BAB 19 TERTANGKAPSejak Emillie keluar dari taksi seorang diri, dia sadar ada beberapa mata memperhatikannya. Seorang wanita berkeliaran seorang diri memang sangat tidak lazim. Bahaya bisa mengancam wanita di mana saja, apa lagi bagi mereka yang masih sangat muda dan cantik. Ketika Emillie melintasi depan pertokoan dia tidak sengaja mendengar percakapan seorang pria melalui sambungan telpon.Dengan indra pendengaran mutan berdarah immortal, Emillie dapat mendengar suara paling pelan dari jarak lebih dari dua puluh meter. Seorang pria berkemeja hitam sedang melapor pada seseorang dalam sambungan telepon. Emillie sengaja berjalan mendekat seolah dia tidak sadar jika dirinya sedang di bicarakan dan tepat ketika Emillie melintasi di depan pria berkemeja hitam, sebuah kamera aktif di arahkan padanya. Foto Emillie tertangkap dengan jelas meskipun dia sedang memakai cadar.Sejak siang hari Emillie sadar jika dirinya terus di ikuti. Agar tidak mencurigakan Emillie pergi berbelanja fashion sep
BAB 20 BERBAHAYAKondisinya benar-benar genting menegangkan, Putri Sofia dan Faaza bisa ketahuan jika Ramji berhasil membuka pintu."Aku curiga Faaza bukan memelihara kucing!"Semakin gawat, Ramzi mulai curiga. Putri Sofia reflek melotot syok, dia sangat takut ketahuan. Faaz segera menyentuh bibir Putri Sofia dengan jari telunjuk agar tenang."Tidak akan kubiarkan mereka menemukan mu!" Faaz bersumpah pada dirinya sendiri, kemudian pelan-pelan bangkit dari atas ranjang.Putri Sofia ikut bangkit duduk dengan membelai pinggangnya yang masih agak nyeri setelah terhimpit tidak dapat bergerak. "Kau mau ke mana?" Putri Sofia mendongak pada Faaza.Faaz terlihat berjalan mendekati jendela samping. Selain jendela yang menghadap halaman depan, posisi kamar Zahra yang kebetulan berada di sudut bangunan juga memiliki jendela menghadap ke halaman samping. Putri Sofia buru-buru berdiri untuk ikut melihat keluar jendela. Ada sebuah kolam renang yang cukup lebar di halaman samping."Aku akan melompa
Sebenarnya Anelies adalah putri dari keluarga kaya, dia diculik dari orang tuanya sejak masih bayi. Anelies tidak pernah tahu siapa ayah serta ibunya tapi Anelies selalu ingin kabur untuk mencari mereka . Ketika akhirnya Anelies berhasil kabur dari penculiknya, ternyata gadis itu malah hidup terlunta-lunta di jalanan. Anelies baru tahu jika hidup di dunia luar ternyata sangat keras. Anelies hanya gadis delapan belas tahun yang masih sangat polos, dia justru kembali terjebak bekerja di sebuah klub malam dan terbelit hutang. *****"Hutangnya yang kemarin saja belum bisa dia bayar, dia mau berhutang lagi!" Lapor Pablo pada Madam Lexsis. "Berikan saja, wanita tetap punya sesuatu yang berharga untuk membayar meskipun dia tidak punya uang." Madam Lexsis adalah wanita awal empat puluhan, pemilik klub dewasa dan mucikari yang menjual banyak wanita muda. Selama ini Anelies cuma bekerja padanya sebagai pelayan bar dengan jumlah gaji yang tidak akan cukup untuk membayar hutang. "Bawa dia men
Sudah beberapa hari Madam Lexsis menyekap Anelies di dalam kamar. Anelies tidak boleh keluar sama sekali sampai tidak bisa membedakan siang atau malam. Setiap kali ada langkah kaki berderak di lorong, Anelies akan sangat ketakutan. Jantungnya akan berdegup kencang seperti narapidana yang menunggu waktu untuk dieksekusi mati. Mungkin kematian akan jauh lebih baik dibanding ia harus dilecehkan oleh pria menjijikkan.Terdengar suara kenop pintu yang diputar terbuka. Anelies segera terlonjak waspada dengan sigap. Pablo memasuki kamarnya bersama dua orang pria yang salah satunya membawa kotak kecil."Apa mau kalian?" Anelies tidak boleh takut, dia berdiri sigap dan tidak keberatan menggigit jika ada yang mendekat."Jangan mempersulit dirimu, karena kami juga tidak akan segan menyiksa dengan cara keji jika kali ini kau berani berulah!" ancam Pablo sebelum memberi isyarat pada kedua anak buahnya untuk mendekat."Madam Lexsis sudah menemukan pembeli yang akan membayar tiga juta dolar!" Pablo i
Anelies mendekat pelan-pelan untuk memastikan jika pria besar itu benar-benar sudah tidak bernapas dan Anelies kembali menyingkir ketakutan. Anelies baru saja membunuh, gadis muda itu sangat panik hingga yang bisa dia pikirkan cuma satu yaitu 'cara untuk kabur!' Anelies harus kabur sebelum ada yang tahu Tuan Husain sudah meninggal di kamarnya dengan posisi tertelungkup di atas ranjang dan sedang telanjang. Anelies menarik tirai jendela kemudian mengikatnya sambung menyambung untuk dia pakai turun dari lantai tiga. Kamar itu cukup tinggi, sangat mengerikan jika Anelies sampai terjatuh. Tapi Anelies sedang tidak punya pilihan, kematian pria kaya seperti Tuan Husain pasti akan segera membuat dunia ikut gempar.Yang harus Anelies lakukan sekarang adalah mencari tiang yang kuat untuk mengikat talinya. Anelies mengikat talinya ke kaki ranjan dan memastikan semua ikatannya sekali lagi. Anelies juga mengikat ujung talinya ke pinggang untuk berjaga-jaga jika dia terpeleset saat berpijak di di
PRANKKK!!!Terdengar suara pecahan gelas kaca yang jatuh ke lantai, Mara segera berlari menengok Jared."Ada apa?" kaget Mara melihat Jared telah menjatuhkan cangkir kopi yang baru dia buatkan."Aku hanya tidak sengaja menjatuhkannya," Jared Berbohong.Jared tidak mau Mara sampai tahu mengenai kilasan penglihatan yang baru muncul di kepalanya. Baru saja Jared melihat Anelies disekap dalam ruangan gelap gulita dan tubuhnya ditunggangi oleh seorang pria yang menikaminya sampai nyaris pingsan hingga yang bisa Jared dengarkan cuma hembusan lemah dari napas anak gadisnya yang terkulai lemas. Anelies sedang dalam bahaya dan jared tidak mampu menjangkaunya. Jared bisa benar-benar gila mengetahui putrinya butuh pertolongan tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa."Apa kau masih belum mendapat informasi lagi mengenai putri kita?" Mara menghampiri Jared."Kita pasti menemukanya segera." Mara serta Jared masih berada di Hampton, jarak yang kemarin sebenarnya juga tidak terlalu jauh dari putri mereka
Setelah kembali disekap untuk dipindahkan dalam kondisi tangan serta mata terikat, kali ini Anelies mendapat kamar yang lebih layak. Anelies dimasukkan ke dalam kamar berukuran tiga kali tiga meter degan bilik toilet kecil dan ranjang seukuran tubuhnya. Paling tidak Anelies sudah tidak tidur di lantai dan ruangannya terang benderang. Ada jendela kaca bulat di dinding, satu-satunya akses dia bisa melihat keluar dan tahu pergantian hari.Anelies sedang dibawa dalam perjalanan mengunakan kapal pesiar besar, dia masih belum tahu akan dibawa ke mana. Seharusnya ini sudah hari ketiga jika Anelies tidak salah hitung sejak dia dipindahkan. Anelies belum pernah berada dalam pelayaran, dan sekarang dia agak mual, bahkan dia tidak berani mengintip ke luar karena takut melihat gelombang permukaan air."Jangan menyisakan makanan atau kami tidak akan memberimu makanan lagi!" seorang pengawal memasukkan makanan untuk Anelies dari lobang pintu.Anelies cuma memandangi makanan dalam piring logam berse
Tuan Husain diberitakan meninggal akibat serangan jantung di rumah istri seniornya. Tidak ada yang tahu jika sebenarnya pemimpin besar itu ditemukan sedang dalam kondisi telanjang dan tertelungkup di kamar istri muda yang baru beberapa saat dia nikahi. Pangeran Serkan sengaja menyembunyikan fakta tersebut untuk melindungi reputasi keluarganya.Serkan adalah putra kedua dari istri senior Tuan Husain. Kakak laki-laki Serkan mengalami koma selama hampir dua puluh tahun dan cuma hidup karena berbagai alat penopang kehidupan yang terpasang di tubuhnya. Tuan Husain juga sudah memiliki dua istri muda, dia punya tiga putra dari istri keduanya dan dua putri dari istri ketiga. Setelah Tuan Husain meninggal otomatis Serkan yang mengantikan posisi ayahnya. Posisi yang sempat ditentang oleh paman-pamannya karena menganggap Serkan masih terlalu muda dan masih lajang di usianya yang ke dua puluh delapan tahun.Diam-diam Pangeran Serka terus menyelidiki kasus kematian ayahnya yang dia anggap tidak wa
BAB 20 BERBAHAYAKondisinya benar-benar genting menegangkan, Putri Sofia dan Faaza bisa ketahuan jika Ramji berhasil membuka pintu."Aku curiga Faaza bukan memelihara kucing!"Semakin gawat, Ramzi mulai curiga. Putri Sofia reflek melotot syok, dia sangat takut ketahuan. Faaz segera menyentuh bibir Putri Sofia dengan jari telunjuk agar tenang."Tidak akan kubiarkan mereka menemukan mu!" Faaz bersumpah pada dirinya sendiri, kemudian pelan-pelan bangkit dari atas ranjang.Putri Sofia ikut bangkit duduk dengan membelai pinggangnya yang masih agak nyeri setelah terhimpit tidak dapat bergerak. "Kau mau ke mana?" Putri Sofia mendongak pada Faaza.Faaz terlihat berjalan mendekati jendela samping. Selain jendela yang menghadap halaman depan, posisi kamar Zahra yang kebetulan berada di sudut bangunan juga memiliki jendela menghadap ke halaman samping. Putri Sofia buru-buru berdiri untuk ikut melihat keluar jendela. Ada sebuah kolam renang yang cukup lebar di halaman samping."Aku akan melompa
BAB 19 TERTANGKAPSejak Emillie keluar dari taksi seorang diri, dia sadar ada beberapa mata memperhatikannya. Seorang wanita berkeliaran seorang diri memang sangat tidak lazim. Bahaya bisa mengancam wanita di mana saja, apa lagi bagi mereka yang masih sangat muda dan cantik. Ketika Emillie melintasi depan pertokoan dia tidak sengaja mendengar percakapan seorang pria melalui sambungan telpon.Dengan indra pendengaran mutan berdarah immortal, Emillie dapat mendengar suara paling pelan dari jarak lebih dari dua puluh meter. Seorang pria berkemeja hitam sedang melapor pada seseorang dalam sambungan telepon. Emillie sengaja berjalan mendekat seolah dia tidak sadar jika dirinya sedang di bicarakan dan tepat ketika Emillie melintasi di depan pria berkemeja hitam, sebuah kamera aktif di arahkan padanya. Foto Emillie tertangkap dengan jelas meskipun dia sedang memakai cadar.Sejak siang hari Emillie sadar jika dirinya terus di ikuti. Agar tidak mencurigakan Emillie pergi berbelanja fashion sep
BAB 18 KUCING"Meowww....""Kau memelihara kucing?""Kakakku yah memelihara kucing, bukan aku!" Faaz kembali mempertegas dengan alibi agar meyakinkan. "Aku jarang pulang, biasanya Fatima yang akan selalu datang memberi makan.""Berarti Fatima akan datang?" Mata Ramzi langsung berbinar."Saat aku di rumah, aku yang memberi makan."Seketika Faaz menenggelamkan ke bagian Ramzi yang sudah sempat berbunga-bunga."Ah, sayang sekali kekasihku Fatima tidak akan datang.""Sebaiknya kalian menginap di hotel kota, aku serius, rumahku masih gelap tanpa listrik sampai besok lusa!" Faaz juga terus berusaha membujuk Ahmed dan Ramzi agar tidak berlama-lama berada di rumahnya."Kau kira kami takut gelap!" Ramzi yang membalas. "Aku akan tetap menginap disini, kita sahabat disaat terang dan gelap!""Wahahaha...!!!" Ramzi menambahkan kelakar tawa untuk kalimat terakhir yang puitis.Gawat bila kedua rekan Faaza benar-benar menginap. Putri Sofia bisa kelaparan di dalam kamar. Faaz harus segera mencari akal
BAB 17 PUTRI SOFIA BERSEMBUNYIGerald dan Emillie mulai mencari jejak Putri Sofia dari hotel kerajaan tempat malam gadis muda itu menghilang. Gerald masih bisa mencium aroma Putri Sofia di sekitar kamar hotel hingga ke ruang laundry. Tapi mendadak aroma Putri Sofia menghilang di sekitar halaman parkir."Jejaknya sudah lenyap!" Gerald yang memiliki penciuman paling tajam bahkan sudah tidak dapat mencium jejak apapun. "Putri Sofia kabur di saat hujan deras, kemungkinan karena itu jejaknya telah lenyap!""Sepertinya Putri Sofia pergi bersama sebuah mobil!" Emillie yang selalu paling cerdas dan jeli di antara putri-putri Jared. "Siapa saja yang datang dan pergi malam itu?"Saat itu juga, Gerald dan Emillie segera mencari tahu semua daftar tamu yang hadir di acara ulang tahun Putri Sofia dan Pangeran Hamdan. Sebenarnya acara ulang tahun tersebut cuma mengundang keluarga inti, seharusnya tidak ada yang perlu dicurigai. Selebihnya adalah pengawal istana yang berjaga ketat."Pangeran Al-Walee
BAB 16 TAMU TIDAK TERDUGAAbdul kembali memberi laporan pada Pangeran Al-Waleed."Sepertinya memang ada yang aneh dan mencurigakan, Pangeran." Abdul menjelaskan informasi yang baru dia dapat dari mata-matanya. "Biasanya setiap akhir pekan dalam satu bulan Putri Sofia akan berkunjung ke resort pantai keluarga istana untuk mengunjungi Yang Mulya Seika. Akhir pekan ini Putri Sofia tidak terlihat datang. Seandainya Putri Sofia benar-benar sakit, seharusnya Yang Mulya Seika juga akan pergi untuk mengunjungi cucu kesayangannya. Tapi dalam satu pekan ini Yang Mulya Seika juga tidak terlihat keluar dari resort sama sekali."Pangeran Al-Waleed semakin yakin jika memang sedang ada yang disembunyikan oleh Yang Mulya Serkan. Janji seorang raja bukan perkara main-main, bila Yang Mulya Serkan sampai ingkar mengenai Putri Sofia, masalah tersebut pasti akan menimbulkan ketegangan dalam hubungan politik kedua negara mereka."Tetap jalankan rencanaku!" Pangeran Al-Waleed bicara tegas di hadapan Abdul.
BAB 15 KOTORPutri Sofia menjerit histeris karena melihat laba-laba, berlari panik sampai akhirnya jatuh menendang ember oli kotor. Putri Sofia jatuh dengan posisi tertelungkup di lantai, sekujur tubuhnya berlumuran oli hitam yang tumpah melebar ke lantai."Jangan berdiri!"Faaz menghentikan tapi Putri Sofia sudah terlanjur bangkit."Kau akan jatuh!"Faz melompat cepat untuk menangkap tubuh Putri Sofia yang kembali terjungkal tapi mereka malah sama-sama tergelincir jatuh bersama. Faaza jatuh terjengkang ke belakang sedangkan Putri Sofia jatuh tertelungkup di atas tubuhnya."Oh Tuhan...!" Putri Sofia yang menimpa dada Faaza dengan keras, tapi dia sendiri yang mengeluh nyeri.Putri Sofia segera mendekap buah dadanya yang berdenyut-denyut nyeri, sementara Faaza belum bergerak. Begitu sadar dirinya sedang tertelungkup di atas tubuh seorang pria, Putri Sofia langsung melotot lebar. Sofia terkejut gugup, sangat canggung sampai bibirnya bicara aneh."Apa aku berat?"Mereka masih tumpang tin
BAB 14Nampaknya Faaz benar-benar marah dengan cara bercanda Putri Sofia yang sembarangan mengaku sebagai istri. Putri Sofia iseng mengaku sebagai istri Faaza di hadapan Jasmine, prajurit cantik yang seperti disukai oleh Faaz."Maaf, aku tidak bermaksud membuat teman wanitamu kesal." Putri Sofia berusaha meminta maaf. "Lain kali aku tidak akan bercanda lagi."Faaz sudah tidak menanggapi, pemuda itu pilih tetap fokus mengemudi untuk buru-buru membawa Putri Sofia pulang. Sesampainya di rumah, Faaz tetap tidak banyak bicara, menurunkan semua belanjaan mereka untuk dia angkut sendiri ke lemari penyimpanan."Apa kau butuh bantuan?" Putri Sofia menawarkan diri."Makan dulu sarapanmu, jangan terlambat makan." Faaz mengingatkan makana yang tadi telah mereka beli."Kau juga belum makan, aku akan menunggumu!"Putri Sofia akan menunggu sampai Faaza selesai dengan semua pekerjaannya. Faaz berusaha mengacuhkan semua usaha Putri Sofia, tapi ternyata gadis itu benar-benar sabar menunggu. Putri Sofia
BAB 13 DALAM BAHAYAHari ini Pangeran Al-Waleed memiliki jadwal kunjungan sosial ke negara tetangga mereka untuk menyerahkan donasi dari istana. Pangeran Alwaleed sedang dalam perjalanan didampingi pengawal pribadinya."Apa kau sudah mendapat informasi mengenai Putri Sofia?" Pangeran Al-Waleed kembali bertanya pada Abdul."Maaf pangeran, sepertinya keluarga istana sangat tertutup dan aturan Istana Zubair sangat ketat. Kami kesulitan mencari informasi."Sepertinya Pangeran Al-Waleed semakin tidak sabar ingin bertemu Putri Sofia."Saya yaki Putri Sofia akan segera pulih dari sakitnya dan Yang Mulya Serkan juga akan segera membawanya pada Anda.""Aku merasa ada yang aneh!" Insting Pangeran Al-Waleed jauh lebih tajam. "Ada kebohongan besar yang coba mereka tutupi dariku!""Sebaiknya Anda tunggu saja janji Yang Mulya Serkan." Abdul berusaha menenangkan pangeran mudanya. "Janji seorang raja seharusnya bukan main-main!"Abdul berpikir pangeran Al-Waleed sedang tidak sabar untuk menikahi put
BAB 12 JALAN-JALAN DI LUARPangeran Habibi juga terlihat lesu karena semua orang di sekitarnya sedang bersedih. Para pelayan di Istana Zubair juga tidak ada yang berani tersenyum sejak Putri Sofia menghilang."Husain, apa kau tidak bisa bantu menemukan Sofia?" Pangeran Habibi menghampiri Pangeran Husin Yang sedang sibuk membaca."Aku tidak tahu bagaimana caranya." Husain juga benar-benar tidak bisa melihat apapun."Kemarin kau bisa tahu ketika istri Bagheera akan melahirkan bayi singa laki-laki." Habibi berharap Husain bisa membuat keajaiban."Itu cuma kebetulan, aku tidak bisa selalu tahu segala hal.""Kau bohong!" Habibi cemberut tidak percaya karena menurutnya Husain selalu bisa bantu menyelesaikan masalah dengan ajib."Aku bukan bohong, karen itu aku harus banyak belajar dan banyak membaca agar tahu banyak hal." Husain setengah menyindir adiknya yang malas belajar."Apa kau tidak bisa minta bantuan Zontus untuk membantumu?""Tidak." Husain menggeleng.Zontus sudah berusaha keras