AYO VOTE DULU
BAB 87 KETEGANGANMereka semua sedang sama-sama tegang seolah gesekan sedikit saja siap membuat situasi meledak. Meski Gerald sudah berusaha bersikap tenang untuk terlihat manusiawi dan lebih penyabar, tapi auranya tetap sangat dominan. Dingin, kaku, dan keras, samasekali tidak cocok berada di antara mereka. Cuma Pangeran Husain yang tetap terlihat nyaman di gendongan Gerald."Bagaimana jika kita makan siang dulu?" Mara berinisiatif untuk memecah ketegangan.Belum juga ada yang bergerak terutama Jared Landon."Ems, ajak dia masuk." Mara menatap Emillie dan Gerald bergantian kemudian mencekal lengan Jared agar tidak mengacau.Setelah meminta Gerald untuk mengembalikan Pangeran Husain pada Yang Mulya Serkan, Emillie mengajak Gerald masuk ke dalam rumah mereka. Saat itu juga Mara langsung melotot tegas pada Jared."Tahan dirimu! yang terpenting putri kita sudah pulang!"Sepertinya memang tidak akan mudah membuat mereka bisa duduk tenang dalam satu meja makan."Maaf, Yang Mulya ...." Anel
BAB 88 TIDAK TERMAAFKAN Ketika melihat mutan seperti Gerald sampai rela berlutut dan berjanji akan memberikan segalanya untuk Emillie, saat itu juga Jared langsung sadar jika pemuda brengsek itu telah melakukan sebuah dosa besar yang sangat terlarang. Jared langsung menerjang Gerald dengan sebuah hantaman keras, Jared benar-benar ingin meremukkan tulangnya sampai hancur. Jared sangat mengutuk perbuatan Gerald, di antara semua perbuatan yang pernah dia lakukan, ini adalah yang paling tidak terampuni dosanya. Meskipun Jared juga sering ceroboh dan sangat gegabah, tapi buktinya dia masih sangat menjaga Mara untuk tetap menjadi manusia normal, berubah dan menua untuk tetap dia cintai. "Hentikan, Papa ...!" Meski sama-sama syok, ternyata Emillie tetap tidak sanggup melihat Gerald dihajar seperti itu. "Papa, aku mencintainya ...." Jared tidak menghiraukan, dia tetap mencekik leher Gerald sampai otot lengannya ikut bermunculan dan bergetar kaku. Kaki Gerald menggelinjang kejang layaknya
BAB 89 JANJI GERALDGerald telah melakukan tindakan yang sangat dilarang, padahal Pangeran Artur sudah mengingatkan agar dia tidak ceroboh. Tapi ketika Emillie mengalami kondisi kritis akibat keguguran beruntun, ternyata Gerald tidak sanggup jika harus kehilangan Emillie. Brandon Lington tahu keputusan Gerald waktu itu juga sangat sulit. Brandon tidak dapat mencegah meskipun dia yakin Jared akan sangat murka.Gerald telah bersumpah pada Brandon Lington untuk menebus semua dosanya terhadap Emillie. Gerald akan memberikan semua yang Emillie inginkan, termasuk dengan datang dan minta maaf pada keluarganya. Gerald siap menanggung semua akibat perbuatannya, termasuk konsekuensi besar yang belum bisa dia ceritakan kepada Emillie sekarang."Aku benar-benar ingin kau tetap bisa menjalani hidupmu, bahagia di duniamu, bersama orang-orang yang kau kenal." Gerald membelai wajah lembut Emillie. "Wujudkan cita-cita orang tuamu, aku bersumpah tidak akan mengambilmu sedetikpun dari mereka." Kali ini
BAB 90 GERALD & PANGERAN HUSAINBegitu sampai di dalam kamar mandi, Gerald menurunkan Pangeran Husain di samping bak yang juga langsung dia isi dengan air hangat."Kemari, biar aku lepas dulu bajumu."Gerald melepas piyama berkancing yang dipakai Pangeran Husain, balita Montok itu sangat penurut pada Gerald."Oh! Kau tetap saja jorok!"Gerald melepas popok Husain yang penuh gumpalan jelly beraroma amoniak tidak sedap. Gerald langsung membuangnya ke tempat sampah di bawah meja wastafel kemudian membawa Husain untuk dia semprot air kran sebelum ia masukkan ke dalam bak."Geh! Geh!"Husain memercikkan air, balita itu nampak kegirangan. Sementara Gerald memilih sampo dan sabun, Husain terus memercikkan air sampai lantai menjadi licin. Husain menyukai Gerald karena dia tidak cerewet saat Husain membuat kekacauan di kamar mnadi, Gerald cuma tidak suka yang jorok."Sepertinya tidak masalah kau bisa pakai sampo orang dewasa!"Gerald menuangkan sampo dari botol yang baru dia baca komposisi se
BAB 91 SARAPANDaraya melihat Mike Lukin sedang membuka pesan di ponselnya, Daraya pikir urusan mereka sudah selesai ia harus segera kembali karena adik perempuannya masih menunggu di loby."Aku harus pergi!"Mike langsung menatap Daraya, masing-masing ujung ekor matanya menyipit tajam."Siapa bilang kau boleh pergi!""Kita sudah selesai.""Aku belum!" tegas Mike Lukin dengan nada dingin, kemudian menoleh kedua pengawalnya untuk memberi perintah. "Seret dia!"Daraya melotot terkejut. "Apa mau kalian?" dia panik."Jangan berulah jika tidak mau mempersulit dirimu!" Mike mengingatkan. "Cepat singkirkan dia dari hadapanku!""Jangan berani mendekat!" Daraya beringsut mundur dan langsung menjerit ketika lengannya dicekal kasar."Tidak!" Daraya berusaha berontak. "Lepaskan aku!" Pergelangan tangan Daraya sampai terasa nyeri tapi dia tetap mereka seret kasar melalui lorong."Hentikan, apa yang kalian lakukan!"Daraya langsung didorong masuk ke dalam kamar, tubuhnya terlempar dan perutnya nyer
BAB 92 TANTANGAN DARI JARED Karena kebodohannya sendiri Daraya benar-benar sudah berurusan dengan orang yang salah. Mike Lukin tidak akan memiliki empati terhadap wanita, dia tidak akan segan untuk menyiksa siapa saja. "Keluarkan aku!" Daraya terus memukuli daun pintu sampai tangannya terasa perih karena memar. "Keluarkan aku!" Akhirnya Daraya menyerah, tubuhnya merosot lemas di lantai dan meringis oleh perutnya yang nyeri. Saat itu Daraya mulai melihat ke sekeliling kamar yang tak berjendela. Daraya semakin takut, tidak ada yang bisa menolongnya. Ponsel Daraya juga dirampas, dia tidak akan bisa minta pertolongan pada siapapun. Nampaknya kali ini karman untuk Daraya mulai berjalan. Setelah hampir dua jam meringkuk menahan nyeri dengan air mata berurai Daraya dikagetkan dengan suara pintu yang dibuka dengan kasar. Daraya langsung waspada, dia bangkit berdiri, wajahnya lembap dan pucat oleh air mata. Dua orang pengawal bertubuh tinggi besar kembali masuk ke dalam kamar. "Apa lagi
BAB 93 DITANTANG UNTUK JUJURAnak buah Mike Lukin berhasil menculik Pangeran Husain, bayi laki-laki berumur satu tahun itu dia bekap dan langsung dia lempar masukkan ke dalam mobil untuk dia bawa kabur sebelum ada yang sadar."Dengar!" Pemuda kurus bernama Billy Barker itu menjentikkan jari pada Husain yang masih dia bekap mulutnya. "Jangan menangis, aku akan mengajakmu jalan-jalan."Karena mulutnya masih dibekap, Husain cuma bisa berkedip-kedip tapi kelihatannya bayi itu tidak takut dan tidak akan menangis. Pelan-pelan Bill melepas bekapan mulutnya. Husain memang tidak menangis dia malah langsung memamerkan dua pasang gigi kelincinya yang besar-besar dalam senyum lebar."Nah, bagus! Anak pintar!" Husain mendapat pujian. "Kita akan jalan-jalan!"Bill terlihat menghubungi seseorang sambil mulai menghidupkan mesin mobilnya."Aku sudah mendapatkan bayinya, akan segera kubawa pada kalian!"Saat itu sebenarnya Husain juga ikut menyimak dengan wajah polos montok menghisap ibu jari berliur.
BAB 94 AKHIRNYA JUJURBegitu Daraya kembali tersadar, dia sudah berada di dalam ruangan berbeda, tapi tetap sama-sama disekap. Bekas pukulan di wajah Daraya masih berdenyut-denyut sakit, agak bengkak dan memar, perut Daraya juga masih nyeri. Airmata Daraya kembali mengalir, dia sama sekali tidak tahu sedang berada di mana. Daraya dikurung seorang diri dalam kondisi perut hamil besar, disekap oleh orang-orang yang tidak segan memukul wanita. Daraya sangat takut, dia tidak mau sampai kehilangan bayinya.Daraya benar-benar hanya bisa berharap pada keajaiban untuk bisa keluar dari tempat itu."Gerald selamatkan bayimu ...." tangis Daraya sambil memeluk perutnya.******"Beri aku banyak bayi yang merepotkan agar tidak bisa kabur darimu!" Emillie mengucapkannya dengan meraba dada hangat Gerald."Aku tidak bisa!"Akhirnya Gerald bicara jujur."Apa kita benar-benar harus menunggu dua tahun lagi?"Emillie sudah tidak sabar ingin memberi Gerald bayi laki-laki montok seperti Pangeran Husain."A
BAB 58 KEBOHONGAN YUSUFKetika sedang bertugas menyalurkan bantuan pangan, ketiga helikopter milik tim relawan diserang sebuah jet tempur di atas perbukitan. Ketiga badan helikopter ditemukan sudah meledak hancur, termasuk helikopter yang sedang dikendarai oleh Pangeran Yusuf. Evaluasi serta pencarian korban segera dikerahkan. Dua orang pilot ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kondisi sangat mengenaskan. Tapi Pangeran Yusuf tidak ditemukan.Helikopter yang di kendarai oleh Pangeran Yusuf juga jatuh agak terpisah di lembah bukit. Proses evakuasi dan pencarian jadi agak sulit karena kendala Medan yang terjal. Kemungkinan Pangeran Yusuf juga sudah tidak selamat, tapi Pangeran Albani bersikeras harus menemukan tubuh putranya.Setelah hampir dua puluh empat jam pencarian akhirnya Pangeran Yusuf ditemukan di tebing lereng. Pemuda itu ditemukan dalam kondisi tubuh lemas pingsan tapi ajaibnya masih hidup. Nyaris tidak masuk akal karena Pangeran Yusuf juga cuma mendapat luka ringan benturan
BAB 57 PERGI KE MEDAN PERTEMPURAN BERSAMA GERALD"Aku ingin ikut berangkat bersama tentara kita untuk menghentikan agresi militer.""Tidak!" Serkan langsung menolak tegas permintaan putranya untuk ikut berangkat ke medan perang. "Kau tetep akan berada di sini!""Yusuf akan pergi." Hamdan membandingkan dirinya dengan Yusuf. "Kenapa aku tidak bisa?""Perjuanganmu bukan di tengah medan pertempuran dengan senjata."Serkan tidak memberitahu jika dia telah mengutus Gerald bersama pasukannya. Putra mahkota tetap harus mereka jaga."Aku akan pulang untukmu Baba." Hamdan masih memohon kerelaan Yang Mulya Serkan agar memberi ijin."Aku tidak akan mengambil resiko untuk putra mahkotaku!" Serkan menatap tegas. "Bahkan seandainya negara kita yang sedang diserang, aku sendiri yang akan melindungi mu di tengah benteng yang paling tebal!"Serkan terus menatap tajam ke manik mata Pangeran Hamdan."Bukan karena kau putraku, tapi karena darahmu terlahir untuk sebuah tujuan yang lebih besar bagi rakyat k
BAB 56 IKUT BERTEMPURSetelah menandatangi kerjasama militer dengan Raja Khaleed, Yang Mulya Serkan menyampaikan pidatonya di hadapan seluruh media serta tamu undangan penting yang ikut hadir menyaksikan pertemuan penting tersebut. Pertemuan penting yang akan menjadi bagian dari sejarah kemajuan peradaban militer di masa depan.“Penandatanganan perjanjian kerjasama jangka panjang ini mengkonfirmasi ketahan hubungan antara dua negara yang dibangun di atas kepercayaan, dibentuk oleh sejarah, dan didorong oleh visi bersama kami tentang masa depan yang penuh peluang, inovasi, dan kemakmuran berkelanjutan.”Gemuruh tepuk tangan diberikan untuk keberanian Yang Mulya Serkan yang juga telah mengkonfirmasi keikut sertaan negaranya untuk mengirim pasukan tempur guna menghentikan agresi militer. Ditengah semua orang yang sedang bertepuk tangan Putri Sofia justru sedang diliputi rasa tegang. Putri Sofia melihat babanya yang sangat pemberani, tanpa gentar meletakkan dirinya di garda paling depan
BAB 55 PERTARUNGAN Beruntung para tentara relawan sudah cukup waspada, setiap malam mereka sengaja hanya menyalakan lilin di dalam tenda kemudian tidur di balik barisan bukit kecil di seberang sungai. "Brengsek!" Kemal mengumpat keras. "Mereka benar-benar datang!" Ketika serangan udara datang menghujani seluruh camp dengan berbagai peluru misil, para tentara relawan cuma menyaksikan gemuruh ledakan itu dari lereng bukit. Kilat api terlihat berkobar dari jejak ledakan menggelegar. Asap pekat bercampur pasir gurun membumbung ke langit gelap. Benar-benar gempuran yang brutal, kemal dan yang lain yakin mereka tidak mungkin akan selamat bila masih berada di camp. Sehebat apapun bala tentara musuh dan persenjataan mereka. Pertolongan dari langit tetap bisa tiba-tiba datang untuk mereka yang diberi keberuntungan. Kemal dan seluruh kawannya selamat tanpa ada yang terluka. ******* Putri Sofia sedang duduk seorang diri di sofa balkon kamarnya, langit malam mulai ditumbuhi percikan bi
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija
BAB 51 PERTEMPURAN AKAN KEMBALI DIMULAI "Ternyata Putri Sofia pergi berlibur dengan Pangeran Yusuf." Abdul langsung melapor pada Pangeran Al-Waleed. "Darimana kau mendapat informasi itu?" Pangeran Al-Waleed melempar tatapan tajam pada pengawalnya. "Pangeran kecil itu yang baru bercerita." Abdul dan Pangeran Al-Waleed memperhatikan Pangeran Habibi yang masih duduk sendirian. "Tidak mungkin anak-anak akan berbohong" Abdul melanjutkan. "Dia juga memberitahu jika Putri Sofia menyimpan banyak foto Pangeran Yusuf." Telinga Pangeran Al-Waleed semakin terbakar, rongga dadanya bergemuruh hebat dengan rasa panas. "Kembali kirim Hamna untuk mengawasi Putri Sofia!" ****** Terlepas dari hati Putri Sofia yang masih bimbang dan perasaan Pangeran Yusuf yang belum bisa terbalas, mereka tetap harus menjadi saudara yang saling menyayangi. "Apapun yang bakal terjadi aku tidak ingin hal tersebut merubah hubungan kita." Yusuf menggenggam tangan Putri Sofia. "Ya?" Putri Sofia mengangguk
BAB 50 SOFIA & YUSUFSetelah berpisah di savana dengan perasaan cemas, Pangeran Yusuf benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan Putri Sofia, apa lagi setelah itu Putri Sofia juga tidak turun untuk makan malam. Pangeran Yusuf sangat takut telah bertindak ceroboh.Dalam pikiran Yusuf, Putri Sofia tetap gadis muda yang masih sangat polos, belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Seharusnya Yusuf tidak tergesa-gesa. Sekarang Yusuf merasa sangat bodoh karena tidak dapat menahan diri."Dimana Sofia?" Emillie yang bertanya dimeja makan."Sepertinya dia kelelahan setelah berkuda." Mara yang menjawab. "Zahra sudah mengantar makan malam Sofia ke kamar."Meski tahu penyebabnya, Pangeran Yusuf tidak berani ikut bicara.Sampai larut tengah malam Yusuf melihat kamar Putri Sofia masih terang benderang, tapi Yusuf tidak berani mengusik. Sekedar mengirim pesan pun Pangeran Yusuf tidak berani.Sepanjang malam itu sebenarnya Putri Sofia dan Pangeran Yusuf sedang sama-sama tidak bisa tidur. Sampai lewat