Share

Menunjukkan Diri

Penulis: Dwrite
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-09 19:24:59

"Kalina nggak amnesia, dia yang ada di balik semua teror yang terjadi. Gue nggak bekerja sendiri, ada mata-mata lain di rumah itu. Dia nggak berniat memperalat lo, Mil. Kalina melibatkan lo, karena dia pikir bakal mati dalam kecelakaan itu." Kamila dan Galih menatap saksama lelaki yang bercerita dengan menggebu itu, di sebuah warung kopi pinggir jalan masih di daerah Tanah Abang.

Dia adalah Feri Irawan, sohib Kamila dan Galih sejak SMA dulu. Mereka juga pernah sama-sama berjuang untuk masuk STIN, walaupun cuma Kamila yang lulus. Sejak saat itu ketiganya berpisah. Meniti karir di bidang yang berbeda.

Diketahui Feri sempat menjadi petinju sebelum direkrut Kalina sebagai orang kepercayaanya. Tak menyangka mereka bisa bertemu dan reuni dengan cara seperti ini.

"Semua udah Kalina persiapkan dengan matang-matang, Mil. Dia bahkan sudah bersiap memberikan semua yang dia punya buat lo nanti."

Kamila tertegun cukup lama. Dia mencoba percaya dengan segala yang dikatakan Feri, walaupun keragua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Pengakuan

    Plak! "Jadi, begini sambutanmu pada saudara kembar yang sudah begitu lama tak bertemu?" Kalina tersenyum kecil, sembari mengusap pipinya yang terkena tamparan Kamila. "Cukup basa-basinya, Kal. Aku cuma mau tahu apa tujuanmu? Apa rencana besar di balik semua ini, dan apa alasanmu melibatkanku!" pekik Kamila menggebu-gebu. "Tak ada alasan lain, selain menghancurkan Keluarga Iblis itu," balas Kalina tak kalah sengit. "Tapi semua ini terlalu berlebihan kalau hanya untuk membalas perlakuan mereka yang nggak menyenangkan. Berhenti mempermainkan nyawa seseorang, berhenti mengumbar aib sesama. Nggak semua yang kamu anggap benar, itu benar, Kal.""Berlebihan? Hanya perlakuan nggak menyenangkan? Mempermainkan nyawa? Mengumbar aib?" Kalina mengulang perkataan Kamila dengan nada cibiran sembari terkekeh ringan. "Asal kamu tahu, Mil. Yang mereka lakukan padaku lebih jahat dari yang bisa kamu bayangkan!"Deg! "Mereka membuatku mati berkali-kali, kemudian bangkit berkali-kali. Satu hari kejam y

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Cinta Pertama

    Jakarta, Maret 2003"Psst, oi, Bang! Telat, ye?" Seorang gadis remaja berambut bob yang menenteng kotak berisi kue dagangan, mencolek punggung pemuda yang tampak kebingungan di depan gerbang sekolah swasta elite tingkat akhir di zamannya. Pemuda berkacamata dengan dengan rambut klimis berponi itu menoleh ke arahnya. "Iya, baru pertama kali telat," jawabnya kikuk. "Pantesan baru keliatan. Soalnya yang biasa telat itu anak bandel yang sering kelayapan malem, makanya kesiangan," tuturnya, kemudian merapatkan tubuh ke arah pemuda itu. "Btw, mau nggak aku kasih tahu jalan alternatif biar bisa masuk tanpa ketahuan?"Pemuda itu terdiam, lekat dia memerhatikan gadis di hadapan. Melihat gelagatnya, dia sudah bisa menyimpulkan bahwa gadis yang bisa ditaksir berusia empat belasan ini sudah biasa memanfaatkan situasi anak-anak yang telat masuk kelas. "Hmm ... boleh." Meskipun sudah tahu motifnya, pemuda itu tetap menerima usulan si gadis. "Ceban dulu tapi." Gadis itu menaik turunkan alis, la

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Ancaman

    "Kurang dari dua bulan lagi, Bang Nunu bakal lulus, kan? Begitu juga aku." Percakapan Kamila dan Wisnu terdengar lebih intens di warung depan sekolah tersebut. Sudah setahun sejak mereka berteman dekat. Tak jarang keduanya menghabiskan waktu bersama sepulang sekolah hanya untuk sekadar berjalan-jalan atau membaca buku. "Ya, aku akan melanjutkan kuliah di luar negeri.""Jadi, pertemanan kita cuma sampe di sini?" Kamila menunduk. Terlihat murung dengan fakta yang terjadi. "Aku juga bakal pindah ke Bekasi.""Tunggu aku empat sampai lima tahun lagi di sini!" ucap Wisnu tiba-tiba sembari menggenggam tangan Kamila. "Ngapain? Kelamaan lagi. Aku nggak yakin setelah 4-5 tahun masih inget jalan ke sini," tukasnya putus asa. "Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu saat itu.""Mau bilang apa? Pasti ngasih surat undangan, kan? Terus minta aku buat jadi bride's maid-nya? Nyaksiin abang bersanding dengan wanita sederajat, sama-sama anak konglowewe, eh konglomerat."Wisnu tertawa kecil. Lalu meng

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Tak Tersentuh

    Masih di tempatnya Kalina melihat suaminya diringkus polisi. Diseret untuk diadili sebab tindakan yang bahkan belum pasti. Luka di hatinya benar-benar sudah menjalar menggerogoti diri hingga tak ada lagi toleransi. Kabut pekat itu telat menutup satu-satu jalan nurani, di mana tak ada lagi tersisa sedikit ruang hanya untuk sekadar berkompromi. "Wisnu belum tentu melakukan hal sekeji itu," ucap Revan yang masuk ke ruangan, setelah para polisi membawa Wisnu pergi."Kita tak bisa menyimbulkan kalau tidak ada bukti," sahut Kalina datar, "Selama Kamila belum sadar, dia tetap tersangka bagiku." Dia memutar tubuh menatap lurus saudara kembarnya yang masih terbaring tak sadarkan diri."Apa ini berhubungan dengan perasaan pribadi?" tanya Revan hati-hati. Kamila menoleh ke arahnya. Kedua mata kecokelatan itu menatap nyalang menembus ulu hati. "Tidak sama sekali. Perasaan semacam itu tak akan mungkin menghalangi. Ini bahkan belum ada seperempatnya dari penderitaan yang sudah kualami selama ini

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Pulang

    Menjelang sore Revan dan Kalina sampai di Surabaya, dijemput sopir pribadi, yang langsung meluncur ke Perumahan Citra Pelita. Menemui ayah dan ibu tirinya. Mobil Alphard itu terparkir di pekarangan seluas lapangan, Kalina dan Revan turun dari dalam dan berjalan menuju pintu yang sudah dibuka salah satu pelayan. Setelah apa yang perempuan itu ungkapkan, keheningan panjang sempat menyelimuti keduanya. Namun, beruntung Revan tak pernah berharap lebih dari apa yang dia rasakan. Baginya perasaan pribadi tak terlalu penting di saat seperti ini. Walaupun terbersit keinginan dan secercah harapan bahwa suatu saat nanti tersisa satu ruang di hati Kalina yang gersang. Untuk beberapa saat Kalina dan Revan terdiam di ambang pintu menatap Pak Hari yang duduk di kursi roda menatap sang putri yang selama ini dia kenal sebagai sosok yang tegar dan sangat pandai menyembunyikan perasaan. Namun, siapa yang tahu dibalik berlapis-lapis topeng yang Kalina gunakan, ada jiwa rapuh dan kepingan harapan yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Penyitaan

    "Tersangka 205, ada tamu untuk Anda!" Seorang polisi penjaga menghampiri ruang tahanan Wisnu. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, karena kesaksian Kalina yang memberatkan tuduhannya. Untuk sementara Wisnu ditempatkan di kepolisian sektor Jakarta Selatan, sebelum sidang pertama diadakan saat Kamila sadar nanti. Terlihat lelaki yang nyaris kehilangan semangat hidup itu bangkit, dan mengekori seorang penjaga yang membawanya langsung ke ruang kunjungan. Dalam benak Wisnu, dia hanya berpikir bahwa papanya atau Yayang yang akan datang untuk melampiaskan kekesalan. Namun, asumsinya terpatahkan saat melihat seorang perempuan dengan dress bunga-bunga tanpa lengan dengan potongan rambut sebahu dan ekspresi datar itu. Dia merasa sesuatu yang lebih buruk akan segera terjadi. Dua hari sudah berlalu sejak rapat umum pemegang saham dilakukan. Kalina kembali ke ibukota untuk menyelesaikan apa yang sudah dia mulai. Kehancuran Keluarga Wijaya sudah terpampang di hadapan, dan dia semakin tak sabar

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-14
  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Penyitaan (2)

    Tiga orang itu berkumpul di ruang keluarga dalam sebuah vila yang merupakan aset milik Keluarga Hartono. Berbagai berkas, memori card, audio record, juga USB tersebar di atas meja. Semua itu adalah bukti-bukti kejahatan Keluarga Wijaya yang sudah Kalina kumpulkan dibantu dua orang kepercayaannya selama ini. "Sekarang yang kita butuhkan hanya kesaksian Bu Nani. Pembantu rumah tangga yang dipecat Keluarga Wijaya, setelah peristiwa keji sembilan tahun lalu itu." Kalina menatap wajah Feri dan Cici bergantian. Perempuan itu duduk di antara mereka dengan bertumpang kaki dan tubuh tegak menghadap meja. "Saya sudah menemukan alamat beliau, Bu. Sekarang Bu Nani menetap di Bandung, tinggal di daerah pelosok Kabupaten Bandung Barat," sahut Feri.Kalina mengangguk. "Kerja bagus. Setidaknya kita sudah memastikan kalau salah satu saksi kunci masih hidup sampai saat ini. Tugasmu sekarang adalah memastikan wanita tua itu tidak kabur lagi."Feri mengangguk pelan. "Ci!""Iya, Nya." Cici menegakkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-14
  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Sadar

    Klik! Kalina mematikan tabletnya saat melihat Yayang sudah sampai di puncak emosi. Dia meletakkan gadget itu di atas nakas samping brankar, berikut pop corn dan bobanya. Perempuan itu bertopang dagu sembari menatap lekat wajah kembarannya itu. "Ngidamku sedikit aneh, Mil. Akhir-akhir ini aku bahkan tak bisa tidur memikirkan apa yang akan terjadi esok hari. Tak tenang rasanya sebelum melihat mereka benar-benar menderita. Sembilan tahun aku menahan semuanya sendiri, sembilan tahun aku berkutat dengan segala rencana yang selalu berputar-putar di kepala." Kalina menegakkan tubuhnya, lalu menggenggam tangan Kamila. "Semoga apa pun keputusanku nanti. Kamu tak akan pernah menghalangi. Sebab tidak ada hal yang paling kuharapkan selain dukunganmu, Saudaraku."Kebeningan panjang menyelimuti ruangan. Tak ada lagi kata yang keluar dari mulut perempuan itu. Dia hanya duduk geming menatap tubuh Kamila yang terbaring. Sampai suara pintu yang terbuka menginterupsinya. Dua orang wanita yang baru d

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15

Bab terbaru

  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Extra Part (3)

    "Loh, Papa." "Papa?""Uncle?""Wisnu, sejak kapan kamu berdiri di sana?"Barra yang lebih dulu sadar, berjalan mengampiri, diikuti Thea, Terra, dan terakhir Bu Dahlia. Kamila yang mendengar itu semua sontak langsung menendang Revan, lalu bangkit dan membenahi penampilan yang sejujurnya sudah tak bisa lagi terselamatkan."Wi-Wisnu.""Ma-maaf aku datang tanpa kabar. Soalnya sejak tadi ponselmu tak bisa dihubungi dan aku dengar dari Mama sedang ada acara di sini.""Ng, anu, nggak apa-apa, kok. Silakan duduk, ngobrol-ngobrol sama yang lain dulu. Aku ke atas sebentar, ya." Tanpa menunggu persetujuan dengan gerakan seribu bayangan, Kamila langsung berlari menuju kamar. Dan mengurung diri di sana.***Tok! Tok! Tok!"Mil, boleh aku masuk?" Di depan pintu kamar Kamila, Kalina berdiri. Sudah satu jam sejak pamit ke atas, dia masih belum kembali, hingga Kalina inisiatif menghampiri."Masuk aja, Kal. Nggak dikunci." Teriakan Kamila terdengar dari dalam, perlahan Kalina membuka pintu, lalu meng

  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Extra Part (2)

    "Hatchiiim."Dari arah kamar terdengar suara bersin keras, hingga membuat orang-orang yang akhir pekan ini sedang berkumpul di rumah besar itu terlonjak kaget."Kak, are you, okay?" Kepala Cici menyembul dari arah pintu."Ya, aku nggak apa-apa. Biasanya kalau tiba-tiba bersin kayak gini, pasti ada yang ngomongin," tuturnya sembari melempar selembar tisu yang sudah digunakan ke tempat sampah.Cici manggut-manggut, lalu berjalan menghampiri ke kamar. "Btw tumben rapi banget hari ini, nggak mungkin kalau cuma sekedar reuni keluarga Kak Mila sampai dandan cantik begini. Rambut digerai, pake dress tanpa lengan, heels lima senti.""Sshhh ... hari ini aku ada janji, jadi tolong wakilin jamu aja semua tamu, ya.""Ta--""Mil-- oh my God. Setan apa yang merasukimu hari ini, Mila?" Feri yang baru saja muncul terlihat membekap mulut melihat penampilan Kamila."Diem, lu, Fer. Komen sekali lagi gue gebok.""Nggak, nggak mungkin. Ini pasti bukan Kamila, ini pasti Kamile--hmmpt." Buru-buru Kamila mem

  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Extra Part (1)

    "Bagaimana kabarmu?"Pertanyaan itu Wisnu ajukan sesaat setelah Kamila dan Barra duduk di hadapannya, di ruang Head Teachers."Ba-baik." Entah kenapa afmosfer yang tercipta di antara keduanya terasa kikuk dan canggung. Sementara Barra yang duduk di tengah-tengah mereka malah sibuk memindai ekspresi dari tante dan ayah kandungnya itu."Jantung berdebar dua kali lebih cepat dari biasanya, telapak tangan dingin, wajah pucat, bicara terbata-bata, terdeteksi salting. Reaksi ini biasa juga disebut dengan gugup." Barra meletakkan tangan di dada Kamila."Astaga Barra." Kamila memelotot sembari menepis tangan bocah tujuh tahun itu.Wisnu terkekeh pelan. "Maaf kalau aku membuat kalian tak nyaman." Lelaki itu sesekali menyentuh hidung dan menggaruk dahi."Gelagat itu menunjukkan kalau Papa yang justru nggak nyaman.""Hei, berhenti sembarangan baca emosi orang!" sentak Kamila kembali mengingatkan."Tapi kakek bilang mengenali ekspresi wajah merupakan cara penting untuk meraba apa yang dirasakan

  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Memulai Hidup Baru

    Tujuh tahun kemudian ...."Bangun, Barra. Ini hari pertama kamu masuk sekolah! Seragam sama semua perlengkapan udah Mimi siapin. Jangan lupa sarapan juga. Ada nasi goreng di atas meja!"Kamila mengguncang tubuh bocah yang menggeliat panjang dalam selimut tebal, di atas ranjang berbentuk mobil-mobilan."Bentar lagi, Mi. Biasa juga sekolah internasional masuknya agak siang. Ini baru jam enam pagi, ya Tuhan.""Buset nih bocah. Siapa juga yang bilang kamu bakal masuk ke sekolah international? Yang ada kamu masuk swasta!"Mendengar kata sekolah swasta bocah berumur tujuh tahun itu langsung terlonjak dari tempatnya."Swasta? Seriously? Kita jauh-jauh pindah ke Jakarta cuma buat daftar di sekolah swasta!""Ya ampun, nih bocah nggak ada bersyukurnya. Udah untung kamu masuk sekolah swasta yang elite. Coba Mimi dulu, udah mah masuk negeri yang ikut program pemerintah, masih kudu bikin surat keterangan tidak mampu, biar nggak perlu bayar SPP lagi. Dah, ah. Buruan mandi! Atau mau langsung Mimi lu

  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Tak Terpisahkan

    Orang bilang, level tertinggi dari mencintai adalah mengikhlaskan. Entah itu mengikhlaskan dengan yang lain, atau yang lebih menyakitkan mengikhlaskannya pergi ke pangkuan Tuhan. Entah itu cinta antar pasangan, cinta antara anak dan orangtua, maupun cinta antar saudara.Tak ada rencana yang lebih sempurna selain takdir yang telah Tuhan gariskan. Bagaimana dua orang saudara kembar yang sudah berpisah selama lebih dari tiga puluh tahun kembali dipersatukan untuk membalas satu keluarga zalim yang merasa kekuasaan yang dimiliki mampu menutupi seberapa busuknya tingkah laku mereka, sampai lupa bahwa roda kehidupan itu berputar, dan dalam beberapa keyakinan karma itu nyata adanya.Kurang dari setahun, tepatnya delapan bulan, saudara kembar Kamila dan Kalina mampu mengantar kehancuran untuk Keluarga Wijaya. Keluarga konglomerat yang dikenal publik dengan berbagai prestasi, keluarga yang dikenal memiliki toleransi tinggi, serta kerukunan yang patut diacungi. Namun, siapa yang tahu di balik im

  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Pergi dengan Damai

    Welcome Kalina Fathira Hartono dan Kamila Anindira Hartono.Tulisan besar dari karangan bunga yang khusus dipesan tergantung di lantai dua kediaman keluarga yang bisa dibilang terkaya di Kota Surabaya.Kamila membekap mulut sembari memeluk Dahiyang di pangkuan tangan.Tak pernah terpikir dalam benak Kamila sekalipun bahwa akhirnya dia sampai di posisi ini. Posisi yang selalu ibunya katakan suatu saat akan bisa dia daki. Roda yang selama ini berhenti berputar akhirnya menempatkan dia di sini. Ternyata masa depan yang selalu dia harapkan ekspekstasinya lebih dari yang mampu dia impikan.Orang-orang dengan setelan serba-hitam yang diketahui staf dan beberapa karyawan PT. Poltaris Jaya menyambut mereka. Berjejer di antara kolam pancuran yang membentang sepanjang pelataran. Bu Hilma terlihat berjalan mendorong kursi roda Pak Hari untuk menghampiri mereka. Dua buket bunga terlihat di pangkuannya.Kamila langsung berlari dan berhambur dalam pelukan ayahnya. Di belakang Kalina menyusul dengan

  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Anggota Keluarga Lain

    Kalina terkekeh sesekali saat melihat Kamila yang terlihat begitu bersemangat pagi ini. Di dalam kamar tadi bahkan dia membongkar seisi lemari hanya untuk mencari pakaian terbaik yang bisa digunakan untuk acara hari ini. Menjadi bisnis women atau mengelola bisnis mungkin memang bukan passion Kamila. Namun, penegak hukum, aparat, serta badan inteligen adalah pekerjaan dan kecintaannya.alina tahu, meski tak mengatakannya Kamila pasti sangat ingin kembali. Walapun mustahil untuk kembali menjadi bagian dari BIN, setidaknya dia berharap bisa menjadi salah satu anggota kepolisian tak peduli apa pun tingkatnya."Mil?" Kalina meletakkan tangan di bahu Kamila yang nampak duduk tenang di kursinya menunggu panggilan."Ya?" Kamila menoleh antara gugup dan senang yang membuat Kalina agak tak tega untuk mengungkap kebenarannya. "Sebenarnya ...." Kalina sengaja mengulur-ulur waktu yang membuat dada saudaranya semakin berdegup kencang."Sebenarnya apa, sih, Kal? Buruan deg-degan el--""Kompol Warma

  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Pamit

    Di atas pusara dengan nisan bertuliskan Zahira P. Putri itu, Kamila dan Kalina duduk bersimpuh. Meletakkan buket bunga di atas gundukan tanah yang sudah lama mengering dan dilindungi tembok marmer berpondasi kokoh.Kamila terlihat menuntun tangan saudara kembarnya untuk menyiram nisan dan sebagian tanah yang terlihat."Halo, Bu. Apa kabar? Sekarang Kamila nggak datang lagi sendiri, ada Kalina juga. Akhirnya, Bu. Kita bisa tumbuh jadi anak kebanggaan ibu. Baik-baik di Surga sana, ya. Salam sayang dan peluk cium dari kami." Kamila tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Merengkuh tubuh Kalina yang sudah lebih dulu terisak di sampingnya."Nggak apa, Kal. Yang penting ibu udah liat semuanya dari atas sana." Kamila meyakinkan saudaranya sembari menyeka air mata Kalina."Bagaimana rasanya pelukan ibu, Mil?" tanya Kalina lirih."Tentu saja lebih hangat dari pelukan ayah dan lebih berkesan daripada pelukan mantan.""Kamila." Kalina mengerucutkan bibir sembari mencubit pelan perut saudaranya."Dah

  • MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN   Selebrasi

    "Apa-apaan ini? Masa merayakan kemenangan di Rumah Makan Padang?" Kamila menggerutu, sembari berkacak pinggang di depan sebuah rumah makan yang cukup besar di daerah setempat."Dah, terima kenyataan, Nya! Nyonya Kalina sama Pak Revan dah keseringan makan di resto bintang lima." Cici menepuk pundak Kamila, kemudian berlalu ke dalam."Tap-tapi aku juga dah keseringan makan di rumah Makan Padang. Bahkan sampe kolesterol dan mencret-mencret!" Kamila mengerucutkan bibir, menoleh menatap saudara kembarnya dan Revan yang baru saja turun dari dalam mobil."Aku janji, makan malam nanti kamu yang tentukan," sahut Kalina sembari tersenyum simpul."Seriously?" Bola mata bulat itu berbinar penuh harap."Iya. Harus berapa kali kubilang milikku, milikmu juga," tukas Kalina sembari merangkul bahu saudaranya."Resto Lavender, boleh? Ruang VIP yang view-nya macam di pelem-pelem bucin? Aku pernah ke sana, tapi cuma buat denger umpatan sampah para Wijaya Family." Kamila kembali mengerucutkan bibir."Iya

DMCA.com Protection Status