Jangan lupa VOTE aku sudah dobel up
Jantung Anelies masih berdegup kencang dan napasnya belum teratur, tapi tangannya sedang menggenggam dalam kepalan kaku. Sejak awal Anelies memang sudah curiga jika ada sesuatu yang sengaja diambil oleh Pangeran Albany dari kamar Pangeran Rasyid. Kilasan penglihatan tadi membuat Anelies semakin yakin jika Pangeran Rasyid memang dibunuh.Pangeran Serkan masih mendampingi ibunya yang baru turun dari podium pidato dan sebentar lagi bendera akan dinaikan ke tiang. Anelies terus memperhatikan Pangeran Albany, menatap pemuda itu tajam-tajam bahkan Anelies sengaja tidak berpaling ketika Pangeran Albany balas menatapnya. Pangeran Albany memiliki alis tebal dan mata tajam cekung persis seperti milik Pangeran Serkan, mereka identik dalam rentan usia berbeda.Pangeran Albany yang sadar sedang diperhatikan juga sengaja balas menangkap tatapan Anelies. Mereka tetap seperti itu sampai bendera istana kembali dinaikkan di ujung tiang. Tepat ketika semua orang serempak memanjatkan doa kesejahteraan tib
Omar kembali memutar video dari kamera CCTV di halaman istana untuk dia tunjukkan pada Pangeran Serkan. Tangan Pangeran Serkan terus mengepal dan rahangnya mengeras kaku."Ternyata bukan Selir Kumaira yang ingin memanfaatkan Tuan Jalal, tapi justru Tuan Jalal yang ingin memanfaatkan Pangeran Albany!" komentar Omar setelah ikut kembali menyimak videonya. "Tuan Jalal tetap sangat licik, kami bisa menangkapnya agar tidak punya kesempatan kabur.""Aku akan membawanya ke hadapan ibuku!" tegas Pangeran Serkan dengan nada dingin.Serkan memang sudah berjanji akan menyeret pembunuh Pangeran Rasyid ke hadapan ibunya. Walaupun Tuan Jalal sangat licik tapi Serkan tahu jika kelemahannya adalah kekuasaan.*****Siang itu juga Selir Kumaira datang mengunjungi istana Zubair untuk menghormati kembalinya Yang Mulya Seika ke istana. Selir Kumaira datang ditemani oleh Pangeran Albany, mereka di sambut oleh Yang Mulya Seika di aula khusus tamu di mana Yang Mulya Seika juga bisa menerima tamu laki-laki dan
Firasat Anelies semakin tidak enak. Usaha Pangeran Albany untuk terus mendekatinya rasanya juga tidak wajar. Anelies ingat ucapan Pangeran Serkan jika pemuda itu sangat cerdas. Terlihat acuh tapi manipulatif.Harusnya Anelies sudah sadar sejak kali pertama Pangeran Albany menunggunya di depan pintu toilet. Saat itu Pangeran Albany langsung berani mengaku jika dirinya diperintah oleh ibunya untuk menggoda. Tidak ada pemuda bodoh yang bisa langsung mengungkapkan rahasia dengan percaya diri seperti itu. Pangeran Albany sangat percaya diri karena dia sudah tahu alur permainannya, dia bisa menakar kemampuan lawannya.Anelies baru sadar jika dirinya benar-benar naif hingga langsung percaya dengan alasan Pangeran Albany yang mengaku jatuh cinta pada putri Tuan Jalal. Pasti ada tujuan lebih besar yang sedang diinginkan Pangeran Albany. Persis yang diucapkan Pangeran Serkan ....'Pasti ada tujuan lebih besar dari seseorang untuk bekerja sama dengan musuh besarnya!'*****Pangeran Rasyid memang
Pangeran Serkan langsung pergi untuk memeriksa brankasnya dan ternyata dia sudah kehilangan beberapa dokumen penting."Mustahil!" kaget Serkan.Mustahil bisa ada yang membuka brankas tersebut. Sistem sekuritinya sangat tinggi, hanya bisa dibuka oleh Serkan dan Pangeran Rasyid. Bahkan anak laki-laki ayahnya dari selir Kumaira juga tidak akan bisa dan siapapun yang telah membobol sistem keamanannya dia punya tujuan utuk mendapatkan tahta.Mungkin Serkan tidak masalah lagi dengan tahtanya, tapi bagaimana dengan Anelies. Anelies benar-benar bisa dipancung karena membunuh seorang raja. Serkan juga tidak akan bisa menyelamatkan Anelies jika kehilangan tahtanya.Satu-satunya cara untuk melindungi Anelies adalah dengan lebih dulu membongkar kejahatan Tuan Jalal dan kawan-kawannya. Termasuk Pangeran Albany yang sama sekali tidak bodoh. Bahkan Pangeran Albany berani langsung mencium Anelies untuk menguji jika gadis itu memang hanya wanita yang bisa dibeli di klub.Masalahnya sekarang Pangeran S
Hidup di lingkungan istana bisa jadi seperti perjudian yang diputar pada meja kasino besar. Sebuah perputaran yang sering tidak bisa diduga. Kadang bisa membawa kemenangan besar, tapi lebih sering merenggut banyak taruhan. Jika sebuah kemenangan terletak pada siapa yang paling terakhir bertepuk tangan, maka roda permainan mereka mungkin baru saja akan mulai diputar.*****Seharian itu Anelies tidak keluar sama sekali dari kamarnya, cuma meringkuk memikirkan nasibnya yang sedang menjadi pion kecil tersisih. Anelies merasa sedang menjadi pion yang ada di sisi paling tepi putaran, harus dilempar keluar demi sebuah kemenangan. Meski rasanya sedang sangat tidak adil, tapi dia juga tidak bisa egois untuk menahan diri bersama Pangeran Serkan.Anelies masih sangat mencintai Pangeran Serkan, tidak ada yang ingin berpisah tapi kondisi mereka tidak mengijinkan bersama. Kadang Anelies juga sering membayangkan, seandainya dia juga seorang putri raja seperti Putri Kalifa, mungkin hubungannya dengan
Anelies terbangun lesu di atas ranjang, Pangeran Serkan sudah tidak ada di sampingnya. Isi kepala Anelies seketika jadi mengambang, berharap pagi ini masih mimpi, karena ternyata dia tetap tidak pernah siap berpisah dari Pangeran Serkan.Anelies menarik pelan selimutnya untuk turun dari ranjang dan seketika pula terlihat jelas bagaimana berbagai jejak hisapan pria nampak bertaburan di sekujur tubuhnya. Anelies kembali meringkuk memeluk tubuhnya yang masih telanjang polos dengan tubuh gemetar. Anelies masih ingat bagaimana sepanjang malam Pangeran Serkan terus mengeram di atas tubuhnya. Rasanya pedih karena tidak ingin berpisah tapi tetap harus diakhiri. Patah hati pada seseorang yang masih sangat dicintai ternyata jauh lebih berat dari pada patah hati pada seseorang yang telah membuat sakit hati.Anelies masih sangat muda, baru pertama kali benar-benar jatuh cinta pada seorang pria. Mereka telah melalui banyak hari bersama, menjalin hubungan fisik yang sudah sangat dalam, dan melalui m
Kehilangan seorang putri selama belasan tahun tentu rasanya sudah tidak tergambarkan. Kadang rasanya jadi sepeti ingin meraih cinta sejati yang terus berada di depan pelupuk mata tapi tidak pernah bisa dijangkau. Karena kerinduan, kecemasan, dan cinta seorang ayah terhadap anak perempuannya tetap tidak akan bisa teralihkan. Anelies akan selalu ada di dalam pikiran Jared, mengisi kecemasan di tiap helaan napasnya yang gusar, memicu adrenalin di setiap detak jantungnya yang sedang berlobang mengan.Seketika Jantung Jared kembali utuh saat akhirnya dapat memeluk sang putri. Jared masih mendekap Anelies erat-erat seolah gadis itu masih berumur dua tahun dan harus terus dijaga dengan lengan kokoh ketika sedang duduk di atas punggung kuda."Apa kau baik-baik saja?"Anelies mengangguk dalam pelukan Jared, tidak ingin dilepaskan. Anelies baru tahu jika pelukan seorang ayah ternyata rasanya tidak terhingga, hangat dan membuat dunia tenang."Kami selalu merindukanmu, selalu mencemaskanmu, dan se
Kehilangan seorang putri benar-benar bukan perkara mudah bagi ibu manapun. Selama ini Mara bukan cuma hidup dengan kerinduan, tapi juga dengan siksa ketakutan. Mara sering tidak berani berpikir, karena sedikit saja mengingat sang putri maka sebuah kemarahan hebat akan segera meledak dari dalam dirinya. Mara rela berubah menjadi monster keji untuk membantai semua yang berani mengusik putrinya. Jiwa seorang ibu pasti ingin melindungi anak-anaknya, mengelilinginya seperi perisai hingga tidak keberatan untuk mengorbankan nyawanya."Kau sangat cantik ..." Mara menangkup wajah lembut putrinya yang benar-benar sudah kembali dapat dia cium dan dia sentuh. "Kau baru berumur dua tahun ketika direnggut dari kami."Mara kembali berurai air mata dan Anelies sendiri yang kali ini menghapusnya."Aku sudah pulang dan aku akan selalu bersamamu, Mom."Mara mengangguk haru dengan napas tersendat isakan."Kami semua sangat merindukanmu ..."Hari itu semuanya berkumpul sampai Anelies kebingungan ketika di
BAB 282 ANAK-ANAK MEREPOTKANSetelah hampir setengah hari Zontus menunggu, akhirnya Mia kembali pulang. Mia baru masuk melalui pintu depan dan langsung berjalan menghampiri Zontus dengan langkah cepat."Aku ingin punya anak darimu!" Mia bicara sambil berkacak pinggang persis gaya Lana. "Baru kau boleh pergi!""Uhk!" Zontus langsung batuk tersedak."Apa kau makan keripik kentangku lagi?"Sungguh ini pertama kalinya Zontus tersedak setelah ribuan tahun lamanya dan Mia malah menuduhnya menghabiskan stok keripik kentang."Kau tidak bisa minta anak dariku!" Zontus langsung melotot pada Mia."Tapi aku sangat ingin bayi!" Mia serius dengan keinginan anehnya.Mia pikir memiliki bayi segampang batuk atau bersin, padahal dia sendiri masih sering banyak ulah seperti bocah rewel."Aku ingin satu saja darimu!""Percayalah, anak-anak itu nakal, merepotkan, kau tidak akan suka!" Zontus sudah pernah punya anak, dia tidak akan mau lagi. "Lihat kau juga terus ribut dengan putri kakakmu!""Aku tidak
BAB 281 SITUASI SULITKetika Kai mengajak Zontus untuk bicara berdua, ternyata dia langsung bisa menebak jika Zontus sedang menyembunyikan rahasia."Aku sangat menghargai semua kerelaanmu untuk keluargaku, dan aku tahu yang sedang kau lakukan bukan cuma sekedar ikut duduk di meja makan bersama kami."Kai menatap ke manik mata Zontus yang seketika mengelap pekat."Kau bisa bercerita padaku!" Kai bukan cuma menawarkan diri sebagai pendengar, dia juga ingin mengambil tanggung jawab sebagai kakak laki-laki bagi Mia."Aku tidak sehebat yang klian pikirkan." Baru kali ini Zontus mengakui kelemahan dirinya. "Aku takut tidak dapat memenuhi janjiku untuk Mia.""Apa kau akan meninggalkan adikku?" Kai kembali langsung menebak."Aku sudah tahu mengenai cawan ramuan sihir yang bisa membebaskan kalian semua dari kutukan panjang."Kai terkejut, tapi juga ikut mendapat harapan. "Kau sudah menemukannya?""Cawan itu adalah tubuhku!" Zontus balas menatap Kai Loghan."Apa maksudmu?" Kai mendadak cemas.
BAB 280Julie sudah tidak perduli dengan seluruh pakaiannya yang koyak compang-camping, dia terus berontak menyerang Theo sekuat tenaga. Julie masih terlalu sinting dan sangat marah. Bayangkan saja siapa yang tidak bakal gila mengetahui dirinya telah diculik, disekap, dan sekarang ikut terinfeksi darah monster."Lepaskan aku!" Julie meronta keras dari pelukan Theo. "Kau monster! Kau membuatku jijik!""Aku tidak punya pilihan." Theo terus berusaha menenangkan. "Aku tidak mau kehilanganmu!""Aku lebih pilih mati!"Julie berteriak histeris sampai Theo harus kembali menjatuhkan nya ke atas ranjang untuk dia terkam."Tatap aku dan jangan pernah mengucapkan kalimat seperti itu!" Theo menjerat tubuh Julie dengan kuat. "Aku berdosa padamu, kau boleh marah dan menghukum ku tapi jangan pergi."Julie melihat tubuhnya didekap erat, terus marah dan jijik tapi tidak dapat bergerak."Jangan tinggalkan aku." Theo menenggelamkan wajahnya ke dada Julie dengan napas bergetar panas. "Hanya kau yang aku m
BAB 279"Aaaaaaaaaaaaaaaa...!"Julie berteriak, meraung dan mulai berusaha mencakar tubuhnya sendiri dengan gila. Julie sedang tersiksa oleh ledakan dahsyat dari dalam pembuluh darahnya yang panas terbakar. Otak Julie sedang tidak bekerja karena binatang buas lebih peka dengan insting liar.."Aaaaaaaa...!" Julie menyentak lengannya yang mulai berurat hitam dan perlahan ditumbuhi bulu perak."Aaaaaaaaa...!!!"Rasanya sangat gila ketika Julie harus melihat sekujur tubuhnya mulai berubah menjadi mahluk menjijikkan. Rasanya panas terbakar seperti kulit yang dikupas mengunakan api."Lepaskan rantainya!" Julie berdesis dengan giginya yang mulai ditumbuhi taring."Aku tidak bisa!" Theo justru mengencangkan rantai di kaki Julie agar dia tidak berusaha meloncat menendang dinding."Ini sangat sakit!!!" Julie menjerit. "Aku mau mati!!!"Sungguh kematian terasa jauh lebih baik daripada siksaan darah terkutuk."Lepaskan aku!" Julie berusaha mencakar tenggorokannya sendiri.Theo segera cekatan me
BAB 278 HARUS BERJUANG KEMBALI MENJADI MANUSIAIngat ketika peristiwa Anelies berteriak sampai membuat seluruh kaca jendela pecah dan lantai retak. Anelies bisa sangat tidak terkendali, bahkan dia pernah sangat murka melihat Serkan ditikam dan dia juga berteriak hingga membuat Pangeran Albany jatuh pingsan, hilang ingatan.Selama ini Serkan selalu mengamati keistimewaan Anelies dan sepertinya Pangeran Husain juga mewarisi kemampuan dari ibunya. Ketika Husain berteriak seluruh energinya iku keluar tidak terkendali. Beruntung Serkan segera sadar jika pengendalian seluruh tubuh manusia tetap berasal dari otaknya."Husain!" Serkan berteriak lantang. "Kendalikan dengan pikiranmu!"Ketika Husain terus melawan dengan berteriak, justru energinya semakin tumbuh besar tidak terkontrol. Begitu Husain memusatkan konsentrasi untuk memberi perintah, seketika desingan keras itu langsung mereda, petir dan hujan di luar tiba-tiba juga ikut lenyap.Pangeran Husin jatuh pingsan, tapi Serkan yakin putra
BAB 277 SEMUA BISA HANCURYang Mulya Serkan baru keluar dari ruang baca, awalnya Serkan tidak merasa ada yang aneh meskipun lorong istana terlihat lengang. Ketika Serkan masuk ke dalam kamar ternyata Anelies juga sudah tertidur di sofa dengan masih memangku gelas. Anelies tidak pernah tertidur di di sofa. Saat itu juga Serkan langsung melihat keluar jendela dan yakin melihat, kilat cahaya dari jendela kamar Pangeran Husain."Husain!"Serkan berlari ke kamar putranya, mendobrak pintu sampai meledak terpental. Serkan melihat Zontus sudah berada di dalam perisai berdesing."Hentikan!" Serkan berteriak.Zontus belum siap, tubuhnya bisa benar-benar hancur."Husain!" Serkan memberi perintah pada putranya agar berhenti."Aku tidak bisa menghentikannya!" Ternyata Husin juga telah lepas kendali.Kondisinya sudah sangat kacau, sangat berbahaya karena jika perisai itu meledak, maka seisi Istan Zubair juga akan ikut lenyap."Masuk ke dalam kepalanya dan hentikan!"Serkan memberi perintah agar Hus
BAB 276 SANGAT CEROBOHPemberitaan mengenai orang hilang terus memenuhi berbagai media masa dunia. Beberapa petinggi negara dan selebriti terkenal ikut menghilang tanpa jejak. Berbagai rumor penculikan alien dan sekte sesat menimbulkan kegaduhan. Penjagaan di setiap perbatasan negara ikut diperketat untuk segala antisipasi penyelundupan."Kau sudah berada di New York?" Gerald menelpon Emillie."Ya, kami baru sampai dua jam lalu."Emillie dan Lana masih berada di apartemen Mia."Ingat jangan pulang ke Utara sebelum aku kembali!" Gerald memperingatkan Emillie."Ya, Lana juga masih ingin berlibur di New York bersama papa.Selama di New York, Emillie akan menginap di hotel keluarga Haris bersama Jared dan Mara yang sudah lebih dulu tiba."Apa kau sudah menemukan Jejak Theo?""Aku baru sampai di perbatasan Kanada."Melalui jalur lintas darat memang memakan waktu, tapi Gerald bisa sekaligus mencium jejak lycan. Ada beberapa rombongan besar lycan yang menuju ke Utara melalui jalur lintas da
BAB 275Julie sudah melihat mahluk yang menerkamnya berubah menjadi monster, benar-benar monster dengan taring dan cakar. Sebagai manusia awam yang juga hidup di dunia normal, mustahil jika Julie tidak ketakutan."Apa sebenarnya yang kau inginkan dariku?" Julie memberanikan diri untuk bertanya. "Untuk apa kau mengikatku seperti ini?"Theo yang semula menerkam tubuh Julie dengan lengan kokoh keras, perlahan melembut rileks tapi kepalanya masih menempel di dada."Kau harus bersamaku, kau tidak boleh pergi." Theo mengangkat kepalanya untuk menatap ke manik mata Julie."Aku tidak akan menyakitimu, aku akan menjagamu!" Theo mengucapkan kalimat itu sebagai sumpah."Tapi kau mengurung dan mengikatku seperti binatang?" Julie balas menatap tajam."Karena kau ingin kabur!" Theo bicara tegas. "Kau tidak boleh pergi dariku!""Kenapa aku?" Julie jadi penasaran. "Kenapa aku yang kau tangkap?""Aku menyukaimu!" Theo tidak berbohong. "Aku harus menjagamu!"Tidak ada yang buruk dari pernyataan Theo. T
BAB 274 BELUM TERKENDALIJared dan Mara datang ke New York untuk ulang tahun Mia. Meskipun terlambat dua hari tetap tidak mengurangi sedikit pun kebahagiaan Mia. Sayangnya Emillie dan Lana belum bisa ikut, tapi akan menyusul besok lusa."Mom!" Mia langsung memeluk Mara."Selamat ulang tahun Sayang..." Mara mencium kedua pipi Mia."Hadiah untukmu!" Jared yang membopong bingkisan hadiah besar dengan pita merah muda."Papa!" Mia memeluk Jared sampai kakinya terangkat tinggi."Kau sudah besar dan berat!"Jared pura-pura mengeluh ketika menggendong putri kecilnya dalam pelukan. Jared membawa Mia berputar seperti anak-anak yang tidak pernah besar."I love you Papa!" Mia memeluk erat leher Jared sambil dia kecup rahangnya.Kadang rasanya Jared masih tidak rela putrinya tiba-tiba tumbuh dewasa dan sekarang telah memiliki kehidupan sendiri."Dimana Zontus?" Mara yang bertanya."Dia pergi." Akhirnya Mia mengajak orangtuanya duduk dan mulai bercerita.Mia bercerita mengenai semua ramuan sihir y