“Waahh... bajunya bagus ya??? Dapet dari siapa emang?” selidik Dini.
Belum juga Sultan jawab, Ibunya langsung nyeletuk ngampirin buah hatinya.
“Ibu dong yang beliin. Ibu juga beliin androk buat kamu sayang. Kan Katanya di kampus kamu haram menggunakan celana jeans.”
Ibunya nunjukin kalau dia memang berlaku adil pada semua buah hatinya. Yadmin loncat kegirangan.
Satu detik kemudian rasa girangnya kabur, berubah jadi rasa kecewa. Ibunya ngasih rok yang tidak sesuai seleranya. Jelas !!! Rok warna keemasan agak coklat dikit dengan corak loreng-loreng persis macan tutul. Itu membuatnya minder untuk menggunakannya.
Tapi dia tidak mau egois. Dia berusaha hargaiin pemberian ibunya.
Ibu langsung merintah agar besok Dini pake rok ini kekampus. Dis manggut t
Ibuku yang Over Perhatian. (Tapi Aku sangat menyayanginya)Sampai rumah Dini disembur over perhatian mothernya, “Sayaaaaaang ... jangan lupa cuci muka, cuci tangan dan kaki. Ibu masak pindang tongkol kesukaan kamu loh, makan giiih ! abis makan, tolong CUCI-in piringnya ya, hehe.” Ujung-ujungnya sih, mother ada maunya.“Iaaaa buuuu.” Dini pasrah.Makan siangnya tuntas juga. Dini niat nyuci piring bekas makannya saja, tapi pas liat wastafel tempat cuci, piring numpuk mirip bekas acara prasmanan di pernikahan mantan presiden. Dia yang slengean males banget ngerjain pekerjaan ibu-ibu itu.Dini yang tidak tahu diri nganggepnya wajar kalau dia tidak suka pekerjaan rumah lantaran dirinya masih kecil kata mother, buktinya belum dapet SK ijin boleh pacaran. Tapi Dia tetep nyuci piring.“Aduh aduuuuuuhhh aduh aduh!!! Nyuci yang bener sayang, air nya kemana-mana, jadi becek nih dapurnya.” Mother yang sadar akan ketoledoran
Dini mulai kasih pengumuman pada seluruh kawan-kawannya.Sebenarnya nama Cherry Bawel, dia ambil dari plesetan kata Cherrybelle, group girls band yang lagi populer sa’at ini. Tidak ada maksud menjiplak, mungkin hanya sedikit meniru, sanggahnya.Dia berusaha jelasin pada kawan-kawannya bahwa nama genknya yang paling keren.“Beby, arti Cherry Bawel tuh apa ciw?” Mawar si gadis penggoda lawan jenis, pemilik bulu mata lentik anti adai mulai bicara serius.“Simple kok kawan. Cherry itu buah yang mahal dan Bawel itu yaa ... gambaran kita semua yang doyan ngomong tapi ber-intelektual alias tidak alay!” Dini explain panjang lebar sambil nyilangin kedua tangannya dan ngelirik sinis kearah genk alay hum gambreng.Genk alay lagsung ngerespon ganas, “iiieeeuuwww, biasa ajaaa keelleeesss!!!”“Males bingiit dikelas, ayoo kita caaap to the cuuss, capcus!!!” perintah Tiara dengan bahasa alay mereka.
Keesokan harinya Dini sakit. Untung kuliah masuk siang jadi dia bisa tamasya ke klinik terdekat guna ngobatin sakit flu dan demamnya. Sialnya dia harus ngantri karena klinik banyak dikunjungi penderita lainnya. Sambil menunggu, ada nenek yang tiba-tiba mendekatinya.“Neng ... dapat nomor antrian keberapa yaaa?” tanya nenek yang baru Dia liat lima detik lalu.“Tiga belas nek, kenapa emang?”“Makasih neng, buat pasang togel, siapa tahu nomornya mujur. Tablas!!!”Dengan wajah tanpa dosa nenek itu meninggalkan Dini sendiri, sambil ngelus dada Dia merasa prihatin. Pikirnya, bukannya udah tua rajin ibadah malah buat dosa.Setelah berobat Dia langsung pergi ke kampus.Hari ini ada mata kuliah speaking yang berarti berbicara, diampu oleh Mr. Wahid. Beliau memerintah seluruh pasukannya untuk berpasangan guna diskusi tentang masa depan. Kelas Bahasa Inggris D mulai sunyi hanya terdengar suara hidung Dini yang serat-se
Dini masih di dalam angkutan umum. Tiba-tiba hp nya bunyi “kring-kring” bukan telepon masuk tapi Cuma pesan singkat. Nada dering nya emang gitu sama kaya nada pesan masuk. Dia liat HP dan mesem-mesem sendiri. Rupanya dia lagi bahagia karena dapet pesan dari pemuda lope alias gebetannya.“Minggu ini saya pulang, kita jalan yuk!” ajak pemuda lope itu lewat pesan singkatnya. Tanpa basa-basi Dini pun menerima tawarannya dengan hati yang gundah gulana lantaran bingung nanti harus cari alasan apa agar mothernya ngijinin Dia keluar rumah. Sepanjang perjalanan Dini mikir keras.“Dini!!!” seruan itu memecahkan lamunannya. Cowok krempeng, tinggi dan berambut klimis itu duduk di depan Dini di dalam angkutan umum alias angkot.Nama nya Joni, dia temen satu kampusnya Dini tapi beda jurusan.“Ketemu lagi … hari ini kita sudah ketemu tiga kali yah? Di masjid, di kantin dan sekarang di angkot, mungkin kita jodoh. Hehe,&rdq
Di kampus memang populer musim pacaran, Dini khawatir kalau kawan-kawan akan ninggalin dirinya lantaran tiap individu sibuk dengan pasangan masing-masing. Tapi Dini berusaha berfikir positif.Dini mantau makhluk-makhluk kampus yang lagi berduaan, rasa penasarannya buat dia pingin cari tahu tentang pacaran, tapi dirinya sadar kalau mother-nya yang over khawatir belum ngijinin dia pacaran. Dini mesam-mesem liat penghuni kampus manggil pacarnya sebab punya ciri khas masing-masing jadi tak akan ada istilah tertukar sebutan pacarnya, kecuali mereka yang pacarnya punya lebih dari satu.Jelas ! pasti bingung, pacar pertama manggilnya sayang, pacar kedua manggilnya bebeb dan pacar selanjutnya pasti beda-beda.Sebenarnya Dini tak iri dengki sedikitpun tentang kawan-kawannya yang sudah punya pacar, tapi Dini sedikit ngayal kalau seandainya dia punya pacar, kira-kira nama panggilan sayang apa yang cocok untuk dirinya dan calon pacarnya nanti.“Hem ... si Nani
Dini mesam-mesem karena bangga punya mother yang jago masak. Dini laksanakan perintah dan kerjaan pun kelar. Sa’atnya merebus air dan memasak sayur. Mother lanjut bertausiyah,“kalau udah kelar masak kompor nya di elap, di bersihin, biar kompornya awet ngga gampang karat.”Sedikit-sedikit mother nya ngasih ilmu karena dia tau kelak anak gadisnya akan di pinang orang dan harus bisa ngerjain kerjaan rumah termasuk masak dan beres-beres rumah. Pengen rasanya Dini meluk Mothernya karena bersyukur punya mother yang penyayang dan over khawatir, tapi Dini malu alias gengsi lantaran dirinya ngerasa bukan Sultan yang masih umur empat tahun. Jadi Cuma bisa berdo’a buat mothernya. Semoga mother selalu sehat dan selalu sayang sama anak-anak nya. Aamiin“we love you mamih.” Rintih Dini dalam hati.***Di perguruan tinggi Islam Negeri kota Cirebon, khusus untuk mahasiswa semester awal kampus ngadain 4 program wajib yaitu PPTQ,
Mawar mulai merhatiin gerak gerik sisternya yang kebingungan seperti lagi nyari gagasan namun nihil. Mawar yang penasaran langsung nanya, "beby kenapa?"Dini langsunh jawab dengan nada letih dan lemas."Lihat deh!!! kasurnya kotor. Padahal asrama nya kan baru yah, masa kasur nya begini."Mawar berusaha menenangkan nya."Yang sabar beby, asramanya emang baru. Mungkin ini bekas kakak kelas kita yang jorok. Nih pake sepre ini!!! akyu bawa dari kosan. Nanti gampang akyu ambil lagi di kosan, yang ini untuk kamyu aja dulu."Dini seketika memeluk kawannya itu tanda terima kasih. Mia dan Putri yang menyaksikan drama ini mulai berkoar ngerasa jijik."Iiiuuuuwwh ... lebay bingit sih kalian!!!"Nampaknya ada aura-aura penebar kebencian di kamar ini. Dini mulai ngeri. Takutnya malah membuatnya tidak betah stay di ma'had ini. Sementara kontrak belajar ini sampe satu semester.Mawar dan Dini tidak pedulikan ucapan personil hum gambreng
Gajah semut gajah semut gajah semut sambil muter-muter keliling mahasantri, ibu musrifah nunjuk salah satu mahasantri dan ngucap "semut!" sambil ngagetin. Namanya Rara karena kaget dan kurang konsentrasi Rara jawab "besar" dan gelagapan bingung praktekin gerakan tangan nya. Bikin seluruh mahasantri grup dua puluh dua ngakak. Karena jawabannya salah akhirnya ibu musrifah nyuruh Rara maju ke depan untuk menikmati hukumannya.Ice breaking terus berjalan sampe ibu musrifah dapetin lima tumbal anak-anak yang pikirannya tidak fokus. Sial nya Dini pun termasuk jadi tumbal nya lantaran dia ngga fokus dan salah gerakan tangannya. Waktu ibu musrifah nunjuk Dini sambil bilang "gajah" Dini bener njawab "besar" tapi karena bingung dia lupa gerakin tangannya. Dini malah membentuk lingkaran besar. Jadi lah Dini maju ke depan untuk menikmati hukumannya.Ternyata hukumannya lumayan mudah. Ibu musrifah nyuruh Dini ngomong "kelapa di parud kepala di garuk" sebanyak tujuh kali tanpa spasi
Rangga ingin sekali mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari Rara, karena Rangga tahu kalau Rara adalah gadis yang baik. Baginya, Rara adalah gadis spesial beda dari gadis-gadis lainnya. Rara gadis yang sopan terutama dalam perpakaian, sangat sederhana. Tidak seperti Lita, mantan kekasihnya dulu, selalu saja tampil seksi di depan umum. Di kampus, Rangga menjadi cowok populer karena ketampanannya dan ketahirannya. Banyak mahasiswi jatuh hati pada dirinya, tapi tidak dengan Rara. Rara sepertinya tidak jatuh hati pada Rangga. Sekata pun bahkan Rangga tidak pernah mendengar Rara memuji kepopulerannya. Bagi Rara, Rangga biasa saja. Ini yang membuat Rangga jatuh cinta padanya, Rara begitu cuek bahkan tidak peduli kalau Rangga menjadi orang nomor satu di kampus. Setelah pertengkaran itu, Rara pergi meninggalkan Rangga sendiri di depan gedung administrasi. Rasa benci Rara semakin menjadi-jadi karena tahu kalau Rangga benar-benar tidak punya hati, seenaknya saja menuduh Rara s
Dini pergi meninggalkan Rara dan Rara mulai berjalan kaki menuju cafe di sebrang jalan yang sedang membutuhkan pelayan. Rara berharap akan mendapatkan hasil yang baik kali ini.Setelah sampai di depan cafe, Rara membaca papan pengumuman di depan pintu cafe yang bertuliskan "Dibutuhkan!!! pelayan wanita". Pikirnya ternyata Dini benar memang ada lowongan kerja di cafe ini. Melihat gerak gerik Rara yang mencurigakan akhirnya pemilik cafe keluar dan menegur Rara."Permisi, ada yang bisa saya bantu?" tanya Ibu paruh baya dengan setelah baju tuniknya."Maaf mengganggu bu, sebetulnya saya sedang butuh pekerjaan," jawab Rara sopan."Kebetulan sekali, saya sedang mencari pelayan wanita kalau kamu mau, kamu bisa kerja membantu saya di cafe ini.""Tentu saja bu, saya mau," jawab Rara penuh semangat dan senyum bahagia."Perkenalkan Saya Anisa, Saya pemilik cafe ini. Mulai besok kamu boleh bekerja," kata Ibu Anisa sambil menjabat tangan Rara."Say
"Stop Pak!" kata Rara menyuruh supir angkutan umum untuk menurunkannya di depan kampus negeri. Rara turun dari angkutan umum dan memberikan ongkos kepada supir. Kemudian Rara berlari menuju ruang ujian seleksi penerima beasiswa di kampus negeri. Macetnya jalanan membuat dirinya terlambat datang, sehingga dia harus berlari dan terburu-buru menuju ruang ujian. Saat sampai parkiran kampus, Rara tidak sengaja menabrak cowok sombong dan emosional sehingga terjadi keributan. BRAK!!! "Kamu buta yah?! kalau jalan lihat-lihat dong!" teriak cowok emosional itu. "Maaf kak, saya sedang terburu-buru karena ingin ikut ujian," jawab Rara. "Oh ujian beasiswa bidik misi khusus untuk orang miskin itu? haha dasar gembel yah kamu! Pantas sih kelihatan dari pakaian yang kamu kenakan, kumuh!" ucapnya sambil tertawa terbahak meledek penampilan Rara. Rara kesal sekali dengan perlakuan cowok tengil itu. Rara berjanji di dalam hati untuk tidak akan memaafkannya
Sekuat apapun Dini menyembunyikan. Akhirnya orantuanya tahu juga kalau tentang keberadaan Candra. Sejak Candra kerja di sini, Dini merasa hidupnya jadi penuh mata-mata. Karena setiap Dini jalan dengan Candra pasti saja orangtua nya tahu.Waktu itu misalnya. Orangtua Dini tidak sengaja mampir ke tempat les dan ternyata motor Dini tidak ada. Sejak saat itu orangtuanya selalu curiga dan menyuruh orang-orang kepercayaannya unutk memata-matai anak gadisnya itu.Dini benar-benar merasa risih. Bahkan orangtuanya lupa kalau umur anaknya sudah 26 tahun. Masih saja seperti anak kecil selalu dikekang.Akhirnya saat liburan sekolah tiba. Dini memutuskan untuk pergi dari rumah mencari kebebasan. Dia menuliskan surat di secarik kertas yang bertuliskan,"Maaf yah Mamih Papih. Aku benar-benar sudah tidak sanggup dikekang seperti ini. Tidak apa kalau kalian tidak akan menganggapku anak lagi. Aku akan pergi. Dan jangan pernah salahkan Candra karena dia pun tidak akan tahu
Beda sekolah beda cerita. Di sekolah SMK swasta Dini terkenal paling sukses karirnya. Karena hanya dia yang nyabang di tiga sekolah dan beberapa bulan lalu, dia mendapat tawaran mengajar les bahasa inggris di suatu lembaga. Tentu saja Dini terima.Semua guru melihat Dini selalu banyak penghasilannya. Apalagi ngajar di tempat les honor selalu cair tiap bulan, tidak seperti di sekolah yang cairnya tiga bulan sekali. Mengandalkan dana bos.Waktu awal gajihan pun Dini sempat nangis, karena Di MA hanya dapat upah enam puluh ribu rupiah sebulan dan itu cairnya lama sekali."Mih sedih banget, Dini kuliah mahal-mahal masa honornya segini. Untuk bensin saja mana cukup belum lagi untuk jajan dan beli make up," keluh Dini sambil memamerkan tiga amplop honor dari berbagai sekolah."Dari MA dapet enam puluh ribu, dari SMP dapet seratus lima puluh ribu, dan dari SMK seratus dua puluh ribu," ucap Mamih sambil menghitung hasil kerja keras anaknya.Jelas saja Dini
Entahlah. Orangtuanya sangat tidak mendukung bakat menulis Dini. Katanya, untuk apa menulis seperti orang yang tidak punya masadepan. Dan selalu marah kalau Dini membaca novel. Katanya tidak penting, tidak berkualitas. Lebih baik baca berita.Orangtuanya hanya ingin Dini selalu patuh terhadap semua keputusan mereka. Sedikitpun Dini tidak pernah dikasih kebebasan untuk memilih apa yang dia suka.Hidupnya benar-benar terkekang. Hal apapun yang disukai Dini selalu salah dan tidak pernah didukung. Hati kecilnya selalu berteriak. Ingin menjadi penulis hebat dan karyanya akan ada ditoko buku ini, bahkan di toko buku sedunia.Selama satu jam setengah Dini mematikan ponselnya agar tidak dihubungi Aldi dan dia fokus membaca novel-novel kesukaannya."Rasanya aku ingin mengoleksi semua novel-novel yang aku suka dan aku akan membuat perpustakaan mini dirumah pribadiku nanti. Semoga Candra bisa membantuku untuk mewujudkan semua impianku kelak," rintih Dini pada diriny
Beruntungnya Dini, karena memiliki orangtua yang sangat peduli terhadapnya. Baru sehari dia jadi pengangguran, dia langsung dapat kerjaan baru. Mother tidak sengaja keceplosan bilang kalau jadi guru honor harus pake uang pelicin. Jadilah Papih meminta Dini untuk menemui kepala sekolah yang bisa bantu Dini untuk menjadi seorang guru honorer."Ayo siap-siap Din, Papih mau ketemu kepala sekolahnya!" perintahnya."Ngga usah Pih, lagian kita kerja itu untuk cari uang, bukan malah buang-buang uang Pih. Sayang uangnya kalau untuk nyogok Pih.""Ngga apa-apa, yang penting kamu bisa jadi guru!"Dini tidak bisa berbuat apa-apa, jadi dia menurut saja, seperti biasanya. Setelah Dini selesai menyiapkan berkas-berkas lamaran, Dini dan Papihnya menuju sekolah yang dituju untuk melamar.Setelah sampai sekolah ternyata Ibu Kepsek tidak ada, jadi Dini meminta nomor ponselnya pada security sekolah dan menghubunginya."Asslamaualaikum bu. Saya Dini bu mahasiswi
Dini menghela nafas panjang, dia yakin dia bisa melewati ujian demi ujian dalam hidupnya. Hampir saja dia ingin berhenti kerja gara-gara tidak nyaman. Tapi sebentar lagi akan gajian, jadi dia tidak ingin kerja kerasnya sia-sia hanya gara-gara gosip-gosip murahan.Gosip Dini sebagai wanita penggoda HRD pun menyebar ke seluruh penjuru gedung-gedung pabrik. Dini seperti artis yang sedang viral. Tiap dirinya berjalan kaki seorang diri, pasti siapapun yang melihatnya mencibir dan mengata-ngatainya."Oh jadi dia cewek yang sok cantik, yang menggoda HRD biar bisa naik jabatan? haha," ledek Ani karyawati pabrik bagian gudang.Semua teman-teman Ani pun tertawa sinis meledek Dini, Tapi Dini tidak peduli dan menganggapnya angin lalu saja.Di tengah kesendiriannya, Dini mulai menulis lagi. Dia ingin sekali menjadi penulis terkenal. Namun orangtuanya tidak pernah mendukungnya. Hanya Candra yang selalu mengerti bakat dan minat Dini. Candra bilang, buat saja dulu novel
Pikiran Rangga mulai liar. Dia berniat untuk melampiaskan hasratnya pada Caca, mumpung dia seorang diri di kosan. Kebetulan cuaca sedang hujan saat itu. Jadi Rangga meminta ijin untuk berteduh sebentar di kosannya."Haduh hujan!!! Ca aku numpang neduh dulu ya disini, bolehkan?""Boleh banget dong. Yuk masuk!" sambut Caca penuh kebahagiaan."Kamu ngekos sama siapa disini?""Sendiri.""Udah laha?""Baru 2 minggu lalu. Sejak aku pindah kerja kesini, jadi aku ngekos. Dulukan aku kerja di pabrik kaos kaki Bandung."Hujan bertambah besar. Rangga makin senang, dengan begitu dia bisa berlama-lama bersama Caca. Caca sibuk mempersiapkan minum dan mengambilkan beberapa cemilan untuk Rangga.Kosan Caca hanya ada satu kamar, Jadi Caca tidur dan masak disatu tempat. Hanya ada satu toilet mini berukuran 1 meter di kamar kosannya. Kosannya lumayan bebas, di pinggir jalan.Di dalam ruangan hanya ada satu kasur busa kecil berukuran 120cm