Gavin sangat licik. Apa yang pernah dia dengar dari orang lain, yang mana info tersebut berasal dari Alexander, kini dia jual kepada Lennox, dan tujuan akhirnya adalah untuk menghancurkan Alexander.Mendengar itu, Lennox terperanjat, alisnya terangkat, dan dia berkata dengan marah. “Pemerintah dan militer?”Gavin hanya mengangguk. Lennox kembali duduk dan terpekur beberapa detik. Selama bertahun-tahun Black Horns memang kerap berurusan dengan pemerintah dan militer. Selalu. Hal demikian bukanlah hal aneh lagi. Sebelum tragedi kematian misterius Mike Ali, memang santer terdengar rumor bahwa Black Horns akan menyerang militer lalu menggulingkan Presiden Somers kala itu meski berita itu jelas tidak benar, alias Hoaks! Gesekan antara Black Horns dan para penguasa di negeri ini sudah berlangsung lama. Akan tetapi, Lennox dan semua anggota organisasi tidak pernah terpikir bahwa pelaku dari kasus tersebut merupakan sekelompok orang yang berasal dari pemerintah dan militer. Mereka mendu
Alexander tahu bahwa saat ini Black Horns kondisi internalnya semakin memburuk pasca tragedi penculikan Mike Ali. Di samping penyelesaian misi, Alexander berusaha mengkorelasi dari segenap peristiwa yang dia lalui sebab bisa jadi penculikan Mike Ali erat kaitannya dengan organisasi rahasia yang sempat disinggung oleh Bryan tempo lalu. Dari situ Alexander menekuri, betapa kuat, berani, dan pintarnya organisasi rahasia tersebut sehingga mereka bisa menculik dan membuang Mike Ali, serta perbuatan mereka tak tercium sama sekali oleh publik. Dan karena itulah Alexander percaya bahwa organisasi itu kuat dugaan memang berasal dari pemerintahan dan militer. Tidak mudah untuk menculik orang terkuat, lalu menyebarkan berita di media seolah-olah Mike Ali mati dibunuh dan mayatnya dibuang. Kecuali, mereka adalah tiran dan para elit! Lantas, apa mungkin organisasi rahasia itu masih ada? Siapakah mereka dan siapa pula di balik mereka? Alexander terus mencari mereka di samping menyelesaikan mis
Lennox merupakan orang yang paling keras menolak penawaran dari Neilson. Jadi wajar ketika Alexander menyarankan agar menemui Lennox terlebih dahulu, dia sedikit kurang nyaman. Akan tetapi, langkah tersebut adalah sudah cukup tepat. Alexander bertanya, “Jadi kita mau menemui siapa terlebih dahulu kalau bukan Lennox? Ketiga putra Mike Ali : Amr, Leon, Elijah?”Mendengar nama tiga orang itu, Neilson nyaris tersedak ludahnya sendiri, pasalnya dia jauh lebih kesulitan bernegosiasi bersama tiga anak muda seperti mereka ketimbang bersama Lennox. Tiga putra Mike Ali tersebut lebih sukar diatur dan enggan mau berbincang bersama orang lain yang tidak selevel dengan mereka. Alexander sedikit nyengir sebelum berkata dengan geli. “Kecuali Elijah. Si bungsu cukup humoris. Asalkan Paman mau mengajaknya bercanda, dia mungkin bisa membantu Paman. Sedangkan dua kakaknya, aku tidak percaya kalau mereka akan menerima Paman.”“Aku tetap kesulitan jika berbicara bersama mereka. Mereka terlalu dimanja de
Alexander dan Neilson menyambangi markas Black Horns. Hanya saja, mereka sedikit terhambat karena terjadi cekcok di pos penjagaan. Lima penjaga di sana naik darah dan meradang. Meskipun mereka memang cuma penjaga, mereka tetap merupakan bagian dari Black Horns, otomatis mereka punya pamor dan tetap layak untuk dihormati. Wajar mereka agak marah ketika Alexander dengan berani kurang ajar pada mereka. “Kami sudah baik dan kasihan pada mu, anak muda. Tapi kenapa kau lancang?” Mereka tidak bisa lagi main-main. Ucapan Alexander tadi telah membangkitkan kemarahan mereka. Namun, Alexander tetap tenang walaupun mereka memasang wajah garang dengan mata nyalang. “Aku tidak tahu apakah ada yang levelnya lebih rendah dari pada kalian. Jika kalian merasa hebat, kenapa bertugas menjaga pos keamanan, dan tidak menjadi pengawal bos atau asistennya? Kalian berada di sini menunjukkan bahwa kalian memang tidak ada apa-apanya. “ Parah! Alexander semakin membuat mereka marah. Neilson menye
Wan melepaskan cengkeramannya. “Kau beruntung, anak muda. Kau selamat.”Alexander tak bergerak sama sekali, jika mau, Alexander bisa langsung mematahkan tangan Wan cukup dengan satu gerakan cepat saja. Tatapan Wan belum lepas dari mata Alexander, perlahan dia mundur, dan menjauh. “Kalau saja bos besar tidak memberi izin masuk, kau sudah babak belur. Aku tidak peduli kalian siapa.”Menanggapi sikap kasar barusan, Alexander tak banyak ekspresi. “Tuan Lennox mengizinkan kami masuk. Dia tahu apakah kami layak atau tidak untuk berada di dalam. Penjaga tidak tahu apa-apa. Permisi, izinkan kami lewat.” Alexander masih sopan walaupun tadi dia diperlakukan dengan kurang baik. Alexander dan Neilson masuk ke dalam mobil, kemudian mereka pun memasuki area Mansion yang sangat luas. Mobil itu berhenti tak jauh dari air mancur. Di sekitar pintu masuk, ada selusin penjaga berpakaian serba hitam, berkaca mata, dan menyimpan senjata di balik pakaian mereka. Mereka akan bertindak cepat apabila terj
Karena Alex? Hanya karena Alex? Neilson bergumam sendiri dalam pikirannya. Dari sini Neilson semakin yakin bahwa Alexander bisa benar-benar membantunya. Dia tidak salah pilih orang. ‘Kau sungguh luar biasa, Alex! Bahkan Lennox saja bisa terpengaruh karena mu. Ilmu apa yang kau miliki? Apa rahasianya sehingga kau begitu memikat? Luar biasa! Mengagumkan!’Lennox segera membuyarkan lamunan Neilson. “Sebenarnya kau tidak diperbolehkan lagi masuk ke markas utama Black Horns. Tapi karena kehadiran Alex Luther, kau masih diperbolehkan masuk ke sini, Neilson. Berterima kasihlah pada Alex.”Saat itu juga Neilson agak membungkuk dan menunduk. “Terimakasih, Alex. Terimakasih.”Alexander segera menyenggol lengan Neilson. “Paman, cukup. Tidak perlu bersikap seperti itu.”Lennox tampil sangat dominan, menebarkan aura intimidatif pada para pendengarnya. Dia tersenyum ramah di hadapan Alexander dan berkata, “Alex Luther, jika anak buahku di luar sana bersikap buruk pada mu, tolong dimaafkan.”Bah
Alexander menjawab dengan nada yang pasti tanpa keraguan. “Aku tahu di mana keberadaan Mike Ali. Satu-satunya yang bisa menyelamatkan Black Horns hanyalah Mike Ali.”Lennox terperanjat. Jawaban barusan senada dengan apa yang dia duga sebelumnya. Berarti memang ada yang tidak beres. “Di mana Mike Ali berada? Katakan!”Melihat ekspresi di wajah Lennox yang antusias, Alexander membaca apa yang tersirat di sana. “Tenang dulu, Master. Aku pasti memberi tahu, asalkan kita buat kesepakatan terlebih dahulu.”Alexander menawarkan kesepakatan apabila Lennox bersedia menjadikan Spectra sebagai bagian dari Black Horns maka Alexander tidak hanya memberi tahu lokasi keberadaan Mike Ali, bahkan dia pun bisa saja membawa Mike Ali pulang kembali. “Kesepakatan kita tidak berat, dan justru sangat menguntungkan Black Horns. Selama enam tahun belakang ini Black Horns tertatih-tatih dan bisa saja hancur kalau masalah terus berlarut-larut dan teratasi. Bagaimana, Master Lennox?”Sebagai bos besar Black Hor
Alexander dan Neilson keluar dari ruangan pribadi milik Lennox Holyfield dan diantarkan oleh anggota Black Horns dengan penjagaan yang sangat ketat. Lagi, Neilson menerima cemoohan dan tawa dari anggota yang sedang bersantai di sana. “Seperti apa yang kami duga. Kau akan pulang dengan kepala tertunduk, Neilson!”“Jadi Spectra ditolak lagi untuk ke-1000 kali?”“Sungguh menyedihkan!”Mereka semua tertawa. “Hahaha.”Alexander bilang pada Neilson untuk tidak menggubris omongan mereka. “Jangan ambil hati, Paman. Lihat saja, mereka nanti bakal menjilat ludah mereka sendiri.”Neilson mengangkat wajah dan membusungkan dadanya. Setelah melewati diskusi bersama dengan Lennox tadi, Neilson lebih percaya pada Alexander bahkan dari pada percaya pada dirinya sendiri.Besok dia akan mendengar kabar bahwa Black Horns menerima kehadiran Spectra, lalu dia pun bisa membungkam mulut para pencela seperti mereka. Pada akhirnya Alexander dan Neilson sudah berada di dalam mobil, siap untuk segera pulang,
Tidak cuma Jenderal Eisenhower, tapi enam perwira lainnya beserta orang-orang di sana pun sepakat untuk menjadikan Alexander sebagai perwira tinggi militer. Mereka menginginkan supaya Alexander diangkat menjadi seorang yang memiliki pangkat tinggi. Tidak tanggung-tanggung, bahkan Alexander langsung diangkat menjadi Jenderal setara dengan Jenderal Eisenhower. Alexander sempat melakukan penolakan. “Pangkat tersebut terlalu tinggi.”Namun, Jenderal Eisenhower tetap memaksa agar Alexander mau menerimanya. “Kau pantas menjadi Jenderal, Alex. Kau sudah selayaknya menjadi pimpinan tinggi sama seperti kami. Kau tidak perlu menolak karena kami menyetujuinya.”Alexander mengawasi satu per satu orang-orang di sana. “Aku masih sangat baru di militer. Perlu waktu dan pengalaman yang banyak untuk menjadi seorang Jenderal.”Berkaca dari apa yang telah terjadi dan mengingat betapa pentingnya peran Alexander, para perwira naga tidak salah dalam mengambil keputusan. Menjadikan Alexander sebagai Jender
Sore harinya, ketika matahari mulai tenggelam, semua pasukan telah bersiap berangkat dari Pulau Lambora menuju Pulau Homs. Pulau Homs jauh lebih kecil jika dibandingkan Pulau Lambora sehingga Winland tidak akan terlalu kesulitan dalam mencari keberadaan pasukan Northiz di sana, terlebih pasukan Northiz di sana tak lebih dari seribu orang saja, dikarenakan lima puluh ribu orang telah mati pada peperangan sebelumnya. Alhasil, kemungkinan besar Winland akan berhasil menaklukkan Pulau Homs dengan cukup mudah. Lebih dari seratus kilometer menempuh perjalanan laut, Alexander menyarankan pada Laksamana Limitz untuk menghentikan perjalanan, dan juga meminta izin pada Marsekal Bernard segera memberikan instruksi agar pasukan udara segera bersiap-siap. “Biarkan pesawat kita terbang dan dideteksi oleh Northiz. Penyamaran kita hanya sebatas itu saja. Mereka pasti akan membiarkan pesawat kita ke sana, pada saat itulah kita hancurkan apa saja yang terlihat.”Penyamaran kali ini berbeda dengan pe
Setelah meminta izin kepada lima gurunya, tepat pada tengah malam, Alexander kembali melanjutkan perjalanan menuju Dragon Room. Tugasnya belum selesai. Pertempuran di Pulau Lambora cuma pembuka. Saat ini dia punya misi yang jauh lebih sulit, yakni merebut kembali lima pulau kecil yang saat ini diduduki oleh militer Northiz, yaitu Homs, Brown, Galls, Nice, dan March. Jalannya perang kali ini tak ubahnya seperti pasukan tentara AS yang ingin kembali merebut sejumlah pulau di pasifik yang telah dikuasai oleh Jepang pada Perang Dunia 2. Operasi pengembalian lima pulau ini terbilang sangat sulit sebab kini mereka cuma menyisakan sekitar dua ribu lima ratus orang saja. Alexander tiba di sana menjelang pagi hari, saat semua pasukan sedang sibuk dengan berbagai macam hal yang diperintahkan oleh Jenderal Eisenhower, seperti mengubur mayat-mayat korban perang baik itu dari pihak Winland maupun Northiz, mengumpulkan semua senjata dan peralatan perang yang masih bisa digunakan, dan mencari mak
Pada saat matahari akan terbenam, Alexander minta izin kepada tujuh perwira naga untuk pergi sebentar. Mereka cukup bingung dan ingin tahu tapi Alexander merahasiakan kepergian.“Besok pagi kita berkumpul lagi di Dragon Room.”Kemudian Alexander pun bergegas pergi dengan menggunakan sepeda motor, kendaraan milik Northiz yang masih berfungsi dan punya bahan bakar. Sekitar jam sepuluh malam dia tiba di goa tempat persembunyian lima gurunya. Dia sangat khawatir tentang keselamatan lima orang itu karena bisa saja menjadi korban salah sasaran perang. Tapi untunglah jarak yang jauh dari pusat pertempuran membuat mereka bisa selamat. Bahkan tidak ada bekas ledakan sama sekali di sini. Mereka tidak keluar goa sama sekali pada saat perang berkecamuk selama beberapa waktu belakangan dan berharap tidak ada satu pun militer Winland maupun Northiz yang menemukan lokasi ini. Begitu melihat kehadiran Alexander yang sudah mengenakan seragam tentara, mereka kaget. Mike mengernyitkan alis dan berta
“Kita beristirahat sekarang,” kata Alexander. “Biarkan sebagian kecil pasukan yang tadi sore sempat istirahat untuk berjaga malam hari ini. Aku yakin kalau pasukan Northiz yang sedang bersembunyi di hutan juga sedang beristirahat.”Sesuai dari masukan Alexander tersebut, akhirnya tujuh perwira naga dan lebih dari dua ribu orang diberikan waktu untuk beristirahat.Tujuh perwira naga pun bubar dari perundingan itu lalu mengambil posisi masing-masing untuk segera tidur. Sementara Alexander, pada saat dia sudah membaringkan badan, dia belum bisa langsung tidur. Dia berpikir saat memejamkan mata atau dalam keadaan terjaga. Dia masih memikirkan tentang strategi dan siasat yang akan mereka ambil esok hari. Saat ini jumlah mereka hanya tinggal sekitar dua ribu enam ratus orang. Mereka beruntung dapat bertahan dari total seratus lima puluh ribu pasukan Northiz berikut dengan semua peralatan tempurnya. Semua rencana yang dijalankan nyaris sempurna. Hanya saja, perjuangan Winland tidak mungki
Satu tembakan pertama!Dikarenakan pakaian marinir berbeda dari pakaian seragam prajurit biasa, militer Winland yang sedang menyamar tidak kesusahan untuk membunuh mereka satu per satu. Para marinir yang tidak dalam posisi siap pun gelabakan saat menerima serangan mendadak dari teman mereka sendiri.Sebelum para marinir dan prajurit Northiz bersiap, militer Winland cepat membunuh mereka satu per satu. Mereka tidak butuh banyak waktu sebab jumlah mereka sangat sedikit. Dua ribu banding dua puluh ribu. Itu artinya masing-masing mereka mesti membunuh sepuluh orang musuh.Pasukan Northiz yang belum siap tempur hanya bisa pasrah saat dada dan kepala mereka ditembaik oleh orang yang berseragam militer seperti halnya mereka. Akhirnya mereka pun sadar bahwa dua ribu orang yang katanya selamat itu ternyata bukanlah rekan mereka, melainkan musuh yang sedang menyamar.“Ayo serbu mereka!” seru Letnan Joseph. Ada dua senapan laras panjang yang ada di tangannya. “Jangan biarkan mereka keburu mengam
Ajudan dari Letnan Jenderal itu mengawasi Kolonel Walter Rauf dengan wajah yang penasaran. Sebagai orang yang selalu berada di samping atasan, dia selalu fokus dan berhati-hati bahkan terhadap rekan sekali pun.Namun, salah satu perwira naga tersebut tidak mau kedoknya ketahuan. Maka dari itu Kolonel Walter berkata dengan percaya diri. “Target kita sesuai dari arahan Jenderal Rommy adalah membawa tiga perwira tinggi Winland hidup-hidup. Atau jika mereka mati, kita tetap harus membawa mayat-mayat mereka. Bukankah begitu? Sementara mereka bertiga hanya dilindungi oleh ratusan tentara saja. Aku yakin kita bisa mengalahkan mereka saat ini juga.”Sang Letnan Jenderal terpaku sambil mengawasi pinggiran pantai yang di mana di sana terdapat ribuan mayat berkaparan dan darah ada di mana-mana. Bukan lagi air laut, melainkan air darah yang menghiasi pantai. Sang Letnan Jenderal murka saat tahu kabar bahwa Jenderal Rommy telah mati bersama mayat-mayat di sana. Jadi dia tidak punya pilihan kecual
“Kapal-kapal mereka tidak mungkin tiba di sini nanti pagi,” kata Alexander. “Ketika cuaca normal dan ombak sedang baik, butuh waktu setidaknya sepuluh jam untuk sampai dari pulau Soms/Homs ke Pulau Lambora karena jarak dari sana ke sini sekitar 250 kilometer. Tapi masalahnya saat ini cuaca sedang buruk dan sepertinya akan turun hujan lebat. Paling tidak mereka butuh waktu lima belas sampai dua puluh jam.”Menurut Alexander, mereka bakalan melancarkan serangan dari udara terlebih dahulu sembari menunggu armada laut mereka sampai ke Pulau Lambora. “Kita mesti bersiap menghalau serangan udara mereka. Kemungkinan besar ketika pagi hari nanti pesawat-pesawat mereka bakal mengebom pulau ini.”Tiga perwira tinggi utama di sana pun bertanya pada Alexander tentang bagaimana cara bertahan dari serangan tersebut. Alexander mengatakan bahwa Winland tidak mungkin bisa menghalau semua serangan udara karena mereka kekurangan alutsista seperti senjata anti-pesawat. Artinya mereka cuma bisa berlindun
Pertempuran berakhir tepat pada malam hari. Tidak ada satu pun marinir dan prajurit Northiz yang tersisa. Semuanya telah tewas. Usai memastikan semua musuh telah habis, pasukan Winland mengambil semua senjata dan peralatan tempur milik Northiz yang masih bisa dipakai dan dioperasikan. Mereka memperoleh ribuan senapan sniper, senapan serbu, amunisi, granat dan perbekalan. Hanya saja, mereka tidak punya banyak waktu untuk mengambil semuanya lantaran dalam hitungan jam pasukan tambahan dari Northiz akan tiba di sini. Maka dari itu, tidak ada waktu tidur dan istirahat bagi mereka malam hari ini hingga pagi nanti. Tepat pada jam 2 pagi, Jenderal Eisenhower telah mengumpulkan semua perwiranya untuk dilakukan perundingan guna mengantisipasi serangan lanjutan dari Northiz. Kini tujuh perwira Naga bersama Alexander telah berada di dalam sebuah barak kecil, mengadakan pembicaraan tentang langkah lanjutan yang bakal mereka ambil. Jenderal Eisenhower terkena luka berat. Ada bekas tiga tembak