Nyonya Atmaja memeluk Leon ia menangis sejadi-jadinya karena rindu sekali dengan putra semata wayangnya itu. Sudah setahun lamanya tidak berjumpa betapa senangnya ia melihat Leon berada dalam pelukannya.
"Mama merindukanmu dan khawatir terjadi apa-apa denganmu, mama menangis karena merindukanmu," jawab nyonya Atmaja.
"Maafkan Leon tadi bermain dulu bersama Henri semalaman dan tidak mengabari mama," Leon bersujud pada mamanya.
Nyonya Atmaja menghapus air matanya kini ia sudah lega melihat Leon ada di rumah lagi, semoga kedepannya keluarga Atmaja akur-akur saja. Leon bercerita tentang berseteru dengan papanya barusan bahkan tuan Atmaja sampai marah besar.
"Kau ini baru saja sampai rumah sudah membuat papamu naik darah, apa yang kau sembunyikan dari mama?" tanya tuan Atmaja.
"Rahasia dong, besok aku akan memberitahu mama jika waktunya sudah tepat," jawab Leon sambil mengedipkan mata.
Nyonya Atmaja percaya pada anaknya jika hal yang saat ini mas
Semua mata tertuju pada sosok Velope yang sangat mempesona. Jantung para pria berdekup kencang melihat Velope yang cantik jelita."Itu Velope lihatlah gaun merah yang menawan itu, aku harus membelinya jika Velope melelang gaun yang dipakainya setelah acara ini," gumam seorang tamu."Jantungku tidak bisa berhenti berdetak melihat Velope yang begitu anggun bak seorang bangsawan," ucap seorang tuan muda.Silvi geregetan dan hatinya membara melihat Velope merebut perhatian darinya lagi. Seharusnya semua mata tertuju padanya malam ini."Nona Velope suatu kehormatan jika aku bisa bersulang denganmu," ajak seorang tuan muda."Bagaimana denganku Velope. Aku sudah senior dan mempunyai banyak uang, jadi bersulanglah denganku saja!" ajak seorang produser yang membawa wine untuk bersulang dengan Velope.Velope menolak kedua pria yang ingin bersulang dengannya. Daripada membuat kegaduhan dan dendam diantara salah satu pria, lebih baik tidak meneriwa ajak
Suara dobrakan pintu mengagetkan sang produser karena merasa ada yang mengganggu kesenangannya. seharusnya ia sudah menikmati tubuh Velope yang sudah lama ia idamkan kenapa datang seorang yang mengganggu."Kau siapa, berani sekali mengusik kesenanganku!" gertak produser."Tidak penting siapa aku, kau sudah melecehkan gadisku jadi aku datang untuk memberimu pelajaran," jawab Leon tegas.Sang produser tertawa bejat banyak pria yang mengaku memiliki Velope tapi tidak satupun pria itu yang dilirik oleh Velope. Produser itu menghina Leon adalah pria yang gila dan terobsesi dengan tubuh Velope sesaat sama seperti dirinya."Aku juga bisa mengaku bahwa Velope adalah kekasihku, kau hanya pria pembual enyahlah dari sini sebelum anak buahku menghabisimu!" gertak produser yang berniat jahat itu."Sebelum aku masuk ke sini, anak buahmu sudah aku lumpuhkan!" seru Leon dengan tatapan membunuh.Produser itu berusaha untuk memukul Leon karena kesal, hanya se
Velope gemetar dan salah tingkah sendiri. Ia meminta maaf pada Leon karena tak sengaja menyenggol handuknya hingga terlepas dan Velope melihatnya dalam keadaan bugil."Tuan Leon bisakah kau memakai bajumu dulu lalu kita bicara secara baik-baik?" tanya Velope dengan keadaan panik."Tapi kau harus berjanji untuk bertanggung jawab karena telah melohat tubuhku yang tanpa baju ini," pinta Leon.Velope berjanji akan bertanggung jawab sesuai permintaan Leon..pria tampan itu segera memakai baju dan duduk berdua dengan Velope di sofa hotel."Kau memakai piyama apa sengaja menggodaku Velope?" tanya Leon sambil menopang kepalanya dengan tangan."Bajuku rusak, dan di hotel ini hanya ada piyama ini," jawab Velope.Leon menelpon anak buahnya untuk mengirim baju yang cocok untuk Velope. Sambil menunggu baju itu datang mereka sibuk mengobrol kecil."Jadi Velope dengan cara apa kau mempertanggung jawabkan perbuatanmu yang menjatuhkan handukku secara s
Velope menggelengkan kepalanya. Saat Leon sudah pergi meninggalkan tanah air hanya dia yang paling di rindukan sampai saat ini."Ragu itu pasti ada, aku takut kau menemukan perrmpuan lain yang kau cintai," jawab Velope jujur."Di sini hanya ada namamu," Leon menunjuk hatinya.Velope wanita yang mampu mengambil hatinya. Walaupun banyak orang mengatakan Velope orang yang sombong, seseorang yang bekerja di dunia entertaimen adalah orang yang tidak bersih. Namun Leon percaya Velope tidak seperti apa yang dikatakan orang-orang."Terima kasih Leon, aku sangat terharu," Velope memeluk Leon."Terima kasih juga sudah mau menungguku kembali, aku mencintaimu," Leon mengecup ujung rambut Velope.Malam ini sangat berharga dan bahagia buat Leon ia sudah lega menyatakan cintanya. Velooe juga menerima perasaan yang sudah lama terpendam di dada."Ayo tidur, sudah malam kau pasti sudah capek besok ada berapa lokasi kerja yang harus kau kunjungi?" tanya
Anna terus menyudutkan kakak iparnya yang tidak tahu menahu tentangnya yang bekerja di perusahaan besar baru yang sudah berkembang selama setahun terakhir ini. Banyak yang membicarakan perusahaan ini yang katanya pemiliknya adalah pemuda hebat yang berada di luar negeri."Aku cukup hebat dan mengetahui apapun di negera ini, aku peringatkan sekali lagi padamu jangan pernah menghina mamaku karena kekayaan keluarga Atmaja hanyalah separuh dari apa yang aku miliki sekarang!" gertak Leon."Kau memangnya punya apa, kau jangan selalu membual kalau di usir dari rumah kakakku ini paling hanya jadi gelandangan," ucap Anna.Leon sudah tidak tahan lagi dengan sikap bibinya ini. Dia dengan tegas menyatakan perang dan siap membawa mamanya untuk pergi dari keluarga Atmaja. dia juga menantang bibinya apabila di minta untuk mengelola perusahaan perhiasan milik keluarga Atmaja apakah bisa bertahan sampai satu tahun."Leon cukup! kenapa kau begitu yakin untuk meninggalkan k
Leon termemung sejenak. Leon pasti ada di acara itu karena dia adalah pemilik dari LA Technologi."Tidak apa-apa Velope aku akan mengamtarmu besok." Leon memberikan senyuman kepada Velope."Benarkah kau akan mengantarku besok?" tanya Velope.Leon mengangguk dia akan mengantar Velope karena sekalian berangkat ke pesta itu. Sebagai tuan rumah Leon harua menjamu tamu yang hadir di pesta perjamuan yang dia adakan.Banyak orang penasaran siapa pemilik dari LA Tech. Jadi kalangan pengusaha kelas atas yang di undang akan meluangkan waktu untuk datang."Tentu saja aku akan mengantar dan menjemput kekasihku, besok juga adalah malam minggu kan?" ucap Leon."Kalau begitu aku akan dandan yang cantik untukmu,""Kau tanpa makeup juga cantik Velope," balas Leon.Mereka kemudian memakan sajian makanan yang mereka pesan dengan santai. Selesai makan langsung mengantat Velope pulang kerumah."Lekas masuk rumah dan istirahat Vel
Leon kecewa dengan tampilan Velope yang belum siap masih menggunakan baju biasa. Velope mengecup pipi Leon dan berkata, "Aku tak sabar melihatmu yang tampan ini makanya menemuimu dulu, tunggu aku disini dan lihatlah betapa cantiknya aku saetelah mengenakan gaun untuk ke pesta!"Leon bernafas lega setelah Velope masuk lagi ke dalam ruang ganti dan make-up wajah. Keluar setelah perawatan menghampiri Leon mengenakan baju biasa dan wajah yang polos membuat Leon kaget dan tidak senang."Ah ternyata dugaanku salah, dia hanya ingin melihat aku yang tampan ini," gumam Leon sambil tertawa.Bebebara menit kemudian Velope keluar dari ruang make-up, mata Leon tak bisa berhenti berkedip melihatnya, ia melihat Velope dari ujung kaki ke ujung ke palanya luar biasa cantiknya, selain cantik wajahnya hati serta kepribadian Velope membuat Leon jatuh cinta."Sempurna, ayo kita berangkat, kau selalu cantik mempesona dengan tatanan busana seperti apapun!" ajak Leon sambil meny
Leon melewati seorang putri angkuh anak dari teman papanya. Dengan tak tahu malu ia melakukan trik murahan pura-pura terjatuh sehingga bisa leboh dekat dengan Leon."Maafkan putriku yang tak hati-hati tuan, kalian sepertinya cocok bagaimana jika berdansa bersama?" tanya ayah dari gadis itu."Ayahku benar tuan, sepertinya kita berjodoh bagaimana jika kita berdansa bersama?" tanya gadis itu.Leon tak menunjukkan ekspresi apa-apa. Dia hanya diam dan melangkah ke arah gadis pujaan hatinya. Langkahnya terlihat mantap dan sampailah pada seorang wanita yang saat ini menjadi idola para remaja."Nona Velope, suatu kehormatan jika kau mau berdansa dengan penggemarmu ini," Leon menyodorkan tangannya."Suatu kehormatan bisa berdansa denganmu tuan Leon," Velope meraih tangan Leon.Mereka berdansa di lantai dansa. Para tamu undangan bertepuk tangan karena mereka berdua begitu cocok dan mempesona. Aura bintang terpancar dari wajah keduanya."Aku san