Setelah lima belasan menit , upaya bercinta pagi hari itu berakhir dengan kegagalan. Menyisakan sedih dan pilu pada kedua pihak.
Kejadian itu dilihat dan terekam baik-baik dalam benak Katon. Walau kecewa karena ia tidak bisa bersama-sama wanita bersuami itu, ia mendapatkan yang tak kalah berharga yaitu info. Info yang menjelaskan mengapa ia bisa dengan mudah bisa meniduri sang tante binal tempo hari.
Tante Shirley rupanya memiliki seorang suami yang bermasalah secara genital. Entah ejakulasi dini tanpa hasil atau lemah syahwat. Apapun itu, yang terjadi adalah ketidakpuasan pada sang isteri. Dan ketidakpuasan itu bisa menjadi jalan tol bagi pria lain untuk menikmati kemolekan tubuhnya. Tentu syaratnya hanyalah bahwa pria itu TAHU. Itu saja. dan ia merasa sangat beruntung karena mengetahui. Tinggal sekarang bagaimana masalah teknisnya kare
Pertanyaan terakhir: Atas kondisi rumit yang dihadapi, mengapa ia tidak nikmati saja? Tak perlu malu. Atau ragu. Ia hanya perlu hidup dengan mindset baru: she’s a bitch. Si jalang, peselingkuh, pendamba cinta yang mudah haus dan ingin selalu terlampiaskan.Sepuluh menit percakapan itu luar biasa mengubah cara pandang Shirley. Dan kini – dengan mindset alias pola pikir barunya – mereka jadi bagai sepasang remaja yang tengah jatuh cinta. Asyik mengobrol dengan keduanya tersenyum-senyum kecil.“Thank you ya, babe.”Mengerti apa maksudnya, sambil mengunyah Shirley berpura-pura tidak mengerti maksudnya. “Buat apa?”Bram mengedip nakal. “Buat yang di karaoke lah.”“O yang di karaoke,” Shirley mengangguk-angguk sambil menyelesaikan makan siangnya. Satu-dua detik kemudian ketika keduanya bertemu pandang, ia dan Bram jadi tersenyum-senyum lagi.“Enak gak?”Shirley me
Shirley agak heran dengan sikap Bram, rekan kantornya. Dari seluruh karyawan di Mintarja Group, pria ini begitu aktif mendekati dirinya. Well, mungkin kurang tepat jika disebut ‘mendekati’. Tapi yang jelas Shirley merasa perhatian yang diberikan pria itu melebihi daripada apa yang seharusnya Shirley dapatkan.Dan mendapat perhatian ekstra dari lawan jenis adalah hal jamak. Sudah terlalu sering ia menikmati privilege begitu karena menyadari kelebihan fisik yang dimiliki. Wajahnya sekilas mengingatkan orang akan artis Sophia Latjuba. Berambut panjang melewati bahu, mancung, putih, dengan bibir merekah nan padat adalah sebagian kelebihannya. Tak perlu ditanya mengenai kemolekan. Tubuhnya jangkung. Tinggi besar, dengan sepasang kaki bak belalang yang panjang dan paha yang proposional. Dengan lakak-lekuk tajam di dada, pinggang, dan panggul, sepertinya tak ada pria normal yang tak menoleh ke arahnya. Usianya yang empat puluhan tahun tersamarkan dengan sem
Seiring malam berlalu, saat rasa sungkan semakin sirna, Shirley makin berani melakukan performance. Tak hanya nyanyi, ia pun mulai menari dengan ditemani Bram. Blazer yang ia kenakan telah sejak tadi tanggal. Entah siapa yang menanggalkan ia tidak tahu tapi suhu tubuhnya memang memanas dan AC dalam ruangan tak mampu mendinginkan suhu tubuhnya. Disemangati Bram cs, Shirley pun mulai nakal dengan melakukan gerakan-gerakan tari yang menjurus erotis. Itu memang dipicu oleh beberapa lagu pilihan Tonny dan Kenny yang rupanya tahu mana lagu dengan klip video cukup vulgar.Bram benar-benar pandai memanfaatkan situasi. Gerak-gerak tari yang tadi sekedar untuk menemani, kini berubah motivasinya. Sesekali bagian tubuhnya menggesek, menyentuh, atau menabrak bagian tubuh wanita satu-satunya di ruangan itu. Sasarannya tentu saja difokuskan pada area itu-itu saja: dada, paha, pantat. Tapi, entahkan Shirley menyadari atau tidak, ia terus menyanyi dan menari.
Sebuah Avanza yang penuh terisi sekelompok karyawan yang lapar hendak makan siang, tengah dalam perjalanan menuju restoran. Di dalamnya, lima orang di antaranya tengah sibuk tiktokan. Shirley menjadi salah satu yang paling genit ketika tiktokan sambil menari-nari. Ia baru berhenti ketika mendapat notifikasi SMS di smartphonenya.Ketika membaca pesan yang masuk, keningnya berkerut. Pesan itu dari bank yang menyatakan bahwa ada dana sekian ratus juta yang gagal terkirim. Ini membuatnya panik.Diam-diam, setahun terakhir, di kantor cabang lama, ia melakukan transaksi di luar kewajaran yang berujung penggelapan dana kantor. Dari puluhan transaksi yang dilakukan semua dilakukan secara halus sehingga sulit terdeteksi. Akan halnya transaksi yang tadi disebut gagal, itu mengkhawatirkan dirinya karena bisa membuat selisih pada pelaporan. Ujung-ujungnya ini bisa membongkar kecurangan yang dilakukan.*Tak ada yang lebih men
Pengagum Shirley sangat banyak. Dan pasti tak kalah banyak saat ia kuliah. Terlebih saat mulai berkarir. Jadi kalau akhirnya Shirley menentukan pilihan menikah pada seorang pria yang mulai bangkrut dan bermasalah dalam libido, alangkah malangnya gadis itu. Masalah semi-impotensi menjadi bahan obrolan lebih lanjut.“Ini bener nih obat ini semanjur seperti yang ditulis di bungkusannya?” Zakaria bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.“Ada beberapa faktor penyebab.”Tiba-tiba entah mendapat ide dari mana, Fadhil jadi ingin tahu seperti apa keadaan Shirley sekarang.“Coba antum tunjukin foto dia sekarang kayak apa.”Tanpa merasa bahwa itu permintaan yang aneh, Zakaria mengeluarkan ponselnya. Setelah beberapa kali ketukan dan geser-menggeser ia menunjukkan wajah isterinya saat ini.“Shirley tampangnya gak berubah banyak ya. Rambutnya juga ikal kayak begini.”Tanpa meminta izin Za
“Jamu empot-empot yang antum beli itu sudah dapat registrasi di Badan POM. Ini artinya jamu itu bagus secara medis. Kalo dikonsumsi dengan betul, insya allah ada hasil sekitar 60%. Dari hasil penelitian, nggak ada efek samping. ” Bak seorang penjual obat, Fadhil non stop menceritakan khasiat obat yang ia jual.Saat mengucap kalimat-kalimat di atas, jempol Fadhil tak lagi bergerak-gerak di permukaan layar ponsel. Zakaria langsung mengerti bahwa ini artinya Fadhil sedang terhenti sesaat pada sebuah file. File itu bisa jadi berbentuk foto yang sangat privat yang semuanya adalah foto Shirley. Zakaria hampir saja bangkit dan meminta ponsel itu kembali dari tangan Fadhil. Tapi sesaat kemudian pikirannya berubah. Berubahnya pun 180 derajat. Ia kini justeru malah ingin Fadhil menikmati saja semua foto tentang isterinya!“Eh, kata lu tadi berapa persen obat dan jamu ini bisa manjur?”Fadhil menjawab pendek dengan
Tak lagi mengantuk, Shirley mencoba menghilangkan kegundahan dengan beraktifitas fisik. Tumpukan pakaian langsung menjadi prioritas dengan langsung ia cuci. Dan seolah penderitaannya belum cukup mesin cuci itu ternyata fungsi pengeringnya tidak bekerja. Mau tak mau pakaian hanya bisa dicuci dan dibilas sebelum dijemur dalam keadaan basah kuyup. Ada satu ember penuh pakaian yang kini perlu dijemur.Bagian belakang rumah yang ia tempati menyisakan ruang kosong berlantai semen yang hanya digunakan untuk menjemur. Padahal di kompleks perumahan dimana ia tinggal, mayoritas mengubah tanah kosong dengan peningkatan berupa penambahan bangunan hingga dua lantai. Saat Shirley menjemur, bayangan kegagalan hubungan intim sejam lalu masih membekas kuat di benaknya. Kesedihannya masih belum berlalu terlihat dari pekerjaannya yang tidak optimal terlihat dari tetesan-tetesan air dari pakaian banyak mengenai tubuh. Ketika hal ini membuat beberapa bagian tubuhnya yang
“Halo,” sapanya ketika sudah berdiri di depan Shirley. Pekerjaan jemur menjemur telah diselesaikan Shirley.“Hi,” Shirley membalas. Suaranya bergetak. Kaku.Keduanya mendekat selangkah dua langkah sehingga kini bisa saling melihat dari jarak sangat dekat dan mengagumi kelebihan fisik masing-masing. Wajah, mata, rambut, hidung, mulut. Namun ketika pemuda itu melihati daster di bagian dadanya yang kuyup, Shirley tersadar dan buru-buru menahan dengan kedua lengan.“Kalo ditutupin gitu, berarti tante curang,” cetusnya makin nakal dan berani. “Tante aja ngeliatin dada gue malah gue biarin.”Itu pemikiran nakal tapi memang masuk akal, pikir Shirley. Sebuah gerakan skak-mat dalam catur yang membuatnya terkunci. Tak bisa melakukan hal lain kecuali menerima saja apa yang diminta. Dengan ragu dan sedikit gemetar ia melapas sendiri kedua tangan yang mendekap dada. Pemuda itu kini bisa melihat betapa sepas
Pertanyaan terakhir: Atas kondisi rumit yang dihadapi, mengapa ia tidak nikmati saja? Tak perlu malu. Atau ragu. Ia hanya perlu hidup dengan mindset baru: she’s a bitch. Si jalang, peselingkuh, pendamba cinta yang mudah haus dan ingin selalu terlampiaskan.Sepuluh menit percakapan itu luar biasa mengubah cara pandang Shirley. Dan kini – dengan mindset alias pola pikir barunya – mereka jadi bagai sepasang remaja yang tengah jatuh cinta. Asyik mengobrol dengan keduanya tersenyum-senyum kecil.“Thank you ya, babe.”Mengerti apa maksudnya, sambil mengunyah Shirley berpura-pura tidak mengerti maksudnya. “Buat apa?”Bram mengedip nakal. “Buat yang di karaoke lah.”“O yang di karaoke,” Shirley mengangguk-angguk sambil menyelesaikan makan siangnya. Satu-dua detik kemudian ketika keduanya bertemu pandang, ia dan Bram jadi tersenyum-senyum lagi.“Enak gak?”Shirley me
Setelah lima belasan menit , upaya bercinta pagi hari itu berakhir dengan kegagalan. Menyisakan sedih dan pilu pada kedua pihak. Kejadian itu dilihat dan terekam baik-baik dalam benak Katon. Walau kecewa karena ia tidak bisa bersama-sama wanita bersuami itu, ia mendapatkan yang tak kalah berharga yaitu info. Info yang menjelaskan mengapa ia bisa dengan mudah bisa meniduri sang tante binal tempo hari. Tante Shirley rupanya memiliki seorang suami yang bermasalah secara genital. Entah ejakulasi dini tanpa hasil atau lemah syahwat. Apapun itu, yang terjadi adalah ketidakpuasan pada sang isteri. Dan ketidakpuasan itu bisa menjadi jalan tol bagi pria lain untuk menikmati kemolekan tubuhnya. Tentu syaratnya hanyalah bahwa pria itu TAHU. Itu saja. dan ia merasa sangat beruntung karena mengetahui. Tinggal sekarang bagaimana masalah teknisnya kare
Saat itulah, Zakaria langsung masuk ke kamar mandi dan menutup serta mengunci pintu. “Kenapa, Pa?” “Kebelet.” Tentu saja Zakaria berbohong. Ia tidak buang air kecil. tangannya kini memeriksa pakaian yang tadi dipakai isterinya dan sekarang teronggok di keranjang berisi pakaian kotor yang siap dicuci. Ia bangkit, memeriksa, mencium di sana-sini. Kecurigaannya beralasan. Ada parfum pria di pakaian. Heran. Zakaria heran dengan sikapnya. Ia tidak marah atau benci saat menemukan bukti itu. Ia malah jadi bersemangat. Bersemangat saat mengetahui bahwa semakin besar dugaan isterinya telah berselingkuh. Z
Penyesalan dalam diri Shirley kembali membuncah keluar. Ia tak percaya bahwa dalam waktu seminggu ini sudah dua kali dia mengkhianati suami dengan menyelingkuhi dua orang berbeda. Segitu bodohkah dirinya? Segitu bebalkah dirinya? Segitu pelupakah dia sehingga tak ingat janji untuk mempertahankan biduk rumah tangga? Lalu apakah yang ia harus lakukan ke depannya untuk tidak mengulangi kebodohan yang sama?Jawabnya: ia tidak tahu.Ia juga tidak yakin apakah bisa menghentikan semua kenistaan itu. Bagi Shirley, jika ia mau jujur, ditengah penolakan nurani dan logika, Bram dan Katon adalah pribadi yang menyenangkan dan tak terpisahkan. Ia butuh keduanya. Mereka mampu mengisi kekosongan yang selama ini gagal ia dapatkan dari Zakaria. Mereka berdua saling mengisi. Katon memang sangat tampan jika dibanding Bram yang berwajah biasa. Tapi dalam hal bercinta, Bram mengungguli segalanya. Bram adalah pecinta lihai. Tahu kapan harus lembut hati laiknya Romeo, tapi tahu juga kapan ia
“Gue pernah baca tulisan Dr. Sigler Hirsch, sex-therapist pencipta trik stimulan otak. Otak manusia bekerja dengan cara diluar ekspektasi. Ia suka menghasilkan apa yang tadinya kita pikir tidak mungkin. Padahal kita memiliki kapasitas melebihi apa yang kita bayangkan. Kita sering membatasi cara kerjanya padahal sebetulnya dia mencari jalan sendiri. Kita berpikir, dalam satu kasus, otak bisa menghasilkan A padahal dia bisa menghasilkan A dan B atau bisa juga C. Ini juga berlaku dalam hubungan suami-isteri. Kita suka berpikir kepuasan sex itu terjadi jika kita melakukan A atau B. Padahal itu bisa dikreasikan sehingga kepuasan itu variatif. Ada yang A, B, atau A1, B1. Intinya kita terlalu membatasi diri dengan alasan norma, etika ketimuran, nggak enak pada pasangan. Padahal, kita saja yang tidak terbuka terhadap kemungkinan yang ada.”Guntur berhenti sesaat, lalu melanjutkan. “Memang sempat cemburu, tapi itu sesaat. Kenapa harus meributkan soal jealous dan ngga
Percakapan menarik dipicu ketika di sebuah persimpangan mobil menikung sangat tajam yang membuat kantong kresek berisi viagra, dan obat herbal yang kemarin dibeli dari Fadhil terjatuh dari dashboard ke sepatu Guntur. Orang itu spontan mengambil dan bermaksud mengembalikan ke tempat semula. Tapi plastik yang tersobek membuat benda-benda tadi terihat olehnya. Syukurlah bahwa dildo tak lagi di sana karena sempat ia gunakan tadi saat bercinta dengan isterinya walau kemudian berakhir dengan kegagalan.Zakaria merasa malu atas kejadian itu, sebaliknya Guntur tersenyum.“Wah, pake obat kuat juga pak?”“Begitulah.”Diam. Tak ada percakapan lagi. Tapi Zakaria kemudian merasa perlu untuk sedikit curhat.“Abisnya, dengan pake begitu aja belum tentu tuntas juga.”“Oh, bapak udah coba?”“Tadi pagi. Hasilnya yah gitu-gitu aja.”Guntur membuang pandangan ke luar mobil. “Maaf, seribu maaf, yang bermasalah bapak atau ibu?“Cuma aku.”“O.”Itu saja komentarnya. Suasana sepi lagi sampai kemudian Guntur
Selain itu, bagi Katon, bisnis yang ia jalankan juga memberi manfaat sosial. Ia kini bisa membantu ekonomi ayahnya. Juga Nurul. Pacarnya yang berwajah sangat innocent itu. Dan Katon yakin, ia tak perlu memberitahu dari mana uangnya berasal.“Nurul,” katanya ketika ia menelpon gadis itu. “Lu dimana?”“Ini barusan pulang sekolah, Bang.” Terdengar jawaban suara alto bening dari seorang gadis SMP yang juga bening di ujung telpon sana.“Ada siapa di rumah?”Sempat ragu, Nurul akhirnya berbicara jujur. “Gak ada siapa-siapa. Semua lagi pada pergi.”“Cuma Nurul sendiri?”“I-ya.”“Jawaban kamu koq males-malesan? Gak suka aku telpon?”“Suka bang. Cuma lagi agak gak enak badan.”“Ck. Kemarin kamu sehat-sehat aja kok. Iya kan?” tanya Katon sedikit jutek. “Cepetan dateng
Sebuah panggilan telpon kemudian terdengar.“Punyamu?” tanya Ervan.“No. itu punyamu, sayang. Hapemu. Hapeku ringtonenya nggak begitu.”Erwan merutuk keras sambil kemudian bangkit mencari gadgetnya yang berada di kamar lain di unit apartemen yang mereka tempati.Shirley juga merutuk atas persenggamaan yang tertunda. Padahal ini adalah kesempatan sang CEO akan mengeksplorasi tubuhnya. Ia sudah lama mendambakan. Menginginkan pengalaman beberapa rekan wanitanya yang ditiduri Ervan juga akan terjadi padanya. Ini mengesalkan, yaitu ketika hawa nafsu sudah sampai di ubun-ubun dan kemudian harus mati mendadak. Seperti ini mungkin pengalaman yang dialami Zakaria.Mengingat nama itu, Shirley lantas teringat sesuatu. Tak lama kemudian ia melompat dari ranjang, mengambil ponselnya, mengutak-atik sesaat, dan menaruhnya kembali sedemikian rupa di tempat yang tersembunyi. Ia harus menunggu agak lama di atas ran
Saat tiba di bandara, ada kejadian yang mengesalkan Ervan. Setelah menunggu antrian bagasi di ban berjalan selama setengah jam ia tersadar bahwa ada satu kopor kecil miliknya yang tidak ada. Ini mengesalkan karena berarti mereka harus ke konter bagasi untuk mengadukan keluhan. Selama mengurus pengaduan itu pulalah, Shirley kembali berkomunikasi via WA.: ##Mama sdh sampe bandara.##: ##Alhamd. Mama nanti nginep di hotel apa?##: ##Bukan hotel tapi apartemn. Namanya mama lupa. Knp emg?##: ##Yg penting kalian sekamar. Kamu tu sexy.##: ##Terus, Mama musti ngapain?##: ##Fuck him up.##Shirley tersenyum membacanya. Dialog di mobil saat ke bandara Jakarta membuat Zakaria membuka segalanya. Tentang Katon, tentang hidden camera, tentang persetujuannya bahwa kemun