Beranda / Romansa / MEMORY / Jadian?!

Share

Jadian?!

Penulis: Shesil KN
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-09 12:49:52

Jordan tahu ia harus membuat interaksi di antara dirinya dan Violet. Sepanjang perjalanan hanya ada kesunyian, sampai akhirnya Violet tak tahan dan membuka suara. Membicarakan hal random yang sangat tak berfaedah. Dan terasalah suasana hangat di dalam mobil putih itu. Jordan bersyukur mengenal Violet yang mudah mencari topik pembicaraan, tidak seperti dirinya.

"Hm aku boleh minta nomormu? Hitung-hitung agar kita bisa kenal dekat dan kamu bisa mengingatku." Ucap Jordan.

Violet mengadahkan tangan kanannya bermaksud meminta hp milik Jordan. Dan tentunya Jordan mengetahui itu, ia memberikan tas kecilnya begitu saja ke tangan Violet. Mendapat persetujuan, Violet langsung membuka tas dan mengambil hp Jordan. Ternyata hp nya tidak di kunci sama sekali. Violet pun mengetikkan nomornya disana, setelahnya ia mengembalikan tas beserta isi-isinya kepada Jordan.

Sesampainya di depan rumah Violet, ia tak langsung masuk. Tentu ia berterima kasih dan menawarkan Jordan untuk singgah, tapi di tolak Jordan dengan alasan tak ada orang lain di rumah Violet. Entar jadi omongan tetangga, apalagi pas dia tahu kalau tetangganya orang seperti Danis dan Gilang. Bisa hancur image Jordan.

"Kalau gitu, hati-hati." Ucap Violet dengan tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Jordan." Baiklah ia sudah mengingat namanya, tapi agar ia tak melupakan nama Jordan. Ia pun menulis di hpnya dan di jadikan wallpaper untuk di ingat tatkala ia lupa. Kasihan juga melihat Jordan yang murung karena tak di ingat olehnya.

Malam telah tiba, Violet kini berbalut piyama hitam tengah duduk di meja belajarnya sambil bermain hp. Ada notifikasi chat masuk dengan nomor yang tak di ketahui, pesan berikutnya sang pengirim memberitahukan namanya. Karena malas membalas, Violet langsung menekan tombol berbentuk telepon. Sedangkan Jordan yang berada di seberang sana, langsung terkena serangan jantung mendadak karena telpon dari Violet.

"Astaga bisa mati kena serangan jantung gue nih."

Tanpa membuang-buang waktu, Jordan langsung menerima panggilan tersebut. Hening beberapa saat, sampai Violet membuka suara.

"Jordan kan?" Jordan yang tengah memangku gitarnya hanya mengangguk sebagai jawaban. Astaga kenapa ketika di telpon seperti ini lidahnya menjadi kelu.

"Galang udah pulang?" Tanya Jordan sambil membenarkan kunci gitar.

"Belum, masih ada kerjaan katanya." Terlihat Violet disana baring dengan tidak benar, terlihat kurang kerjaan sekali. Jordan hanya tersenyum lembut melihatnya.

"Kenapa nelpon?"

"Males ngebalas chat." Lagi-lagi Jordan menahan kegemasan terhadap adik dari temannya ini.

"Apa yang mau kamu lakukan dengan gitar itu di malam ini, Dan?" Senyum Jordan semakin lebar karena Violet mengingatnya.

"Aku akan bernyanyi untukmu malam ini." Jawab Jordan dan menatap manik mata milik Violet yang berwarna hitam kecoklatan.

"Coba nyanyi."

Jordan mulai memetik gitarnya. Memainkan lagu yang pernah di tulisnya beberapa bulan lalu.

Mencintaimu, seperti seluruh dunia memberiku keberanian

Kamu bersinar sangat lembut dan menerangiku

Dunia ini terbagi antara siang dan malam

Dan aku terdampar

Dalam cahaya bintang di matamu.

Tepat di petikan terakhir, Violet bertepuk tangan kagum. Suara Jordan yang berat-berat lembut bikin Violet jatuh sejatuh-jatuhnya.

"Bagus lagunya. Aku suka." Ucap Violet sambil tersenyum.

"Aku juga suka." Balas Jordan.

Suara pintu yang terbuka membuat Jordan menoleh ke belakang dan mendapati ibunya yang tengah berdiri di ambang pintu. Jordan menggerakkan mulutnya, mengatakan 'sedang bersama calon menantu ibu, jangan ganggu.' Fitri pun hanya tersenyum maklum dan berucap.

"Ya udah, jangan lupa makan. Ayahmu menunggu, kapan-kapan bawa dia main ke rumah." Setelah mengatakan itu, Fitri pergi meninggalkan putranya yang tengah kencan malam dengan calon menantunya.

Jordan kembali menatap layar hpnya dan mengucapkan sampai jumpa ke Violet sebelum memutuskan panggilan. Jordan pun turun ke bawah untuk makan malam, terlihat ayah dan ibunya tengah menunggunya.

"Maaf telat." Ucap Jordan. Ia pun mengambil tempatnya dan membalik piring.

"Ah nggak papa, orang yang lagi di masa kasmaran emang suka lupa waktu." Goda Samudera -ayahnya Jordan- membuat Jordan tersenyum kikuk, ibunya memang tak bisa di ajak kerjasama.

"Nggak usah malu-malu. Ayah dulu juga gitu kok, btw kapan kamu akan ngenalkan dia secara langsung?" Tanya Samudera dengan alis yang naik turun.

"Apaan sih yah! Orang masih pdkt juga." Jawab Jordan sambil menyendok nasi ke piring.

"Ahaha cepet di dor biar nggak di ambil yang lain." Ucap Samudera dengan tangan kanannya yang membentuk pistol.

Kapan ayahnya ini akan serius, Jordan merasa dia yang lebih dewasa daripada ayahnya.

Violet menatap layar hp nya yang mati. Panggilannya telah berakhir, dengan malas ia turun ke bawah untuk memasak makan malam. Jam sudah menunjukkan jam sembilan malam dan Galang belum juga muncul. Tumben sekali abangnya ini sampai jam segini belum pulang, apa masalahnya sangat serius. Selesai memasak ia menatanya di atas meja makan dan menunggu kepulangan abangnya itu. Tepat di jam setengah sebelas malam, suara pintu yang terbuka membuat Violet yang berada di meja makan mendongak. Pasti itu Galang.

Galang terlihat lelah dan berantakan, ia melihat Violet di meja makan. Pasti adiknya ini sudah lama menunggu.

"Maaf, abang baru pulang." Ucap Galang dan langsung menarik kursi yang berada di depan Violet.

"Nggak papa. Tumben baru pulang bang, ada masalah?" Tanya Violet sambil mengambil makanan untuknya dan Galang. Ini kalau ada Jordan pasti dia berkata 'Calon istri idaman.'

"Nggak kok, cuman abang ketiduran dan pas bangun udah malam aja." Jawab Galang santai. Sedangkan Violet sudah mengumpat dalam hati.

"Nyesel gue udah khawatir ke lo. Untung abang."

Keesokan paginya Violet di buat kaget dengan keberadaan Jordan di rumahnya. Sejenak ia mengelus dadanya dan menghampiri Jordan di ruang tamu. Keadaan sunyi, entah mengapa lidah kedua sejoli itu menjadi kelu.

"Hmm kamu udah ngingat aku?" Tanya Jordan. Violet hanya mengangguk sebagai respon.

Gimana nggak inget, semalam kan udah telponan dan satu lagi yang penting, namanya di jadikan wallpaper oleh Violet. Membuat Galang kaget kemarin malam karena melihat nama Jordan dijadikan wallpaper oleh Violet.

Mereka pun telah sampai di kampus, Jordan berinisiatif untuk mengantar Violet sampai ke kelasnya. Walapun gedung mereka berbeda. Apapun akan dilakukan Jordan untuk calon masa depannya itu, yeeu dasar bucin. Sesampainya di depan kelas, Violet berhenti dan melihat ke Jordan. Jordan yang di pandang seperti itu tentu merasa aneh.

"Kenapa?" Tanya Jordan dengan senyuman khasnya. Detik berikutnya wajah dan senyuman itu berubah menjadi wajah terkejut tatkala mendengar penuturan dari bibir Violet.

"Jordan, Vio suka sama Jordan." Tembak Violet yang tentunya di dengar mahasiswa yang tak jauh dari tempat mereka.

Dalam sekejap mereka jadi bahan tontonan. Jordan bingung dong ya, dia sih mau-mau saja mengakuinya. Tapi bukankah ini terlalu mendadak? Jordan membisikkan jawabannya ke telinga Violet, meninggalkan rona merah di kedua pipi Violet. Melihat Violet diam mematung, Jordan menepuk kepala Violet pelan dan pergi meninggalkan Violet yang masih mematung di depan kelasnya dengan tatapan penuh tanya dari berbagai mata mahasiswa. Untuk bisikan itu hanya Violet, Jordan, dan Tuhan yang tahu.

Jordan duduk di taman kampus sambil memegang jantungnya yang berdetak tak karuan, ia tahu Violet merasakan hal yang sama dengannya. Jordan menatap ke langit yang cerah, daun-daun kering banyak berjatuhan menandakan musim panas telah tiba. Jordan menarik napasnya kemudian menghembuskannya perlahan untuk menetralkan detak jantungnya. Tak berselang lama, terdengar suara anjing. Jordan mengernyit dan mencari sumber suara, kemudian ia menepuk pelipisnya dan tersenyum bodoh.

"Kan notif hp sendiri, astaga bego banget dah."

Jordan melihat nama Galang tertera disana. Ada apa temannya ini menelponnya mendadak, tepat disaat panggilan itu di angkat terdengar suara ngegas milik Galang. Setelah berbicara sebentar, Jordan kembali duduk dan merenung. Bagaimana bisa Galang tahu kalau adiknya menyatakan cinta ke Jordan? Apa Galang punya mata-mata di kampus? Jordan pun lagsung bersiaga, celingak-celinguk seperti maling ayam. Kali aja ada mata-mata Galang yang tengah mengintainya.

Kantin kampus penuh diisi mahasiswa dengan cacing yang berdisko di dalam perut. Violet duduk di tempat biasa ia habiskan bersama teman-temannya, terkecuali Fahri dan Raisa. Mereka makan di kantin VIP, biasalah Fahri kan sebenarnya alergi dengan rakyat kecil. Padahal Violet dan yang lain termasuk anak kelas atas. Tentunya Jordan dan Laskar ikut kelompok mereka. Setelah kejadian tadi pagi kalian kira Violet malu? Hohoho tidak ada kata malu di dalam kamus seorang Violet yang biasanya selalu malu-maluin.

"Congrats ya buat yang baru jadian." Ucap Okta sambil menyumpit mie ayamnya.

"Kita nggak jadian." Jawab Violet cepat.

"Oho tertolak ternyata." Ejek Danis yang langsung dihadiahi jitakan cinta dari Violet.

"Eh gimana minggu besok kita liburan, lumayan kan untuk refreshing sebelum ujian." Ajak Gilang. Yang lain pun mengangguk setuju, kapan lagi mereka akan menghabiskan waktu bersama.

Violet dan Jordan tak ada berbicara, canggung. Jadi seusai makan, Violet langsung undur diri. Violet nggak malu, cuman canggung aja. Aneh gitu lah perasaannya. Jordan yang tingkat kepekaannya di atas rata-rata pun langsung menyusul Violet yang belum jauh. Di panggil berapa kalipun Violet tak menoleh. Ini kalau Jordan manggil Violet lagi dapat piring cantik dah. Karena Violet tak mau berhenti, Jordan menarik tangan Violet hingga membuatnya tertarik ke arah Jordan dan menyisakan jarak yang sedikit di antara mereka. Burung-burung berkicau, angin berhembus kencang sehingga menjatuhkan daun-daun kering di antara dua sejoli yang tengah di mabuk cinta. Mereka saling menatap, sampai suara anjing itu muncul lagi.

"Haish! Ganggu banget dah ini anjing. Nggak tahu apa orang lagi adegan romantis." Jordan pun mengangkat telfonnya.

"Jangan ngegrepe-grepe ya lo! Bukan mukhrim!" Teriak orang di seberang sana membuat Jordan menjauhkan hp nya dari telinganya agar tidak budeg nantinya. Panggilan itu pun terputus, Jordan kembali celingak-celinguk mencari keberadaan Galang. Tapi tak ada satu pun orang yang berada di dekat mereka.

"Vio, abangmu dukun ya?" Tanya Jordan.

"Kok tahu?"

"Oalah, pantesan dia tahu kalau aku lagi megang tangan kamu." Jawab Jordan, detik berikutnya ia baru sadar tangannya masih memegang pergelangan tangan Violet.

"Aelah bang, kirain mau ngegombal." Ucap Violet dengan wajah tertekuk.

"Aku nggak pandai ngegombal, Vio." Jordan tersenyum dan mereka jalan berdampingan. Tentunya dengan tangan mereka yang saling bertaut.

Tentang gosip mereka jadian atau nggak masih belum bisa kita pastikan kebenarannya, biarkan saja topik itu memanas. Siapa tahu nanti mereka di undang ke stasiun tv untuk di wawancara, lumayan juga dapat duit pikir Violet.

***

Shesil: Maap soal lirik lagu yang Shesil buat sendiri wkwkwk nggak nyambung emang.

Bab terkait

  • MEMORY   Holiday

    Hari demi hari berganti, sampai akhirnya hari yang mereka tunggu telah tiba. Semua orang telah berkumpul di kediaman Violet, tas-tas besar bersandar di tiang teras rumahnya. Mereka akan berlibur ke Villa milik Fahri, tentunya pelayan di sana sudah di usir eh di liburkan maksudnya. Biasalah Fahri kan anak yang manja apa-apa pelayan yang ngerjain. Mobil biru langit yang terlihat antik berhenti di depan rumah Violet, terlihat seorang pria dengan pakaian serba putih turun dari mobil yang seperti kereta kencana milik malaikat."Gue belum mati kan ya?" Tanya Danis yang langsung di hadiahi geplakan dari Gilang."Kagak lah, kalo lo mati yang nyabut tuh bakal make pakaian serba hitam. Suram kayak masa depan lo." Ucap Gilang dengan tangan terlipat di depan dada.Pria itu adalah Jordan dan di sebelah kanannya ada sepupunya, Laskar. Merasa semua sudah berkumpul, mereka pun mengangkat barang-barang yang akan mereka bawa kemudian memeriksanya kembali agar tak ada yang ketinggala

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-11
  • MEMORY   Pulang

    Akibat dari kejadian semalam yang di alami Violet, ia mendadak terkena demam ringan. Mereka pun memutuskan untuk segera pulang dan lagi Violet tak mengeluarkan sepatah kata pun, biasanya walau sedang sakit ia tetap akan banyak bicara. Karena tak ingin bertanya, jadi mereka hanya diam dan membiarkan Violet beristirahat.Violet yang berada di dalam mobil Jordan hanya diam menatap bingung ke arah dua pria yang duduk membelakanginya. Violet sudah sedikit mengingat semua temannya, kecuali dua pria di depannya ini. Ia pun mendekatkan diri ke Tina."Tin, siapa dua pria itu? Penculik ya? Tapi kalau emang penculik gue ikhlas kok, lumayan penculiknya ganteng. Mau di tahan seumur hidup pun gue nggak masalah asalkan di kasih makan." Ucap Violet panjang lebar. Tina hanya menggeleng dan menundukkan kepalanya karena malu."Bukan, Vi. Yang sedang menyetir itu namanya Jordan dan di sebelahnya itu Laskar." Jelas Tina. Violet sih cuman manggut-manggut aja, nggak tah

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-18
  • MEMORY   Kotak Memori

    Sore berganti malam, Violet menangkup wajahnya dengan tangan kanan dan melihat keluar jendela. Tv yang menyala di abaikan olehnya, pikiran Violet benar-benar tengah berkelana. Entah apa yang di pikirkan olehnya. Galang yang melihatnya pun merasa kasihan dan berjalan menghampiri Violet yang berada di ruang tamu."Nih, foto orang yang kamu pikirkan daritadi. Di belakangnya juga abang tulis nama dia." Galang menyerahkan foto Jordan yang tengah tertawa lepas, bibir Violet ikut tersenyum hanya dengan melihat foto Jordan."Kenapa pria ini terlihat tidak asing buatku?" Violet terus memperhatikan foto Jordan. Galang yang melihat adiknya tersenyum, lantas mengelus kepala Violet."Dah yuk makan." Ajak Galang.Violet duduk di meja belajarnya. Tidak, dia tidak belajar, melainkan terus memperhatikan foto Jordan. Dirinya tahu, mau di lihat berapa kali pun tetap Jordan tak dapat ia ingat. Tapi kenapa otaknya terus berkata bahwa Violet pernah mengenal Jordan. Kotak

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-18
  • MEMORY   Gelang

    "Vio, siapa namaku?""Jordan.""Bagaimana dengan wajahku?""Tampan."Ya dari awal perjalanan sampai di tempat tujuan, percakapan itulah yang selalu keluar dari kedua bibir mereka. Violet sudah seperti anak TK yang tengah mengingat abjad dan angka saja. Langit sore yang berwarna kejinggaan menjadi latar pemandangan mereka untuk menikmati wahana taman bermain. Banyak anak-anak yang berlari kesana kemari untuk mencoba berbagai wahana, ada juga pasangan muda maupun tua yang menaiki perahu di tengah danau buatan, dan tentunya jomblo juga banyak berada disini. Tangan Jordan dan Violet saling bertaut, kata Jordan sih biar nggak terpisah."Kamu mau apa, Vi?" Tanya Jordan. Mereka berjalan pelan untuk melihat-lihat sebentar."Makan." Jawab Violet sambil menunjuk gerobak batagor, Jordan yang mendengar Violet ingin makan hanya tertawa renyah."Kamu selalu saja ingin makanan, tak pernah berubah." Jorden mencolet hidung Violet kemudian membawanya ke gerob

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-20
  • MEMORY   Mari Berkenalan

    Ctas! Ctas! Suara cambuk yang mengudara dan beradu ke tubuh seseorang terdengar nyaring di sebuah ruangan yang luas nan gelap. Seorang anak lelaki yang berusia enam tahun menahan rasa perih di punggungnya akibat cambukan dari sang ibu, di seberangnya ada anak perempuan yang seusia dengannya tengah menutup wajahnya dengan boneka beruang putih, tak ingin melihat pemandangan sadis di depannya. Pria dewasa yang di ketahui adalah ayah mereka hanya menatap adegan di depannya dengan pandangan tanpa belas kasihan, sesekali ia menyesap kopi hitamnya.Anak lelaki tersebut terus berteriak memohon sambil menangis namun bukannya berhenti, cambukan itu semakin kuat memukul punggungnya yang benar-benar sudah bersimbah darah segar. Anak perempuan yang sedari tadi menutup wajahnya dan tak berani membuka suara pun akhirnya berteriak memohon agar semua pemandangan kejam ini segera di hentikan, tapi usahanya sia-sia. Bahkan para penjaga dan pelayan disana hanya bisa menatap iba ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-20
  • MEMORY   Mawar Juliet

    Baru kali ini Jordan merasa malas untuk datang ke kampus, semua itu karena sosok ondel-ondel yang terus saja mengekorinya. Bahkan Laskar yang selalu menempel padanya enggan untuk mendekat, dan juga pemuda berwajah datar itu rela memutar jalan agar tak berpapasan dengan Jordan. Dan lebih gilanya lagi ketika Jordan pergi ke toilet, Fiona masih setia berdiri tak jauh dari toilet pria. Jordan terus-terusan menghembuskan nafasnya menahan amarah. Pada akhirnya Jordan melangkahkan kaki menuju perpustakaan, melewatkan jam istirahatnya untuk makan siang. Jordan sengaja mengambil banyak tumpukan buku dan menaruhnya di sisi kanan, kiri, dan depan. Semua ia lakukan agar tak melihat wajah Fiona. "Jordan, kapan kita bisa melakukan kencan?" Tanya Fiona dengan nada suara yang di buat manja. Seandainya Jordan memiliki sedikit sifat bar-bar seperti Violet, sudah di pastikan Fiona akan ia kubur hidup-hidup. Ngomong-ngomong soal kencan, Jordan jadi tersenyum dan mendapatkan sebu

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-20
  • MEMORY   Kencan

    Violet memilih menggunakan dress selututnya yang berwarna biru langit, kedua sisi rambutnya ia kuncir lalu di cepol, menyisakan beberapa anak rambut di sisi kanan dan kirinya. Tak lupa ia mengikatnya dengan tali pita berwarna senada dengan dressnya. Oh Jordan lihatlah calon masa depanmu yang semanis gulali ini.Selesai berkutat dengan rambutnya, Violet mulai membuka lemari sepatunya. Walau anak orang mampu, sepatu Violet tidaklah mahal. Sepatu termahalnya saja hanya seharga dua ratus empat puluh ribu, itupun ia tawar menjadi dua ratus ribu saja.Kalau kata Violet, untuk apa mahal-mahal toh di pakai untuk memijak bumi. Begitu pula dengan tasnya, rata-rata harga tas yang di milikinya seharga empat puluh lima ribu, itupun ia beli ketika ada gratis ongkir atau diskon di toko-toko klontong.Intinya Violet anak yang irit dan sangat menyukai diskon, baginya yang penting barang tersebut layak di pakai. Violet mengambil sepatu flatshoes berwarna putih dengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-20
  • MEMORY   Makan Malam

    Violet masuk ke kamar Jordan untuk mengganti pakaiannya. Kamar apartemen Jordan tidaklah besar, di sudut ruangan banyak buku pengetahuan dan terdapat beberapa pigura larva dan kelinci. Violet tersenyum melihatnya, Jordan yang terlihat manly ternyata memiliki hobi yang unyu. Segera Violet memakai kaos kebesaran milik Jordan yang berwarna hitam, ketika ingin mengganti celana, ia mendengus pelan."Di kira pinggangku segede kerbau apa?" Violet melempar celana pemberian Jordan begitu saja. Untungnya ia memakai celana pendek di balik dressnya, doakan saja semoga Jordan kuat iman.Seperti yang telah di duga, ketika Violet keluar kamar dengan pakaian barunya, membuat Jordan yang tengah memakan apel tersedak. Jordan menatap ke arah Violet, ternyata banyak bekas luka di kaki putihnya. Astaga kenapa ia baru menyadari hal itu?"Kenapa kamu menatapku begitu? Aku tahu kalo aku itu seksi." Violet mengibaskan rambut panjangnya ke belakang seperti iklan shampoo yang di bintangi

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-28

Bab terbaru

  • MEMORY   Kesialan di Pagi Hari

    Pagi ini Violet sudah terburu-buru menuju kampus, ia lupa bahwa akan ada ujian praktik sedangkan dirinya belum menyiapkan apapun. Skuter listriknya pun melesak membelah jalanan. Karena ulahnya, Violet tak luput dari omelan para pejalan kaki, terutama ibu-ibu yang baru pulang dari pasar.Bukan hanya itu, Violet juga sempat hampir menabrak kucing kawin. Beruntung, ia tak di kejar dan di cakar oleh pasangan kucing itu. Di persimpangan, Violet belok ke kiri dan segera sampai di depan gedung kampus. Keadaan kampus masih tergolong sepi. Lagian orang gila mana yang datang ke kampus di jam setengah enam pagi? Ah iya, orang itu adalah Violet. Segera, Violet berjalan menuju rumah kaca."Aneh, kok pintunya nggak di kunci?" Perlahan tapi pasti, Violet membuka pintu dan berjalan masuk.Violet menoleh kesana kemari, mencari bunga-bunga yang menarik. Ketika ia tengah memilih bunga, pintu mendadak tertutup. Membuatnya terpaksa memutar tubuh rampingnya. Namun kepalanya malah men

  • MEMORY   Hujan di Surabaya

    "Kemarin kemana lo, Vi?" Saat ini Violet tengah di kerumunin teman-temannya layaknya semut yang melihat gula. Di bandingkan merasa terintimidasi, tatapan semua temannya lebih ke kepo untuk mencari bahan gosipan tentangnya. "Kepo banget dah!" Violet tak memperdulikan temannya dan memilih sibuk dengan makanannya. Lagian nggak mungkin kan kalau ia bilang semalam berada di apartemen Jordan, mana cuman berdua pula. Yang ada nanti akan tersebar gosip-gosip yang tak benar tentangnya. Apalagi yang ia hadapi teman-temannya sendiri yang memiliki mulut ember dan penguasa kerajaan pergosipan. Ohoho Violet tak mau mengambil resiko buruk itu. Dari kejauhan terlihat seorang gadis dengan rok lipit berwarna putih dan blouse berwarna pink pastel, tak lupa rambutnya yang di kuncir setengah. Berjalan mendekat ke kerumunan semut. Gadis itu memperlihatkan senyumannya yang semanis madu. "Wih siapa tuh cewek?" Tanya Fahri. Raisa yang di sebelahnya sudah menatap Fahri

  • MEMORY   Makan Malam

    Violet masuk ke kamar Jordan untuk mengganti pakaiannya. Kamar apartemen Jordan tidaklah besar, di sudut ruangan banyak buku pengetahuan dan terdapat beberapa pigura larva dan kelinci. Violet tersenyum melihatnya, Jordan yang terlihat manly ternyata memiliki hobi yang unyu. Segera Violet memakai kaos kebesaran milik Jordan yang berwarna hitam, ketika ingin mengganti celana, ia mendengus pelan."Di kira pinggangku segede kerbau apa?" Violet melempar celana pemberian Jordan begitu saja. Untungnya ia memakai celana pendek di balik dressnya, doakan saja semoga Jordan kuat iman.Seperti yang telah di duga, ketika Violet keluar kamar dengan pakaian barunya, membuat Jordan yang tengah memakan apel tersedak. Jordan menatap ke arah Violet, ternyata banyak bekas luka di kaki putihnya. Astaga kenapa ia baru menyadari hal itu?"Kenapa kamu menatapku begitu? Aku tahu kalo aku itu seksi." Violet mengibaskan rambut panjangnya ke belakang seperti iklan shampoo yang di bintangi

  • MEMORY   Kencan

    Violet memilih menggunakan dress selututnya yang berwarna biru langit, kedua sisi rambutnya ia kuncir lalu di cepol, menyisakan beberapa anak rambut di sisi kanan dan kirinya. Tak lupa ia mengikatnya dengan tali pita berwarna senada dengan dressnya. Oh Jordan lihatlah calon masa depanmu yang semanis gulali ini.Selesai berkutat dengan rambutnya, Violet mulai membuka lemari sepatunya. Walau anak orang mampu, sepatu Violet tidaklah mahal. Sepatu termahalnya saja hanya seharga dua ratus empat puluh ribu, itupun ia tawar menjadi dua ratus ribu saja.Kalau kata Violet, untuk apa mahal-mahal toh di pakai untuk memijak bumi. Begitu pula dengan tasnya, rata-rata harga tas yang di milikinya seharga empat puluh lima ribu, itupun ia beli ketika ada gratis ongkir atau diskon di toko-toko klontong.Intinya Violet anak yang irit dan sangat menyukai diskon, baginya yang penting barang tersebut layak di pakai. Violet mengambil sepatu flatshoes berwarna putih dengan

  • MEMORY   Mawar Juliet

    Baru kali ini Jordan merasa malas untuk datang ke kampus, semua itu karena sosok ondel-ondel yang terus saja mengekorinya. Bahkan Laskar yang selalu menempel padanya enggan untuk mendekat, dan juga pemuda berwajah datar itu rela memutar jalan agar tak berpapasan dengan Jordan. Dan lebih gilanya lagi ketika Jordan pergi ke toilet, Fiona masih setia berdiri tak jauh dari toilet pria. Jordan terus-terusan menghembuskan nafasnya menahan amarah. Pada akhirnya Jordan melangkahkan kaki menuju perpustakaan, melewatkan jam istirahatnya untuk makan siang. Jordan sengaja mengambil banyak tumpukan buku dan menaruhnya di sisi kanan, kiri, dan depan. Semua ia lakukan agar tak melihat wajah Fiona. "Jordan, kapan kita bisa melakukan kencan?" Tanya Fiona dengan nada suara yang di buat manja. Seandainya Jordan memiliki sedikit sifat bar-bar seperti Violet, sudah di pastikan Fiona akan ia kubur hidup-hidup. Ngomong-ngomong soal kencan, Jordan jadi tersenyum dan mendapatkan sebu

  • MEMORY   Mari Berkenalan

    Ctas! Ctas! Suara cambuk yang mengudara dan beradu ke tubuh seseorang terdengar nyaring di sebuah ruangan yang luas nan gelap. Seorang anak lelaki yang berusia enam tahun menahan rasa perih di punggungnya akibat cambukan dari sang ibu, di seberangnya ada anak perempuan yang seusia dengannya tengah menutup wajahnya dengan boneka beruang putih, tak ingin melihat pemandangan sadis di depannya. Pria dewasa yang di ketahui adalah ayah mereka hanya menatap adegan di depannya dengan pandangan tanpa belas kasihan, sesekali ia menyesap kopi hitamnya.Anak lelaki tersebut terus berteriak memohon sambil menangis namun bukannya berhenti, cambukan itu semakin kuat memukul punggungnya yang benar-benar sudah bersimbah darah segar. Anak perempuan yang sedari tadi menutup wajahnya dan tak berani membuka suara pun akhirnya berteriak memohon agar semua pemandangan kejam ini segera di hentikan, tapi usahanya sia-sia. Bahkan para penjaga dan pelayan disana hanya bisa menatap iba ke

  • MEMORY   Gelang

    "Vio, siapa namaku?""Jordan.""Bagaimana dengan wajahku?""Tampan."Ya dari awal perjalanan sampai di tempat tujuan, percakapan itulah yang selalu keluar dari kedua bibir mereka. Violet sudah seperti anak TK yang tengah mengingat abjad dan angka saja. Langit sore yang berwarna kejinggaan menjadi latar pemandangan mereka untuk menikmati wahana taman bermain. Banyak anak-anak yang berlari kesana kemari untuk mencoba berbagai wahana, ada juga pasangan muda maupun tua yang menaiki perahu di tengah danau buatan, dan tentunya jomblo juga banyak berada disini. Tangan Jordan dan Violet saling bertaut, kata Jordan sih biar nggak terpisah."Kamu mau apa, Vi?" Tanya Jordan. Mereka berjalan pelan untuk melihat-lihat sebentar."Makan." Jawab Violet sambil menunjuk gerobak batagor, Jordan yang mendengar Violet ingin makan hanya tertawa renyah."Kamu selalu saja ingin makanan, tak pernah berubah." Jorden mencolet hidung Violet kemudian membawanya ke gerob

  • MEMORY   Kotak Memori

    Sore berganti malam, Violet menangkup wajahnya dengan tangan kanan dan melihat keluar jendela. Tv yang menyala di abaikan olehnya, pikiran Violet benar-benar tengah berkelana. Entah apa yang di pikirkan olehnya. Galang yang melihatnya pun merasa kasihan dan berjalan menghampiri Violet yang berada di ruang tamu."Nih, foto orang yang kamu pikirkan daritadi. Di belakangnya juga abang tulis nama dia." Galang menyerahkan foto Jordan yang tengah tertawa lepas, bibir Violet ikut tersenyum hanya dengan melihat foto Jordan."Kenapa pria ini terlihat tidak asing buatku?" Violet terus memperhatikan foto Jordan. Galang yang melihat adiknya tersenyum, lantas mengelus kepala Violet."Dah yuk makan." Ajak Galang.Violet duduk di meja belajarnya. Tidak, dia tidak belajar, melainkan terus memperhatikan foto Jordan. Dirinya tahu, mau di lihat berapa kali pun tetap Jordan tak dapat ia ingat. Tapi kenapa otaknya terus berkata bahwa Violet pernah mengenal Jordan. Kotak

  • MEMORY   Pulang

    Akibat dari kejadian semalam yang di alami Violet, ia mendadak terkena demam ringan. Mereka pun memutuskan untuk segera pulang dan lagi Violet tak mengeluarkan sepatah kata pun, biasanya walau sedang sakit ia tetap akan banyak bicara. Karena tak ingin bertanya, jadi mereka hanya diam dan membiarkan Violet beristirahat.Violet yang berada di dalam mobil Jordan hanya diam menatap bingung ke arah dua pria yang duduk membelakanginya. Violet sudah sedikit mengingat semua temannya, kecuali dua pria di depannya ini. Ia pun mendekatkan diri ke Tina."Tin, siapa dua pria itu? Penculik ya? Tapi kalau emang penculik gue ikhlas kok, lumayan penculiknya ganteng. Mau di tahan seumur hidup pun gue nggak masalah asalkan di kasih makan." Ucap Violet panjang lebar. Tina hanya menggeleng dan menundukkan kepalanya karena malu."Bukan, Vi. Yang sedang menyetir itu namanya Jordan dan di sebelahnya itu Laskar." Jelas Tina. Violet sih cuman manggut-manggut aja, nggak tah

DMCA.com Protection Status