Share

part 15

Penulis: Nouvallin30
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Assalamualaikum, mas?" Nisa meraih tangan lelaki yang bergelar suaminya tersebut, Pras sangat canggung dengan posisinya sekarang dia hanya bisa menerima uluran tangan Nisa karena tidak mungkin menolaknya didahapan orang banyak.

"Mas sendiri? dimana mbak Aruna?" tanya Nisa arah pandangannya menyapu kesekeliling.

"hm ..." hanya kata itu yang terlontar dari mulut Pras, setelah membayar Pras langsung meninggalkan Nisa tanpa berpamitan.

Nisa hanya bisa menghela napas, dia sudah terbiasa diperlakukan seperti ini oleh lelaki yang telah berstatuskan suaminya tersebut.

Nisa berlari kecil menyusul Pras yang tengah melangkah gontai menyusuri jalanan, dia merasa suaminya tersebut sedang mengalami masalah.

"Mas, tunggu." Nisa mensejajarkan langkahnya mengikuti langkah Pras.

"Apa mas lagi ada masalah?" tanya Nisa hati-hati.

"Bukan urusan kamu." balas Pras ketus.

"Bagaimanapun aku ini istri kamu, mas!

"Apa kalian bertengkar?" telisik Nisa, bukan tanpa sebab Nisa menanyakannya karena hanya masalah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MADU YANG KUPILIH   part 16

    pov NisaApa serendah itu harga diri ini dimata lelaki yang telah kutaruhkan separuh hatiku tanpa meminta pembalasan rasa yang setimpal.Dengan ringannya mulutnya berkata jika akulah penyebab keretakan rumah tangganya bersama mbak Aruna, dan dan dia juga lancang mengatakan jika aku sangat mengharapkan kehangatan dari tubuhnya.Sebagai seorang wanita yang telah menikah, wanita mana yang tidak membutuhkan nafkah bathin dari pasangannya, akupun sama, aku juga butuh hal tersebut tapi bukan itu tujuan utamaku menerima pernikahan ini, jika hanya karena soal nafkah bathin, aku bisa menunggu sampai mas Pras benar-benar sudah bisa menerima kehadiranku, tapi alasanku menerimanya benar-benar hanya ingin membantu mbak Aruna menyelesaikan masalah.Bagaimana aku membiarkan wanita yang telah aku anggap saudaraku sendiri, menderita. sedangkan dia membutuhkan pertolonganku.Mas Pras berfikir aku sangat bahagia dengan pernikahan ini, tapi sebaliknya ... aku tidak pernah menginginkan pernikahan yang sem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MADU YANG KUPILIH   Part 17

    Tepukan lembut membangunkanku, aku mengerjabkan mata beberapa kali, mengumpulkan kesadaran sepenuhnya, sepertinya aku ketiduran selepas mengerjakan shalat subuh.Kulihat mas Pras berjongkok dihadapanku, memakai baju muslim deng peci yang bertengger dikepalanya, masya Allah tampan sekali suamiku, aku memiliki suami yang begitu tampan, ahklak yang baik, memiliki cinta yang begitu besar, dan aku juga memiliki mertua yang begitu menyayangiku, ekonomi kamipun tidak ada masalah, malahan kami bisa dibilang memilik segalanya, ujian kami hanya satu, keturunan ... Allah masih belum mempercayai kami,Aku bersama mas Pras tidak masalah, kami berdua selalu memberikan dukungan satu sama lain karena kami selalu meyakinkan jika suatu saat nanti Allah pasti menitipkannya untuk kami.Tapi papa ... papa mempermasalahkan hal tersebut, dua tahun penantian menurutnya sudah cukup, dengan kondisi kesehatannya yang menurun papa meminta hal yang tidak mungkin bisa kuberikan.Lambaian tangan didepan wajahku mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MADU YANG KUPILIH   Part 18

    Dering ponsel yang berada diatas meja dihadapanku membuyarkan lamunan, aku hanya menatap sekilas tanpa berniat untuk mengangkat panggilannya.Tapi lagi dan lagi panggilan dari nomor yang sama memanggil dengan beruntun seperti tak kenal lelah membuat bibir ini berdecak kesal."Iya, assalamualaikum?" ucapku dengan nada ketus."Wa'alaikumsalam! maaf mbak, bisa jemput suaminya sekarang, soalnya dia mabuk berat ini." ujar pria diseberang sana."A-apa? mabuk." tanyaku tidak percaya, sejak kapan mas Pras mengenal minuman haram seperti itu."Iya mbak! tolong dijemput ya, soalnya kami mau tutup mbak." balas pria tersebut."Aku akan segera kesana!" balasku lalu mematikan sambungan telpon setelah pria tersebut memberikan alamatnya.Terpaksa aku mengendarai mobil sendiri jika memesan taxi online pasti akan memakan waktu lama, mobil membelah jalanan yang sudah mulai sepi karena jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.Lima belas menit aku sampai didepan sebuah cafe yang sebelah pintunya sudah ditutup,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MADU YANG KUPILIH   Part 19

    Aruna ...Pras mengakhiri permainannya dengan menyebut nama Aruna istri pertamanya tanpa memikirkan bagaimana terlukanya istri keduanya saat ini.Bulir bening berjatuhan dari sudut matanya. "bahkan dalam keadaan tak sadarpun kamu masih menyebut nama mbak Aruna, sebesar itukah cintamu untuk mbak Aruna, mas? isak Nisa.Aku tidak berharap bisa dicintai sebanyak itu, aku cuma berharap satu hal, kamu memperlakukanku layaknya sebagaimana peran seorang istri pada umumnya, tapi kenapa kamu masih memberi jarak tak kasat mata seperti ini terhadapku, mas.Memang pernikahan ini terjadi karena keterpaksaan tapi tidak bisakah kamu mencoba untuk menerima kehadiranku, mas? aku bukan wanita yang akan menghancurkan pernikahanmu sebelumnya, aku sadar diri dan aku tau dimana tempatku. Nisa menatap sendu wajah lelap suaminya.Seharusnya aku bahagia karena telah menjadi seorang istri seutuhnya, mas Pras telah memberikan hakku, tapi bukan menghabiskan malam seperti ini yang aku harapkan, mas datang dalam ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MADU YANG KUPILIH   part 20

    Selepas kepergian mas Pras kekantor, ponselku berdering, nama Nisa tertera disana, kuhembuskan nafas perlahan lalu mengangkat panggilan dari gawaiku."Assalamu'alaikum, mbak?" salam Nisa diseberang sana."Waalaikumsalam." balasku."Mbak, mas Pras ada disana nggak?" tanya Nisa daei nada bicaranya terdengar dia sangat mengkhawatirkan mas Pras."Barusan berangkat kekantor." jawabku."Syukurlah." ucapnya lega."Aku hanya khawatir, takutnya terjadi apa-apa dengannya dijalan." timpal Nisa.Dadaku berdesir kala mendengar ada wanita lain yang mengkhawatirkan suamiku, sesak didada tidak bisa kusembunyikan, aku mendongakkan kepala keatas menahan airmata ini agar tidak tumpah."Semalam mas Pras mabuk, mbak! aku sudah mencoba menghubungi nomor mbak tapi tidak dijawab." Nisa berkata panjang lebar."Aku sudah tidur." jawabku singkat."Mbak tutup dulu ya, masih banyak kerjaan." padahal itu hanya alasanku saja, aku tidak ongin berlama-lama berbicara dengan Nisa, itu hanya akan membuat luka yang sempa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MADU YANG KUPILIH   part 21

    senyum yang sedari tadi merekah akhirnya sirna saat melihat wanita yang duduk bersama Aruna, bukannya aku membenci Nisa tapi karena hadirnya dirinya diantara kami membuat hubungan yang selalu harmonis kini menjadi berantakan, tidak adalagi kudapatkan senyum termanis dari raut istriku, manjanya yang selalu mengisi hari-hariku kini ikut lenyap bersama lukanya.Kuhembuskan nafas kasar lalu kembali melangkah menghampiri mereka, kutampilkan senyuman terbaikku untuk Aruna tapi dia hanya menanggapi dengan senyuman tipis, sedangkan Nisa hanya menatapku sekilas lalu menundukkan pandangannya, fikiranku kembali ke kejadian semalam, perihal itu belum aku tanyakan kepada Aruna, aku sangat yakin Aruna memberikan aku sesuatu obat sehingga aku bisa melakukannya bersama Nisa.Entah marah atau benci istri yang berstatuskan istri keduaku ini, tapi saat itu fikiran kalut dan bercampur rasa bersalah terhadap Aruna membuatku meninggalkan dia sendirian tanpa permintaan maaf sekalipun."Mas mau pesan apa? Sua

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MADU YANG KUPILIH   part 22

    Sesuai kesepakatanku bersama Aruna, mulai malam ini dan tiga hari kedepan aku akan pulang kerumah Nisa.Aku juga tidak ingin mempersulit Aruna lagi, sudah cukup airmata yang telah ia keluarkan, dan sekarang sudah kuputuskan aku akan mengikuti apa yang telah direncanakan oleh Aruna sebelumnya."Nis, ada yang ingin mas bicarakan?" ujarku, sekarang kami sedang duduk dibalkon lantai dua rumah Nisa."Apa, mas?" jawab Nisa menatapku sebentar lalu beralih menatap kedepan."Sebelumnya maaf atas tindakan mas yang mungkin telah melukai hati kamu selama ini.""Mulai sekarang mas akan berusaha untuk menerima status pernikahan kita, dan mas akan bertanggung jawab untuk kehidupanmu selanjutnya.""Tapi ...? ehm ... Pras menjeda ucapannya, sambil memikirkan kata-kata yang akan dia sampaikan agar tidak menyinggung perasaan Nisa."Dan untuk yang terjadi diantara kita beberapa waktu lalu mas benar-benar minta maaf, mas dibawah pengaruh minuman waktu itu." Pras berusaha untuk tetap tenang meskipun kecang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MADU YANG KUPILIH   part 23

    Satu bulanpun berlalu..Pras sudah mulai terbiasa dengan kehidupan rumah tangganya bersama Aruna dan Nisa, meskipun demikian Seluruh cintanya masih untuk Aruna, tidak ada niat sedikitpun membagi cintanya untuk perempuan lain, Andai Aruna tahu hingga saat ini Pras masih belum bisa memberikan hak Nisa, pastilah Aruna akan sangat kecewa.Hari ini Pras menjemput Aruna sebelum berangkat kekantor tanpa sepengetahuan Nisa, sejak semalam Nisa kurang enak badan dan Pras tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, jadi dia meminta Aruna untuk menemani Nisa dirumah."Mas berangkat ya, dek?" ujar Pras sambil mengulurkan tangannya, dia juga ikut turun dari mobil, mengantar Aruna sampai didepan pintu."Nggak pamit dulu sama Nisa?" tanya Aruna, lalu mencium punggung tangan suaminya."Tidak usah, pasti Nisa masih tidur." Pras mencium kening Aruna cukup lama, rasa rindunya cukup terobati dengan kehadiran istrinya saat ini.Disisi lain Nisa memegang dad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • MADU YANG KUPILIH   part 28

    "Ma-maksud kamu apa, mbak?" Nisa berbicara dengan suara terbata. "Apa ini wujud aslimu?" ulangku lagi seraya mendekatkan wajah kami, menatap wajah polos wanita yang sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri. Apa yang dikatakan Siska ada benarnya, aku saja yang baru menyadarinya, ternyata hati seseorang tidak bisa kita nilai hanya dari penampilannya saja. "Mbak...! kita sama-sama besar dipanti asuhan, dan sudah merasakan bagaimana rasanya tidak memiliki orangtua, apa mbak tidak kasihan sama anak yang ada dikandunganku?" perkataan Nisa membuyarkan lamunanku. "Lalu?" tanyaku dengan alis bertaut. "Aku tidak ingin anak ini bernasib sama seperti kita, mbak!" lanjut Nisa dengan tatapan sendu. "To the poin saja, Nis! kamu ingin aku yang mundur bukan?" "Sepertinya kamu sudah mulai lupa apa dan kenapa kamu bisa berada ditengah-tengah kami! aku ingatkan sekali lagi, kamu berada disini hanya untuk memberikan anak untuk

  • MADU YANG KUPILIH   bab 27

    "Lebih baik Nisa tinggal dirumah kalian saja." ujar Pras terang-terangan saat sudah berada dikamar kedua orangtuanya. "Mana bisa begitu, Pras! Nisa lebih membutuhkan kamu." balas mama penuh penekanan. "Jika mama masih bersikeras, biar aku dan Aruna saja yang keluar dari rumah ini." ancam Pras. "Secepat itukah kasih sayang mama berubah untuk Aruna? bahkan mama tidak peduli lagi bagaimana terlukanya Aruna oleh prilaku dan ucapan mama." "Pras ..." bentak mama menatap nanar kearahku putra semata wayangnya. "Apa yang sedang kalian perdebatkan?" timpal Papa, sepertinya tidurnya terganggu oleh perdebatan kami. "Pras menolak Nisa tinggal disini, pa! jika mereka tinggal bersama bukankah jauh lebih baik, Pras bisa memantau Nisa setiap saat dan disini juga ada Aruna yang bisa menjaganya." jelas mama. "Nggak bisa ma! besok mama ajak Nisa tinggal bersama kalian, kalau tidak biarkan dia kembali kerumahnya, aku akan menye

  • MADU YANG KUPILIH   part26

    Pras, Runa! kemarilah, ada yang ingin mama bicarakan?" panggil mama saat kami baru saja menginjakkan kaki didalam rumah.Keningku langsung mengkerut saat melihat Nisa berada dirumah kami, kenapa mas Pras membawanya kemari? gumamku.Disini hanya ada mama dan Nisa, dan sepertinya papa sedang beristirahat dikamar."Jadi begini ..." mama menjeda perkataannya sejenak, tatapannya terarah kearahku."Sebaiknya selama Nisa hamil biarkan dia tinggal dirumah kalian." Lanjutnya kemudian, aku masih menatap dalam kearah mama, apa ini wanita yang telah kuanggap sebagai ibu kandungku sendiri? bahkan sedikitpun dia tidak memikirkan bagaimana perasaanku saat ini, dia hanya memikirkan calon cucunya yang ada dirahim menantu keduanya."Kalian tahu sendirikan keadaan Nisa bagaimana, jika dia tinggal sendirian mama takut terjadi apa-apa dengan dia dan kandungannya." ujar mama kemudian yang terlihat jelas kecemasan dari raut wajahnya."Aku tidak setuju,

  • MADU YANG KUPILIH   part 25

    Bukan tanpa alasan aku menilai istri kedua dari Pras yang baru saja kuketahui, mungkin dia mengira hubunganku dengan Aruna hanya sebatas antara dokter dan pasien.Saat Pras dan keluarganya menyadari jika Aruna sudah tidak berada diruangan, wanita itu langsung menghentikan Pras yang hendak mencari Aruna keluar, wanita itu beralibi jika tubuhnya sangat lemas dan ingin segera beristirahat, apa seperti itu sikap wanita yang baik menurut Aruna?Lagu lama ... mungkin dia bisa membohongi Pras dengan keluarganya tapi tidak denganku, ternyata penampilan dan hati wanita ini sangat bertolak belakang.Dan untuk saat ini aku memilih untuk tidak menceritakan perihal yang terjadi didalam ruangan tadi, nanti jika waktunya sudah tepat aku akan memberitahu Aruna siapa sebenarnya wanita yang dia bawa ketengah-tengah mereka, dab akupun tidak ingin menambah beban fikiran Aruna."Sis ... Siska! malah bengong." lamunanku tersentak saat Aruna memanggil sembari melambaika

  • MADU YANG KUPILIH   part 24

    "Ini beneran?" tanya Pras lagi, Dokter Siska menjawab dengan anggukan, Pras masih belum percaya jika ketidaksengajaan yang telah terjadi beberapa waktu lalu antara mereka membuahkan hasil, itu artinya dia tidak harus berpura-pura lagi dihadapan istrinya Aruna, jujur saja selama ini Pras merasa tertekan dengan hubungannya bersama Nisa, meskipun dia mengatakan akan berusaha untuk menerima kehadiran istri keduanya nyatanya Pras tidak bisa, dan semua yang dia lakukan selama ini semata-mata demi Aruna.Papa menghapus sudut matanya yang mengembun, pastinya airmata kebahagiaan, sedangkan mama langsung memeluk tubuh Nisa."Jadi a-aku hamil, dok?" tanya Nisa setelah mama melepaskan pelukannya."Benar, buk!" jawab Siska.Nisa menangis sambil mengelus perutnya yang masih rata, tidak bisa kubohongi perasaan ini jika ada rasa iri yang bersarang, tapi sebisa mungkin kutepiskan rasa itu.Mereka semua larut dalam kebahagiaan, mengelilingi Nisa tidak terkecuali mas Pras.Pras melangkah kearah Nisa kemu

  • MADU YANG KUPILIH   part 23

    Satu bulanpun berlalu..Pras sudah mulai terbiasa dengan kehidupan rumah tangganya bersama Aruna dan Nisa, meskipun demikian Seluruh cintanya masih untuk Aruna, tidak ada niat sedikitpun membagi cintanya untuk perempuan lain, Andai Aruna tahu hingga saat ini Pras masih belum bisa memberikan hak Nisa, pastilah Aruna akan sangat kecewa.Hari ini Pras menjemput Aruna sebelum berangkat kekantor tanpa sepengetahuan Nisa, sejak semalam Nisa kurang enak badan dan Pras tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, jadi dia meminta Aruna untuk menemani Nisa dirumah."Mas berangkat ya, dek?" ujar Pras sambil mengulurkan tangannya, dia juga ikut turun dari mobil, mengantar Aruna sampai didepan pintu."Nggak pamit dulu sama Nisa?" tanya Aruna, lalu mencium punggung tangan suaminya."Tidak usah, pasti Nisa masih tidur." Pras mencium kening Aruna cukup lama, rasa rindunya cukup terobati dengan kehadiran istrinya saat ini.Disisi lain Nisa memegang dad

  • MADU YANG KUPILIH   part 22

    Sesuai kesepakatanku bersama Aruna, mulai malam ini dan tiga hari kedepan aku akan pulang kerumah Nisa.Aku juga tidak ingin mempersulit Aruna lagi, sudah cukup airmata yang telah ia keluarkan, dan sekarang sudah kuputuskan aku akan mengikuti apa yang telah direncanakan oleh Aruna sebelumnya."Nis, ada yang ingin mas bicarakan?" ujarku, sekarang kami sedang duduk dibalkon lantai dua rumah Nisa."Apa, mas?" jawab Nisa menatapku sebentar lalu beralih menatap kedepan."Sebelumnya maaf atas tindakan mas yang mungkin telah melukai hati kamu selama ini.""Mulai sekarang mas akan berusaha untuk menerima status pernikahan kita, dan mas akan bertanggung jawab untuk kehidupanmu selanjutnya.""Tapi ...? ehm ... Pras menjeda ucapannya, sambil memikirkan kata-kata yang akan dia sampaikan agar tidak menyinggung perasaan Nisa."Dan untuk yang terjadi diantara kita beberapa waktu lalu mas benar-benar minta maaf, mas dibawah pengaruh minuman waktu itu." Pras berusaha untuk tetap tenang meskipun kecang

  • MADU YANG KUPILIH   part 21

    senyum yang sedari tadi merekah akhirnya sirna saat melihat wanita yang duduk bersama Aruna, bukannya aku membenci Nisa tapi karena hadirnya dirinya diantara kami membuat hubungan yang selalu harmonis kini menjadi berantakan, tidak adalagi kudapatkan senyum termanis dari raut istriku, manjanya yang selalu mengisi hari-hariku kini ikut lenyap bersama lukanya.Kuhembuskan nafas kasar lalu kembali melangkah menghampiri mereka, kutampilkan senyuman terbaikku untuk Aruna tapi dia hanya menanggapi dengan senyuman tipis, sedangkan Nisa hanya menatapku sekilas lalu menundukkan pandangannya, fikiranku kembali ke kejadian semalam, perihal itu belum aku tanyakan kepada Aruna, aku sangat yakin Aruna memberikan aku sesuatu obat sehingga aku bisa melakukannya bersama Nisa.Entah marah atau benci istri yang berstatuskan istri keduaku ini, tapi saat itu fikiran kalut dan bercampur rasa bersalah terhadap Aruna membuatku meninggalkan dia sendirian tanpa permintaan maaf sekalipun."Mas mau pesan apa? Sua

  • MADU YANG KUPILIH   part 20

    Selepas kepergian mas Pras kekantor, ponselku berdering, nama Nisa tertera disana, kuhembuskan nafas perlahan lalu mengangkat panggilan dari gawaiku."Assalamu'alaikum, mbak?" salam Nisa diseberang sana."Waalaikumsalam." balasku."Mbak, mas Pras ada disana nggak?" tanya Nisa daei nada bicaranya terdengar dia sangat mengkhawatirkan mas Pras."Barusan berangkat kekantor." jawabku."Syukurlah." ucapnya lega."Aku hanya khawatir, takutnya terjadi apa-apa dengannya dijalan." timpal Nisa.Dadaku berdesir kala mendengar ada wanita lain yang mengkhawatirkan suamiku, sesak didada tidak bisa kusembunyikan, aku mendongakkan kepala keatas menahan airmata ini agar tidak tumpah."Semalam mas Pras mabuk, mbak! aku sudah mencoba menghubungi nomor mbak tapi tidak dijawab." Nisa berkata panjang lebar."Aku sudah tidur." jawabku singkat."Mbak tutup dulu ya, masih banyak kerjaan." padahal itu hanya alasanku saja, aku tidak ongin berlama-lama berbicara dengan Nisa, itu hanya akan membuat luka yang sempa

DMCA.com Protection Status