BAB 37 PERGI SENDIRI KE DALAM PERANGKAP.Suasana pagi di Istana Zubair cukup ramai dengan aktivitas, pelayan yang membersihkan jendela kaca dan lantai, petugas taman yang menyiram tanaman dan merapikan rumput. Meski cuacanya cenderung panas dan kering tapi halaman istana selalu terlihat hijau sepanjang waktu."Di mana Emillie, apa dia belum keluar?" Mara bertanya pada Mia yang baru ikut duduk."Akan kulihat di kamarnya!"Gadis kecil berambut ikal itu langsung berdiri lagi dan bergegas pergi. Sejak di ijinkan bermain dengan para kuda Mia sudah tidak banyak mengeluh lagi untuk tinggal di istana Zubair, anak itu lebih cepat beradaptasi dari pada Emillie. Emillie memang masih nampak tertekan untuk tinggal di Istana Zubair."Ems, apa kau sudah bangun?" Mia mengetuk pintu kamar kakak perempuannya."Ems ...!" gadis berbulu mata lentik itu kembali mengetuk daun pintu dengan lebih kencang tidak sabaran."Ems ...!"Tetap tidak ada jawaban sama sekali dari dalam. Karena pintu kamar Emillie tidak
BAB 38 PENUH KEBENCIAN Ini adalah kali pertama Emillie dibawa Gerald dalam kondisi sadar. Gerald membawa Emillie dalam penerbangan privat yang cukup panjang mengunakan pesawat boeing yang juga sangat mewah dan besar. Emillie tidak tahu akan dibawa kemana karena Gerald sama sekali tidak mengajaknya bicara meski mereka duduk saling berhadapan. Gerald benar-benar bisa seperti mutan goa yang tidak tahu bahasa manusia jika sedang marah. Yang membuat Emillie heran semua orang terlihat mematuhinya, termasuk kru penerbangan. Begitu turun di bandara, Gerald langsung menyeret lengan Emillie untuk segera dia bawa turun. Sebuah jenis mobil sport berwarna hitam pekat telah menunggu mereka di lokasi. Emillie juga langsung didorong masuk untuk duduk kemudian Gerald sendiri yang mengemudi. Mereka tidak keluar melalui jalur penumpang umum, tapi saat itu Emillie sudah tahu jika mereka kembali ke London. Ternyata Gerald membawa Emillie pulang ke Bibury, ke rumah tua besar yang kemarin juga sempat mere
BAB 39 SALING BENCI Emillie melihat tubuhnya yang tidak berdaya masih ditancap koyak oleh kemarahan Gerald yang entah dari mana saja sumbernya, karena kali ini pria itu sangat gelap, menolak disentuh. Kedua tangan Emillie dicengkeram ke atas kepala, pinggulnya ditumbuk kencang dan kasar hingga bergoncang-goncang seperti benda yang cuma ingin digunakan, bukan manusia untuk disetubuhi. Emillie memejamkan mata rapat-rapat, meski hatinya sakit dan tubuhnya perih dia tetap berharap Gerald akan membuatnya berdarah. "Jangan tutup matamu!" Gerald berdesis marah. "Aku ingin kau melihat aku yang melakukannya!" Gerald benar-benar sinting dia ingin Emillie melihat perbuatan terkutuk itu sebagai pembalasan setimpal. Emillie membuka mata, menatap manik gelap Gerald yang memekat tak tertembus. Pria itu mengeram seperti binatang, tubuh besarnya membungkuk kaku dengan gumpalan otot meregang panas terbakar. Mereka sama-sama berkeringat deras. Emillie melengkung kejang oleh tikaman Gerald yang tiba-
BAB 40 BISA MATI "Mike Lukin sangat berbahaya!" Harumi mengingatkan Dom. "Dia bukan cuma memiliki kekayaan dan gelar bangsawan, Mike Lukin juga dekat dengan petinggi politik serta raja dari beberapa negara besar!" "Ya, aku tahu!" Dom meyakinkan Harumi. "Kau tidak perlu cemas." "Kau tidak akan bisa mengalahkannya sendiri!" Harumi tetap mencemaskan Dom karena tahu Mike Lukin tetap bukan lawan sepadan untuknya. "Kau yang akan membantuku!" Dom kembali menyentuh punggung Harumi untuk meletakkan kepercayaan. "Kita bisa jika bekerja sama!" "Apa yang harus kulakukan?" Harumi bertanya dengan tatapan tegas mengisyaratkan jika gadis muda itu juga akan siap sedia tanpa gentar. "Kembalilah pada Mike Lukin, jangan sampai dia tahu kita telah bertemu. Aku butuh informasi pergerakannya!" Harumi juga langsung mengangguk tegas. "Rencana terakhir yang aku tahu dia menargetkan Tobias Harlot!" Harumi kembali menjelaskan. "Dia jenius dan memiliki banyak akses yang dapat membahayakan organisasi serta
BAB 41 MENGEJUTKANBegitu pulang Gerald melihat ruma sesudah sunyi, dia pikir Emillie telah tidur karena memang sudah lewat tengah malam. Gerald melihat makanan Emillie yang tidak disentuh dan yang lebih mengejutkan Gerald juga melihat pakaian yang bercecer di lantai. Awalnya cuma kemeja serta celana di lantai dapur, kemudian pakaian dalam Emillie juga ikut bercecer sampai di anak tangga dan lorong kamar.Gerald langsung melesat menerobos pintu kamar dan alangkah terkejut Geral melihat Emillie sedang meringkuk bugi*l di atas ranjang dengan memeluk botol anggur."Oh, sial!"Gerald sudah menyingkirkan semua makanan dari lemari pendingin tapi dia lupa mengunci pintu gudang anggur. Sepertinya Emillie sudah minum terlalu banyak sampai tidak sadar telah menelanjangi dirinya seperti gadis bodoh.Gerald segera merangkak naik ke atas ranjang untuk memeriksa. Napas Emillie berangsur lembut teratur dengan kelopak mata terpejam."Hmmm ...." Emilie bergumam terusik.Gerald coba mengambil botol a
BAB 42 TERKEJUT Setelah mendapatkan data Milke Lukin, Tobias Harlot segera menemui Nathan yang kali ini sedang bekerja satu tim dengannya untuk balas menghentikan semua langkah gila pemuda bangsawan tersebut. "Mike Lukin memiliki kedekatan dengan banyak pemimpin besar serta anggota kerajaan, dia juga akan segera mewarisi gelar keluarganya sebagai marquess. Menurut informasi yang aku dapatkan peresmian gelarnya akan dilaksanakan satu minggu lagi. Meski gelar-cuma sebatas gelar tapi aku merasa dia akan memanfaatkannya untuk terjun ke dunia politik." Tobias terus menjelaskan. "Mungkin aku masih bisa mengatasi kampanyenya di pemerintahan tapi aku tidak sepenuhnya yakin karena pemuda itu memiliki sumberdaya kekayaan yang cukup besar untuk meraih dukungan. Mike Lukin akan mendapatkan hak penuh atas otoritas keluarganya dan jika dia juga berhasil menjadi ketua organisasi maka kita kan semakin sulit untuk mengalahkannya!" "Apa tidak bisa kita menculiknya saja?" Nathan mulai gerah juga de
BAB 43 SIAPA GERALD "Itu adalah hukuman bagi siapapun yang berani berkhianat pada organisasi! Mereka telah membocorkan informasi identitasku pada Tobias Harlot!" Semua orang tercengang dengan tindakan yang baru dilakukan oleh Mike Lukin. Pemuda itu benar-benar menembak dua orang yang dia anggap sebagai pengkhianat sekaligus di hadapan semua anggota organisasi. Harumi Nakata juga masih berdiri kaku karena meleset sedikit saja mungkin kali ini kepalanya yang telah berlubang, dari situ Harumi semakin yakin jika Mike Lukin bukan cuma sangat keji, dia juga tidak akan main-main menghukum siapapun yang berani berkhianat. "Lenyapkan Tobias Harlot sebelum dia menciptakan masalah!" Mike memberi perintah di hadapan mereka semua. "Biar aku yang membereskannya!" Harumi Nakata menawarkan diri. Mike sempat tersenyum untuk keberanian putri keluarga Nakata. "Jangan sampai kau gagal seperti kemarin!" Harumi mengangguk tegas tanpa membalas tatapan semua orang di sekeliling meja kecuali ke manik m
BAB 44 TERJEBAK SITUASI Setelah Harumi menembak tepat di dada kirinya, tubuh Tobias langsung tercebur ke laut, darah segarnya yang terus merembas sempat membuat permukaan air menjadi keruh dengan warna merah pudar. Saat itu Tobias segera berenang ke sisi lambung kapal di mana Dom sudah menunggunya. Dom menarik lengan Tobias untuk membantunya naik. "Mereka sudah pergi!" Dom yang bicara. Tobias juga segera melepas rompi anti peluru di balik kemejanya dan membuang bekas kantong darah yang tadi Tobias tempelkan di dada sebelah kiri. "Kau boleh mati untuk dua atau tiga bulan." Dom menepuk bahu Tobias. Tak lama Sanaz menyusul turun untuk membawakan pakaian kering dan handuk kemudian memeluk Tobias. "Nikmati liburan kalian!" Dom tersenyum. Kerja sama mereka untuk menipu Mike Lukin berjalan sempurna. Dengan berpura-pura mati sejenak, Tobias jadi memiliki kebebasan untuk mengajak istrinya berlibur. "Sepertinya kami butuh waktu lebih lama." Tobias membelai permukaan perut Sanaz yang masi
BAB 56 IKUT BERTEMPURSetelah menandatangi kerjasama militer dengan Raja Khaleed, Yang Mulya Serkan menyampaikan pidatonya di hadapan seluruh media serta tamu undangan penting yang ikut hadir menyaksikan pertemuan penting tersebut. Pertemuan penting yang akan menjadi bagian dari sejarah kemajuan peradaban militer di masa depan.“Penandatanganan perjanjian kerjasama jangka panjang ini mengkonfirmasi ketahan hubungan antara dua negara yang dibangun di atas kepercayaan, dibentuk oleh sejarah, dan didorong oleh visi bersama kami tentang masa depan yang penuh peluang, inovasi, dan kemakmuran berkelanjutan.”Gemuruh tepuk tangan diberikan untuk keberanian Yang Mulya Serkan yang juga telah mengkonfirmasi keikut sertaan negaranya untuk mengirim pasukan tempur guna menghentikan agresi militer. Ditengah semua orang yang sedang bertepuk tangan Putri Sofia justru sedang diliputi rasa tegang. Putri Sofia melihat babanya yang sangat pemberani, tanpa gentar meletakkan dirinya di garda paling depan
BAB 55 PERTARUNGAN Beruntung para tentara relawan sudah cukup waspada, setiap malam mereka sengaja hanya menyalakan lilin di dalam tenda kemudian tidur di balik barisan bukit kecil di seberang sungai. "Brengsek!" Kemal mengumpat keras. "Mereka benar-benar datang!" Ketika serangan udara datang menghujani seluruh camp dengan berbagai peluru misil, para tentara relawan cuma menyaksikan gemuruh ledakan itu dari lereng bukit. Kilat api terlihat berkobar dari jejak ledakan menggelegar. Asap pekat bercampur pasir gurun membumbung ke langit gelap. Benar-benar gempuran yang brutal, kemal dan yang lain yakin mereka tidak mungkin akan selamat bila masih berada di camp. Sehebat apapun bala tentara musuh dan persenjataan mereka. Pertolongan dari langit tetap bisa tiba-tiba datang untuk mereka yang diberi keberuntungan. Kemal dan seluruh kawannya selamat tanpa ada yang terluka. ******* Putri Sofia sedang duduk seorang diri di sofa balkon kamarnya, langit malam mulai ditumbuhi percikan bi
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija
BAB 51 PERTEMPURAN AKAN KEMBALI DIMULAI "Ternyata Putri Sofia pergi berlibur dengan Pangeran Yusuf." Abdul langsung melapor pada Pangeran Al-Waleed. "Darimana kau mendapat informasi itu?" Pangeran Al-Waleed melempar tatapan tajam pada pengawalnya. "Pangeran kecil itu yang baru bercerita." Abdul dan Pangeran Al-Waleed memperhatikan Pangeran Habibi yang masih duduk sendirian. "Tidak mungkin anak-anak akan berbohong" Abdul melanjutkan. "Dia juga memberitahu jika Putri Sofia menyimpan banyak foto Pangeran Yusuf." Telinga Pangeran Al-Waleed semakin terbakar, rongga dadanya bergemuruh hebat dengan rasa panas. "Kembali kirim Hamna untuk mengawasi Putri Sofia!" ****** Terlepas dari hati Putri Sofia yang masih bimbang dan perasaan Pangeran Yusuf yang belum bisa terbalas, mereka tetap harus menjadi saudara yang saling menyayangi. "Apapun yang bakal terjadi aku tidak ingin hal tersebut merubah hubungan kita." Yusuf menggenggam tangan Putri Sofia. "Ya?" Putri Sofia mengangguk
BAB 50 SOFIA & YUSUFSetelah berpisah di savana dengan perasaan cemas, Pangeran Yusuf benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan Putri Sofia, apa lagi setelah itu Putri Sofia juga tidak turun untuk makan malam. Pangeran Yusuf sangat takut telah bertindak ceroboh.Dalam pikiran Yusuf, Putri Sofia tetap gadis muda yang masih sangat polos, belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Seharusnya Yusuf tidak tergesa-gesa. Sekarang Yusuf merasa sangat bodoh karena tidak dapat menahan diri."Dimana Sofia?" Emillie yang bertanya dimeja makan."Sepertinya dia kelelahan setelah berkuda." Mara yang menjawab. "Zahra sudah mengantar makan malam Sofia ke kamar."Meski tahu penyebabnya, Pangeran Yusuf tidak berani ikut bicara.Sampai larut tengah malam Yusuf melihat kamar Putri Sofia masih terang benderang, tapi Yusuf tidak berani mengusik. Sekedar mengirim pesan pun Pangeran Yusuf tidak berani.Sepanjang malam itu sebenarnya Putri Sofia dan Pangeran Yusuf sedang sama-sama tidak bisa tidur. Sampai lewat
BAB 49 PUTRI SOFIA BERLIBURPutri Sofia mengirim pesan kepada Pangeran Al-Waleed bahwa dirinya tidak bisa datang ke Istana Tamir.[Maaf Pangeran Al-Waleed, saya tidak bisa hadir ke pesta ulangtahun Anda karena mendadak harus menjenguk kakekku]Kakek berarti keluarga dari ibu Putri Sofia. Pangeran Al-Waleed tidak banyak bertanya karena selama ini Yang Mulya Serkan diketahui sangat privat merahasiakan keluarga istrinya.[Semoga kakek Anda diberi kesehatan dan selalu dilimpahi keberkahan, Putri Sofia]Pangeran Al-Waleed membalas pesan dari Putri Sofia dengan sebuah doa seperti adab pria terhormat. Pangeran Alwaleed berpikir kakek putri Sofia pasti sudah jompo dan sakit sakitan.*********"Jared apa kau bisa diam sebentar saja!" Mara berteriak pada suaminya yang sudah kembali berada di atas punggung kuda."Aku hanya ingin mengajak anak-anak berkeliling di perbukitan."Jared mengajak Pangeran Yusuf, Putri Sofia, Pangeran Rasyid, dan tentunya Lana yang tidak mau ketingalan sebagai pasukan h
BAB 48 PILIHAN PUTRI SOFIAEmillie dan Gerald datang berkunjung ke Istana Zubair karena kebetulan mereka sedang berada di timur. Gerald bertemu dengan Yang Mulya Serkan untuk membicarakan masalah pertempuran yang semakin memanas. Sementara itu Emillie pergi menemui Anelies karena tidak mau ikut campur urusan laki-laki.Emillie bukan cuma terkejut karena melihat tingkah Pangeran Al-Waleed yang mengirim begitu banyak kotak kado merah muda, Emilie juga terkejut mendengar putri Sofia demam tinggi karena tekanan stress."Aku bukan cuma takut Sofia jatuh sakit, aku paling takut bila dia kembali nekat kabur." Anelies mengungkapkan kerisauannya pada Emillie. "Aku hanya menginginkan kebahagian untuk Sofia, tapi Yang Mulya Serkan dan seluruh negeri ini pasti juga menginginkan putri kami bersama pria yang setara dengannya."Artinya Sofia tetap tidak bisa bersama sembarangan laki-laki, pernikahannya tetap harus di atur oleh keluarga kerajaan. "Sepertinya Putri Sofia cuma perlu berlibur." Emil