BAB 7 ZAHRAAyah Zahra juga seorang tentara, menjabat sebagai panglima komando persenjataan rahasia. Pada saat negara mereka dalam pertempuran besar, rumah keluarga Zahra menjadi salah satu target utama serangan musuh. Pihak musuh berdalih rumah tersebut digunakan sebagai gudang persenjataan pemusnah masal meski akhirnya tuduhan itu tetap tidak terbukti.Hanya dalam hitungan detik, ditengah larut malam, ketika seluruh orang terlelap tidur, tiba-tiba rumah keluarga Zahra dihantam dua buah rudal. Kedua rudal tersebut meluluh lantakkan seluruh bangunan tiga lantai hingga rata dengan tanah. Benar-benar sebuah serangan keji yang telah menyalahi aturan peperangan dan kemanusiaan.Kedua orang tua Zahra beserta seluruh pekerja di rumah mereka meninggal dalam tragedi mengerikan tersebut. Pagi harinya Zahra ditemukan sedang tertimbun puing beton bersama adik laki-lakinya di sudut kolam. Ketika ledakan terjadi Zahra memeluk adik laki-lakinya untuk dia bawa melompat ke kolam dari jendela kamar me
BAB 8 MELIHAT KILASANSudah hampir satu kali dua puluh empat jam, Putri Sofia belum juga ditemukan, bahkan belum ada petunjuk sama sekali siapa yang membantu gadis muda itu kabur. Serkan terus menemani Anelies agar dapat lebih tenang untuk memusatkan konsentrasi. Anelies sedang berusaha melihat kilasan dari dalam kepalanya untuk menemukan kebenaran putri mereka."Aku tidak melihat apa-apa." Anelies merasa putus asa, sudah puluhan kali dia mencoba tapi tetap gagal."Coba pelan-pelan dengan lebih tenang." Serkan bantu menggenggam telapak tangan Anelies.Anelies kembali memejamkan mata, memusatkan konsentrasi sambil beberapa kali menyebut lembut nama Putri Sofia. Rasanya seperti meluncur ke dalam lorong gelap tidak berujung, tapi Anelies tetap tidak melihat apa-apa."Aku tidak bisa!" Anelies menghela napas dalam kemudian mengerjap lebar untuk menatap suaminya. "Ini sangat aneh, aku benar-benar tidak bisa melihat apapun!"Mungkin karena Putri Sofia pergi atas kemauannya sendiri dan sedang
BAB 9 KESEPAKATAN PUTRI SOFIA & FAAZABila Faaza tidak mau membantu Putri Sofia bersembunyi, Putri Sofia mengancam akan menuduh pemuda itu telah melakukan pelecehan terhadap dirinya. Pelecehan terhadap seorang putri raja jelas hukumannya tidak main-main. Bukan cuma Faaz yang bakal kehilangan kepala, Zahra juga bisa ikut celaka bila adik laki-lakinya berulah. Tapi jika Faaz mau membantu Putri Sofia bersembunyi untuk kabur dari perjodohannya dengan Pangeran Al-Waleed, Putri Sofia berjanji akan bertangungjawab sendiri, dia tidak akan melibatkan Zahra serta adiknya."Baiklah aku setuju!"Akhirnya Faaz terpaksa setuju tanpa memiliki pilihan lain karena dia juga sudah terlanjur membawa Putri Sofia terlalu jauh dari Istana Zubair. Semuanya sudah kepalang tanggung, tapi masalahnya apa Putri Sofia bisa tinggal di luar fasilitas istana."Tapi ingat, rumah ini bukan Istana Zubair, tidak ada pelayan, tidak ada juru masak istana, dan kau harus mengurus dirimu sendiri." Faaz tahu tuan putri cantik
BAB 10 GADIS CANTIKFaaz memperhatikan punggung Putri Sofia yang pergi terburu-buru masuk ke dalam rumah. Putri Sofia sangat cantik jelita, mustahil Faaz tidak menyadarinya. Tapi bagi Faaza yang cuma pemuda dari rakyat kelas bawah, Putri Sofia bagaikan mahluk berbeda alam, karenanya Faaz tidak pernah berani memiliki pikiran macam-macam mengani putri cantik Yang Mulya Serkan.Begitu kembali ke kamar Zahra, Putri Sofia segera memeriksa kran shower. Kali ini airnya langsung mengalir deras, cuma air dingin, tidak ada air hangat. Putri Sofia tidak peduli, dia segera mengguyur tubuhnya dengan air dingin tanpa sempat melepas pakaian. Sungguh jantung Sofia masih berdebar aneh dan sangat tidak nyaman, dia butuh tenang untuk kembali bernapas normal.Setelah cukup lama berdiri basah kuyup, pelan-pelan Putri Sofia mulai menurunkan bahu pakaiannya sampai meluncur jatuh ke lantai. Kulit mulus Putri Sofia terlihat kemerahan, sangat cantik dengan lekuk feminim sempurna dari gadis muda yang sedang ber
BAB 11 Sudah hampir dua hari Putri Sofia menghilang, setiap malam Anelies menangis tanpa henti memikirkan kondisi Putri Sofia. Anelies yang paling tahu seperti apa rasanya hidup terlantar di luar. Ibu manapun pasti akan sesak napas mengkhawatirkan keselamatan putrinya yang masih hilang tanpa jejak dan kabar. "Sungguh Yang Mulya, aku sangat takut." "Omar telah mengerahkan lebih banyak prajurit untuk melakukan pencarian di seluruh kota." Omar juga mengerahkan prajurit untuk melakukan penyamaran di beberapa negara tetangga sebagai antisipasi jika mungkin ada pihak yang sengaja menculik Putri Sofia. "Aku takut sesuatu yang buruk menimpa putriku." Anelies terus terisak dengan napas yang sudah sesak. "Kenapa kita tidak membuat pengumuman masal agar Sofia segera bisa kita temukan?" "Aku juga sangat mencemaskan Sofia, tapi kita tetap harus sangat waspada dan berhati-hati dalam hal ini." Serkan tidak akan ceroboh untuk membuat pengumuman mengenai putrinya yang sedang hilang. Karen
BAB 12 JALAN-JALAN DI LUARPangeran Habibi juga terlihat lesu karena semua orang di sekitarnya sedang bersedih. Para pelayan di Istana Zubair juga tidak ada yang berani tersenyum sejak Putri Sofia menghilang."Husain, apa kau tidak bisa bantu menemukan Sofia?" Pangeran Habibi menghampiri Pangeran Husin Yang sedang sibuk membaca."Aku tidak tahu bagaimana caranya." Husain juga benar-benar tidak bisa melihat apapun."Kemarin kau bisa tahu ketika istri Bagheera akan melahirkan bayi singa laki-laki." Habibi berharap Husain bisa membuat keajaiban."Itu cuma kebetulan, aku tidak bisa selalu tahu segala hal.""Kau bohong!" Habibi cemberut tidak percaya karena menurutnya Husain selalu bisa bantu menyelesaikan masalah dengan ajib."Aku bukan bohong, karen itu aku harus banyak belajar dan banyak membaca agar tahu banyak hal." Husain setengah menyindir adiknya yang malas belajar."Apa kau tidak bisa minta bantuan Zontus untuk membantumu?""Tidak." Husain menggeleng.Zontus sudah berusaha keras
BAB 13 DALAM BAHAYAHari ini Pangeran Al-Waleed memiliki jadwal kunjungan sosial ke negara tetangga mereka untuk menyerahkan donasi dari istana. Pangeran Alwaleed sedang dalam perjalanan didampingi pengawal pribadinya."Apa kau sudah mendapat informasi mengenai Putri Sofia?" Pangeran Al-Waleed kembali bertanya pada Abdul."Maaf pangeran, sepertinya keluarga istana sangat tertutup dan aturan Istana Zubair sangat ketat. Kami kesulitan mencari informasi."Sepertinya Pangeran Al-Waleed semakin tidak sabar ingin bertemu Putri Sofia."Saya yaki Putri Sofia akan segera pulih dari sakitnya dan Yang Mulya Serkan juga akan segera membawanya pada Anda.""Aku merasa ada yang aneh!" Insting Pangeran Al-Waleed jauh lebih tajam. "Ada kebohongan besar yang coba mereka tutupi dariku!""Sebaiknya Anda tunggu saja janji Yang Mulya Serkan." Abdul berusaha menenangkan pangeran mudanya. "Janji seorang raja seharusnya bukan main-main!"Abdul berpikir pangeran Al-Waleed sedang tidak sabar untuk menikahi put
BAB 14Nampaknya Faaz benar-benar marah dengan cara bercanda Putri Sofia yang sembarangan mengaku sebagai istri. Putri Sofia iseng mengaku sebagai istri Faaza di hadapan Jasmine, prajurit cantik yang seperti disukai oleh Faaz."Maaf, aku tidak bermaksud membuat teman wanitamu kesal." Putri Sofia berusaha meminta maaf. "Lain kali aku tidak akan bercanda lagi."Faaz sudah tidak menanggapi, pemuda itu pilih tetap fokus mengemudi untuk buru-buru membawa Putri Sofia pulang. Sesampainya di rumah, Faaz tetap tidak banyak bicara, menurunkan semua belanjaan mereka untuk dia angkut sendiri ke lemari penyimpanan."Apa kau butuh bantuan?" Putri Sofia menawarkan diri."Makan dulu sarapanmu, jangan terlambat makan." Faaz mengingatkan makana yang tadi telah mereka beli."Kau juga belum makan, aku akan menunggumu!"Putri Sofia akan menunggu sampai Faaza selesai dengan semua pekerjaannya. Faaz berusaha mengacuhkan semua usaha Putri Sofia, tapi ternyata gadis itu benar-benar sabar menunggu. Putri Sofia
BAB 46 TANTANGAN BERATKomandan tim relawan telah mengkonfirmasi pada media yang telah meliput kejadian tembakan rudal dua hari yang lalu."Tidak ditemukan tubuh korban di lokasi kejadian!" Kemal juga telah mencari berbagai berita mengenai kejadian tersebut."Pagi setelah ledakan, warga cuma melihat bekas kendaraan militer yang telah hancur. Kondisinya sangat parah. Seandainya Faaz masih selamat dari maut, pasti kali ini dia juga sudah tertangkap oleh pihak lawan.""Oh, Tuhan...!" Kemal terus mencengkeram rambut di kepalanya.Tertangkap sebagai penyusup hukumannya bisa sangat keras mengerikan.*******Putri Sofia sedang duduk di balkon bersama Yang Mulya Seika ketika Zahra datang melapor."Putri Sofia, baru saja Pangeran Al-Waleed datang untuk menjenguk Anda."Sofia cukup terkejut karena dia pikir Pangeran Al-Waleed tidak akan nekat datang."Aku belum mau bertemu siapapun!" Putri Sofia menolak Pangeran Al-Waleed di hadapan Yang Mulya Seika. "Katakan saja aku masih perlu istirahat."
BAB 45 SIAPA YANG AKAN MENANGPutri Sofia baru pulih dari demam, sudah mulai mau menghabiskan sarapan tanpa rasa mual."Hari ini Yang Mulya Seika akan datang mengunjungi Anda, Putri Sofia."Putri Sofia tersenyum bahagia mendengar neneknya akan datang menjenguk. Di antara semua orang di keluarga istana, Yang Mulya Seika adalah orang yang bakal selalu membela Putri Sofia sebagai cucu kesayangannya. Bahkan Serkan tidak kan berani menentang jika ibunya yang telah bicara."Siapkan gaun hadiah dari nenekku, aku ingin memakainya hari ini."Zahra terus mendampingi Putri Sofia yang masih terlihat agak pucat tapi sudah kembali bersemangat. Zahra tidak berani memberitahu Putri Sofia mengenai kabar duka yang baru dia dapatkan mengenai adiknya.******Pangeran Al-Waleed sedang dalam acara kunjungan kenegaraan di Eropa ketika Hamna memberi kabar mengenai kondisi Putri Sofia."Putri Sofia sedang sakit sejak dua hari yang lalu.""Kenapa kau baru memberitahuku?" Pangeran Al-Waleed cukup terkejut dan a
BAB 44 HILANGSampai hari kembali malam, demam Putri Sofia belum juga mereda, justru demamnya semakin tinggi. Zahra yang terus berjaga sepanjang malam melihat Putri Sofia terisak sedih, airmata bening mengalir dari sudut kelopak matanya yang masih terpejam rapat."Jangan pergi...."Putri Sofia juga terus mengigau dalam demam."Jangan hilang...."Meski sudah tidak menyebut nama Faaz tapi Putri Sofia terus menangis pedih dalam demam."Jangan pergi...."Zahra mengambil saputangan untuk pelan-pelan menghapus air mata Putri Sofia agar tidurnya tidak terusik. Dua jam lagi waktunya Putri Sofia bangun minum obat, sekarang dia harus beristirahat terlebih dahulu."Jangan pergi...." Putri Sofia terus bicara seperti itu berulang-ulang."Jangan pergi...."Sebagai pengawal pribadi yang telah mendampingi Putri Sofia sejak gadis itu masih anak-anak, Zahra ikut merasa sedih melihat Putri Sofia nampak tidak bahagia. Dalam hati Zahra ikut berdoa agar tuan putri cantiknya bisa segera kembali ceria sepert
BAB 43 PENGORBANANSetelah mendengar suara teriakan, Dua orang prajurit bersenjata muncul dari dua ujung lorong, mereka langsung melepaskan tembakan ke arah Faaza. Faaz yang saat itu masih memegangi lengan bocah laki-laki untuk turun ke lubang saluran irigasi jelas tidak dapat menghindar.Tanpa piki panjang, Dokter Faiza langsung berlari melompat untuk menghalangi peluru. Kejadiannya sangat cepat dan kacau, Faaz melotot beku, peluru ke dua nyaris menembus kepala Dokter Faiza kemudian terpantul ke dinding. Beruntung Faaz selalu jauh lebih cekatan, sebelum kedua prajurit itu kembali melepaskan tembakan, Faaz berhasil lebih dulu membidik kepala mereka dengan sangat tepat sasaran.Dua tubuh besar seketika roboh tumbang ke lantai. Faaz juga melihat Dokter Faiza masih tersungkur di lantai anak tangga, sekujur pinggangnya berlumuran darah hingga belum jelas bagian mana yang tertembak."Lari, selamatkan anak-anak!" Dengan kondisi tersengal berat Dokter Faiza masih memperdulikan keselamatan F
BAB 42 SIASAT UNTUK KABUR"Aku akan membebaskan kalian, tapi kita harus bekerja sama!" Faaz mengajak sandera yang lain untuk bekerja sama."Semua pintu dijaga tentara bersenjata, kami hanya akan mati konyol." Salah satu dari mereka mengingatkan Faaz."Karena itu kita perlu siasat!" Faaz terus meyakinkan. "Kecuali kalian ingin mati perlahan di tempat ini!"Beberapa orang terlihat saling bertukar tatapan tapi tidak ada yang bersuara."Ikuti saja rencanaku!" Faaz lanjut menjelaskan siasatnya. "Aku melihat ada lubang saluran pembuangan air di dekat anak tangga, bangunan sebesar ini pasti memiliki sistem irigasi besar yang tertata. Kita bisa kabur dari sana asal bisa keluar dari kamar ini!"Faaz mengitarkan pandangan pada setiap orang di sekelilingnya kemudian kembali bicara."Berapa petugas yang biasa mengantar makanan?" Faaz ingin tahu jumlah target sasarannya."Biasanya mereka berdua dengan salah satu membawa senjata.""Apa hari ini mereka sudah mengantar makanan?" Faaz benar-benar su
BAB 41 FAAZ TERTANGKAPFaaz sengaja membiarkan dirinya ikut tertangkap karena itu adalah cara paling mudah dan efektif untuk menemukan titik keberadaan para sandera yang lain. Lengan Faaza di borgol dan dimasukkan ke dalam mobil besar berbodi tebal. Ternyata di dalam mobil tersebut juga terdapat seorang pria yang juga baru tertangkap, dia seorang jurnalis, kedua rekannya telah ditembak mati di pinggir jalan karena tidak mau patuh."Tiarap, tundukkan kepalamu!"Punggung Faaz ditendang keras dari belakang sampai pemuda itu jatuh tertelungkup. Sebuah moncong senjata tiba-tiba sudah menempel tepat di tengkuk belakang Faaza. Kepala Faaz benar-benar bisa meledak setiap saat, tapi apapun yang terjadi Faaz tidak boleh melawan, dia juga harus terlihat patuh ketakutan."Aku akan menulis berita seperti yang kalian inginkan." Faaz berusaha menawar untuk keselamatan nyawanya.Faaz tahu mereka tetap membutuhkan jurnalis untuk menulis berita yang dapat menutupi mata dunia dari penindasan dan kekeji
BAB 40 PERTANDA BENCANASelama Zontus berhenti mengunakan sihir, Drakor tidak pernah lagi berubah ke wujud manusia. Drako juga mulai khawatir dia bakal jadi burung gagak hitam jelek untuk selamanya."Kak..." Kali ini Drakor bicara pada Zontus."Kak...!" Drako memberitahu akan ada bencana besar."Itu bukan urusanku!" Seperti biasa Zontus tidak perduli."Kak...Kak...Kak...""Manusia memang suka bertikai biarkan saja sampai mereka bosan agar bisa mengambil pelajaran sendiri!"Zontus benar-benar tidak mau ikut campur, dia sedang ingin fokus menjadi manusia tanpa sihir."Kak...." Drako masih memohon."Mereka akan berhenti sendiri jika sudah bosan dengan pertempuran!"Zontus merasa tidak ada gunanya memperingatkan manusia keras kepala, biarkan mereka terus berkelahi hingga bosan dengan pertikaian dan sadar jika mereka cuma menciptakan kerusakan serta penderitaan yang sebenarnya tidak perlu.Zontus telah hidup melalui banyak jaman, menyaksikan banyak pertempuran besar umat manusia. Setelah h
BAB 39 PANGERAN YUSUF VS PANGERAN AL-WALEED[Aku baik-baik saja, kau tidak perlu cemas]Pangeran Yusuf merasa aneh dengan jawaban putri Sofia yang merasa baik-baik saja. Sepanjang malam Pangeran Yusuf terus berpikir dan semakin cemas. Akhirnya pagi harinya Pangeran Yusuf kembali mengirim pesan.[Apa ada yang menekan mu?]Pangeran Yusuf tidak tahu jika ponsel Putri Sofia sudah berada di tangan pangeran Al-Waleed. Pastinya Pangeran Al-Waleed telah membaca semua pesan yang belum sempat terhapus dari ponsel Putri Sofia.[Beraninya kau berencana membawa kabur calon ratuku!]Seketika Pangeran Yusuf terkejut, rongga dadanya berdebar panas.[Di mana Sofia?]Yusuf tahu dia sedang berkomunikasi dengan Pangeran Al-Waleed.[Dia milikku, jangan berani-berani kau mendekatinya!] Pangeran Al-Waleed memberi kalimat ancaman. [Aku tahu latar belakang keluarga ibumu yang penghianat, kau masih beruntung mendapat kehormatan karena kemurahan hati Yang Mulya Serkan. Jangan berulah untuk kembali mempermaluka
BAB 38 INGIN KABURPengawal wanita yang baru dikirim oleh Pangeran Al-Waleed benar-benar membuat Putri Sofia murka. Hamna bukan cuma berani menentang perintah Putri Sofia, sepertinya dia juga tidak segan menyingkirkan Zahra. Putri Sofia tidak akan tinggal diam, dia tidak mau hidupnya diatur dan terus di awasi selama dua puluh empat jam oleh seorang mata-mata."Aku ingin kabur, apa kau bisa membantuku?" Putri Sofia menatap tajam ke mata Zahra."Maaf Putri Sofia, aku tidak bisa." Zahra tetap akan paling setia pada Yang Mulya Serkan."Dia akan terus mengawasi ku seperti tahanan, dia juga akan menyingkirkan mu dariku!" Putri Sofia terus mendorong Zahra agar mau membantunya kabur. "Pangeran Al-Waleed tidak akan memberiku kebebasan untuk sekedar bernapas karena dia bukan cuma ingin menguasai ku, dia juga ingin menguasai negaraku!"Akhirnya Putri Sofia bercerita pada Zahra meskipun Pangeran Yusuf sudah melarang."Pangeran Al-Waleed ingin menikahi ku demi kekuasaan yang lebih besar, dia akan