Leon sudsh berdiri dari tempat duduknya. Menurutnya sang papa tidak senang jika dia datang berkunjung ke kediaman utama keluarga Atmaja.
"Untuk apa aku masih bertahan, sedangkan kedatanganku tidak di inginkan sama sekali?" sindir Leon.
"Anak nakal sepertimu memang selalu membuat marah irang tua, apa kamu ini lupa siapa yang membesarkanmu?" gertak tuan Atmaja.
Leon benar-benar tidak bisa menebak kemauan sang papa. Tidak membiarkan Leon pergi tapi terus menghardiknya seolah semua ini kesalahan yang Leon perbuat. Bagaikan buah simalakama maju mundur tetap salah.
"Jadi papa ini maunya apa? Ingin mengenbalikan semua yang pernah papa berikan kepada Leon?" tanya Leon kembali duduk.
"Kau sudah berada di luaran sana cukup lama apakah kau memang sengaja tidak ingin pulang, aku tidak meminta apa-apa darimu, cukup kau harus ingat kalau masih sah menjadi anggota keluarga Atmaja," tegas tuan Atmaja.
Leon berdiri lagi dari duduknya. Ia menyampaikan tak per
Leon menatap Velope tajam, sebenarnya apa yang diinginkan oleh Velope, apa yang ingin disampaikan kenapa seperti begitu penting, jantung Leon begitu berdebar semakin cepat tak sabar ingin mendengarkan apa yang dikatan Velope."Cepat katakan nona Velope aku ingin mendengarkan berita indah dari mulutmu," ucap Leon bersemangat."Kau begitu tidak sabaran tuan Leon," balas Velope dengan manis.Velope meminum kopinya tidak langsung menjawab apa yang dikatakan barusan agar Leon penasaran. Ia memperhatikan wajah tampan Leon yang sedang menunggu jawaban darinya."Kau menjadi tidak asyik nona Velope, aku menjadi malas," Leon merebahkan tubuhnya dimeja."Haha aku hanya ingin bercerita denganmu tuan Leon, karena saat ini hanya kau mungkin yang bisa aku percaya," ucap Velope.Tak menunggu lama lagi Velope melepaskan segala unek-unek di dalam hatinya kepada Leon. Malam minggu ini penuh kesan bagi Leon karena bisa menghabiskan waktu bersama Velope sang puj
Leon tidak mau berpikir banyak ia memejamkan mata lebih dulu, ia aka menghubungi sang mama besok pagi setelah banguntidur. Leon tertidur pulas sampai menjelang pagi."Tidurku nyenyak sekali hari ini, emm oh iya lebih baik menelpon mama lebih dulu," Leon mengambil ponselnya."Tuan sarapan sudah siap, tapi aku ingatkan kau untuk menghubungi nyonya besar dulu," Haris mengingatkan Leon.Leon sudah terlihat menelpon mamanya, Haris menjadi tenang dan melanjutkan pekerjaannya sebelum berangkat kuliah hari minggu ini. Beres merapikan barang Leon ia segera sarapan, mandi dan berpamitan berangkat menuntut ilmu."Tuan muda aku berangkat mencari ilmu dulu, sarapan sudah dimeja dan barangmu sudah siap didalam tas tinggal dibawa," ucap Haris segera pergi dari kamar studio itu."Oke Haris, terima kasih atas kerja bagusmu," seru Leon.Leon memencet nomor ponsel mamanya, selang beberapa menit telepon itu tersambung, dan nyonya Atmaja marah-marah karena Leon
Nenek Leon ikut ingginmasak di rumah putranya, mereka seollah haus oleh pengakuan. Seorang menantu perempuan harus menurut apa kata keluarga suaminya. Mereka menunjukkan kekuasaan dan berpikir seorang istri hanya bisa menghabiskan uang suaminya. "Atmaja sudah lama kau tidak bertemu dengan mama, jadi biar mama yang memasak saja, kau juga rindu kan masakan mama?" tanya Nenek Leon. "Mama istirahat saja karena habis perjalanan jauh, Leon ingin memakan masakan mamanya," jawab Tuan Atmaja. Leon bisa merasakan masakaan mamanya setiap hari sementara tuan Atmaja tidak bisa merasakan masakan orang tuanya setiap hari. Itulah yang dijadikan alasan nenek Leon untuk membujuk putranya hari ini. "Ini adalah rumah keluarga Atmaja jadi keputusan ada di tangan papa, tunjukan seorang lelaki tegas yang biasanya papa tunjukkan padaku dong!" sindir Leon. "Kau anak baru kemarin sore sudah berani menentang papamu, inikah didikan dari Lina yang setip hari hanya diam di
Asik dari tuan Atmaja marah besar dan menuding kakak iparnya menghasut Leon untuk membencinya. Padahal Leon adalah darah daging dari sang kakak kenapa begitu tidak menghormati bibinya."Lihatlah istrimu kak, mendidik anak untuk membenci keluargamu sendiri, salahku dimana selalu minta uang padamu, kau kan sudah mapan segala hal tidak ada salahnya membantu perekonomian adikmu!" seru Anna yang berang."Kau lebih tua dari Leon tapi pikiranmu sangat sempit, tentu saja kau salah asal kamu tahu aku menguji Leon untuk keluar dari rumah ini beberapa bulan lalu," jawab tuan Atmaja.Lebih memperjelas ucapannya tuan Atmaja membeberkan fakta bahwa Leon lebih unggul dari Anna yang bisanya hanya meminta uang dan ribut dengan kakak iparnya.Beberapa kali dimodali usaha selalu bangkrut. Leon keluar dari rumah tanpa sepeserpun uang dan fasilitas dari papanya tapi bisa membiayai kuliahnya sendiri."Apa kau tahu biaya kuliah Leon itu berapa satu semester?" tanya tuan
Tuan Atmaja tentu saja akan mewariskan perusahaan perusahaan miliknya kepada Leon karena dia adalah putra semata wayangnya lalu kalau bukan kepadanya siapa lagi dia akan mewariskan perusahaan ini."Apa kau sedang meragukan papamu, kau ini adalah putra kandungku jadi kau yang akan mewarisi perusahaan ini," jawab tuan Atmaja."Papa tenang saja begini saja dulu, aku akan datang ke perusahaan seminggu sekali, tap sebagai karyawan freelance dan papa juga harus menggajiku dengan demikian aku akan mengetahui bagaimana perusahaan itu berjalan," ucap Leon.Selanjutnya Leon meminta papanya berhenti menyuplai keuanagn untuk adiknya dengan kata lain papanya sudah tidak muda lagi dan perusahaan nantinya akan berpindah tangan menjadi milik Leon. Tidak mungkin kan sampai perusahaan itu berpindah tangan adik dari papanya itu akan selalu menggantungkan hidup dari Leon."Kau ini anak yang cerdas, benar-benar anakku, aku bangga padamu, baik papa setuju!" seru tuan Atmaja.
Leon mengangguk ia tidak keberatan jika sang papa mengantarnay bekerja itu akan sangat bagus bukan. Tuan Atmaja sangat senang bisa mengantar Leon bekerja ini seperti saat dahulu mengantar Leon pergi ke sekolah. "Baiklah ayo pa nanti aku terlambat, itu sangat tidak etis kalau janji dengan seseorang kita datang terlambat," ucap Leon. "Kau benar-benar mewarisi gen papamu, disiplin dan tepat waktu," balas tuan Atmaja sembari tertawa lebar. Tuan Atmaja mengantar Leon untuk pergi ke lulu fasyen sedangkan nyonya Atmaja tetap dirumah meninggalkan Anna dan ibu mertuanya yang sedang marah dan tak terima. tuan Atmaja memperlakukan adiknya sejahat itu bagi mereka. "Lina kau sungguh jahat sudah puas kau membuat kakakku mengucilkan adiknya sendiri?" teriak Anna. "Sudahlah Anna sekarang kakakmu sedang marah, nanti mama akan bantu untuk membujuknya setelah kembali," ucap Nenek Leon yang membujuk Anna supaya tidak marah lagi. *** Leon sam
Leon juga memberikan bingkisan untuk mamanya. Tuan Atmaja begitu antusias membuka bungkusan kado dari Leon. Hatinya berdebar apakah isinya."Leon ini jam tangan mahal, kenapa kau berikan ini pada papa?" tanya tuan Atmaja."Papa hari ini Leon mendapat bonus yang menurut Leon besar. Uang pertama dari kerjaku yang begitu besar aku ingin membelikan barang untuk papa dan mama walaupun Leon tahu ini tidak ada apa-apanya dibanding jasa mama papa membesarkanku," ucap Leon.Tuan Atmaja memeluk putra semata wayangnya itu. Beliau terharu karena pernah keras padanya meminta ia keluar dari rumah tanpa membawa barang apapun uang serta fasilitas lainnya tak sepeserpun ia bawa."Sayang, papa pikir kau selamanya akan membenci papa karena telah mengusirmu dari rumah," ucap tuan Atmaja sambil berderai air mata."Leon tidak marah, justru papa membuat Leon mengerti bagaimana rasanya mencari uang itu, capek sudah pasti tapi akan terbayar jika kita sudah gajian," jawab L
Leon berdiri dari rebahannya dan membuka pint kamar yang ternyata dari sang mama. Beliau hanya sekedar mengucapkan semalam malam dan istirahat untuk sang anak kesayangan yang hari ini membuatnya bangga."Selamat malam Leon, segeralah istirahat dan mimpi indah," ucap Nyonya Atmaja seraya pergi meninggalkan Leon ia masih mengira bahwa Leon adalah anak kecilnya yang dulu."Selamat malam juga mama, jangan lupa istirahar karena mama banyak pekerjaan esok hari," Leon menutuup lagi pintunya.Ternyata dari sang mama, Leon berpikir ada apa malam-malam mengetuk pintu seperti itu ternyata hanya mengucapkan selamat malam, Leon berpikir harus mengucapkan selamat malam unruk Velope juga, wanita idolanya yang ia cintai sepenuh hati.[Selamat malam nona Velope, lekas istirahat karena kau pasti sudah capek] ketik Leon pada pesan singkat yang ditujukan untuk Velope.[Terima kasih telah mengingatkanku tuan Leon, aku memang ingin segera tidur] balas Velope.Leo
Leon masih bercengkrama dalam teleponnya. Dalam waktu lima belas menit barulah ia mematikan telepon dan terlihat bahagia. Tepat pukul lima sore Leon meninggalkan kantor.Leon menegndarai mobilnya untuk menjemput Velope kesayangannya. Ia akan membawanya ke rumah keluarga Atmaja."Velope apa kau sudah siap bertemu dengan kedua orang tuaku?" tanya Leon."Aku sudah siap, walaupun nanti banyak pertanyaan yang tertuju padaku aku sungguh siap sekali," jawab Velope dengan wajah yang sumringah.Leon menggandeng Velope menuju ruang tamu, disana sudah ada orang tuanya nenek dan bibinya yang sungguh manja dan dicap benalu olehnya serta keluarga pamannya yang ia undang untuk memperkenalkan calon istri Leon."Selamat malam semuanya," sapa Leon."Selamat malam seluruh keluarga tuan besar Atmaja." sapa Velope sambil membungkukkan sedikit badannya.Telepon yang Leon angkat tadi dari orang tuanya. mereka mengundang Velope untuk makan malam dirumah. Sek
Semuanya baik-baik saja tidak ada yang memutuskan kontrak. Mereka hanya ingin lihat perkembangan kasus dulu barulah memberikan tindakan."Sejauh ini tidak ada, aku harap setelah konferensi pres semuanya akan baik-baik saja," jawab Meri."Bagus kalau begitu, ayo bekerja lagi," ajak Velope.Meri menemani Velope ke tempat kerja. Ini untuk berjaga-jaga kalau ada paparazi atau apapun itu yang mengganggu kerja Velope. Ia akan memasang badan untuk menjaqab karena ia tak ingin artisnya mendapatkan masalah lebih lanjut."Velope fokuslab bekerja, aku akan menunggu di sini," ucap Meri."Baik Meri terima kasih ya," balas Velope.Velope bekerja sedangkan Meri masih kontek dengan bosnya. Akhir-akhir ini Velope dan Leon memang sering bersama. Meri jadi kepikiran sesuatu kalau mereka memang menjalin kisah asmara. Tapi status mereka berbeda bagaimana mungkin bisa bersama."Leon apa kau mau memaafkan papamu?" tanya tuan Atmaja."Untuk apa aku te
Velope mendekati tuan Handoko dan putrinya ia membisikkan kalimat ke telinga tuan Handoko dengan lantang dan jelas. Kalau besok akan ada klarifikasi dan jumpa pres yang diadakan oleh Velope tentu saja tuan Handoko dan putrinya harus datang."Aku akan menjawab dalam konferesni pers besok pagi, kalian siap-siap saja datang ya," ucap Velope sambil mengibaskan rambutnya."Velope ayo kita pulang, aku tidak sudi lama-lama di sini," ucap Leon.Mereka pergi bergandengan tangan orang sampai melihat mereka dengan tatapan melongo Velope yang mereka kenal apakah memang orang yang seperti itu. Merebut tunangan orang dan menyiksa gadis tunangan pria tampan itu."Aku tidak menyangka Velope orang yang seperti itu tega merebut tunangan gadis lain bahkan memberikan trauma kepada tunangan pria tampan itu," bisik pwngunjung kafe."Aku juga tak mengira kalau idola kita seperti itu," balas pengunjung satunya.Keesokan harinya Meri sudah panas dan marah kepa
Leon mengiyakan apa yang ditanyakan oleh mamanya, ia berjanji akan datang ke tempat yang di tentukan oleh nyonya Atmaja saat ini Leon memang sudah selesai kerja tapi ada urusan yang harus ia selesaikan terlebih dahulu."Baik ma atur saja tempatnya hari ini apkaah bisa jam sembilan malam saja ketemunya, soalnya nanti pukul tujuh malam Leon baru kelar urusan," pinta Leon."Oke mama tentukan dulu tempat yang asyik untuk kita mengobrol biar lebih nyaman," ucap Nyonya Atmaja.Tuan besar Atmaja sedang menguping pembicaraan istri dan putranya. Beliau sedang ketar ketir takut Leon tidak mau memaafkannya. Saat nyonya Atmaja mematikan teleponnya ia segera mendekat dan bertanya, "Bagimana jawaban Leon?""Kita siapkan tempat untuk bertemu dengannya, kau juga jangan lupa untuk mengabari keluarga Handoko!" seru nyonya Atmaja.Tuan Atmaja segera memberitahu tuan Handoko dan putrinya untuk datang ke pertemuan yang diadakan oleh Tuan Atmaja dan istrinya malam
Nyonya Atmaja mengatakan pasti putranya mau memaafkan jika ia tulus meminta maaf dan tidak mengulangi lagi perbuatan yang membuatnya kesal atau tidak suka. Biarkan Leon menjalani apa yang sudah dia inginkan."Cukup untuk mendukung Leon menjadi apa yang dia inginkan dan juga kau tuus dalam meminta maaf," ucap nyonya Atmaja."Kalau begitu aku akan berangkat kerja dulu, nanti tolong temani aku untuk berbicara dengan anakmu," ucap tuan Atmaja.Nyonya Atmaja mengangguk tanda setuju dan tersenyum melihat tuan Atmaja yang bisa dinasehati olehnya. Beliau sangat senang dengan perubahan sikap suaminya yang keras kepala itu. Nyonya Atmaja melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.***"Tuan muda tamu kita sudah berada di ruang meeting," ucap Haris menyambut kedatangan Leon."Baik terima kasih." balas Leon yang segera masuk ke ruang meeting disusul oleh Haris dari belakang.Leon memimpin jalannya meeting kali ini. Kliennya yang hari ini ia temu
Nyonya Atmaja menasehati suaminya, sebagai kepala rumah tangga dan panutan seharusnya ia bisa menepati janjinya. Tidak mengingakri janji juga membuat perjanjian nikah sepihak dengan keluarga yang kurang jelas adat istiasatnya."Kau sudah membuatku kecewa Atmaja, aku akan keluar dari rumah ini dan meminta semua aset juga saham atas nama milikku!" gertak nyonya Atmaja."Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja hanya ingin memberikan nasehat kepada suaminya agar tidak semena-mena dan juga berbuat semaunya. Sudah membuat perjanjian dengan sang putra tapi dia mengingkari sungguh membuatnya kesal saja."Karena kau sudah tidak menganggapku ada disisimu lebih baik aku pergi, kau merencanakan perjodohan putraku tanpa melibatkan aku," balas nyonya Atmaja."Bukan seperti itu, kau memihak Velope gadis yang bekerja di entertaimen itu, aku kesal sekali jadinya," ucap Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja menggebrak meja, Velope gadis yang baik b
Velope masih saja bingung ingin makan apa. Leon menggelengkan kepala karena perempuan itu sungguh rumit, tinggal makan saja mereka harus memikir sampai lama. Tinggal pilih saja makan apa tidak usah ribet kenapa para wanita itu selalu merepotkan diri sendiri pikir Leon sambil menyetir mobilnya."Apa kau sudah menemukan tempat makan malam yang enak Velope?" tanya Leon."Belum sayang, kamu tidak punya keinginan untuk makan apa ya?" jawab Velope.Leon menghela nafas agar tidak emosi karena lapar. Akhirnya ia hanya ingin makan mie isntan rebus pakai telur dan cabai di warung warmindo pinggir jalan. Velope ternyata menyetujuinya mereka memarkir mobil di pinggiran jalan dan masuk warmindo."Enak juga ya menikmati kesederhanaan seperti ini," ucap Velope."Sesekali kita juga harus menikmati makanan pinggir jalan seperti ini," sahut Leon.Aroma mie instan yang menggoda di tampah potongan cabai juga saus pedas membuat Velope dan Leon tampak tak sabar m
Henri ingin sampai tua nanti tetap bersahabat dengan Leon. Walau ia sudah menemukan istri dan memiliki anak. Mereka harus tetap bersahabat sampai tua nanti."berjanjilah padaku kita akan menjadi sahabat sampai tua nanti," ucap Henri."Tentu saja," jawab Leon singkat.Leon juga ingin sampai tua nanti masih tetap memiliki Henri di sampingnya. Meski Henri adalah anak bungsu tapi dia bisa menjadi seorang kakak bagi Leon. Mereka selalu bertukar pikiran apapun itu. Tentang perusahaan juga soal asmara."Ehem. Aku juga ingin hidup sampai tua denganmu," ucap Velope."Kau juga bagian hidupku, aku harap kau bisa sabar dengan hubungan kita yang masih rumit ini," balas Leon.Velope menagngguk kemudian melirik Henri yang tertawa karena melihat Velope cemburu padanya. Mereka sudah kenal sejak kecil dan hanya sahabat sepanjang usia."Kau tak perlu cemburu padaku Velope. Kami tidak mungkin akan menjalin kasih juga kan," ucap Henri sambil tertawa
Leon marah karena yang mengangkat telepon Velope adalah seorang lelaki entah siapa orang itu. Haris semakin ketakukan karena mungkin Leon akan marah sepanjang hari dna berdampak padanya. Haris membaca doa supya ini hanya salah paham."Kalau aku bilang aku adalah kekasih Velope kamu percaya tidak tuan Leon?" tanya seorang yang berada di seberang sana."Kau jangan main-main denganku, aku akan membunuhmu!" seru Leon.Henri tersenyum dan mengatakan bahwa Leon adalah orang yang bodoh. terlalu emosi sampai tidak bisa berpikir jernih, ia sampai lupa dengan suara sahabatnya sendiri yang sudah bersama bertahun-tahun. Cemburu mengalahkan segalanya. seharusnya Leon berpikir jernih sehingga bisa menebak suara siapa itu."Leon aku pikir kau adalah orang paling cerdas seindonesia raya, tapi ternyata cemburu mengalahkan segalanya," tegas Henri."Siapa kau sebenarnya kenapa mengenalku bahkan sampai menghinaku?" tanya Leon lagi.Sahabat Leon itu menertawakan