Kayla dikejutkan oleh suara bel di apartemennya. Ia terpaksa menghentikan aktivitas menata rambut panjangnya dan menyambar cardigan untuk melihat sosok yang datang.
Alangkah terkejutnya ia saat mengintip dari lensa yang ada di tengah pintunya. Sosok Gavin berdiri di situ, dengan celana kain warna khaki dan kemeja biru Tiffany.
“Huh ngapain sih dia ke sini, kan udah tahu gue mau ke G.G?” keluh Kayla, tapi perempuan itu tetap saja menarik tuas pintu dan membukanya. Membiarkan sosok laki-laki yang pernah menjalin asmara dengannya masuk.
“Ngapain sih loe?” tanya Kayla dengan nada kesal.
Tak dapat dipungkiri kalau kehadiran Gavin masih sering membuat pikirannya kacau. Hubungan mereka yang telah kandas tak mudah untuk dilupakan begitu saja. Namun kemarahan dan kekecewaan Kayla begitu mendalam, hingga ia selalu saja bersikap ketus pada lelaki yang ada di hadapannya.
Walau pencahayaan di G.G club tidak terlalu terang, tapi Kayla masih bisa mengenal jelas sosok lelaki yang tak sengaja menabraknya. Lelaki yang saat ini tengah berdiri sambil melipat tangan di depan dada dan tersenyum selengekan seperti biasa.Mata indah Kayla yang dihiasi perona mata warna nude itu pun terbuka lebar saat mendapati sosoknya. Namun ia tak ingin terlihat salah tingkah, terutama saat berada di tengah teman-temannya.“Loe,” jawab Kayla mencoba untuk bersikap sesantai mungkin.“Iya ini gue, loe inget kan? Las Vegas,” katanya.Lelaki itu adalah Oscar, yang menikahinya saat berada Las Vegas.Beberapa teman Kayla tampak memperhatikan dirinya, dan membuat perempuan muda ini sedikit risih. Tentu ia tak ingin ada yang mengetahui tentang hubungannya dengan lelaki yang tak sengaja bertemu dengannya ini, setidaknya untuk sekarang.I
Tanpa ragu Gavin langsung mendorong tubuh Oscar yang masih berdiri di samping Kayla. Pemuda itu pun sedikit terhuyung ke belakang, dan berhasil membuat lengan Kayla terlepas dari cengkeramannya.Napas Oscar memburu naik turun, ia pun mengepalkan tangannya penuh emosi dan bersiap untuk melayangkan tinju pada Gavin. Ia merasa terhina atas perlakuan lelaki yang mengaku kekasih Kayla itu. Namun sebelum tinjuan itu mengarah pada wajah Gavin, Kayla sudah menahan tangan Oscar.“Loe ngapain sih bikin ribut di sini kayak anak kecil aja!” seru Kayla yang tak menyetujui tindakan Oscar.Pemuda bermata kecokelatan itu pun langsung menoleh pada Kayla yang masih memegang lengannya kuat-kuat. Kedua bola mata indah milik istri Vegasnya terus memandangnya dengan tatapan yang dalam, lambat laun membuat kepalan tangan Oscar melonggar, lalu dihempaskan oleh Kayla.“Bukannya dia yang dorong gue pertama k
Oscar membuka pintu penumpang mobil mewahnya, dan menyuruh Kayla untuk masuk. Mobil sedan sport yang hanya dikhususkan untuk dua orang termasuk pengemudinya. Mobil yang mnjadi simbol kesuksesan Oscar di usianya yang terbilang muda.Diam-diam ia memperhatikan reaksi Kayla yang bersikap biasa saja begitu melihat mobil mewah miliknya. Sesuatu yang tampak bertentangan dengan dugaan kalau Kayla melakukan ini semua untuk mencari uang.“Ternyata bukan harta yang menjadi dasar ia melakukan ini semua,” pikir Oscar kemudian mengambil tempat di belakang kemudi.“Jadi itu yang loe bilang pacar loe?” balas Oscar sambil menyalakan mesin mobilnya.“Mantan!” jawab Kayla tanpa melihat ke arah Oscar sama sekali.Tanpa diketahui oleh Kayla, Oscar mengerutkan dahinya, mencoba mencerna dengan apa yang terjadi kali ini. Menurutnya ini sangat aneh, pendaftaran pernik
Dengan lembut Oscar menyentuh kedua lengan Kayla yang terbuka, ia menatap mata Kayla dengan penuh kesungguhan.“Loe bilang kemauan loe ke gue, dan gue janji akan nurutin kemauan loe. Please Kay, tolongin gue!” Kali ini Oscar menangkupkan kedua tangannya di depan dada, memohon pada gadis di hadapannya.Pemuda ini kemudian mendongak sejenak dan memikirkan suatu obsi terakhir. Mempertaruhkan perusahaannya untuk bisa bersama Aurelia.“Sepertinya gue harus tawarkan perusahaan gue buat Kayla. Ini berat, tapi gimana lagi gue bener-bener cinta dengan Aurelia, dan nggak mampu untuk berpisah dengannya,” pikirnya.Oscar kembali menatap Kayla penuh harap.“Apa loe mau perusahaan gue?” tanya Oscar.“Hah perusahaan loe?”“Ya, gue akan kasih perusahaan gue, semua akan gue buat pakai nama loe asal loe
Beberapa kali Oscar memukuli setir mobilnya sambil menggerutu.“Sial! Bisa-bisanya gue terlibat urusan dengan cewek sinting macam dia, Arggh!” runtuk Oscar semenjak ia keluar dari apartemen milik Kayla.Tampaknya pemuda berparas tampan ini sangat menyesali insiden yang terjadi di Las Vegas beberapa waktu lalu. Ia terus saja memaki, dan mengungkapkan kebencian pada kebodohan dan kesialan yang menimpa dirinya.“Gila aja gue harus jadi suami dia selama setahun. Hidup sehari sama dia aja udah berasa kayak di neraka, gimana setahun? Bisa-bisa gue mati muda kali. Mending sih kalau mati muda, kalau gue harus stroke dulu gimana. Ah nggak … nggak ini nggak bisa dibiarin,” omel Oscar sambil mengemudi membelah jalanan ibukota yang sudah tidak begitu padat karena malam telah larut.Sambil terus menggerutu Oscar Rionaldo terus mengemudi dengan hati-hati agar bisa segera mencapai rum
“Ya ampun Kay, loe kenapa?” tanya Gavin begitu Kayla membuka pintu apartemennya, setelah ia mengetuk beberapa kali.Pemuda berkulit putih ini mendapati mantan kekasihnya nyaris ambruk menubruk tubuhnya. Dari aroma bibirnya, ia dapat mencium aroma alkohol yang cukup kuat.“Hmm, mulai deh, abis berapa banyak loe Kay?” gumam Gavin kemudian mengangkat tubuh Kayla yang ramping dengan kedua tangannya.Perlahan ia membaringkan Kayla pada ranjang berukuran king size. Gavin mengambil selimut putih yang ada di ranjang untuk memberikan kehangatan padanya.Saat selimut itu terbuka, mendadak Gavin pun menghentikan apa yang ia lakukan karena melihat rok Kayla yang tersingkap. Kulitnya yang putih mulus terlihat jelas di depan mata, belum lagi tonjolan ranum yang sedikit menyembul dari blouse berpotongan Queen Anne nya.Sejenak Gavin menelan liurnya sendiri, ia t
Kayla meneguk air putih hingga tak bersisa, kemudian ia kembali melirik ke arah Gavin yang masih menertawai ulah Oscar yang ia sebut cowok sarap.“Dia gak salah Vin, laki-laki itu emang suami gue,” aku Kayla sambil menunduk.“Apa? Loe masih mabuk Kay?” tanya Gavin yang tak percaya.“Iya, dia emang suami gue, kita menikah di Amerika,” jawab Kayla dengan tatapan yang kosong.Gavin langsung meletakkan roti yang rencananya akan diberikan pada Kayla dengan kasar. Kemudian ia mendekat ke arah mantan kekasihnya dan memegang kedua pundaknya yang putih. Sepertinya ia terbakar oleh rasa cemburu yang begitu menggebu.“Kay! Bilang ke gue kalau apa yang loe bilang itu boong. Loe pasti boong kan Kay. Loe nggak mungkin nikah dengan orang itu. Loe nggak mungkin,-” balas Gavin kemudian melepaskan telapak tangannya dari pundak Kayla.
“Arghhh! Sial!” Gavin kembali melayangkan tinjunya ke udara melampiaskan emosi yang muncul oleh ucapan Kayla barusan.Sulit untuk menggambarkan bagaimana perasaannya sekarang, semuanya campur aduk. Ia marah, kecewa dan juga cemburu.Tak pernah ia mengira kalau Kayla akan melakukan tindakan senekad dan sejahat ini. Ia seolah merasa asing dengan sosok Kayla kali ini. Perempuan mandiri yang kadang bersikap manja saat bersama dengannya telah berubah total. Keceriaan di wajah perempuan itu pun hilang seketika.Sebetulnya ia merasa iba dan ingin memluk mantan kekasihnya setelah mendengar pengakuan Kayla. Ia berharap bisa memberikan rasa tenang bagi perempuan berlesung pipi itu. Namun sepertinya hal itu tak bisa ia lakukan. Kayla sama sekali tak mengharapkan belas kasihan.Ia setuju kalau apa yang diterima oleh mantan kekasihnya semasa SMU itu memang sungguh keterlaluan, tapi ia sa
Kayla tak kalah terkejutnya dengan Gavin saat melihat sosok yang berada di depan pintu. Namun Kayla masih bisa menunjukkan sikap yang tenang tak seperti Gavin yang mengisyaratkan kebencian.Gavin yang awalnya kecewa dengan perlakuan Kayla yang manipulatif pun mendadak protektif pada Kayla. Ia sangat tidak suka dengan lelaki yang saat ini berdiri di depannya. Dilihat dari penampilan, lelaki di hadapannya begitu angkuh.“Loe mau ngapain datang ke sini? Mo gangguin Kayla lagi?”Lelaki itu tak mengindahkan perkataan Gavin, ia justru nekad maju sampai menubruk lengan Gavin, dan itu dilakukan dengan sengaja. Gavin langsung meraih pundak lelaki yang baru datang itu untuk menghentikannya berbicara dengan Kayla.“Hei gue tanya loe sekali lagi! Ada apa loe datang kesini?” bentak Gavin.Kayla yang melihat kejadian itu hanya tersenyum sinis dan berdiri dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Boleh jadi ia bangga dengan apa yang dilihatnya kali ini. Dua orang lelaki membuat keributan hanya untu
Gavin yang kelelahan membuka mata perlahan-lahan dan meraba ke sisi ranjangnya dan mendapati kalau tak ada siapa-siapa di sana.“Kayla?” tanyanya kemudian bangun dan mencari sosok perempuan yang sampai saat ini masih mendapatkan tempat di hatinya.“Huft! Kamu di sini rupanya?” gumam Gavin setelah melihat sosok gadisnya duduk di depan meja pantry sambil memainkan ponsel.Langsung saja ia melangkah dan memeluk pinggang Kayla dari belakang. Lekas-lekas perempuan itu menyimpan ponsel ke dalam sakunya. Kayla memang tengah menyimpan videonya bersama Gavin untuk digunakan menjadi kartu matinya jika suatu saat ia berubah pikiran.Usai menyimpan ponsel, ia pun melepaskan pelukan Gavin dan meminta lelaki itu menjauh.“Ada masalah apa Kay?” tanya Gavin, ia sama sekali tidak tahu kalau Kay menyembunyikan sesuatu.Gavin hanya berpikir kalau Kayla kembali aneh, kadang ia begitu menggoda, kadang ia menjauh dan antipati terhadap dirinya.“Aku salah lagi ya Kay?” tanya Gavin merasa bersalah.Kayla men
Sambil tersenyum Oscar pun menatap mesra perempuan yang begitu ia cintai. Dengan percaya diri ia menggenggam tangan Aurelia dan bersiap untuk mengecupnya mesra.Namun sayang, saat kedua telapak tangan lembut Aurelia hampir menempel pada bibir tipisnya. Perempuan bertubuh tinggi itu menepiskannya dengan kasar dan berdiri sambil berkacak pinggang. Kedua matanya yang memakai lensa kontak berwarna violet menatapnya nyalang.“Nggak usah sok romantis loe. Mending loe pergi dari sini!” usir Aurelia.“Kok kamu gitu sih Rel?” tanya Oscar mencoba untuk merayu kekasihnya.Aurelia mendongakkan kepalanya dan menantang kekasihnya.“Kenapa emang? Loe nggak suka? Ya udah nggak usah ketemu gue lagi. Nggak usah punya mimpi buat nikah sama gue. Dengar ya, pria yang ingin menikah dengan Aurelia Destiani bukan cuma Oscar Rionaldo. Jadi kalau loe nggak bisa penuhi persaya
“Arghhh! Sial!” Gavin kembali melayangkan tinjunya ke udara melampiaskan emosi yang muncul oleh ucapan Kayla barusan.Sulit untuk menggambarkan bagaimana perasaannya sekarang, semuanya campur aduk. Ia marah, kecewa dan juga cemburu.Tak pernah ia mengira kalau Kayla akan melakukan tindakan senekad dan sejahat ini. Ia seolah merasa asing dengan sosok Kayla kali ini. Perempuan mandiri yang kadang bersikap manja saat bersama dengannya telah berubah total. Keceriaan di wajah perempuan itu pun hilang seketika.Sebetulnya ia merasa iba dan ingin memluk mantan kekasihnya setelah mendengar pengakuan Kayla. Ia berharap bisa memberikan rasa tenang bagi perempuan berlesung pipi itu. Namun sepertinya hal itu tak bisa ia lakukan. Kayla sama sekali tak mengharapkan belas kasihan.Ia setuju kalau apa yang diterima oleh mantan kekasihnya semasa SMU itu memang sungguh keterlaluan, tapi ia sa
Kayla meneguk air putih hingga tak bersisa, kemudian ia kembali melirik ke arah Gavin yang masih menertawai ulah Oscar yang ia sebut cowok sarap.“Dia gak salah Vin, laki-laki itu emang suami gue,” aku Kayla sambil menunduk.“Apa? Loe masih mabuk Kay?” tanya Gavin yang tak percaya.“Iya, dia emang suami gue, kita menikah di Amerika,” jawab Kayla dengan tatapan yang kosong.Gavin langsung meletakkan roti yang rencananya akan diberikan pada Kayla dengan kasar. Kemudian ia mendekat ke arah mantan kekasihnya dan memegang kedua pundaknya yang putih. Sepertinya ia terbakar oleh rasa cemburu yang begitu menggebu.“Kay! Bilang ke gue kalau apa yang loe bilang itu boong. Loe pasti boong kan Kay. Loe nggak mungkin nikah dengan orang itu. Loe nggak mungkin,-” balas Gavin kemudian melepaskan telapak tangannya dari pundak Kayla.
“Ya ampun Kay, loe kenapa?” tanya Gavin begitu Kayla membuka pintu apartemennya, setelah ia mengetuk beberapa kali.Pemuda berkulit putih ini mendapati mantan kekasihnya nyaris ambruk menubruk tubuhnya. Dari aroma bibirnya, ia dapat mencium aroma alkohol yang cukup kuat.“Hmm, mulai deh, abis berapa banyak loe Kay?” gumam Gavin kemudian mengangkat tubuh Kayla yang ramping dengan kedua tangannya.Perlahan ia membaringkan Kayla pada ranjang berukuran king size. Gavin mengambil selimut putih yang ada di ranjang untuk memberikan kehangatan padanya.Saat selimut itu terbuka, mendadak Gavin pun menghentikan apa yang ia lakukan karena melihat rok Kayla yang tersingkap. Kulitnya yang putih mulus terlihat jelas di depan mata, belum lagi tonjolan ranum yang sedikit menyembul dari blouse berpotongan Queen Anne nya.Sejenak Gavin menelan liurnya sendiri, ia t
Beberapa kali Oscar memukuli setir mobilnya sambil menggerutu.“Sial! Bisa-bisanya gue terlibat urusan dengan cewek sinting macam dia, Arggh!” runtuk Oscar semenjak ia keluar dari apartemen milik Kayla.Tampaknya pemuda berparas tampan ini sangat menyesali insiden yang terjadi di Las Vegas beberapa waktu lalu. Ia terus saja memaki, dan mengungkapkan kebencian pada kebodohan dan kesialan yang menimpa dirinya.“Gila aja gue harus jadi suami dia selama setahun. Hidup sehari sama dia aja udah berasa kayak di neraka, gimana setahun? Bisa-bisa gue mati muda kali. Mending sih kalau mati muda, kalau gue harus stroke dulu gimana. Ah nggak … nggak ini nggak bisa dibiarin,” omel Oscar sambil mengemudi membelah jalanan ibukota yang sudah tidak begitu padat karena malam telah larut.Sambil terus menggerutu Oscar Rionaldo terus mengemudi dengan hati-hati agar bisa segera mencapai rum
Dengan lembut Oscar menyentuh kedua lengan Kayla yang terbuka, ia menatap mata Kayla dengan penuh kesungguhan.“Loe bilang kemauan loe ke gue, dan gue janji akan nurutin kemauan loe. Please Kay, tolongin gue!” Kali ini Oscar menangkupkan kedua tangannya di depan dada, memohon pada gadis di hadapannya.Pemuda ini kemudian mendongak sejenak dan memikirkan suatu obsi terakhir. Mempertaruhkan perusahaannya untuk bisa bersama Aurelia.“Sepertinya gue harus tawarkan perusahaan gue buat Kayla. Ini berat, tapi gimana lagi gue bener-bener cinta dengan Aurelia, dan nggak mampu untuk berpisah dengannya,” pikirnya.Oscar kembali menatap Kayla penuh harap.“Apa loe mau perusahaan gue?” tanya Oscar.“Hah perusahaan loe?”“Ya, gue akan kasih perusahaan gue, semua akan gue buat pakai nama loe asal loe
Oscar membuka pintu penumpang mobil mewahnya, dan menyuruh Kayla untuk masuk. Mobil sedan sport yang hanya dikhususkan untuk dua orang termasuk pengemudinya. Mobil yang mnjadi simbol kesuksesan Oscar di usianya yang terbilang muda.Diam-diam ia memperhatikan reaksi Kayla yang bersikap biasa saja begitu melihat mobil mewah miliknya. Sesuatu yang tampak bertentangan dengan dugaan kalau Kayla melakukan ini semua untuk mencari uang.“Ternyata bukan harta yang menjadi dasar ia melakukan ini semua,” pikir Oscar kemudian mengambil tempat di belakang kemudi.“Jadi itu yang loe bilang pacar loe?” balas Oscar sambil menyalakan mesin mobilnya.“Mantan!” jawab Kayla tanpa melihat ke arah Oscar sama sekali.Tanpa diketahui oleh Kayla, Oscar mengerutkan dahinya, mencoba mencerna dengan apa yang terjadi kali ini. Menurutnya ini sangat aneh, pendaftaran pernik