Share

bab 52. Skak Matt!

Auteur: ananda zhia
last update Dernière mise à jour: 2024-10-29 19:42:56

Ibu Laila melongo mendengar pengakuan anaknya.

"Tidak mungkin. Kamu jangan bercanda, La!" seru Reni kaget.

"Laila serius, Bu! Bahkan Laila sempat gelut dengan Ayu dan Juleha karena mereka meremehkan Laila. Dan ternyata justru merekalah lah yang hamil duluan."

Reni mengepal kan tangan kanannya dan meninju ke telapak tangan kiri yang terbuka lebar.

"Mereka bilang gitu ke kamu, La? Ini nggak bisa dibiarkan?! Berani-beraninya mereka memfitnah kamu!"

Laila hanya menghela nafas panjang. "Yah, gitulah, Bu. Tapi kan ternyata kebenaran sekarang terlihat langsung. Yang murahan siapa?"

"Ya sudahlah. Biarlah itu yang menjadi kesalahan mereka tapi yang jelas, mulai sekarang kamu harus hati-hati dalam bergaul. Kamu harus benar-benar bisa jaga diri dan jaga nama baik keluarga. Ngerti kan, La?"

Laila mengangguk kan kepala nya.

"Ya Bu. Aku ngerti kok."

"Oh, ya. Bagaimana dengan rencana kuliah kamu di kebidanan?" tanya Ibunya Laila. "Apa kamu sudah mempunyai pandangan kamu kuliah akademi kebidanan
Chapitre verrouillé
Continuer à lire ce livre sur l'application
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Neni Chairani
up donk jangan kelamaan...
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 53. Belajar Masak

    Beberapa saat sebelumnya,"Hm, alhamdulillah setelah aku pasang dagangan ibu di status wa jadi ada beberapa yang beli langsung tanpa perlu nitipin kue ke kantin sekolah. Kalau begitu, coba aku foto jualan ibu dan aku pasang di status wa bapak. Kali aja ada yang order," gumam Laila. Gadis itu lalu berjingkat keluar dari dapur meninggalkan ibunya yang sedang menata cireng dan basreng lalu menuju ke kamar bapaknya. Laila celingukan mengintip ke kamar bapaknya, dan dia nyaris bersorak kegirangan saat melihat kamar bapaknya sedang sepi. Bapaknya memang sedang berada di kamar mandi saat itu. Laila segera masuk ke kamar bapaknya lalu mencari ponsel milik bapaknya yang langsung ditemukan nya dengan mudah karena teronggok di atas meja kamar. Laila segera duduk di atas ranjang dan mengirimkan beberapa foto jualan sang ibu dari ponselnya ke nomor bapaknya. Klik! Terkirim.Laila lalu membuka pesan whatsapp bapaknya. Beruntung sekali ponsel bapaknya tidak pernah dikunci. Gadis itu langsung me

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 54. Ingin Berjualan Saja

    "Terus saja, terus ledek kami yang sedang hamil!"Laila menatap ke arah Ayu yang memandang dengan marah kepadanya. "Ayu, aku hanya mendoakan kebaikan untuk kamu. Apa aku salah?" Juleha merengsek maju ke arah Ayu dan Laila yang saling bersitegang. "Doa yang baik untuk kami? Dimana letak baiknya? Aku mendengarnya sebagai sindiran dan olokan. Bukan sebagai doa yang baik," tukas Juleha seraya menyedekapkan kedua tangan nya di depan dada.Laila menghela nafas jengah. "Kenapa kalian selalu begini padaku?"Ayu dan Juleha mengernyitkan keningnya. "Apa maksudmu dengan selalu begini?" "Yah, kalian selalu berprasangka buruk, mencari keributan, dan seolah-olah kalian tidak suka padaku," sahut Juleha. "Nggak kok. Kamu saja yang terlalu sensitif pada kami. Bahkan kami merasa kamu itu selalu membenci kami, hingga kami berpikir apa salah kami," lanjut Ayu mendelik. Laila menghela nafas panjang. "Astaghfirullah, apa tidak terbalik semua ucapan kalian? Aku kesini cuma untuk mengantarkan pesanan c

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 55. Pernikahan Ayu dan Juleha

    Seminggu kemudian,"Besok lusa bapak diundang dalam acara manten," ucap pak Jaka saat dia sedang makan bersama dengan keluarga nya di ruang makan. "Oh ya? Siapa yang mengundang bapak?" tanya Laila seraya menyuapkan sayur pokcoy ke mulutnya. "Keluarga nya pak Harun dan Pak Jamal. Mereka akan menikahkan anak mereka bersamaan."Laila terhenyak mendengar perkataan pak Jaka. "Berarti Ayu dan Juleha akan menikah lusa?" tanya Laila kaget. "Iya. Setelah akad langsung resepsi. Apa kamu mau ikut?""Hm, jam berapa acaranya? Seperti nya Laila tidak mendapat undangan dari mereka. Padahal mereka kan teman Laila," sahut Laila dengan lesu. "Teman-teman mbak pasti malu deh. Kan mereka ..," timpal Rama seraya mengarahkan tangannya ke perut nya seperti membuat bulatan besar khayalan di perut. "Hush, kamu itu biasanya nggosip saja, Ram! Nggak usah kepo dengan urusan orang, Dek. Kamu fokus saja daftar di SMA," tukas Laila. "Masih lama, Mbak. Kan masih dua Minggu lagi. Lah mbak sendiri apa sudah men

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 56. Ulang Tahun Yasmin

    Tatapan mata Dokter Marzuki terus mengarah pada Laila membuat gadis itu tersipu. "Ehem! Ehem!"Terdengar suara deheman dari pak Jaka yang membuat dokter Marzuki dan Laila langsung melepaskan pegangan tangan mereka. "Wah, dokter Marzuki juga datang kemari?" sapa Pak Jaka."Iya Pak. Oh ya, mbak Laila nggak apa-apa kan? Lain kali hati-hati kalau berjalan ya, Mbak?"Laila mengangguk dan tersipu sekali lagi. "Mbak La!" Mendadak terdengar sapaan dari samping dokter Marzuki membuat Laila dan orang tuanya menoleh. "Wah, Yasmin! Kamu cantik sekali!" seru Laila tulus."Terima kasih mbak La! Mbak La juga cantik sekali!" balas Yasmin yang masih menggandeng tangan dokter Marzuki. "Dokter baru saja datang?"Dokter Marzuki mengangguk. "Baiklah. Kalau begitu lebih baik kita bersalaman dengan mantennya bersama," ajak pak Jaka. "Wah, mari pak. Silakan jalan dulu."Pak Jaka tersenyum lalu mendahului langkah dokter Marzuki berjalan menuju ke pelaminan. Ayu dan Juleha juga tampak sangat cantik da

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 57. Mulai Tertarik

    "Semoga mbak La bisa menjadi mamaku!"Pipi Laila memerah mendengar ucapan Yasmin. Beberapa anak-anak yang menjadi tamu undangan Yasmin juga berbisik-bisik. Pandangan orang tua yang sedang mengantarkan anak mereka seketika mengarah pada Laila. Membuat gadis itu salah tingkah. Perlahan Laila melirik ke arah kue tart di hadapannya. 'Duh, andai saja aku bisa tuker tempat jadi kue tart, aku nggak akan semalu ini,' batin Laila menghela nafas. "Hm, Yasmin. Sekarang kamu lebih baik segera tiup lilinnya lalu potong kue nya ya, Nak," ucap dokter Marzuki berusaha mengalihkan perhatian Yasmin dan para tamu undangan. "Oh, iya Pa."Yasmin meniup lilin di kue ulang tahun nya perlahan lalu menoleh ke arah papanya. "Pa, aku nggak bisa memotong kue ini," ujar Yasmin. "Ayo, papa bantu."Dokter Marzuki pun mengambil tangan mungil Yasmin yang sedang menggenggam pisau dan memotong kue ulang tahun nya perlahan. Lalu meletakkan potongan kue ke piring bulat berwarna keemasan dari kertas. "Nah, potongan

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 58. Akan Berangkat Kuliah

    "Dokter Marzuki itu anak angkatnya, Bu Ambar."Laila menatap ke arah bapaknya dengan bingung. "Pak, Laila tidak tahu apa maksud nya bapak mengatakan hal itu pada Laila. Tapi hal itu tidak ada hubungan nya dengan Laila," sahut Laila dengan sungguh-sungguh. Dan hal itu memang benar. Siapapun orang tua kandung dokter Marzuki, Laila tidak peduli. Laila tetap mencintai dokter Marzuki sama seperti saat mereka bertemu pertama kali dulu.Laila lalu berdiri dan hendak beranjak dari kursi sofa ruang tamu rumahnya. "Tunggu, La. Bapak belum selesai bicara," ucap pak Jaka, membuat Laila pun duduk kembali. "Ada apa lagi, Pak?""Dokter Marzuki itu anak bawaan dari pak Iwan sebelum dia menikah dengan Bu Ambar. Dan Fatih merupakan anak satu-satunya Bu Ambar dengan Pak Iwan."Laila menghela nafas panjang. Bingung juga dengan apa yang akan diucapkan nya karena Laila benar-benar tidak mempermasalahkan asal usul dokter Marzuki. "Pak, mau dokter Marzuki anak siapa pun, Laila tidak peduli. Laila tetap m

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 59. Ada yang Mulai Cemburu

    Lelaki itu mengucapkan salam dengan hormat dan seketika semua orang yang hadir di rumah Anisa terdiam dan menatapnya keheranan. Pak Jaka segera berdiri dan menuju ke arah pintu depan seraya memandang pemuda tegap itu dengan serius. "Siapa nama Mas? Kenapa mencari anak saya?""Saya ...""Bang, tunggu, Bang!" Amelia tampak berlari dari mobil menyusul lelaki dan menyapa pak Jaka. "Om, assalamualaikum. Lailanya ada?" Pak Jaka mengerutkan dahi nya. "Oh, kamu kan Amelia. Duduk dulu, Om panggil kan Laila dulu ya."Pak Jaka lalu kembali ke dalam rumahnya meninggal Amelia dan lelaki berpenampilan parlente itu di ruang tamu bersama keluarga dokter Marzuki dan tamu lain. "Ya Om, terimakasih."Amelia lalu masuk ke dalam rumah Laila dan ikut duduk di hadapan Anisa dan Fatih. Mereka bersalaman sekilas. Anisa memperhatikan Amelia dengan seksama. "Apa kamu temannya Laila?""Ya mbak. Saya teman sebangku nya Laila. Nama saya Amelia. Nama mbak, Anisa kan?" tanya Amelia tersenyum. "Lho, kamu kok t

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 60. Lolos Seleksi

    'Duh, meskipun aku sungkan dan malu pada Amelia dan kakaknya, tapi aku tetap harus duduk di kursi depan, namanya juga numpang, aku harus menurut pada yang punya mobil kan?' batin Laila. "Hm, baiklah. Aku duduk di depan ya."Laila pun duduk dengan tenang dan mobil pun melaju membelah jalan raya. Laila berusaha untuk tetap fokus menatap ke arah jalan raya. Berbeda dengan Amelia yang langsung merebahkan diri dan meluruskan kaki di jok tengah. Amelia pun menggunakan bantal yang dibawa nya dan dengan mudah nya tertidur lelap. Laila hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat Amelia yang sudah tertidur lelap. Sedangkan lelaki di samping nya, tampak fokus mengemudi. Suasana hening sejenak. Laila dan Azzam sibuk dengan pikiran masing-masing. "Apa kamu mau mendengarkan musik?" tanya Azzam melirik dengan santai ke arah Laila. "Boleh, kak. Agar tidak sepi.""Kamu mau lagu yang mana?" tanya Azzam. Tangan nya mulai mera ba dashboard mobil nya. "Hm, yang penting yang bagus dan penu

Latest chapter

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 97. Kematian Tiara (Tamat)

    Tiara mendelik, dia langsung terduduk di ranjang hotel dan memutar ulang video yang menampilkan sosoknya yang sedang marah-marah. "Sial*n! Siapa yang telah merekam dan mempermalukanku? Ini pasti kerjaan bocil genit itu! Bisa-bisa nya mas Marzuki mencintai anak kecil padahal aku masih hidup. Aku tidak terima! Aku akan membalas bocil itu!"Tangan Tiara mengepal. "Tapi apa yang bisa aku lakukan untuk membuat mas Marzuki meninggalkan bocil itu?!"Tiara berdiri lalu mondar mandir di dalam kamar hotelnya, mencari ide untuk membuat Marzuki membenci Laila. Mendadak sebuah ide terlintas di kepalanya. "Ah, betul juga! Kalau wajah Laila menjadi cacat, Mas Marzuki dan Yasmin pasti tidak mau mendekati bocil itu lagi. Dan saat itulah aku akan merebut perhatian mereka. Mereka pasti akan menerima perhatian dariku," desis Tiara dengan penuh keyakinan. Dia lantas membuka internet lalu mencari tahu di online shop tentang barang yang bisa membantu rencananya. ***Laila dengan tangan gemetar mencelupk

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 96. Tiara Ditalak

    Tiara yang sudah mengenal suara di belakang nya menghela nafas dan berbalik ke belakang. "Hai, Mas Rizki. Kamu sampai di sini juga?" tanya Tiara berbasa basi seraya menyedekapkan kedua tangan di depan dadanya. "Tentu saja. Setelah kamu minggat, aku langsung memerintahkan orang untuk mencari keberadaan kamu. Ternyata kamu di sini. Jauh-jauh dari jakarta ke kota terpencil ini hanya untuk mengganggu suami orang. Ck, ck, aku tidak menyangka kalau kamu akan berbuat sesuatu seperti ini. Kamu benar-benar berbakat menjadi pelakor, Ti," sahut Rizki, sang suami. Tiara tergelak. "Pelakor? Hati-hati kalau kamu bicara, Mas! Dia mantan suamiku, jadi aku ...""Memang di masa lalu, dia adalah suami kamu. Tapi saat ini dia kan sudah mempunyai keluarga baru, istri baru, seharusnya kamu tahu diri dan tidak merusak kehidupan rumah tangganya!"Tawa Tiara semakin terdengar keras. "Hahaha! Kamu ini lucu sekali, Mas! Kamu dulu menjadi pebinor dan merebutku dari mas Marzuki sehingga kami bercerai, dan sek

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 95. Rayuan Tiara

    "Mas, tolong aku!" ujar Tiara dengan penuh harap menatap ke arah Marzuki. "Aku mengalami KDRT! Aku kabur dari suamiku! Tolong tampung aku di rumah kamu, Mas!" seru Tiara lagi dengan sangat memelas. Laila mendelik, sebenarnya dalam hatinya sangat ingin mencakar dan menjambak Tiara. Tapi ditahannya karena Laila tidak mau mengotori tangan nya dengan memegang sampah. Wajah Marzuki menegang melihat Tiara yang datang menemui mereka, apalagi di hadapan Yasmin. "Kok kamu bisa kesini?" tanya Marzuki dengan wajah parau. Ditatapnya wajah dan tubuh Tiara yang terdapat lebam-lebam di beberapa tempat. "Mas, kalau enggak di sini, aku harus kemana? Lihatlah luka-luka di tubuhku ini. Aku dipukuli suami ku. Tidakkah kamu kasihan, Mas? Aku hanya punya kamu. Kamu kan tahu kalau orang tuaku meninggal sejak SMA dan aku bisa hidup karena bantuan kamu," ujar Tiara dengan wajah memelas. Baru saja Laila hendak merespon ucapan Tiara saat Marzuki menunjuk wajah Tiara dengan serius. "Kamu tahu bahwa hanya a

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 94. Ulang Tahun Laila

    Laila terbangun dan merab* ranjang di samping nya."Kok kosong? Mana mas Marzuki ya?" gumam Laila lalu duduk di atas ranjang dan melihat sekeliling kamar."Mungkin masih salat di masjid atau lihat tivi. Hm, ini kan hari Minggu. Puskesmas libur dan hanya on call," ujar Laila lagi. Dia melihat ke arah jam di kamar. "Sudah jam lima nih. Musti mandi dulu sebelum salat."Laila pun bergegas ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar lalu segera membersihkan diri. Setelah mandi dan menunaikan salat subuh, Laila mengering kan rambut nya dengan hair dryer lalu keluar dari kamar. "Mama! Selamat ulang tahun!" seru Yasmin riang begitu Laila membuka pintu kamarnya. Laila yang saat itu sedang mengenakan daster warna kuning merasa sangat bahagia dan terkejut saat melihat kue berbentuk lingkaran mungil yang sedang dipegang oleh Yasmin. Lalu dari arah belakang tampak Marzuki yang sedang mengenakan celemek dan membawa sendok sayur sedang berjalan menuju ke arah Laila dan Yasmin. Sedangkan bi Inah

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 93. Semakin Mesra

    Laila terbangun saat merasakan dinginnya AC yang menyentuh kulitnya, dengan segera di Laila menarik selimut nya lagi. "Dingin ya?" sapa sebuah suara yang berbisik di telinga Laila. Laila mengangguk manja. Dan Marzuki yang ada di belakang Laila memeluk erat sang istri semakin erat. "Ya sudah. Aku peluk lagi. Atau kamu mau kita mengulang yang semalam?" tanya Marzuki seraya menciumi pundak dan punggung Laila sehingga perempuan itu terkikik geli dan manja. "Mas, geli tahu!" bisik Laila lalu membalikkan badannya ke arah Marzuki. Mereka saling bertatapan di dalam remang cahaya lampu kamar tidur. Laila memandang jam bulat melalui pundak Marzuki yang tertempel di dinding kamar. 'Masih jam satu rupanya.'Marzuki meletakkan tangannya ke pipi Laila dan berbisik merdu. "Kenapa kamu memandang kearah belakang ku? Aku hanya ingin kamu menatap ke arahku, Sayang."Marzuki menangkup wajah Laila lalu mengecup pipi istrinya perlahan. Laila mengalihkan pandangan nya ke arah Marzuki. "Lalu aku harus

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 92. Saat Ibu Kandung Bertemu dengan Anaknya

    "Mama! Papa!" Yasmin melambaikan tangan pada Laila dan Marzuki dari layar ponsel. "Sayang!" Laila memberikan kecup jauh untuk gadis kecil itu."Mama dimana?" tanya Yasmin lagi."Bagaimana ini, Yang? Kita jemput Yasmin di pintu masuk hotel. Daripada nanti dia bertemu dengan Tiara lebih dulu."Marzuki menoleh pada Laila dan terlihat bingung."Baiklah Mas, ayo kita jemput mami dan Yasmin." Laila menarik tangan Marzuki dan mereka berjalan menuju gapura pintu masuk hotel."Mama!"Yasmin berlari dan menghambur memeluk Laila. "Hap!"Laila memeluk Yasmin beberapa lama, lalu melanjutkan langkah menuju papi dan mami kemudian mencium punggung tangan keduanya."Yasmin sudah makan?" tanya Laila sambil mengelus kepala Yasmin perlahan. "Belum, Ma.""Ayo makan dulu ke resto. Restonya bagus dan ada kolam renangnya." Laila berjalan mendahului Marzuki dan orangtuanya menuju ke resto."Yasmin mau makan apa?" tanya Marzuki."Ayam goreng, Pa."Marzuki segera menulis ayam goreng krispi di kertas menu l

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 91. Perselisihan

    Dokter 91"Insyallah saya lebih baik dalam mengasuhnya daripada sang ibu kandung yang menelantarkannya. Dan jangan coba-coba mendekati suami saya setelah Mbak dengan semena-mena membuangnya. Tolong jangan hadir sebagai orang ketiga diantara kami. Terimakasih atas pengertiannya," kata Laila seraya memandang tajam pada Tiara. Laila melihat tangan Tiara yang putih terkepal di atas meja kafe. "Kalem saja Mbak. Bukankah mbak sudah punya suami juga? Jadi mari kita berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarga kita."Tiara menatap tajam ke arah Laila. "Tunggu saja Laila. Saya pastikan kita akan segera bertemu lagi. Bagaimanapun Yasmin itu adalah darah daging saya. Dan saya pastikan Mas Marzuki akan menceraikan kamu!"Tiara mengacungkan telunjuknya ke arah Laila. Dan Laila menurunkan telunjuk Tiara dengan santai. "Oh ya? Baru ingat kalau masih punya darah daging? Kemana saja kamu selama ini saat Yasmin kesepian dan tidak punya teman bermain karena ibunya menghilang?"Kamu yang tidak tahu

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 90. Kehadiran Masa Lalu

    "Tiara?" gumam Marzuki kaget.Laila juga tidak kalah kagetnya karena dia ingat betul siapa Tiara itu."Tolong! Ada yang berprofesi dokter di sini? Atau tenaga medis? Perempuan ini dadanya tidak bergerak lagi."'Ya benar! Walaupun aku belum pernah melihat fotonya, tapi aku yakin dia pasti ibunya Yasmin. Garis wajah dan lengkung bibirnya yang sensual sama persis dengan gadis kecil itu. Kenapa dia di sini. Apa mas Marzuki sengaja mengajakku ke sini untuk mencari ibu Yasmin lagi? Tapi perempuan itu butuh tenaga medis untuk menyelamatkan nyawanya. Ya Tuhan, jika mas Marzuki yang melakukan CPR, hatiku tidak ikhlas karena kalau memberikan nafas buatan, bib*r mereka akan langsung bersentuhan. Bagaimana ini?' gumam Laila bingung.Hati Laila berperang antara rasa cemburu dan rasa kemanusiaan. Digenggamnya tangan Marzuki yang berdiri di sebelahnya. Terasa dingin dan tatapan matanya seakan juga menyiratkan kegalauan dan kebimbangan hati.'Mas, apakah masih ada namanya di hatimu?'Laila menghela

  • MENGEJAR CINTA DOKTER DUDA   bab 89. Bulan Madu

    Aku tidak ingin kamu hanya menjadi seperti pelangi di langit ku, yang hanya muncul setelah hujan sejenak kemudian meninggalkan pergi.***Beberapa hari setelahnya,"Wah bagus sekali kamar hotel yang kamu pesan, Mas," kata Laila seraya membuka tirai kamar dan memandang keluar. Langsung terlihat kolam renang yang dikelilingi perpaduan rumpun mawar dan pohon palem botol sebagai pagar hidupnya."Kamu suka?" tanya dokter Marzuki memeluk Laila dari belakang. Hembusan napasnya terasa hangat di telinga.Sekarang musim liburan sekolah, dan Marzuki memutuskan untuk mengajak Laila bulan madu di Bali, sedangkan Yasmin ingin menghabiskan liburannya di rumah Ambar dan Iwan. "Suka banget Mas. Makasih ya," sahut Laila lalu membalikkan badan dan mengecup hidung dokter Marzuki dengan lembut."Kamu ..., minta jatah ya?"Pertanyaan Marzuki membuat Laila nyaris tersedak."Apa? Nggak kok! Memang kalau istri mencium suami lebih dahulu berarti minta gituan ya?" tanya Laila manyun tapi tetap mengalungkan ked

DMCA.com Protection Status