Beranda / Romansa / MELACUR KARENA TERPAKSA / Bab 78. JATI DIRI RINAI

Share

Bab 78. JATI DIRI RINAI

Penulis: Siti Auliya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pagi-pagi Kamilia dan Rinai berangkat menuju rumah Freza. Dalam keadaan seperti ini hanya orang tua tempat berbagi. Kamilia sudah bulat tekadnya untuk menceritakan segala hal tentang Rinai.

Wanita itu juga akan bercerita kepada Rinai tentang siapa ibu kandungnya. Walau Rinai belum mengerti, Kamilia yakin bocah cilik itu akan mampu untuk mengerti.

"Ada apa, pagi-pagi sudah berkunjung? Kamu bertengkar lagi dengan Garganif?" tanya Freza menyambut kedatangan Kamilia.

"Tidak, Papah," jawab Kamilia.

Kamilia menitipkan Rinai kepada Inah. Dia ingin bicara empat mata dengan bapaknya. Banyak yang harus dia ungkapkan, tentang kekecewaannya terhadap Garganif.

"Bagaimana pendapatmu tentang perceraian, Papah?" tanya Kamilia.

"Siapa yang mau bercerai?"

"Tidak ada," kilah Kamilia.

"Lalu?"

Freza memandang muka Kamilia yang terlihat seperti melamun. Laki-laki itu yakin ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

"Bukankah Garganif sudah bercerai dengan Paulina?" tanya Freza.

"Ya tapi tingkahnya semakin me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 79. SURPRISE UNTUK PAULINA DAN ERIKA

    Kamilia begitu khawatir akan keselamatan Garganif. Dirinya tahu tentang Freza yang begitu kejam terhadap pengkhianat. Itulah sebabnya dia rela memohon agar Freza tidak bertindak gegabah."Sudah … aku mau bawa Rinai makan," jawab Freza."Dengan siapa?""Paulina," jawab Freza singkat."Jangan ….""Sudah, siapkan saja dia!" potong Freza.Akhirnya Kamilia membiarkan Freza membawa Rinai untuk makan siang bersama Paulina. Wanita itu sudah siap saat Freza menjemputnya. Dia terlihat segar dan cantik."Ayo!" ajak Freza."Eh … ada Rinai!" Paulina kaget sekaligus gembira. Wanita itu menoleh cepat ke arah Freza.Freza memperhatikan raut muka Paulina. Dia senang sekali saat duduk berdampingan di mobil. Tentu kasih sayang seorang ibu kandung tidak akan lekang tergerus waktu. Walau nampak wajar, Freza tahu dalam batin Paulina menangis. Tentu saja sebagai ibu kandung, wanita itu ingin disebut ibu."Rinai senang pergi sama Tante Paulina?" tanya Freza."Senang sekali, Kakek," jawab Rinai riang."Mulai

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 80. MENYELAMATKAN SEORANG GADIS

    Kamilia meminta izin kepada Freza untuk pulang ke rumah ibunya. Dia ingin menyepi untuk sementara waktu. Freza mengizinkan dengan satu syarat."Rinai biar bersama Papah aja dulu," kata Freza. "Bagaimana Papah bisa mengurus Rinai, sibuk begitu, kok?" tanya Kamilia."Sudahlah, pekerjaan bisa diatur," jawab Freza.Kamilia lega karena Rinai tidak merajuk saat ditinggalkan. Dia tidak tampak bersedih saat Kamilia pergi. Kamilia kembali menyusuri jalan yang dulu pernah dilaluinya dengan berlinang air mata. Dulu, sepanjang jalan itu dia meratapi nasibnya yang malang. Menjadi wanita penghibur sebagai penebus hutang.Masih terbayang saat dia membawa lara hatinya dengan sekujur tubuh sakit karena dianiaya Heru dan Sinta. Berharap perlindungan dari seorang bapak, malah disuruh kembali untuk bekerja lagi.Kamilia mengusap air matanya yang mengembun. Kelopak matanya rupanya sudah tidak kuat menahannya. Pandangannya di depannya tiba-tiba kabur. Kamilia lebih konsentrasi lagi dalam berkendara.Kamil

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 81. TENTANG AMIRA 

    Amira diam, menata hatinya yang tiba-tiba berdegup kencang karena bahagia. Lebih baik dia menjadi seorang pengasuh daripada menjual diri. Air matanya kembali meluncur di pipinya yang tirus."Terima kasih, Nyonya," ucap Amira lirih."Ya," jawab Kamilia sambil tersenyum. Dia merasa sangat bahagia karena bisa menyelamatkan Amira dari jurang kehancuran. Andai dulu ada seorang malaikat yang menolongnya, dia tidak akan mengalami penderitaan yang begitu mengerikan.Namun, tanpa dirinya pindah ke kota, mustahil rahasia hidupnya juga akan terbongkar. Ternyata ada hikmah di balik semua penderitaan yang dialaminya. Dia mendapatkan kembali keluarganya yang hilang.Tanpa disangka sebelumnya, tiba-tiba dia mempunyai bapak yang kaya-raya. Masa lalu yang terkuak dengan sendirinya. Ibunya yang tidak banyak bicara, rupanya diamnya itu menyimpan seribu kisah dalam kegetiran. Kamilia semakin tidak mengerti dengan rahasia kehidupan.Kamilia semakin tenggelam dalam lamunan pahitnya. Satu persatu berkelebat

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 82. PENYESALAN LELAKI TUA

    Kamilia berpikir untuk membawa Amira ke kampungnya. Dia ingin tahu kabar ibunya, sudah lama tidak mendengar kabar tentang mereka."Ayo ikut!" ajak Kamilia.Amira bangkit, tanpa bertanya apa pun dia mengikuti Kamilia. Kamilia menuju mobilnya dan melajukan mobilnya ke luar kota. Sebelum matahari terbenam mereka harus sampai di sana."Ini kampung, Nyonya?" tanya Amira. Dia percaya kini dengan cerita Kamilia tentang dirinya tadi."Panggil saja, Kakak!" suruh Kamilia."Baiklah." Mereka menuju rumah kecil yang asri. Kamilia sudah mengubahnya dari gubuk menjadi rumah permanen. Walau dirinya sangat membenci Ibrahim –bapak tirinya, setidaknya masih ada ibunya yang sangat dia sayangi.Lelaki tua itu sedang duduk sambil melihat ke jalan saat Kamilia tiba. Ingin sekali dirinya menyambut anaknya itu tapi dosa-dosanya yang dulu terhadap Kamilia menghalangi niatnya. Dia hanya termangu melihat kedatangan Kamilia."Anakmu

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 83. MASIH CINTA 

    Kamilia mendekati Ibrahim yang sedang berjuang melawan maut. Dia menyebut nama Kamilia berulang kali dan minta air. Rasa hausnya tidak dapat ditahannya. Air sepenuh lautan pun tidak akan memuaskan dahaganya.Kamilia memegang tangan bapaknya. Air matanya luruh dengan sendirinya. Hatinya sedih mengingat saat dulu dirinya masih kecil, Ibrahim selalu membelanya. "Kartika jelek … tahu gak kalau itu bukan bapakmu," kata Tini teman sepermainannya."Itu bapakku!" seru Kartika. Dia tidak mengerti kala itu, mengapa ada yang meragukan kalau dirinya bukan anak kandung Ibrahim."Bukan!" seru Tini ngotot.Kartika bengong, hatinya sedih melihat temannya berkata demikian. Ida yang melihatnya bersedih menghiburnya."Sudahlah, Tini bohong. Kamu anak bapakmu," ujar Ida menghiburnya.Air mata Kartika tidak bisa dibendungnya. Gadis kecil itu pulang dengan hati hancur. Benarkah dia bukan anak bapaknya. "Mengapa kamu menangis, Kartika?" tanya Ibrahim.Kartika diam saja sambil mengusap air matanya. lidahn

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 84. INGIN KEMBALI

    Mereka berjalan menjauhi kuburan Ibrahim. Kamilia kaku saat melangkah dengan lelaki itu di sampingnya. Ternyata masih ada rasa di hatinya untuk pemuda itu.Kamilia merasa malu mengakui kata hatinya. Dia tidak mampu berkata-kata untuk sekedar bercengkrama. Begitu pula dengan Saiful, dia juga tidak berkata apa-apa.Amira menyambut keduanya di halaman rumah Kamilia. Dia merasa penasaran dengan sosok ustadz yang bersama dengan kakak angkatnya itu."Kak." Amira memanggil Kamilia. Pandangan matanya melirik malu-malu ke arah Saiful. Merasa mendapat topik pembicaraan, Kamilia ingin memperkenalkan Amira."Kenalkan, Kang. Ini adik angkatku, Amira," ujar Kamilia.Saiful tersenyum sambil mengangkat tangannya ke dadanya. Memberi salam kepada Amira."Aku Saiful." Pemuda itu juga menyebutkan namanya sambil tetap tersenyum.Kamilia memandang Amira yang tersipu. Entah apa maksudnya Amira ingin berkenalan dengan Saiful. Saiful menjadi canggung dengan kehadiran Amira."Dia belum punya suami," jelas Kami

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 85. TERKUAKNYA BISNIS FREZA

    Bagaikan merpati yang terluka sayapnya, tak bisa lagi terbang, hanya kepakan lemah diantara rasa sakit. Bagai atlet lari yang terluka kakinya, berlari terseok berusaha mencapai garis finish. Hati tercabik menjadi serpihan. Layaknya puzzle, mencoba merangkai menjadikannya utuh kembali. Hambar dan tak bisa dibohongi, semuanya sudah selesai. Hanya sampai disini, kisah cintanya dengan Garganif.Rasa sakit itu membawa lenyap sugesti dalam diri. Tak tahu di mana hinggapnya … entahlah.Karena walaupun tahu, tak hendak Kamilia menyelisik. Cinta yang diberikan dengan setulus hati, hanya pahit yang diterima.Sepuluh tahun berjuang agar semua tampak wajar-wajar saja. Betapa dengan susah payahnya Kamilia menjaga kehormatannya … wahai engkau orang yang dipanggil suami.Bertahan dalam keterpurukan bukanlah keputusan yang bagus. Namun, disaat tak lagi punya pilihan, itu yang terbaik walaupun luka hati kian melebar. Sesungguhnya hati Kamilia sudah tak mampu lagi untuk selalu bersamanya, tapi rasa m

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 86. HARUSKAH BERCERAI?

    Alex heran mengapa wanita di depannya tahu kepada Freza. Bosnya itu yang dia tahu adalah orang yang misterius. Tidak ada yang tahu latar belakang kehidupannya. Apalagi keluarganya."Mbak kenal dia?" tanya Alex."Sedikit, coba ceritakan apa yang kamu lakukan untuk Freza? Apa isi bungkusan itu?" tanya Kamilia.Alex menggeleng, raut khawatir terbayang di wajahnya. Tidak mungkin dia berterus-terang kalau isi bungkusan itu adalah narkoba."Aku sudah salah, bagaimana caranya aku lepas dari perempuan ini? Ini pasti polisi yang menyamar," batin Alex.Batin Alex merutuki kecerobohannya. Dia terpesona dengan kecantikan dan kebaikan Kamilia. Padahal ini hanya sebuah jebakan, begitu pikirnya."Ayo dimakan?" suruh Kamilia.Kini Alex ragu-ragu dengan makanan di depannya. Dia tidak ingin menyentuhnya apalagi memakannya. Khawatir ada obat bius di dalamnya. Bisa berakhir hidupnya kalau dirinya sampai ngoceh tentang diri Freza –bosnya."Aku tidak lapar," jawab Alex."Mengapa? Tadi kamu bersemangat pesan

Bab terbaru

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 115. JAGOAN LAHIR

    "Selamat, Bu Kamilia, aduh jagoannya ganteng sekali!" Teman Kamilia setengah berteriak melihat keelokan buah hatinya."Ya, Allah, ini sih ketampanan yang hakiki!" Amira histeris, dasar cerewet.Harus diakui anaknya memang terlahir sangat rupawan, alhamdulillah. Bukan karena pujian ibunya, tapi setiap orang yang datang menengok semua rata-rata terpesona melihatnya. Mungkin karena ibu bapaknya juga memiliki wajah yang cantik dan tampan, namanya juga seorang model.Namun, di balik puja puji tersebut terdapat cerita yang mengiris hati. Kejadian yang hampir merenggut nyawa Kamilia, karunia Allah yang tak terhingga, wanita itu masih bisa bernafas hari ini.Si tampan ini adalah anak Kamilia yang pertama, usia menjelang empat puluh. Kehamilannya memang agak bermasalah, ketika USG, terlihat ari-ari bayi dibawah menghalangi jalan lahir. Namun, Kamilia bersikukuh untuk lahiran normal.Saat lahiran pun tiba, siang Kamilia sudah pergi ke rumah sakit ditemani suaminya, Saiful. Ternyata pembukaan tid

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 114. PERNIKAHAN KAMILIA

    Suasana hening menunggu aksi Saiful selanjutnya. Menerka-nerka apa sebenarnya yang akan terjadi.Lelaki itu berlutut di depan Kamilia. Tangannya mengeluarkan kotak segi empat kecil berwarna merah. Kamilia terpaku melihat tingkah laki-laki itu. Semua yang hadir juga tidak ada yang bersuara. Suasana hening dan syahdu. Seiring musik mengalunkan nada cinta. "Maukah kau menikah denganku?" Bergetar suara Saiful saat menyatakan keinginannya.Suara tepuk tangan gemuruh disertai suitan. Mereka berharap agar Kamilia juga menerima lamaran Saiful. Berkaca-kaca mata Kamilia, tanpa diduga laki-laki yang dicintainya melamarnya kini."Terima … terima!"Hadirin ramai berteriak. Mereka menyemangati Kamilia agar segera menerima cincin itu. Kamilia memandang ayah dan ibunya. Mereka mengangguk tanda setuju.Perlahan-lahan Kamilia menyodorkan tangannya. Saiful menyambutnya, lalu lelaki itu berdiri. Dia mengambil cincin dari kotaknya dan menyematkannya di jari manis Kamilia.Gemuruh tepuk tangan kembali mem

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 113. PERTUNANGAN AMIRA

    Sore yang cerah membawa Kamilia serta Amira dan Rinai sampai ke sebuah pelataran rumah sederhana. Kamilia dan Amira pergi menemui orang tua Amira. Untuk pertama kalinya Amira pulang setelah pergi selama bertahun-tahun.Tadinya Amira tidak mau tapi Amira memaksanya untuk meminta restu dari orang tuanya. Mereka pergi bertiga dengan Rinai ke rumah Amira."Ini rumahmu?" tanya Kamilia.Gadis itu hanya mengangguk. Dia menatap lekat rumah yang sudah lama ditinggalkannya. Ribuan kenangan berlompatan dalam benaknya. "Aku tidak mau!" seru Amira."Anak durhaka, ikuti dia! Dia akan memberimu pekerjaan." bentak bapak Amira –Zulfikar."Aku masih ingin sekolah, Pak," ratap Amira."Pergilah! Ikuti dia." Suara Zulfikar semakin lemah. Hatinya juga hancur harus merelakan anaknya menjadi pelacur."Mak!" Amira mencoba memohon pertolongan kepada ibunya.Ibunya hanya menggeleng sambil menangis. Matanya sudah bengkak karena menahan tangis sejak tadi. Kini, air matanya tumpah tidak dapat dibendung lagi. Pupu

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 112. MAU, KAN?

    Kamilia mengusap air matanya. Bersaing dengan hujan yang semakin deras. Lamunan Kamilia semakin dalam. Tok tok tok.Suara ketukan di pintu kembali membuyarkan lamunannya. Rupanya Saiful sudah berada di ambang pintu."Pulang," ajak Saiful."Masih hujan," ujar Kamilia. "Kayak jalan kaki saja, ayo!"Dengan malas Kamilia beranjak dan mengikuti pria itu. Wanita itu tidak ingin membantahnya. Hujan masih mengguyur Jakarta saat mereka menyusuri jalan yang basah. Tampak sepasang laki-laki dan perempuan berjalan dalam hujan. Tangan wanita itu merangkul erat pinggang laki-laki itu. Kamilia membayangkan itu adalah Garganif. Sukar diterima akal, jika dirinya kini telah berpisah. Entah mengapa sakit sekali hati Kamilia membayangkan Garganif dengan wanita lain."Kenapa?" tanya Saiful demi dilihatnya Kamilia hanya duduk mematung. Lelaki itu mengikuti arah pandang Kamilia. Dia melihat sepasang manusia berjalan sambil berangkulan. "Teringat siapa?""Tidak ada, kenapa?" "Enggak, lain dari biasanya.

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 111. DIMANAKAH GERANGAN?

    Kamilia merasa curiga melihat Amira dan Bintang berbisik-bisik sambil melirik ke arahnya. "Ngapain mereka?" pikir Kamilia. Dia melirik ke arah Saiful. Sama juga, lelaki itu tampak tersenyum misterius.Rinai yang sudah selesai berbelanja mengajak Kamilia untuk segera pulang. Namun, Saiful memberi kode bahwa dirinya masih ada tempat yang dituju."Oom masih ada urusan lain. Jangan dulu pulang, ya!" bujuk Saiful."Mungkin dia ada urusan mendadak," pikir Kamilia.Berlima mereka menaiki mobil mewah keluaran terbaru. Bintang dan Amira duduk bersebelahan di belakang. Rinai dipangku oleh Kamilia. Terlihat sebagai keluarga yang sangat bahagia. Kamila tersenyum bahagia, begitu pula Saiful. Lelaki itu selalu menyunggingkan senyum."Apa ih, senyam-senyum?" tanya Kamilia."Tidak apa-apa. Sebaiknya kamu tutup mata deh," jawab Saiful."Kenapa? Kalian pada kenapa, sih? Kok mencurigakan?" Kamilia bertanya."Tidak ada apa-apa?" Saiful tersenyum penuh misteri."Apa, sih?" Kamilia menggerutu. "Sok mister

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 110. BELANJA DI MALL

    Hari ini Kamilia berniat untuk pergi ditemani oleh Saiful dan Rinai. Bintang dan Amira juga merengek ingin ikut. Dasar, ada-ada saja mereka ini. "Ayolah, Kak, cuma ikut saja nggak minta digendong, kok," kata Amira dengan wajah merajuk. Mau tak mau membuat Saiful dan Kamilia tersenyum dan mengangguk ke arah mereka berdua. Kubiarkan mereka asik menikmati permainan di mall itu, saat Kamilia sendiri memilih masuk pada sebuah salon kecantikan terkenal di tempat itu. Sekarang saatnya dia memanjakan diri, sedikit melupakan hal-hal yang membuat otak dan pikiran lelah dan stress.Saiful dan yang lainnya juga seperti tak keberatan meluangkan waktu hanya untuk menunggui Kamilia yang membutuhkan waktu hingga dua jam lebih itu.Setelahnya, mereka berjalan beriringan. Menyusuri satu demi satu toko yang menjual aneka barang dagangannya, lalu berhenti di sebuah toko baju yang menyediakan perlengkapan kebutuhan anak-anak. Selain desain yang menarik, harganya juga masih ramah dikantong dengan model ya

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 109. DUA BULAN LAGI

    "Apa sebaiknya kita percepat saja pernikahan kita?" tanya Saiful.Kamilia yang tengah minum orange jus kesukaannya, langsung menyemburkannya dan hampir saja mengenai muka Saiful. Tentu saja lelaki itu kaget dibuatnya."Kamu itu bercandanya nggak lucu tau," kata Kamilia ketus. Wanita itu menatap ke arah Saiful yang langsung terbahak sambil mengangsurkan tisu padanya."Maaf, kamu sampai kaget begitu. Tapi aku tidak bercanda Kamilia, aku serius dengan ucapanku barusan.""Kamu pikir mentang-mentang aku janda, makanya kamu bisa seperti itu memintaku untuk menikah segera?" "Bukan begitu maksudku, hanya saja aku sudah tak tahan dan ingin segera memilikimu. Lagi pula aku takut tergoda dengan yang lain, atau kamu akan kembali kepada Garganif lagi," ungkap Saiful jujur.Kamilia memutar bola matanya malas, merasa ucapan Saiful sungguh tidak penting."Jika aku mau kembali kepada lelaki itu, aku tidak akan duduk di sini bersamamu dan mengatakan padamu tentang kedatangan papanya Rinai.""Oh ya, beg

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 108. MEMINTA RUJUK 

    Kamilia menghentikan mobilnya tepat di depan mereka, Amira dan Bintang. Tawa Kamilia terhenti saat melihat mata Amira bengkak."Apa yang terjadi?Jangan bilang kamu yang membuat Amira menangis!" tuduh Kamilia kepada Bintang."Bukan bukan aku," elak Bintang. Pemuda itu melihat ke arah Amira mengharapkan dukungan."Bukan, Kak. Aku hanya teringat Andra." Amira menjawab sambil masuk ke mobil. "Kamu gak ikut?" tawar Amira."Aku bawa motor." Bintang melambaikan tangannya kepada mereka."Kamu pacaran sama Bintang?" tanya Kamilia."Hehehe." Amira hanya tertawa malu. Dia menunduk menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah."Ya, sudah, gak apa-apa. Kakak juga mau nikah," ucap Kamilia mengagetkan Amira."Sama siapa?" Amira menoleh dengan cepat, memastikan kalau dirinya tidak salah mendengar."Saiful." Seketika ingatan Amira melayang kepada sosok laki-laki tampan yang bermata teduh. Seorang laki-laki yang sempurna. Amira juga ingin mempunyai suami seperti dia. Sudah ganteng, sholeh, punya perusaha

  • MELACUR KARENA TERPAKSA    Bab 107. BUKAN KARENA ANDRA

    Laila terkejut mendengar perkataan Amira. Bisa saja Andra meminta Bintang untuk mencintai Amira."Bisa jadi," kata Laila sambil berbisik. Mereka menjaga agar suaranya tidak terdengar oleh orang lain."Ssst … jenazah sudah keluar. Ayo!" Amira menggamit lengan Laila. Mereka berjalan beriringan dengan pelayat lainnya. Bintang tampak menggandeng sang ibu. Bintang mengedipkan matanya sebagai isyarat dirinya tidak bisa dekat-dekat dengannya. Amira mengangguk, gadis itu mengerti.Amira menangis saat pemakaman, begitu pula Laila dan Adelia. Mereka bertiga lama terpekur setelah orang lain pulang. Mengenang saat-saat kebersamaan dulu dengan kenangannya masing-masing."Kita pulang, yu," ajak Laila.Amira dan Adelia mengangkat wajahnya. Mereka berdiri lalu beranjak dari gundukan tanah merah itu. Berjalan menyusuri deretan batu nisan.Amira menoleh ke arah makam Andra. Gadis itu seperti melihat Andra berdiri menatapnya. Amira berhenti memperhatikan, dia akan kembali lagi. Namun, Laila menggamit le

DMCA.com Protection Status