Kapten Farrell naik pangkat jadi Mayor. Pangkat ini langsung diberikan karena prestasinya yang luar biasa selama mendampingi Jenderal Naga Emas. Didampingi satu perwira tinggi dari AD, Mayor Farrell membawa satu bungkusan. Bungkusan itu sama seperti apa yang tadi dibawa oleh Alexander, hanya brownies yang tidak begitu mahal.Namun, karena dibawa oleh orang besar, maka Brendon tidak mungkin membuangnya ke kotak sampah. Dia tidak punya keberanian untuk melakukannya.Pablo dan Brendon menyambut baik kehadiran dua tamunya dan langsung mempersilakan masuk.Pablo mengira bahwa kehadiran Mayor Farrell dan Brigjend Chris memang ingin bertemu dengan dirinya. Secara, dia adalah Letnan Jenderal Purnawirawan, meskipun, ada banyak kasus yang mencoreng namanya.“Kami membawa bingkisan kecil dari Jenderal Naga Emas,” ucap Mayor Farrell. “Terimalah.”“Terima kasih,” balas Pablo sumringah. Mendapat hadiah dari Jenderal Naga Emas, sang pahlawan negara, merupakan pencapaian besar yang mesti dibanggakan.
Seharusnya Pablo peka. Alexander mengambil hadiah tersebut. “Terima kasih, Mayor Farrell. Sampaikan salamku juga pada Jenderal Naga Emas ya.”“Siap, Tuan Alexander!”Kemudian Alexander bilang bahwa brownies pemberian dari Jenderal Naga Emas bisa dinikmati bersama-sama. “Ini adalah pemberian spesial. Kita harus menikmatinya bersama-sama.”Sementara itu Martin masih meringis kesakitan. Shinta dan Winnie masih menenangkannya.Sesuai tadi instruksi dari Alexander bahwa Farrell harus berakting. Farrell memperhatikan gerak-gerik Martin, lalu dia pun berkata, “Jenderal Naga Emas bilang kalau Tuan Alexander bisa membantu menyembuhkan beragam penyakit, termasuk penyakit aneh yang diderita oleh perwira kurang ajar ini. Jika kalian bersedia, sebaiknya mintalah tolong pada Tuan Alexander.”Semua orang melongo tak percaya.Winnie menggeleng keras, menolak hal konyol itu.Tapi sebelum Winnie berkomentar, Pablo langsung menyergah, sebab Pablo khawatir nanti istrinya salah bicara di hadapan Farrell
Pablo langsung menyela. “Apa-apaan kau, Shinta? Tidak perlu memberikan kesepakatan lagi untuk dia. Tidak ada gunanya.” Pablo sudah kepalang kesal sama menantu pria menumpang itu. Maka baginya sudah tidak ada lagi kesepakatan yang boleh dibuat. Percuma. Amarah di dada Pablo sudah terbakar, hingga menghanguskan semua asa dan harapan. Tidak ada tempat bagi Alexander.Shinta merapikan kemeja putihnya lagi lalu membalas, “Bukankah kita semua di sini tidak percaya kalau pria payah di depan kita itu bisa melakukannya? Bukankah kita anggap dia hanya pembohong dan pembual? Nah kalau begitu biarkan dia bersandiwara di dalam semua omong kosongnya sendiri. Dia tidak akan pernah bisa berhasil menyembuhkan penyakit Gabriella. Jadi untuk apa kita khawatir? Sudah dipastikan dia akan enyah dari sini.”Masuk akal.Pablo termenung beberapa saat, menimbang-nimbang kalau omongan adiknya ada benarnya juga. Ketika dia meminta saran dari kakak pertama, Brendon pun setuju untuk memberikan kesempatan pada mena
Sore hari itu Alex pergi ke pasar, membeli beberapa bahan yang akan dia gunakan untuk meracik ramuan obat untuk istrinya. Begitu sudah sampai di rumah, dia dihadang oleh Winnie.“Dari mana saja kau berjam-jam menghilang? Apa kau mau kabur lagi dari rumah lagi? Takut jadi babu ha?” cecar Winnie dengan pandangan sinis. Bibirnya langsung berkerut malas.Alexander menjawab simpel dan apa adanya. Percuma juga kalau dia berhadapan dengan ibu mertua (tiri) terlalu lama. Menghabiskan waktu saja.“Dua tahun kau menjadi pesuruh, aku kira kau memang tidak betah, Menantu sialan! Jika kau memang sudah enggan dan bahkan muak, bilang saja!”“Aku masih kerasan tinggal di sini, Bu. Tenang saja, aku tidak mungkin kabur dari rumah karena aku memang tidak kabur dari rumah waktu itu.”Winnie melengos cepat seraya membalas, “Rumput halaman depan sudah pada tinggi. Kotor pula. Aku tidak mau tahu, semua harus beres satu jam lagi.”“Kan ada tukang kebun, Bu. Bukankah dia tiap satu minggu mengurusnya?”“Kau! B
Gabriella tidak tahu kalau suaminya belajar langsung dari sang master Dokter James Crick tentang bagaimana caranya melakukan pengobatan tradisional.Alexander memijat pada beberapa titik di sekitar dada dan perut. Gabriella merasakan perih ketika Alexander memijat dan menekan pada bagian-bagian tersebut.“Atur napas mu dan jangan panik, Gaby. Tenang. Rileks.”Gabriella hanya manggut pelan sekali dan menuruti apa kata suaminya.Seperti yang sudah dikatakan oleh Shinta bahwa meskipun penyakit yang diderita oleh Gabriella tidak biasa, akan tetapi tidak sembarang orang bisa menyembuhkannya dengan cepat. Gabriella semestinya dibawa ke psikiater untuk mengobati kejiwaannya dan juga dibawa ke rumah sakit pula untuk mengobati fisiknya. Normalnya Gabriella akan melewati waktu yang cukup lama supaya bisa sembuh total.Namun, Gabriella tidak perlu melewati semua itu dalam waktu yang lama sebab cukup menuruti apa kata Alexander saja, dia bisa sembuh, asalkan mau bersabar.Kejiwaan Gabriella bisa
Pablo menghujamkan tatapan tajam pas ke arah wajah Alexander lalu melanjutkan, “Ingat, nyawa mu hanya sampai matahari terbenam besok hari. Selamanya kau tidak bakal pernah lagi melihat wajah istri mu. Camkan itu baik-baik!”Setelah mereka berdua puas bicara, barulah Alexander berkata serius dengan suara tegas dan penuh wibawa. “Sudah ku bilang pada kalian bahwa aku tidak akan pernah berpisah dari istriku. Jika kalian mengangap aku pembohong, kalian salah. Aku pasti memenuhi janjiku dan membuat istriku sembuh dan normal.”Ketika menyaksikan Alexander begitu percaya diri dan tidak mau kalah, Pablo dan Winnie terhenyak luar biasa dan langsung bungkam. Alexander tetap perkasa meskipun tadi terus mendapatkan serangan bertubi-tubi dari mertuanya. Apa yang dia dengar tadi tidak sama sekali mengurangi kepercayaan dan cintanya terhadap Gabriella.Setelah itu, Alexander melangkahkan kaki dan meninggalkan ruang makan menuju kamar Gabriella di lantai dua dengan tidak tergesa-gesa. Pandangannya ti
Sinar mentari lamat-lamat menyelusupi seisi ruangan dari rumah milik Letnan Jenderal (Purn) Pablo Callister. Di antara semua orang di rumah, dia yang paling ceria pada pagi yang cerah. Tidak ada yang bisa menandingi kegembiraannya di antara siapa pun sebab hari ini adalah hari terakhir dia akan melihat menantu payah dan tidak berguna, Alex Luther!Bangganya, ketika dia sedang ngopi sambil menikmati cerutu kuba di beranda rumah, tiba-tiba saja dua orang dari militer datang bertamu dan membawa undangan spesial.Pablo berdiri menyambut mereka. Dia membaca undangan bertinta emas, lalu terperangah. “Undangan menghadiri upacara Penobatan Jenderal Naga Emas sebagai Panglima bintang lima menggantikan Panglima saat ini?”Dua periwara di sana mengangguk hormat.“Benar, Tuan Pablo. Acaranya akan dilangsungkan hari Senin nanti. Tiga hari lagi.”“Tuan bisa membawa anak, istri, menantu, dan keluarga lainnya pada acara tersebut.”Tidak menyangka, layaknya mendapatkan durian runtuh, Pablo tidak bisa
Tapi, tidak mungkin juga Alexander mengarang opini menyesatkan. Gabriella tahu bahwa suaminya terkenal jujur dan tidak suka berbohong. Dan setelah dipikir-pikir, bisa jadi dia sakit karena diracuni. Asumsi itu cukup beralasan mengingat dirinya tidak pernah ada riwayat penyakit aneh meskipun dalam tekanan besar.Cepat, Winnie langsung merespons, “Siapa orang yang tega meracuni, Gabriella? Tidak ada! Aku? Sangat tidak mungkin! Atau ayah kandungnya sendiri? Juga mustahil. Atau, kau malah mencurigai sopir dan para pembantu di sini, Alex? Apa kau mencurigai mereka? Atau mungkin bisa jadi malah diri mu sendiri yang meracuni istri mu. Jadi, kalau kau tidak mau dituduh yang tidak-tidak, sebaiknya kau tarik lagi spekulasi tanpa bukti itu sekarang juga sebelum kami di sini berpikir terlalu jauh.” Cukup lama Winnie merepet untuk menepis omongan Alexander tadi. Winnie tidak mau Alexander menggiring opini di Keluarga Callister yang pada akhirnya isu untuk mengusir Alexander lantas teralihkan pada
Tidak cuma Jenderal Eisenhower, tapi enam perwira lainnya beserta orang-orang di sana pun sepakat untuk menjadikan Alexander sebagai perwira tinggi militer. Mereka menginginkan supaya Alexander diangkat menjadi seorang yang memiliki pangkat tinggi. Tidak tanggung-tanggung, bahkan Alexander langsung diangkat menjadi Jenderal setara dengan Jenderal Eisenhower. Alexander sempat melakukan penolakan. “Pangkat tersebut terlalu tinggi.”Namun, Jenderal Eisenhower tetap memaksa agar Alexander mau menerimanya. “Kau pantas menjadi Jenderal, Alex. Kau sudah selayaknya menjadi pimpinan tinggi sama seperti kami. Kau tidak perlu menolak karena kami menyetujuinya.”Alexander mengawasi satu per satu orang-orang di sana. “Aku masih sangat baru di militer. Perlu waktu dan pengalaman yang banyak untuk menjadi seorang Jenderal.”Berkaca dari apa yang telah terjadi dan mengingat betapa pentingnya peran Alexander, para perwira naga tidak salah dalam mengambil keputusan. Menjadikan Alexander sebagai Jender
Sore harinya, ketika matahari mulai tenggelam, semua pasukan telah bersiap berangkat dari Pulau Lambora menuju Pulau Homs. Pulau Homs jauh lebih kecil jika dibandingkan Pulau Lambora sehingga Winland tidak akan terlalu kesulitan dalam mencari keberadaan pasukan Northiz di sana, terlebih pasukan Northiz di sana tak lebih dari seribu orang saja, dikarenakan lima puluh ribu orang telah mati pada peperangan sebelumnya. Alhasil, kemungkinan besar Winland akan berhasil menaklukkan Pulau Homs dengan cukup mudah. Lebih dari seratus kilometer menempuh perjalanan laut, Alexander menyarankan pada Laksamana Limitz untuk menghentikan perjalanan, dan juga meminta izin pada Marsekal Bernard segera memberikan instruksi agar pasukan udara segera bersiap-siap. “Biarkan pesawat kita terbang dan dideteksi oleh Northiz. Penyamaran kita hanya sebatas itu saja. Mereka pasti akan membiarkan pesawat kita ke sana, pada saat itulah kita hancurkan apa saja yang terlihat.”Penyamaran kali ini berbeda dengan pe
Setelah meminta izin kepada lima gurunya, tepat pada tengah malam, Alexander kembali melanjutkan perjalanan menuju Dragon Room. Tugasnya belum selesai. Pertempuran di Pulau Lambora cuma pembuka. Saat ini dia punya misi yang jauh lebih sulit, yakni merebut kembali lima pulau kecil yang saat ini diduduki oleh militer Northiz, yaitu Homs, Brown, Galls, Nice, dan March. Jalannya perang kali ini tak ubahnya seperti pasukan tentara AS yang ingin kembali merebut sejumlah pulau di pasifik yang telah dikuasai oleh Jepang pada Perang Dunia 2. Operasi pengembalian lima pulau ini terbilang sangat sulit sebab kini mereka cuma menyisakan sekitar dua ribu lima ratus orang saja. Alexander tiba di sana menjelang pagi hari, saat semua pasukan sedang sibuk dengan berbagai macam hal yang diperintahkan oleh Jenderal Eisenhower, seperti mengubur mayat-mayat korban perang baik itu dari pihak Winland maupun Northiz, mengumpulkan semua senjata dan peralatan perang yang masih bisa digunakan, dan mencari mak
Pada saat matahari akan terbenam, Alexander minta izin kepada tujuh perwira naga untuk pergi sebentar. Mereka cukup bingung dan ingin tahu tapi Alexander merahasiakan kepergian.“Besok pagi kita berkumpul lagi di Dragon Room.”Kemudian Alexander pun bergegas pergi dengan menggunakan sepeda motor, kendaraan milik Northiz yang masih berfungsi dan punya bahan bakar. Sekitar jam sepuluh malam dia tiba di goa tempat persembunyian lima gurunya. Dia sangat khawatir tentang keselamatan lima orang itu karena bisa saja menjadi korban salah sasaran perang. Tapi untunglah jarak yang jauh dari pusat pertempuran membuat mereka bisa selamat. Bahkan tidak ada bekas ledakan sama sekali di sini. Mereka tidak keluar goa sama sekali pada saat perang berkecamuk selama beberapa waktu belakangan dan berharap tidak ada satu pun militer Winland maupun Northiz yang menemukan lokasi ini. Begitu melihat kehadiran Alexander yang sudah mengenakan seragam tentara, mereka kaget. Mike mengernyitkan alis dan berta
“Kita beristirahat sekarang,” kata Alexander. “Biarkan sebagian kecil pasukan yang tadi sore sempat istirahat untuk berjaga malam hari ini. Aku yakin kalau pasukan Northiz yang sedang bersembunyi di hutan juga sedang beristirahat.”Sesuai dari masukan Alexander tersebut, akhirnya tujuh perwira naga dan lebih dari dua ribu orang diberikan waktu untuk beristirahat.Tujuh perwira naga pun bubar dari perundingan itu lalu mengambil posisi masing-masing untuk segera tidur. Sementara Alexander, pada saat dia sudah membaringkan badan, dia belum bisa langsung tidur. Dia berpikir saat memejamkan mata atau dalam keadaan terjaga. Dia masih memikirkan tentang strategi dan siasat yang akan mereka ambil esok hari. Saat ini jumlah mereka hanya tinggal sekitar dua ribu enam ratus orang. Mereka beruntung dapat bertahan dari total seratus lima puluh ribu pasukan Northiz berikut dengan semua peralatan tempurnya. Semua rencana yang dijalankan nyaris sempurna. Hanya saja, perjuangan Winland tidak mungki
Satu tembakan pertama!Dikarenakan pakaian marinir berbeda dari pakaian seragam prajurit biasa, militer Winland yang sedang menyamar tidak kesusahan untuk membunuh mereka satu per satu. Para marinir yang tidak dalam posisi siap pun gelabakan saat menerima serangan mendadak dari teman mereka sendiri.Sebelum para marinir dan prajurit Northiz bersiap, militer Winland cepat membunuh mereka satu per satu. Mereka tidak butuh banyak waktu sebab jumlah mereka sangat sedikit. Dua ribu banding dua puluh ribu. Itu artinya masing-masing mereka mesti membunuh sepuluh orang musuh.Pasukan Northiz yang belum siap tempur hanya bisa pasrah saat dada dan kepala mereka ditembaik oleh orang yang berseragam militer seperti halnya mereka. Akhirnya mereka pun sadar bahwa dua ribu orang yang katanya selamat itu ternyata bukanlah rekan mereka, melainkan musuh yang sedang menyamar.“Ayo serbu mereka!” seru Letnan Joseph. Ada dua senapan laras panjang yang ada di tangannya. “Jangan biarkan mereka keburu mengam
Ajudan dari Letnan Jenderal itu mengawasi Kolonel Walter Rauf dengan wajah yang penasaran. Sebagai orang yang selalu berada di samping atasan, dia selalu fokus dan berhati-hati bahkan terhadap rekan sekali pun.Namun, salah satu perwira naga tersebut tidak mau kedoknya ketahuan. Maka dari itu Kolonel Walter berkata dengan percaya diri. “Target kita sesuai dari arahan Jenderal Rommy adalah membawa tiga perwira tinggi Winland hidup-hidup. Atau jika mereka mati, kita tetap harus membawa mayat-mayat mereka. Bukankah begitu? Sementara mereka bertiga hanya dilindungi oleh ratusan tentara saja. Aku yakin kita bisa mengalahkan mereka saat ini juga.”Sang Letnan Jenderal terpaku sambil mengawasi pinggiran pantai yang di mana di sana terdapat ribuan mayat berkaparan dan darah ada di mana-mana. Bukan lagi air laut, melainkan air darah yang menghiasi pantai. Sang Letnan Jenderal murka saat tahu kabar bahwa Jenderal Rommy telah mati bersama mayat-mayat di sana. Jadi dia tidak punya pilihan kecual
“Kapal-kapal mereka tidak mungkin tiba di sini nanti pagi,” kata Alexander. “Ketika cuaca normal dan ombak sedang baik, butuh waktu setidaknya sepuluh jam untuk sampai dari pulau Soms/Homs ke Pulau Lambora karena jarak dari sana ke sini sekitar 250 kilometer. Tapi masalahnya saat ini cuaca sedang buruk dan sepertinya akan turun hujan lebat. Paling tidak mereka butuh waktu lima belas sampai dua puluh jam.”Menurut Alexander, mereka bakalan melancarkan serangan dari udara terlebih dahulu sembari menunggu armada laut mereka sampai ke Pulau Lambora. “Kita mesti bersiap menghalau serangan udara mereka. Kemungkinan besar ketika pagi hari nanti pesawat-pesawat mereka bakal mengebom pulau ini.”Tiga perwira tinggi utama di sana pun bertanya pada Alexander tentang bagaimana cara bertahan dari serangan tersebut. Alexander mengatakan bahwa Winland tidak mungkin bisa menghalau semua serangan udara karena mereka kekurangan alutsista seperti senjata anti-pesawat. Artinya mereka cuma bisa berlindun
Pertempuran berakhir tepat pada malam hari. Tidak ada satu pun marinir dan prajurit Northiz yang tersisa. Semuanya telah tewas. Usai memastikan semua musuh telah habis, pasukan Winland mengambil semua senjata dan peralatan tempur milik Northiz yang masih bisa dipakai dan dioperasikan. Mereka memperoleh ribuan senapan sniper, senapan serbu, amunisi, granat dan perbekalan. Hanya saja, mereka tidak punya banyak waktu untuk mengambil semuanya lantaran dalam hitungan jam pasukan tambahan dari Northiz akan tiba di sini. Maka dari itu, tidak ada waktu tidur dan istirahat bagi mereka malam hari ini hingga pagi nanti. Tepat pada jam 2 pagi, Jenderal Eisenhower telah mengumpulkan semua perwiranya untuk dilakukan perundingan guna mengantisipasi serangan lanjutan dari Northiz. Kini tujuh perwira Naga bersama Alexander telah berada di dalam sebuah barak kecil, mengadakan pembicaraan tentang langkah lanjutan yang bakal mereka ambil. Jenderal Eisenhower terkena luka berat. Ada bekas tiga tembak