekali, tidak bertemu selama setahun aku ingin lihat apakah kau masih kuat minum," sindir Henri.Mereka menuju bar langganan untuk menghabiskan malam dan mengobrol bersama tentang bisnis yang sedang mereka jalankan saat ini."Tambah
Nyonya Atmaja memeluk Leon ia menangis sejadi-jadinya karena rindu sekali dengan putra semata wayangnya itu. Sudah setahun lamanya tidak berjumpa betapa senangnya ia melihat Leon berada dalam pelukannya."Mama merindukanmu dan khawatir terjadi apa-apa denganmu, mama menangis karena merindukanmu," jawab nyonya Atmaja."Maafkan Leon tadi bermain dulu bersama Henri semalaman dan tidak mengabari mama," Leon bersujud pada mamanya.Nyonya Atmaja menghapus air matanya kini ia sudah lega melihat Leon ada di rumah lagi, semoga kedepannya keluarga Atmaja akur-akur saja. Leon bercerita tentang berseteru dengan papanya barusan bahkan tuan Atmaja sampai marah besar."Kau ini baru saja sampai rumah sudah membuat papamu naik darah, apa yang kau sembunyikan dari mama?" tanya tuan Atmaja."Rahasia dong, besok aku akan memberitahu mama jika waktunya sudah tepat," jawab Leon sambil mengedipkan mata.Nyonya Atmaja percaya pada anaknya jika hal yang saat ini mas
Semua mata tertuju pada sosok Velope yang sangat mempesona. Jantung para pria berdekup kencang melihat Velope yang cantik jelita."Itu Velope lihatlah gaun merah yang menawan itu, aku harus membelinya jika Velope melelang gaun yang dipakainya setelah acara ini," gumam seorang tamu."Jantungku tidak bisa berhenti berdetak melihat Velope yang begitu anggun bak seorang bangsawan," ucap seorang tuan muda.Silvi geregetan dan hatinya membara melihat Velope merebut perhatian darinya lagi. Seharusnya semua mata tertuju padanya malam ini."Nona Velope suatu kehormatan jika aku bisa bersulang denganmu," ajak seorang tuan muda."Bagaimana denganku Velope. Aku sudah senior dan mempunyai banyak uang, jadi bersulanglah denganku saja!" ajak seorang produser yang membawa wine untuk bersulang dengan Velope.Velope menolak kedua pria yang ingin bersulang dengannya. Daripada membuat kegaduhan dan dendam diantara salah satu pria, lebih baik tidak meneriwa ajak
Suara dobrakan pintu mengagetkan sang produser karena merasa ada yang mengganggu kesenangannya. seharusnya ia sudah menikmati tubuh Velope yang sudah lama ia idamkan kenapa datang seorang yang mengganggu."Kau siapa, berani sekali mengusik kesenanganku!" gertak produser."Tidak penting siapa aku, kau sudah melecehkan gadisku jadi aku datang untuk memberimu pelajaran," jawab Leon tegas.Sang produser tertawa bejat banyak pria yang mengaku memiliki Velope tapi tidak satupun pria itu yang dilirik oleh Velope. Produser itu menghina Leon adalah pria yang gila dan terobsesi dengan tubuh Velope sesaat sama seperti dirinya."Aku juga bisa mengaku bahwa Velope adalah kekasihku, kau hanya pria pembual enyahlah dari sini sebelum anak buahku menghabisimu!" gertak produser yang berniat jahat itu."Sebelum aku masuk ke sini, anak buahmu sudah aku lumpuhkan!" seru Leon dengan tatapan membunuh.Produser itu berusaha untuk memukul Leon karena kesal, hanya se
Velope gemetar dan salah tingkah sendiri. Ia meminta maaf pada Leon karena tak sengaja menyenggol handuknya hingga terlepas dan Velope melihatnya dalam keadaan bugil."Tuan Leon bisakah kau memakai bajumu dulu lalu kita bicara secara baik-baik?" tanya Velope dengan keadaan panik."Tapi kau harus berjanji untuk bertanggung jawab karena telah melohat tubuhku yang tanpa baju ini," pinta Leon.Velope berjanji akan bertanggung jawab sesuai permintaan Leon..pria tampan itu segera memakai baju dan duduk berdua dengan Velope di sofa hotel."Kau memakai piyama apa sengaja menggodaku Velope?" tanya Leon sambil menopang kepalanya dengan tangan."Bajuku rusak, dan di hotel ini hanya ada piyama ini," jawab Velope.Leon menelpon anak buahnya untuk mengirim baju yang cocok untuk Velope. Sambil menunggu baju itu datang mereka sibuk mengobrol kecil."Jadi Velope dengan cara apa kau mempertanggung jawabkan perbuatanmu yang menjatuhkan handukku secara s
Velope menggelengkan kepalanya. Saat Leon sudah pergi meninggalkan tanah air hanya dia yang paling di rindukan sampai saat ini."Ragu itu pasti ada, aku takut kau menemukan perrmpuan lain yang kau cintai," jawab Velope jujur."Di sini hanya ada namamu," Leon menunjuk hatinya.Velope wanita yang mampu mengambil hatinya. Walaupun banyak orang mengatakan Velope orang yang sombong, seseorang yang bekerja di dunia entertaimen adalah orang yang tidak bersih. Namun Leon percaya Velope tidak seperti apa yang dikatakan orang-orang."Terima kasih Leon, aku sangat terharu," Velope memeluk Leon."Terima kasih juga sudah mau menungguku kembali, aku mencintaimu," Leon mengecup ujung rambut Velope.Malam ini sangat berharga dan bahagia buat Leon ia sudah lega menyatakan cintanya. Velooe juga menerima perasaan yang sudah lama terpendam di dada."Ayo tidur, sudah malam kau pasti sudah capek besok ada berapa lokasi kerja yang harus kau kunjungi?" tanya
Leon masih bercengkrama dalam teleponnya. Dalam waktu lima belas menit barulah ia mematikan telepon dan terlihat bahagia. Tepat pukul lima sore Leon meninggalkan kantor.Leon menegndarai mobilnya untuk menjemput Velope kesayangannya. Ia akan membawanya ke rumah keluarga Atmaja."Velope apa kau sudah siap bertemu dengan kedua orang tuaku?" tanya Leon."Aku sudah siap, walaupun nanti banyak pertanyaan yang tertuju padaku aku sungguh siap sekali," jawab Velope dengan wajah yang sumringah.Leon menggandeng Velope menuju ruang tamu, disana sudah ada orang tuanya nenek dan bibinya yang sungguh manja dan dicap benalu olehnya serta keluarga pamannya yang ia undang untuk memperkenalkan calon istri Leon."Selamat malam semuanya," sapa Leon."Selamat malam seluruh keluarga tuan besar Atmaja." sapa Velope sambil membungkukkan sedikit badannya.Telepon yang Leon angkat tadi dari orang tuanya. mereka mengundang Velope untuk makan malam dirumah. Sek
Semuanya baik-baik saja tidak ada yang memutuskan kontrak. Mereka hanya ingin lihat perkembangan kasus dulu barulah memberikan tindakan."Sejauh ini tidak ada, aku harap setelah konferensi pres semuanya akan baik-baik saja," jawab Meri."Bagus kalau begitu, ayo bekerja lagi," ajak Velope.Meri menemani Velope ke tempat kerja. Ini untuk berjaga-jaga kalau ada paparazi atau apapun itu yang mengganggu kerja Velope. Ia akan memasang badan untuk menjaqab karena ia tak ingin artisnya mendapatkan masalah lebih lanjut."Velope fokuslab bekerja, aku akan menunggu di sini," ucap Meri."Baik Meri terima kasih ya," balas Velope.Velope bekerja sedangkan Meri masih kontek dengan bosnya. Akhir-akhir ini Velope dan Leon memang sering bersama. Meri jadi kepikiran sesuatu kalau mereka memang menjalin kisah asmara. Tapi status mereka berbeda bagaimana mungkin bisa bersama."Leon apa kau mau memaafkan papamu?" tanya tuan Atmaja."Untuk apa aku te
Velope mendekati tuan Handoko dan putrinya ia membisikkan kalimat ke telinga tuan Handoko dengan lantang dan jelas. Kalau besok akan ada klarifikasi dan jumpa pres yang diadakan oleh Velope tentu saja tuan Handoko dan putrinya harus datang."Aku akan menjawab dalam konferesni pers besok pagi, kalian siap-siap saja datang ya," ucap Velope sambil mengibaskan rambutnya."Velope ayo kita pulang, aku tidak sudi lama-lama di sini," ucap Leon.Mereka pergi bergandengan tangan orang sampai melihat mereka dengan tatapan melongo Velope yang mereka kenal apakah memang orang yang seperti itu. Merebut tunangan orang dan menyiksa gadis tunangan pria tampan itu."Aku tidak menyangka Velope orang yang seperti itu tega merebut tunangan gadis lain bahkan memberikan trauma kepada tunangan pria tampan itu," bisik pwngunjung kafe."Aku juga tak mengira kalau idola kita seperti itu," balas pengunjung satunya.Keesokan harinya Meri sudah panas dan marah kepa
Leon mengiyakan apa yang ditanyakan oleh mamanya, ia berjanji akan datang ke tempat yang di tentukan oleh nyonya Atmaja saat ini Leon memang sudah selesai kerja tapi ada urusan yang harus ia selesaikan terlebih dahulu."Baik ma atur saja tempatnya hari ini apkaah bisa jam sembilan malam saja ketemunya, soalnya nanti pukul tujuh malam Leon baru kelar urusan," pinta Leon."Oke mama tentukan dulu tempat yang asyik untuk kita mengobrol biar lebih nyaman," ucap Nyonya Atmaja.Tuan besar Atmaja sedang menguping pembicaraan istri dan putranya. Beliau sedang ketar ketir takut Leon tidak mau memaafkannya. Saat nyonya Atmaja mematikan teleponnya ia segera mendekat dan bertanya, "Bagimana jawaban Leon?""Kita siapkan tempat untuk bertemu dengannya, kau juga jangan lupa untuk mengabari keluarga Handoko!" seru nyonya Atmaja.Tuan Atmaja segera memberitahu tuan Handoko dan putrinya untuk datang ke pertemuan yang diadakan oleh Tuan Atmaja dan istrinya malam
Nyonya Atmaja mengatakan pasti putranya mau memaafkan jika ia tulus meminta maaf dan tidak mengulangi lagi perbuatan yang membuatnya kesal atau tidak suka. Biarkan Leon menjalani apa yang sudah dia inginkan."Cukup untuk mendukung Leon menjadi apa yang dia inginkan dan juga kau tuus dalam meminta maaf," ucap nyonya Atmaja."Kalau begitu aku akan berangkat kerja dulu, nanti tolong temani aku untuk berbicara dengan anakmu," ucap tuan Atmaja.Nyonya Atmaja mengangguk tanda setuju dan tersenyum melihat tuan Atmaja yang bisa dinasehati olehnya. Beliau sangat senang dengan perubahan sikap suaminya yang keras kepala itu. Nyonya Atmaja melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.***"Tuan muda tamu kita sudah berada di ruang meeting," ucap Haris menyambut kedatangan Leon."Baik terima kasih." balas Leon yang segera masuk ke ruang meeting disusul oleh Haris dari belakang.Leon memimpin jalannya meeting kali ini. Kliennya yang hari ini ia temu
Nyonya Atmaja menasehati suaminya, sebagai kepala rumah tangga dan panutan seharusnya ia bisa menepati janjinya. Tidak mengingakri janji juga membuat perjanjian nikah sepihak dengan keluarga yang kurang jelas adat istiasatnya."Kau sudah membuatku kecewa Atmaja, aku akan keluar dari rumah ini dan meminta semua aset juga saham atas nama milikku!" gertak nyonya Atmaja."Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja hanya ingin memberikan nasehat kepada suaminya agar tidak semena-mena dan juga berbuat semaunya. Sudah membuat perjanjian dengan sang putra tapi dia mengingkari sungguh membuatnya kesal saja."Karena kau sudah tidak menganggapku ada disisimu lebih baik aku pergi, kau merencanakan perjodohan putraku tanpa melibatkan aku," balas nyonya Atmaja."Bukan seperti itu, kau memihak Velope gadis yang bekerja di entertaimen itu, aku kesal sekali jadinya," ucap Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja menggebrak meja, Velope gadis yang baik b
Velope masih saja bingung ingin makan apa. Leon menggelengkan kepala karena perempuan itu sungguh rumit, tinggal makan saja mereka harus memikir sampai lama. Tinggal pilih saja makan apa tidak usah ribet kenapa para wanita itu selalu merepotkan diri sendiri pikir Leon sambil menyetir mobilnya."Apa kau sudah menemukan tempat makan malam yang enak Velope?" tanya Leon."Belum sayang, kamu tidak punya keinginan untuk makan apa ya?" jawab Velope.Leon menghela nafas agar tidak emosi karena lapar. Akhirnya ia hanya ingin makan mie isntan rebus pakai telur dan cabai di warung warmindo pinggir jalan. Velope ternyata menyetujuinya mereka memarkir mobil di pinggiran jalan dan masuk warmindo."Enak juga ya menikmati kesederhanaan seperti ini," ucap Velope."Sesekali kita juga harus menikmati makanan pinggir jalan seperti ini," sahut Leon.Aroma mie instan yang menggoda di tampah potongan cabai juga saus pedas membuat Velope dan Leon tampak tak sabar m
Henri ingin sampai tua nanti tetap bersahabat dengan Leon. Walau ia sudah menemukan istri dan memiliki anak. Mereka harus tetap bersahabat sampai tua nanti."berjanjilah padaku kita akan menjadi sahabat sampai tua nanti," ucap Henri."Tentu saja," jawab Leon singkat.Leon juga ingin sampai tua nanti masih tetap memiliki Henri di sampingnya. Meski Henri adalah anak bungsu tapi dia bisa menjadi seorang kakak bagi Leon. Mereka selalu bertukar pikiran apapun itu. Tentang perusahaan juga soal asmara."Ehem. Aku juga ingin hidup sampai tua denganmu," ucap Velope."Kau juga bagian hidupku, aku harap kau bisa sabar dengan hubungan kita yang masih rumit ini," balas Leon.Velope menagngguk kemudian melirik Henri yang tertawa karena melihat Velope cemburu padanya. Mereka sudah kenal sejak kecil dan hanya sahabat sepanjang usia."Kau tak perlu cemburu padaku Velope. Kami tidak mungkin akan menjalin kasih juga kan," ucap Henri sambil tertawa
Leon marah karena yang mengangkat telepon Velope adalah seorang lelaki entah siapa orang itu. Haris semakin ketakukan karena mungkin Leon akan marah sepanjang hari dna berdampak padanya. Haris membaca doa supya ini hanya salah paham."Kalau aku bilang aku adalah kekasih Velope kamu percaya tidak tuan Leon?" tanya seorang yang berada di seberang sana."Kau jangan main-main denganku, aku akan membunuhmu!" seru Leon.Henri tersenyum dan mengatakan bahwa Leon adalah orang yang bodoh. terlalu emosi sampai tidak bisa berpikir jernih, ia sampai lupa dengan suara sahabatnya sendiri yang sudah bersama bertahun-tahun. Cemburu mengalahkan segalanya. seharusnya Leon berpikir jernih sehingga bisa menebak suara siapa itu."Leon aku pikir kau adalah orang paling cerdas seindonesia raya, tapi ternyata cemburu mengalahkan segalanya," tegas Henri."Siapa kau sebenarnya kenapa mengenalku bahkan sampai menghinaku?" tanya Leon lagi.Sahabat Leon itu menertawakan