Dia adalah Peter, pemimpin Gengster Lox! Dia memperlihatkan ikat pinggang paku payung dan tato singa di dadanya. Dengan seringai busuk ala anak Punk dia berseru lantang. “Aku melihat Neilson di sana! Entah dia bersama siapa. Oh. Aku kedatangan tamu besar dari Spectra. Mereka ingin jadi pahlawan, atau malah menjadi mayat?”Friksi, gesekan, dan persaingan antar gangster biasa terjadi. Mereka kerap berebut daerah kekuasaan dan saling serang satu sama lain. Selama ini semua gangster dan kelompok preman kota selalu patuh dan berada di bawah kontrol Mafia Black Horns. Namun, itu dulu. Sekarang tiap gangster malah mencari cara untuk memperbesar pengaruh di kota di saat Black Horns sedang terpuruk. Termasuk Lox! Begitu Peter mengeluarkan perintah, semua orang di sana menyingkir. Peter adalah penguasa di distrik ini. “Neilson, jangan ikut campur! Apa kau ingin memancing keributan dengan kelompok ku?”Neilson menggeleng. Dia tahu bahwa Lox sedikit lebih kuat dari pada Spectra. Apalagi ini
“Aku Alex Luther. Kerabat Neilson.”Leon mencoba mengingat-ingat, tapi sepertinya dia memang tidak tahu. “Entah. Mungkin aku lupa. Oh, Terima kasih Alex. Aku berhutang budi pada mu dan juga pada Neilson. Kalau tidak ada kalian berdua, bisa jadi aku mati tadi.”“Ini sudah jadi tugasku. Diamlah di sini sementara waktu, Leon. Kami akan berperang melawan mereka.”Leon tahu seperti apa keganasan Lox. Karena dia tidak mau Spectra kalah, dia bermaksud membantu. “Aku akan mengirimkan pasukan Black Horns ke sini. Sekalian aku mau balas dendam karena mereka sudah kurang ajar padaku.”Namun, jika seandainya Leon meminta bantuan pada Lennox, dia tidak akan dipedulikan. Lennox tidak akan menuruti apa kata Leon. Justru, Lennox akan senang jika Leon mati. Begitulah realitanya. Meski begitu, Alexander tidak butuh bantuan apa pun. “Biarkan perang ini terjadi antara Spectra dan Lox. Tidak ada pihak luar yang ikut campur. Lagi pula mereka tidak akan terima seandainya Black Horns ikut campur.”Leon cepa
Akhirnya tibalah pasukan Spectra sebanyak lima belas orang. Sesuai perjanjian, jika Spectra menang, maka mereka boleh membawa Leon pulang. Sebaliknya, jika Spectra kalah, maka… Alexander bicara dengan lantang di tengah hamparan tanah Luas di hadapan belasan orang dari Lox. “Jika Spectra kalah, kalian akan dapat uang seratus ribu dollar!”Semua orang tercengang.Neilson menyenggol lengan Alexander dan berkata dengan sangat terkejut. “Seratus ribu dollar? Alex, serius? Itu jumlah yang sangat banyak!”“Biar aku yang membayar, jika kalah. Tapi, kita tidak akan pernah kalah. Tenang saja.”Sungguh ini adalah ide yang gila. Neilson berulang kali mengatakan untuk membatalkan kesepakatan tersebut. Namun, pendirian Alexander tidak goyah. Keputusan tetap sama. “Tidak masalah, Paman. Biar mereka semangat.”Sementara itu, Peter dan semua anggotanya rasanya mau mati kegirangan saat menerima tawaran yang sangat menggiurkan. Perlu waktu berapa lama mereka bekerja untuk mendapatkan seratus ribu do
Alexander paham bahwa ini merupakan pertarungan yang tidak berimbang. Setelah dengan cepat membaca situasi dan memprediksi kira-kira apa yang bakalan terjadi, dia menarik kesimpulan cerdas kalau kemungkinan terbesar Spectra akan hancur. Oleh sebab itu, dia telah mempersiapkan Plan B untuk berjaga-jaga seandainya prediksinya benar. Karena tidak mau ikut campur dengan cara turun langsung ke medan laga, Alexander cuma berdiri sambil bersandar di body mobil, menyaksikan pertempuran itu. Padahal, Neilson sempat berharap Alexander ikut bertarung, karena dengan itu akan mempermudah langkah Spectra dalam mengalahkan Lox. Dia sempat menanyakan kenapa Alexander tidak ikut bertarung, sementara Alexander hanya menjawab bahwa dirinya memang tidak mau ikut campur. Meski, dia rela bertaruh seratus ribu dollar. Lima belas orang dari Lox maju berbarengan dengan tangan kosong, dan lima belas orang dari Spectra pun juga maju. Sebagaimana perkelahian di jalanan, mereka tidak mengenal istilah seni bel
Pada saat Neilson dan Spectra sudah sangat tergencet dan terpojok, beruntung, Plan B Alexander berhasil terwujud. Dua mobil jip hitam berhenti tak jauh dari lapangan kosong itu, lalu total sepuluh orang dari militer pun turun. Alexander senyum dan membatin, ‘Kau datang tepat waktu, Farrell.’Jika orang suruhan Alexander tidak datang tepat waktu, Spectra pasti kalah, seperti apa yang diprediksi oleh Alexander sebelumya. “Hentikan!” pekik Farrell dengan sangat gagah perkasa. Melihat kehadiran militer di sana, Peter terhenyak dan tersedak air ludahnya sendiri. Sial, padahal dia dan Lox hampir pasti menang. Kenapa bisa ada militer yang mengacau? Menyebalkan! Terpaksa Lox melepaskan serangan dan mundur teratur karena takut melihat senapan laras panjang yang melekat di tangan para prajurit. Di waktu bersamaan, Spectra yang nyaris kalah dan bahkan mati, merasa terselamatkan karena kehadiran militer yang datang secara tiba-tiba. Neilson sangat kaget kenapa mereka bisa datang. Tidak
Pertempuran selesai. Namun, masih ada tanda tanya yang menggelayut di benak Neilson soal kenapa bisa Mayor Farrell datang bersama pasukan militer untuk menghajar Peter dan semua anggota Lox.Tidak cuma Neilson dan anak buahnya, tapi Leon juga sempat bingung kenapa bisa datang pertolongan tiba-tiba dari militer, padahal meskipun arena pertarungan di tanah lapang yang luas, keberadaan mereka cukup sulit terdeteksi, kecuali kalau ada laporan dari seseorang. Lantas, mereka pun bertanya-tanya tentang siapa yang telah melapor? Pertanyaan itu sulit terjawab. Lagi pula, ketika sedang berada di dalam perjalanan menuju Distrik 12, Alexander mengingatkan pada mereka untuk tidak mempermasalahkan hal itu. “Yang penting adalah Spectra sudah menang. Kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan. Leon sudah ada di sini dan kita tidak punya urusan apa pun lagi bersama Lox. Apa yang perlu dirisaukan?”Kendati begitu, Neilson merasa kurang puas saja rasanya. “Ajaib! Sungguh ajaib! Di saat kami terde
Selain karena status Alexander yang hina, Garrix tidak mau menghormati Alexander karena tentu saja dia barusan diperlakukan tidak sopan di hadapan semua orang. Dia sangat malu. Belum pernah sebelumnya ada orang yang berani menyepak gelas yang ada di tangannya. Menurutnya, itu sudah di luar batas kewajaran. “Dia tidak cuma rendahan, tapi tidak tahu sopan santun!” Garrix menggerutu, meluapkan kekesalannya. “Dia sangat pantas untuk dihajar!”Neilson pasang badan di hadapan Alexander. “Hentikan, Garrix! Apa kau ingin cacat seumur hidup seperti Letda Martin Scott? Jika kau berkelahi dengan Alex, kau pasti akan kalah walaupun kau punya tiga nyawa! Kau pasti diinjak-injak. Lebih baik kau menjauh!”Namun, Garrix tetap tidak terima. “Aku tidak percaya kalau dia pria kuat. Aku menantang dia berduel satu lawan satu dengan tangan kosong. Kalau dia memang tangguh dan kuat, bilang padanya terimalah tantangan dariku. Bagiku, dia tak lebih dari menantu pecundang yang selalu menyusahkan.”Sulit untuk
Garrix melirik wajah Alexander dan kembali bicara dengan sangat jijik. “Entahlah. Sebelum ini Neilson tidak pernah adu mulut denganku. Dia selalu menempatkan aku pas berada di bawahnya. Dia selalu mengharumkan namaku di hadapan siapa pun. Tapi, begitu Alex Luther hadir, semuanya berubah!”Saat ini Neilson masih berada di tengah-tengah antara mereka. Benar, selama ini dia selalu meninggikan posisi Garrix di dalam kelompok. Baginya, Garrix bukan sekedar asisten, bahkan sudah seperti sahabat sekaligus penasehat, karena itu dia merasa kurang nyaman saat melihat Garrix kesal dan marah. “Garrix, tahan emosi mu! Aku bicara seperti ini demi kebaikan Spectra. Asal kau tahu, Alexander akan membawa kita pada Black Horns. Bukankah selama ini kau berkeinginan agar Spectra dapat bergabung bersama Black Horns?”Mendengar itu, Garrix terdiam dan termenung. Dia sering mengingatkan Neilson untuk tidak menyerah dalam melobi pihak Black Horns. Sarannya sudah terlalu banyak. Salah satu impiannya adalah