Sehari sebelumnya !!!
Sebuah SUV Range Rover Evoque berwarna merah membelah jalan tol Ir. Sutami di pagi hari yang sangat cerah, Di posisi tengah mobil nampak Al sedang duduk santai ditemani sebuah lagu berjudul "one more night" from Maroon Five mengiringi kedatangannya di kampung halamannya yaitu kota daeng.
"Pak singgah nyari sarapan dulu yah," ucapnya ke pak supir
"Mau makan apa Pak Yud ?" tanya pak supir
"Hemm... soto aja deh, udah lama nih gak ngerasain makanan makassar," jawab Al
"Soto nusantara mau gak ?" tanya pak supir lagi
"Aku ngikut aja, yang penting enak," jawab Al yang bernama lengkap Alfrizzy Yudha Pratama
Jl. Nusantara berhadapan dengan pelabuhan kota makassar yang dipagi harinya seperti terlihat biasa saja, dan di sepanjang jalan memang nampak papan reklame setiap Kios, Diskotik dan lain lain yang saat ini tertutup dan sedang tak beraktifitas,berrbeda jika dimalam harinya, karena daerah ini adalah pusat kehidupan malamnya kota daeng.
Akhirnya mereka tiba di depan sebuah warung kecil bertuliskan soto Nusantara, lalu supirnya memarkir mobil tak jauh dari warung tersebut.
"Mau makan apa pak Yud ? dan minumnya juga sekalian ?" tanya pak supir saat mereka telah berada di dalam warung.
"Ngikut aja deh pak,"
"Daeng Daging to' 2 yah... Minta teh botolnya sekalian," ucap pak supir memesan ke salah satu pegawai di warung itu
Setelah menyelesaikan makannya, Al yang memang sudah merasa lelah segera mengajak supirnya untuk segera pulang ke rumahnya
Rumah bertingkat tiga dengan model minimalis tapi terkesan mewah menjadi hunian kedua orang tuanya dan juga adiknnya paling bungsu yang saat ini masih berstatus mahasiswa di Universitas Hasanuddin Makassar.
"Assalamualaikum wr wb..." ucap Al memberi salam saat masuk kedalam rumah.
"W*'alaikumsalam wr wb..." jawab semua yang berada didalam rumah.
Nampak Al saat ini sudah di tunggu oleh keluarganya yang memang telah di infokan sebelumnya oleh Al bahwa dia akan pulang ke makassar pagi ini, makanya Al meminta tolong sopir keluarga mereka untuk menjemputnya dibandara.
"Kak yud... Mana oleh oleh buat Echi," tanya adik Al
"Aisshhh... Nih cari aja sendiri," jawab Al yang langsung memberikan travel bagnya kepada adiknya, tentu saja si Eci langsung merebut dengan cepat tas kakaknya dan langsung membongkar isi tas tersebut.
"Yud istirahat dulu nak, pasti kamu capek kan," ucap mamanya saat Al menyalim tangan kedua orang tuanya.
"Bentar aja deh Ma, Eh iya kamar Al dimana yah? Hehe... Maklum dah tiga tahun gak pernah mudik, dan rumahnya udah berubah," kata Al sambil cengengesan
"Ci... Tunjukin kamar kakak kamu tuh...," ucap papanya dan dengan malas akhirnya Eci mengantarkan Al kekamarnya yang terletak di lantai 2
Tak lama Al menuju ke ruang tengah dan mendapati papanya sedang menonton berita sedangkan mamanya dan Eci sedang sibuk memasak didapur.
"Yud... Kok Citra gak ikut balik sih?" tanya papanya saat Al baru saja duduk disebelahnya.
"Dia lagi benahin struktur organisasi perusahaan pa... Ada beberapa yang menurut Yudha sih harus dibenahi dari awal," jawab Al
"Ohh ya udah, tapi apa kamu yakin menempatkan dia di posisi Direktur HRD?" tanya papanya lagi
"Sesuai jurusannya kan pa,dan Yudha yakin Citra mampu di posisi itu," jawab Al
"Syukur deh kalo kamu yakin kemampuan adek kamu," kata papahnya sambil terus menatap televisi
"Oh iya pa... Hari ini Yudha pengen ngelihat hotel yang rencananya akan di akuisis dalam waktu dekat," kata Al
"Ohhh... Perlu di antar ? hotel clarion kan?" tanya ayah Al
"Iya pa... Gak perlu lah,Yudha pengen nyetir sendiri aja," jawab Al
"Ya udah... Gak lupa jalankan ?" ledek ayah Al
"Hahaha... Gak lah pa, kan masih sama jalannya," jawab Al
"Kirain kamu udah kelamaan gak mudik jadi lupa sama jalan jalan di makassar," kata ayah Al
"Oh iya pa sekalian Yudha pengen ke apartement yang baru saja aku beli untuk investasi," ujar Yudha
"Pemborosan kamu," jawab ayah Al
"Untuk masa depan kan... Hehehe," ujar sambil cengengesan
"Terserah kamu lah... Duit kamu kok, tapi ingat.. Jangan kelamaan membujang karena papa dan mama udah pengen gendong cucu nih," kata ayah Al
"Huufhh... Tuh suruh aja Citra nikah duluan, kan dia udah ada cowok tuh dijakarta," kata Al berusaha menghindar dari topik itu
"Emang kamu rajanya ngeles," ucap ayah Al
"Udah ah... Oh iya Yudha pinjem Civicnya yah pa," kata Al
"Itu kan punya kamu, ngapain pake minjem segala," jawab ayah Al
"Hehehe... Iya yah, ya udah akuu pergi dulu yah," ucap Al yang langsung bergegas meninggalkan rumahnya menuju hotel yang akan di akuisisi oleh perusahaan miliknya
*********
Ternyata hari ini juga hari yang penting untuk Rindiani karena dia baru saja diterima menjadi resepsionis disalah satu hotel bintang 5 di kota makassar, Dan hari ini adalah hari pertamanya bekerja.
Nampak Rindiani sangat senang bekerja dihotel tersebut dan beberapa rekan sekerjanya juga sangat cepat akrab dengannya, hari ini hotel tersebut sangat ramai oleh tamu dari instansi pemerintahan yang sedang menginap untuk beberapa hari kedepan.
"Eh Rindi, kamu tau gak gosip kalo Hotel ini udah di akuisisi loh, jadi yah siap siap aja kita kena PHK," ucap teman Rindiani mengajak ngobrol
"Masa sih ? Baru aja kerja masa mau di PHK," kata Rindiani
"Hemm, tapi infonya kan masih abu abu, jadi kamu tenang aja," ujar teman yang lainnya
"Semoga," ucap Rindiani
Tak lama nampak Al sedang melangkah memasuki lobby hotel dan seluruh resepsionis yang melihatnya berdecak kagum dengan wajah tampannya yang siang ini hanya berpenampilan casual menuju ke meja resepsionis.
"Siang Pak, dengan Rinidiani apakah ada yang bisa dibantu ?" sapa Rinidani dengan tersenyum
"Hemm, mau nanya, apakah aku boleh bertemu dengan Pak Toto ?" ucap Al yang ingin bertemu dengan GM hotelnya
"Bentar yah pak... Maaf sebelumnya nama bapak siapa," ucap Rindiani lagi
"Bilang aja Al,"
" Oke di tunggu bentar pak Al,"
Sambil menunggu Al meraih Iphone keluaran terbaru dari sakunya yang baru saja dibelikan oleh adiknya sebagai hadiah ulang tahunnya bulan lalu, kemudian Al menelfon Pak toto untuk menginfokan bahwa dia sedang menunggu di lounge hotel lantai 2
"Halo, Pak Toto aku tunggu di lounge aja yah," ucap Al
"Maaf Pak Al, Apakah bapak gak menunggu pak totonya? baru saja dia akan menemui bapak," ujar Rindiani yang baru saja menutup telfonnya dan mendekatinya karena melihat Al sedang melangkah naik kelantai 2
"Udah aku telfon kok," jawab Al
"Oh... Ok deh Pak makasih," ujar Rindiani sambil tersenyum membuat Al menatapnya bentar kemudian melanjutkan langkahnya menuju ke lounge.
"Eh Rindi, tuh cowok cakep banget, mirip siapa yah? Hemmm...," ucap temannya saat Rindiani tiba di meja resepsionis
"Iya sih, tapi rada sombong sih orangnya," ucap Rindiani yang masih melihat Al di lantai 2 sampai sudah tak terlihat lagi
Di Lounge nampak Pak Toto sudah tiba dan menghampiri Al yang sedang duduk di pojokan.
"Selamat siang pak Yudha," kata Pak Totk
"Siang Pak Toto, Bagaimana kabar anda?" kata Al basa basi
"Alhamdulillah pak baik... Kapan tibanya pak ?" ucap Pak Toto setelah berjabat tangan dengan Al dan duduk dikursi depan Al
"Tadi pagi pak... Oh iya aku pengen ngeliat liat sekeliling hotel boleh ? Sekalian di beberapa lantai lah klo boleh," kata Al kepada Pak Toto
"Boleh pak... Silahkan biar saya temanin keliling seputaran hotel," jawab Pak Toto
"Gak perlu pak, Bapak lanjut aja kerjanya, paling aku minjem smart cardnya aja untuk akses naik ke beberapa lantai," kata Al
"Oh ok lah klo begitu pak.. Ini smart cardnya... Kalo bapak butuh bantuan silahkan telfon saya aja," ucap pak Toto dan memberikan sebuah smart cardnya ke Al
Akhirnya setelah berbasa basi pak Toto pamit untuk melanjutkan pekerjaannya dan Al juga langsung melangkah melihat lihat sekeliling hotel
Al berkeliling di sekitaran hotel mulai dari tempat parkir depan lobby, Naik ke samping dimana terdapat beberapa tempat hiburan malam yang menjadi fasilitas hotel tersebut.
Nampak Al mengagumi sisi arsitektur hotel yang bagus, di dominasi dengan warna coklat, hotel yang jumlah kamarnya 585 kamar ini berarsitektur klasik tetapi tetap modern dan elegan
Al kemudian kembali ke lobby dan mengambil sebuah brosur untuk menambah wawasannya mengenai hotel yang sebentar lagi menjadi miliknya sebelum acara presentasi dari pemilik sebelumnya yang akan dilaksanakan minggu depan di kantor pusat jakarta.
Ternyata saat melihat informasi setiap kamar yang dilengkapi oleh Wi-fi gratis, AC, LCD TV dengan jaringan Cable TV, telepon, alat pembuat teh/ kopi, dan meja tulis nampak Al sedikit lega karena PRnya nanti akan sedikit apabila Hotel tersebut telah di akuisisi olehnya
Bukan cuma itu, kamar mandi dengan shower, perlengkapan mandi, dan pengering rambut pun disediakan untuk memenuhi kebutuhan para tamu yang akan menginap di hotel Clarion. Semua ini bisa didapetin mulai dari harga Rp850.000 per malamnya.
"Hufhhh... Pengen liat beberapa lantai kali yah," gumam Al yang sudah melangkahkan kakinya menuju lift
Ting Tong....
Suara lift berbunyi saat di lantai 7 kemudian pintunya terbuka dan segera Al melangkah keluar lift, koridor Hotel di lantai 7 berbentuk huruf U dan sepertinya hari ini hampir semua kamar Suite di lantai ini terisi full oleh tamu yang memilih menginap di hotel tersebut.
Tiba tiba ada suara "Tolongggg" membuat Al memicingkan matanya mencoba fokus mendengar arah suara tersebut. Dan ternyata suara tersebut berasal dari dalam kamar 709 yang tak jauh dari posisi Al berdiri.
Teng tong....
"Room service," ujar Al teriak dari depan pintu kamar 709
Kriekkk...
Tak lama pintu kamar terbuka dan secepatnya seorang gadis berlari keluar kamar membuat pasangan prianya terkejut, dan saat mau mengejar gadis itu diapun lebih terkejut melihat Al yang sudah berada di depannya memasang wajah amarahnya mengetahui siapa pasangan barusan
"Eh Kak Yud..," ucap pria itu yang ternyata adalah kekasih Echi adik Al
"Hemm... Mulai detik ini menjauhlah dari adik saya, dan mengenai ayah kamu nanti biar aku yang jelaskan kenapa kalian harus putus," ujar Al dingin lalu melangkah meninggalkan pria itu dengan wajah penuh ketakutan.
Pria itu yang bernama Anton anak dari salah satu pengusaha sukses di makassar tiba tiba jatuh berlutut memohon sambil memegang kedua kaki Al saat mau melangkahkan kakinya.
"Kak Yud kumohon jangan lakukan ini, Saya minta maaf dan mengaku ini semua Kesalahanku, saya sangat mencintai Echi kak," ujar Anton merengek dikaki Al.
Tiba tiba...
"Ups... Maaf," ternyata Rindiani baru saja melihat adegan yang menurutnya sangat menjijikkan dan langsung menunduk saat melewati mereka.
Rindiani tersenyum jahil dan berpikir ini adalah pertengkaran pasangan sesama itu, lalu saat berada tepat disebelah Al gadis itu menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah mereka.
"Pak... Anda terlalu kejam membiarkan pasangan anda sampai berlutut memohon agar bapak tidak meninggalkannya," ucap Rindiani menegur Al
Al terkejut atas ucapan dari resepsionis itu dan sambil menghela nafas, Al mengerti apa maksud ucapan gadis itu dan ini adalah sebuah kesalah pahaman, tapi sepertinya Al tidak mau repot menjelaskannya lalu kemudian sekali hentakan dikakinya membuat pegangan Anton terlepas dan secepatnya meninggalkan Anton dan Rindiani menuju lift.
"Kak... Hikz.. Hikz.. Jangan pergi dulu... Maafin saya kak... Hikz..," teriak Anton sambil menangis menyesali semua kejadian barusan.
Rindiani merasa kasihan dengan Anton, lalu dia menghampirinya dan membantunya berdiri.
"Mereka bilang bahwa orang yang lebih mencintai pasangannya itu adalah orang yang lebih lemah, jadi yang sabar yah mas, biarkan pasangan mas pergi saja karena menurut saya dia terlalu kejam untuk menjadi pasangan masnya," ujar Rindiani membuat Anton makin menangis kencang tak tau apa sebab tangisannya.
Tak lama Rindiani meninggalkan Anton saat dia sudah mulai tenang dan berjalan menuju lift dengan sebuah senyuman yang sedari tadi ditahannya karena melihat pasangan yang sedang diputus cinta membuatnya jijik akan orang orang seperti mereka
Bersambung !!
Sebelas tahun berlalu semenjak kematian ayahnya kehidupan Rindiani berangsur berubah sedikit demi sedikit, keluarga pamannya mulai menunjukkan sifat asli mereka, di mulai dengan pengambilalihan kepemilikan perusahaan dengan alasan bahwa Rindiani masih kecil dan tidak bisa mengelola perusahaan, lalu peralihan seluruh aset yang dulu di miliki oleh keluarga Rindiani, hingga pada akhirnya Rindiani yang di jadikan pembantu kecil di rumah pamannya sendiri Rindiani yang semasa itu hanyalah seorang anak kecil yang tidak tau apa apa hanya bisa diam saja dan tak memiliki keberanian untuk melawan hanya bisa menuruti semua perintah keluarga pamannya Kejadian kejadian itu di alami oleh Rindiani seorang diri hingga ia beranjak dewasa, hingga saat Rindiani menginjak usia tujuh belas tahun, ia membulatkan tekadnya untuk kabur dari rumah pamannya Karena Sudah tidak memiliki siapapun saat itu, dia melarikan diri ke rumah sahabatnya di sekolah dan terpaksa harus membiayai sekol
Di dalam mobil nya Al masih merenung sejenak dengan apa yang ia alami beberapa hari terakhir, lalu memacu mobilnya menuju ke kawasan salah satu perumahan elite di Kota SurabayaSetelah sampai di rumahnya Al langsung masuk ke dalam rumah, Al langsung menuju dapur untuk membuat kopi agar kantuknya hilang"Baru Pulang Al ?" ucap seorang perempuan paruh baya di belakang AlAl yang masih sibuk membuat kopi tidak langsung berpaling melainkan menyelesaikan membuat kopi untuk nya sendiri terlebih dahulu"Baru aja sampai Ma," ucap Al sambil berbalik badan dengan segelas kopi di tangannya"Bagaimana kondisi perusahaan Al ?" kata Mamanya Al sembari duduk di ruang makan"Alhamdulillah baik Ma, Mama ini bukannya nanya kabar anaknya terlebih dahulu malah nanya perusahaan," kata Al menjawab pertanyaan mamanya"Haha.. Kamu kan baik baik saja Al, Adik mu di Jakarta pasti juga sedang baik baik saja karena di udah sering Telpon mama," ucap Mamanya Al yang bern
Sudah sebulan lebih Rindiani bekerja di Grand Hotel Surabaya, selama itu pula Rindiani masih tinggal di apartemen milik Al sedangkan Al sendiri sudah selama itu pula tidak pernah datang ke apartemen miliknyaRindiani bukannya merasa senang dengan hal itu tapi malah merasa kesal dan heran dengan sikap Al yang dirasa sangat menyebalkan"Orang mesum itu kemana sih, aku kan harus bayar biaya apartemen ini," ucap Rindiani dalam hati saat ia tiba di apartemen milik Al setelah pulang kerja"Atau Jangan jangan dia ngaku ngaku kalau apartemen ini miliknya," Lanjutnya dalam hati"Sudah lah lebih baik aku mandi dulu," kata RindianiRindiani lalu beranjak pergi untuk mandi setelah seharian ia bekerja, tak berapa lama setelah ia mandi ia keluar kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk di tubuhnyaLangkah kakinya tiba tiba berhenti saat ia melihat seseorang sedang duduk di Sofa dan menatap Rindiani tanpa berkedip"Aaaaa" Teriak Rindiani saat saat melih
Rintik hujan menemani perjalanan Al menuju kantor nya, Sejenak ia memikirkan Rindiani di Surabaya tapi buru buru ia tepis pikiran itu karena tidak ingin terbebani kembali dengan perasaan yang sampai saat ini membuat nya sulit untuk jatuh cintaPagi ini bersama rintik hujan yang kian deras, Mobil Audi R8 berwarna silver yang di kendarai oleh Al telah sampai di Perusahaan yang ia pimpin selama iniPerusahaan yang Al miliki saat ini bernama Jaya Mandiri Profille atau JMP yang merupakan salah satu Perusahaan terbesar di Indonesia, Perusahaan Al sendiri bergerak di berbagai bidang dan mempunyai banyak cabang dan jenis usaha lain baik yang telah di akusisi oleh pihak JMP atau yang sedang melakukan kerja sama dengan JMPAl yang mendirikan Perusahaan ini dari nol bersama dua sahabatnya saat ini menjabat sebagai CEO sekaligus Direktur Utama Perusahaan, sedangkan dua sahabatnya masih masing menduduki Direktur Operasional dan Direktur Pemasaran sedangkan untuk Direktur
" Satpam Bawa keluar mereka berdua " Ucap Luna dengan emosi karena peringatan nya tidak di dengar kan" Baik mbak " Jawab dua satpam yang saat itu ada di tempat kejadian" Berhenti jangan, aku bisa keluar sendiri jangan pernah menyentuh ku dengan tangan kotor kalian " Ucap Cynthia kepada satpam yang menuju ke arahnya lalu melangkah keluar dengan di ikuti oleh DaveSetelah Cynthia keluar dari hotel itu, barulah tangisan Rindiani pecah karena sudah tidak bisa menahan semua sakit yang ia terima, baik itu sakit karena tamparan Cynthia Ataupun Sakit karena semua penghinaan yang ia terima" Sudah sudah Rindi, Jangan nangis lagi dong, jika orang sombong itu datang biar aku usir mereka " Ucap Luna menenangkan temannya itu" Terima kasih Luna " Jawab Rindiani yang tangisannya mulai berhenti tapi matanya masih memerahSetelah kejadian yang membuat perasaan Rindiani menjadi marah bercampur malu itu semua teman teman Rindiani yang sama sama bekerja di Grand H
" Di Lamar ?"Al yang mendengar ucapan Wulan seketika terdiam, dia tidak bisa berkata kata lagi, ia merasa hidupnya hancur seketika" Ok ok aku akan pulang sekarang juga Lan " Ucapnya setelah terdiam beberapa saat lalu kembali menelpon seseorang" Halo Cit.. Tolong pesankan tiket pesawat ke Surabaya untuk kakak ya " Ucap Al buru buru setelah telponnya tersambung" Kakak mau Pulang ? Ada apa kak kok dadakan sekali ?" Kata Citra adik kandung Al" Sudah jangan banyak tanya, Pesankan sekarang juga " Kata Al dengan suara agak meninggi" Oke, akan cicit pesankan tapi Cicit juga harus ikut pulang " Kata Citra, ia merasa harus ikut pulang ke Surabaya karena ada sesuatu yang tidak beres dengan sikap kakaknya yang biasanya tenang" Ok ok terserah kamu, cepat pesankan, kalau bisa jam malam ini kita harus sudah berangkat " Ucap Al lalu mematikan teleponnya karena sudah terlalu malas mendengar ocehan adiknyaAl sudah menyuruh adiknya memesan tiket
Rindiani yang sebenarnya masih merasa sedikit takut jika Dave kembali segera bergegas masuk ke dalam mobil wanita ituSaat sudah masuk kedalam mobil wanita itu ia terkejut karena melihat seorang laki laki yang ada di belakang kemudi" Kamu ??" Ucap Rindiani terkejut saat melihat laki laki itu" Halo " Jawab lelaki itu sambil tersenyum dan melambaikan tangan menyapa" Ngapain kamu di sini Al ?" Tanya Rindiani heran" Ya kerja lah " Jawab Singkat" Kerja ?" Tanya Rindiani" He'em.. Sekarang aku jadi sopir pribadinya Bu Citra " Jawab Al lalu kembali menyalakan mobil dan melanjutkan perjalanan kembali" Oo Begitu.." Kata Rindiani sambil menganggukkan kepalanya tanda mengerti" Eh tunggu dulu.. Jadi Bu Citra ini siapa ?" Tanya Rindiani yang masih belum tau siapa sebenarnya" Astaga saya sampai lupa untuk memperkenalkan diri " Kata Citra" Saya Citra salah satu direktur di Jaya Mabdiri Profile, Perusahaan pemilik hotel temp
Rindiani yang tadi malam tanpa terasa tertidur di meja makan terbangun saat mendengar suara bising knalpot kendaraan di jalan raya, Sebenarnya ia masih malas untuk membuka mata tapi karena ia merasa sudah kesiangan untuk berangkat kerja seketika ia membuka matanyaSaat sudah sadar sepenuhnya ia melihat dua piring nasi goreng yang masak tadi malam masih berada di tempatnya, saat itu juga ia merasa kesal sekaligus malu terhadap dirinya sendiri" Huh.. Ternyata orang itu tidak pulang, ngeselin banget sih jadi orang " Ucap Rindiani dalam hati" Lagian kenapa juga aku harus berharap ia pulang, dia bukan pacar ku dia bukan kekasih ku terserah mau pulang kapan, jadi percuma kan nasi gorengnya" Lanjutnya dalam hatiSetelah mengoceh kepada dirinya sendiri Rindiani bergegas mandi untuk bersiap-siap berangkat untuk bekerjaSaat sudah beberapa lama setelah ia selesai mandi dan sedikit menggunakan make up di mukanya dan sudah siap untuk berangkat kerja seseorang men
"Baik Bu," jawab RindianiTanpa sepengetahuan Rindiani dan yang lain secara diam diam Echi mengerimkan pesan teks kepada Citra untuk membicarakan tentang hubungan Al dan Rindiani nanti setelah Rindiani PulangRindiani lalu duduk bersama keluarga besar Al untuk ikut makan malam bersama mereka, obrolan demi obrolan mebgalir di tengah makan malam mereka, tentu saja Echi yang paling sering menjadi sasaran ejekan karena menjadi yang paling muda si antara mereka"Oh iya nak Rindi udah punya pacar atau tunangan mungkin," tanya Dewi ibu Al"Pasti punya Mah, masak cewek secantik Rindi gak punya pacar," jawab Citra seenaknya"Hus diem kamu, mamah gak nanya sama kamu, kamu juga udah tua gak pernah punya pacar," ucap Dewi kepada Citra"Ye siapa bilang Cicit gak punya pacar," jawab Citra"Udah diem dulu kamu cit, mama ingin denger jawaban nak Rindi," ucap Dewi Lagi"Em.. Belum tante, tapi yang deket ada," ucap Rindiani"Lah kal
Saat Echi sudah sampai ia sedikit terkaget karena apartemen yang di tempati oleh temannya ini adalah milik Kakaknya Al yang saat ini sedang berada di Jakarta"Ini kan Apartemen milik kak Al ?" ucap Echi saat ia sampai di lokasi Rindiani tinggal"Sebenarnya ada hubungan apa antara Kak Al dengan Rindiani ?" lanjutnyaSetelah beberapa lama Echi menunggu di depan apartemen Rindiani, orang yang ia tunggu pun muncul dengan senyum di wajahnya"Hei Chi udah lama nunggu ?" tanya Rindiani ramah"Belum lama kok, yuk langsung berangkat," jawab Echi"Kita mau kemana lagu Chi," Tanya Rindiani"Awalnya aku ingin jalan jalan karena bosen di rumah, tapi gak jadi kita main ke rumah ku saja," jawab Echi yang berubah pikiran setelah ia tahu apartemen yang di tempati Rindiani adalah milik kakaknya"Tapi aku gak enak sama orang tuamu," ucap Rindiani"Haha..Pake enakan segala, udah kita have fun aja di rumah, orang tuaku juga welcome sama teme
"Boleh minta gak Al ?" tanya Aji"Boleh tapi besok sahammu udah zero," jawab Al cuek"Yah gak jadi deh," jawab Aji dengan muka cemberutMereka lantas tertawa karena melihat tingkah konyol Aji yang di buat buat sehingga sejenak mereka bisa melupakan masalah mereka masing masing******"Yank.. Jalan yuk," ucap Loki setelah keluar dari kelas bersama Tasya"Kemana ?" tanya Tasya"Terserah deh mau kemana ? bosen aku, uang dari tunjangan mu masih ada kan ?" ucap Loki"Ada tapi itu kan mau ku buat bayar uang semester," jawab Tasya"Alah.. Gimana sih kamu yank, tunangan mu kan kaya, kamu tinggal minta lagi aja ke dia," jawab Loki menghasut Tasya"Iya mas Aji emang kaya, tapi gak semudah itu minta duit ke dia, lagian pake alasan apa lagi ?" ucap Tasya"Ya terserah kamu lah mau pake alasan apa, aku males ikut mikir," jawab Loki seenaknya"Tapi kamu kan juga ikut ngabisin uangnya yank," kata Tasya yang mulai ke
"Mas uang adek habis, dan adek juga harus bayar uang kuliah," ucap seorang wanita yang bernama Tasya"Ini baru setengah bulan loh dek, setengah bulan yang lalu kamu udah mas kasih sepuluh juta buat keperluan kamu," jawab Aji salah satu sahabat Al yang merupakan tunangan Tasya"Tapi keperluan adek kan banyak mas, makan bayar kontrak dan lainnya, belum lagi adek harus belanja berang barang mahal agar lebih terlihat cantik," jawab tasya"Oke oke, memangnya kamu mau minta berapa ?" tanya Aji mulai tidak tahan saat tunangannya mulai rewel"Gak banyak kok, sepuluh juta lagi lalu uang kuliah sepuluh juta jadi kalau di total senja jadi dua puluh juta," jawab tasya"Oke, akan mas transfer nanti," ucap Aji"Terima kasih mas,""Udah dulu ya, Adek harus ngerjain tugas kuliah dulu," kata Tasya"Oke belajar yang rajin, jangan sampai nilai kuliah mu turun, nyonya Aji gak boleh memalukan," jawab Aji"Siap bos," ucap Tasya Lalu mematikan
Setelah beberapa hari Al mengungkapkan jati dirinya kepada keluarga Wulan dan Aziz, kini ia sudah berpamitan kepada Rindiani untuk kembali berangkat ke Jakarta untuk bekerja sedangkan Rindiani masih melanjutkan aktivitasnya seperti biasa seperti hari hari sebelumnyaTepat saat Rindiani baru sampai di hotel tempatnya bekerja, salah satu temannya datang menghampiri untuk menyampaikan pesan dari Aziz untuk menemuinya di Ruangannya"Ada apa ini ? apa aku melakukan kesalahan ?" kata Rindiani dalam hatinya"Apakah aku akan di pecat karena kejadian saat hari pertunangannya ?" lanjut RindianiSeraya berpikir alasan kenapa ia di panggil ke ruangan Aziz, Rindiani terus melangkah demi sedikit di iringi dengan perasaan campur aduk antara takut, khawatir dan penasaranTepat saat ia sudah berada di depan Ruangan Aziz, tangannya terasa sangat berat dan dengan sedikit memberanikan diri Rindiani mengetuk pintu ruangan Aziz dengan perlahan"Masuk," ucap Aziz
"Rindiani ?" tanya Wulan"Ya.. Orang yang sudah ayahmu tampar saat pesta pertunangan mu," jawab Al dengan nada dingin"Al.. Aku tau itu, tapi saat itu ayahku sedang marah, lagi pula kenapa harus Rindiani dan bukan kamu yang mengambil keputusan ?" ucap Wulan merasa tidak puas dengan keputusan Al"Kalau aku yang mengambil keputusan maka besok kalian akan menjadi gembel," jawab Al dengan ketus"Kenapa kamu bisa sejahat ini Al, apa karena kami sudah tau siapa kamu sebenarnya dan kamu merasa tidak perlu lagi menyembunyikan identitas mu ?" kata Wulan"Lagi pula Rindiani itu siapa, dia hanya seorang Resepsionis yang baru bekerja beberapa bulan ini di Grand Hotel," lanjut Wulan"Cukup Wulan, jangan pernah menghina Rindiani lagi," jawab Al dengan suara keras yang membuat semua orang ketakutan"Lan, bukankah kamu yang jahat ? kau berjanji akan menungguku sampai aku sukses, tapi pada kenyataannya kau berpaling memilih orang yang lebih terl
"Bagus, segera hubungi Bima dan beri tahu mereka kembali, Citra sudah memberi tahu mereka tadi tapi aku takut mereka lupa karena sudah merasa senang sudah menghina seseorang " jawab Al"Baik Pak, akan segera saya hubungi mereka," ucap Pak Gatot semakin ketakutan"Terima Kasih," ucap Al singkat lalu menutup telponnya"Kalian akan membayar semua yang telah kalian lakukan," ucap Al dalam hatinya**********Setelah tiba jam yang di tentukan untuk jamuan makan malam bersama keluarga Wulan dan Aziz, Al dan Gatot saat ini masih berada di jalan menuju ke tempat yang telah di tentukan"Maaf Pak Al, kalau boleh tau apakah Pak Al akan sungguh sungguh mengungkapkan siapa bapak kepada mereka ?" tanya Pak Gatot membuka obrolan mereka saat di mobil"Tentu, agar mereka tidak lagi memandang seseorang hanya dari luar saja," jawab Al santai masih fokus menyetir"Kenapa Pak Al baru mengungkapkan sekarang ? bukankah jika Pak Al mengungkapkan siapa
"Memangnya kamu bisa apa ? kamu hanya orang miskin yang tidak bisa melakukan apa apa ? jawab Bima"Kita lihat saja nanti," jawab Al lalu membantu Rindiani untuk berdiri dan bergegas ke Rumah SakitSetelah keributan kecil yang terjadi antara Al dan keluarga Wulan di acara pertunangan itu, semua orang kembali melanjutkan acara tersebut seolah olah tidak pernah terjadi apapunLain halnya dengan Wulan yang semakin tersayat hatinya saat mengetahui Al datang dan membuat keributan di acaranya, Wulan tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, kenyataannya niat Al datang ke acara pertunangan Wulan hanya untuk mengucapkan selamat kepada Wulan lalu pergi dari acara itu setelah niatnya selesaiTapi karena ayah Wulan yang dengan sombongnya mencaci maki Al di depan umum sehingga membuat Al naik darah yang berujung keributan dan Pemukulan terhadap Rindiani yang berusaha melindungi Al saat Al akan di tampar oleh Bima ayah WulanSementara Al langsung membawa Rind
Hari di Grand hotel Surabaya tampak lebih ramai dari biasanya, beberapa hiasan bungan terlihat tertata rapi di depan dan dalam hotel, para karyawan keluar masuk untuk mempersiapkan pertunangan manager baru mereka yang akan di langsungkan hari ini di Grand hotelYa hari ini adalah hari pertunangan Wulan dan Aziz yang baru di lantik menjadi Manager utama yang baru setelah Pak Gatot di pindah tugaskan untuk menjadi Manager di Hotel baru milik Jaya Mandiri Profile di daerah BaliBerbeda dengan kebanyakan orang di tempat itu yang tampak sangat bahagia, Wulan hanya terdiam mematung tanpa ada kata kata yang keluar dari mulutnya"Maafkan aku Al, seandainya kamu bisa membuktikan kepada ayahku kalau kamu bisa sukses, cerita kita tidak akan menjadi seperti ini Al," ucap Wulan dalam hati dengan air mata yang mulai menetes perlahanMelihat Wulan berdiam diri dan menangis sendiri, teman teman Wulan yang mengetahui kisah asmara antara Al dan Wulan sebenarnya merasa tida