Pagi ini Devan harus berangkat ke Bandung untuk kembali fokus dengan pengobatan Alina, namun hatinya terasa hampa terlebih setelah kejadian kemarin membuat dirinya merasa bersalah pada Nasya karena sudah melukai kakaknya di depan keluarga dia sendiri. Padahal, Nasya sendiri meminta agar dirinya jangan mengambil tindak kekerasan jika bertemu dengan suami yang sudah membuat hidup sepupunya hancur. Tetapi, Devan tidak mampu menahan amarahnya sehingga dia terpaksa memukul Raka saat bertemu dengannya.Terlebih kini, Raka sudah menjadi suami dari Alisia Devan pun tidak mampu berbuat apa-apa lagi karena dia sendiri sudah menganggap Alicia sebagai saudaranya sama halnya seperti Alina. Tetapi tetap saja Devan tidak terima jika kedua sepupunya dipermainkan seperti ini oleh Raka. Karena dia sendiri tidak bisa menjadi seorang suami yang tegas."Devan," ucap om Adam yang tiba-tiba masuk ke kamar Devan yang sedang merapikan barang-barangnya."Iya om Adam apa?" Tanya Devan menatap pak Adam."Om mint
"Alina dan tantemu tinggal disini Devan?" Tanya pak Adam seolah tidak percaya bahwa anak dan mantan istrinya harus tinggal di villa yang jauh dari banyak orang hanya karena ingin menenangkan diri dari Raka."Iya Om dan Om tahu siapa yang sudah membantu Alina dan juga Tante Asih untuk bisa tinggal di sini dan memenuhi semua kebutuhannya dia adalah Nasya adik kandung dari Raka Gadis itu begitu sangat baik bahkan dia yang membawa Alina untuk masuk rumah sakit jiwa dan di saat itu Devan bertemu dengan dia dan juga Alina di sana, "papar Devan menceritakan semua yang terjadi pada Pak Adam."Om memang tidak layak dijadikan seorang ayah Devan terlalu banyak dosa yang telah om perbuat terhadap anak Om sendiri Alina bahkan sejak kecil dia tidak pernah merasakan sedikitpun kebahagiaan dalam hidupnya hingga ia dewasa menemukan cinta sejatinya Om juga yang sudah merusak kebahagiaannya "ucap pak Adam sembari menitikan air mata."Sudahlah Om Yang lalu biarlah berlalu Devan tahu apa yang om rasakan s
"ya sudah kalian berdua masuk dulu ke dalam setelah itu baru nanti kita sama-sama berangkat ke rumah sakit jiwa untuk bertemu dengan alida tapi aku minta sama kamu mas jangan pernah beritahu keberadaanku dan juga Alina pada Raka atau istrinya, "papar Bu asih menatap pak Adam."Aku paham asih, aku ke sini hanya ingin bertemu dengan putriku Alina, aku tidak akan pernah membiarkan dia bertemu kembali dengan Raka lagi pula Raka sudah menikah dengan putriku aku juga tidak akan pernah mungkin membiarkan dia kembali merusak kebahagiaan putriku yang lain" jawab pak adam pada Bu asih.Walau memang hati Bu asih pasti terasa berat tetapi hadiah mencoba untuk tetapi kelas agar putrinya bisa kembali bertemu dengan ayah kandungnya. dulu memang dia berharap agar Alina bisa bertemu dengan pak Adam karena Bu Asih takut jika suatu saat nanti dia pergi untuk selamanya dia sama sekali tidak bisa menjaga Alina, tetapi kini dia memang sedikit ragu apalagi kondisi alina sekarang lagi tidak stabil emosinya
Devan bersiap-siap untuk pergi ke tempat dia bekerja yaitu Rumah sakit jiwa di daerah Bandung yang memang cukup jauh dari villa yang ditempati oleh Bu Asih dan juga Alina."Om Adam Tante Asih sudah siap?" Tanya Devan."Sudah Devan apa disana Tante bisa langsung bertemu Alina? Tante kangen sekali ingin memeluknya" tanya Bu asih menitikan air mata."Nanti kita lihat kondisinya dulu ya Tante Devan khawatir jika Alina masih tidak bisa mengendalikan emosinya saat bertemu dengan tante nanti dia malah minta tolong untuk pulang." jawab Devan sembari menggenggam tangan Bu Asih.Bu Asih pun teringat bagaimana pertama kali Alina di bawa oleh para petugas Rumah sakit jiwa dia begitu ketakutan dan histeris sehingga meminta tolong ibunya untuk tidak membawa dia, tetapi Bu asih tidak punya pilihan lain dia hanya ingin anak dan cucunya baik-baik saja dan Alina bisa kembali sembuh seperti dulu meskipun memang luka itu akan sulit terobati tetapi setidaknya dia bisa menjalani kehidupannya seperti yang l
"kamu jangan takut sama aku yah Alina aku Devan teman kecilmu ingat ini tidak?" Tanya Devan sembari mengeluarkan sebuah gantungan kunci berbentuk boneka berutuliskan nama Alina dzakiya.Itu adalah salah satu kenang-kenangan pemberian Alina pada Devan disaat kecil dulu saat Devan harus kembali ke luar kota ikut dengan kedua orang tuanya. Perlahan Alina mengambil gantungan itu dari Devan dan menatapnya Alina tersenyum seolah kenangan masih manis masa kecilnya bersama Devan masih sangat melekat sebelum semuanya hancur karena luka dari sang ayah."Devan." ucap Alina menatap Devan."Iya Alina aku Devan sepupu kamu." jawab Devan sembari tersenyum pada Alina."Devan kamu kemana aja? Kenapa baru temui aku banyak yang jahatin aku Devan."Ucap Alina dengan mata berbinar.Sejak kecil Alina memang selalu bersama Devan, Devan selalu berusaha keras menjaga sepupunya itu setiap kali ada anak-anak lain yang mengganggu Alina saat asik bermain. Dan saat Devan harus pergi kembali pun Alina merasa sangat
Kembali pulang tanpa penjelasan Devan dan juga papah mertuanya, membuat raka semakin kalut dia merasa, bahwa tidak ada lagi kesempatan untuk dirinya bertemu kembali dengan istrinya itu. Terlebih alina sama sekali tidak tahu bahwa dia dan Alicia sudah tinggal bersama."Alisia," panggil Raka "Gak ada orangnya," jawab Nasya menatap sang kakak."Kemana?"tanya Raka penasaran karena tidak biasanya Alisia pergi tanpa berpamitan."Dia kedokter sama mama,"Jawab Nasya singkat."Alisia sakit?" Tanya kembali Raka cemas."Lebih parah dari sakit dia hamil anak kakak!" Jawab Nasya menatap Raka dengan tatapan tajam.Raka pun terdiam, dia tidak percaya apa yang dikatakan oleh sang adik Nasya bahwa kini Alisia Tengah mengandung anaknya, Raka baru ingat bahwa terakhir kali dia bersama Alicia memang melakukan hubungan itu karena Raka sendiri tidak sadar karena dirinya sendiri sedang mabuk parah dan dia tidak tahu bahwa wanita yang ada di depan matanya yang dia anggap adalah alina istrinya ternyata Alisi
Akhirnya Bu asih dan Devan hanya tinggal berdua di Bandung fokus untuk kesembuhan alinea, sedangkan pak Adam kembali ke Jakarta untuk menyelesaikan semua masalahnya yang ada di sana terlebih mengenai hal Raka dan juga Alicia karena dia tidak ingin Alina kembali bersama dengan laki-laki seperti Raka.Setelah kepulangannya ke Jakarta ternyata pak adam mendapatkan kabar bahwa Putri tirinya sedang mengandung anak dari Raka, sebuah hal yang paling membuat hati seorang ayah hancur karena sekali lagi apa yang telah Raka perbuat sama persis seperti apa yang dilakukan oleh pak Adam dulu terhadap Bu asih.pak adam hanya terdiam dan mencoba ikhlas dia sama sekali tidak memberi tahu pada Raka tentang kepergiannya bersama Devan ia tetap menutupi keberadaan Alina karena dia tidak mau hidup putrinya kembali dihancurkan oleh sebuah kenyataan bahwa suaminya kini sudah memiliki keluarga baru dengan istri dan juga seorang anak yang tengah dikandung oleh Putri tirinya itu.Waktu pun terus berlalu tidak t
Pak Adam pun kembali ke Jakarta tanpa Devan karena dia meminta Devan untuk fokus pada kesembuhan Putri kandungnya Alina dan juga menjaga tantenya di sana. Pak Adam kembali ke rumah setelah beberapa bulan karena dia harus langsung mengurus beberapa asetnya diluar kota dan dia tahu menantunya pasti akan mencari dirinya sehingga, dia tidak mau Raka ataupun Alisia curiga bahwa pak Adam dari bandung bersama devan.pak Adam sengaja pulang menggunakan taksi online, agar terkesan baru pulang tugas luar kota.dia berharap akan bisa berbicara dengan Raka suami dari Putri kandungnya itu agar dia bisa menjauh dari Putri serta cucunya terlebih sebelum Alina Putri tirinya tahu apa yang sebenarnya terjadi karena Pak Adam tidak akan pernah membiarkan putrinya malah saling menyakiti satu sama lain lagi."Maafkan papa Alisia selama hampir bertahun-tahun papa tidak pernah memberitahu kamu apa yang sebenarnya papa alami karena yang kamu tahu papa adalah orang tua paling sempurna untuk kamu tetapi papa yak
"Kak Devan, maafkan aku aku tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hidup kak Devan aku pikir keadilan selama ini mencintai kalian yang ternyata dia adalah kak Raka." Ucap Nasya dengan menitikan air mata di hadapan Devan, Dia sangat merasa bersalah karena menjadi wanita yang tidak percaya dengan kekuatan cinta yang dia miliki Dan dia juga tidak bisa percaya dengan cinta yang Devan berikan padanya selama ini."Nasya, kamu tidak salah kok justru aku yang minta maaf sama kamu karena aku tidak bisa memenuhi janjiku tepat waktu untuk menemuimu saat itu aku dan raka justru mengalami kecelakaan dan membuat hidup kita benar-benar hancur sekarang satu-satunya cara bagaimana agar kita bisa menyelamatkan hidup kalian dan Aisyah. "Papar Devan dengan senyuman."Sudah, jangan bersedih seperti itu Kamu jelek tahu aku lebih suka lihat kamu tersenyum. "Goda Devan pada wanita yang dia cintai itu."Hmmmm, romantisnya sudah selesai ya sekarang waktunya kita memikirkan Bagaimana caranya agar me
"jadi, Aisyah adalah putriku dia Putri kandungku bersama dengan Alina? "Tanya Raka terbelalak ketika tahu bahwa kenyataannya selama ini dia memang sudah bertemu dengan Putri kandungnya."Iya Raka, Aisyah adalah putrimu bersama dengan Alina apa kamu ingat sebelum sebuah kecelakaan itu terjadi kamu mengantarkan aku pergi ke bandara agar aku bisa melamar Nasya segera mungkin tapi ternyata justru kecelakaan malah menimpa kita hingga akhirnya wajah kita malah rusak namun hal itu malah dimanfaatkan oleh Alicia yang ternyata selama ini berpura-pura gila di depan kita semua. "Jawab Devan seketika membuat kepala Raka pun sakit.Ingatan Raka perlahan mulai kembali dia tidak mampu menahan rasa sakit kepalanya kalau mengingat sedikit demi sedikit apa yang diucapkan oleh Devan, hingga akhirnya dia pun tersungkur ke lantai dan pingsan Devan tidak bisa berkutik karena dia diikat oleh Alisia."Raka, sadar aku mohon kamu sadar kita harus cepat-cepat pergi dari tempat ini sebelum Alicia kembali ataupun
Devan salah, dia justru malah dijebak oleh perawat tersebut yang menjadi suruhan alesia bukannya diantar ke alamat yang dia inginkan, namun Devan justru disekap di sebuah ruangan yang entah di mana.Devan pun tidak mampu berkutik, karena dia tidak bisa melawan Alicia dalam kondisinya yang masih seperti ini."Maafkan aku pak Devan, aku sudah berjanji untuk tetap terus berada di pihak Mbak Alisia jadi aku tidak bisa berada di pihakmu. "Jawab perawat tersebut yang justru meninggalkan Devan sendirian.***Waktu terus berlalu, tidak terasa pernikahan Alina dan juga Fathir memang sudah dekat mereka sudah mempersiapkan segala persiapan pernikahan yang memang akan direncanakan dengan sangat sederhana Alina tahu ini bukan pernikahan pertama dalam hidupnya bukan seperti pernikahan bersama dia dengan Raka tapi mau tidak mau Alina memang harus menikah dengan Fathir agar Devan tidak lagi mengganggu kehidupannya.Sementara itu, Nasya memang memutuskan untuk menetap di Bandung dia tidak kembali ke J
Tok...tok... Pagi-pagi sekali, sudah ada tamu di rumah Alina dan di saat dia membukakan pintu ternyata itu adalah Devan. Alina mencoba menutup pintunya kembali karena dia tidak mau bertemu dengan Devan dia tidak mau lagi ada kesalahpahaman di antara mereka."Alina, Aku tahu kamu marah pada aku tapi aku minta sama kamu jangan menikah dengan Fathir dia bukanlah laki-laki yang baik aku takut jika dia menyakiti kamu lagi. "Teriak Devan di depan pintu rumah Alina."Sudahlah Devan lebih baik kamu pergi dari kehidupanku jangan pernah lagi ganggu aku dan juga Mas Fatir Aku akan menikah dengannya Bulan depan aku mohon terima keputusanku itu. "Jawab alina.Nasya melihat Alina berdiri di depan pintu, dia sekolah tidak mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumah Nasya pun menghampiri Alina."Kenapa Kak Alina melakukan hal itu? ""Maksud kamu apa Nasya, Aku hanya tidak mau bertemu lagi dengan Devan Aku akan menikah dengan mas Fathir jika dia datang ke sini hanya untuk menemuiku lebih baik dia pergi
Devan perlahan mulai menggerakkan kakinya, dia ingin segera bisa bergerak dan keluar dari rumah ini pada dia mau menghentikan rencana Alicia yang sangat jahat."Selamat pagi Tuhan, Saya perawat baru di sini dan saya yang akan merawat Tuan Devan. "Ucap seorang wanita yang masuk ke dalam kamar Devan."Alicia ke mana? ""Nyonya Alisia sedang pergi, kemungkinan dia pergi sangat lama katanya ada sesuatu yang harus dia selesaikan. "Akhirnya Devan bisa sedikit lega, karena dia terbebas dari Alisia dan dia akan memikirkan cara untuk keluar dari rumah ini."Perawat itu pun memberikan sebuah nampan berisikan makanan, Irfan meminta dia keluar karena devan ingin berusaha keras untuk bisa menggerakkan kakinya, dia tidak menyangka akan tidur terlalu lama dalam koma, belum lagi yang ternyata wajahnya telah ditukar oleh sepupunya sendiri, karena ingin membalaskan dendamnya pada Alina.***"Kenapa kamu mengajakku ketemuan di restoran ini Alicia aku mah bagaimana kalau ada yang melihat kita?""Kamu t
Devan perlahan tersadar, dan mendapati dirinya berada di rumah sakit dia terus memagangi kepalanya, dan dia baru ingat bahwa tadi dia habis bertengkar dengan Fathir."Dokter Devan, lebih baik anda istirahat dulu soalnya tadi ada pingsan. "Ucap salah satu perawat menghampiri dirinya."Gimana dokter Fathir? ""Dokter Fathir tadi sudah izin untuk pulang dia meminta saya untuk merawat Pak Devan lagi pula, Ada apa yang terjadi sama dokter Devan kenapa bisa ada bertengkar dengan dokter Fathir? "Tanya perawat tersebut seolah sudah mengenal Devan dengan baik, karena memang Devan sendiri dulu pernah bekerja di rumah sakit ini merawat Alina namun yang ada di hadapan perawat tersebut memang bukanlah Devan yang asli dia hanyalah Raka yang wajahnya harus tertukar dengan Devan karena ulah Alisia."Maaf sus, tapi saya itu bukan dokter saya yang laki-laki biasa lagi pula kenapa pertanyaan Anda seperti itu seolah Anda mengenal saya dengan baik. "Ucap Devan."Jadi dokter Devan tidak ingat dengan saya?
Fathir tiba di rumah Alina, dia pun langsung bergegas mencoba untuk menghampiri Alina karena dia tahu dari Devan bahwa Alina telah menerima lamarannya. Baru saja Fatir ingin menekan bel rumah Alina, tiba-tiba saja Nasya keluar dan menatap laki-laki yang akan menjadi calon suami dari kakak iparnya."Mas Fathir, Ada apa ke sini? "Tanya Nasya yang seolah tidak suka dengan kehadiran Fathir."Aku mau bertemu dengan Alina Nasya, apa dia ada di dalam? ""Aku mau tanya sama Mas Fathir, apa sebenarnya maksud Mas Fatir melamar Kak Alina? ""Apa maksudmu Nasya, lagi pula memang aku salah mengungkapkan perasaanku ingin melamar Alina bukankah Alina juga sudah berstatus bagi seorang janda dan dia sedang tidak menerima lamaran dari laki-laki lain. ""Tapi kenapa bisa secepat itu mas Fatir melamar Kak Alina?"Belum sempat Fathir menjawab pertanyaan dari Nasya, tiba-tiba saja Alina pun menghampiri mereka berdua Alina menatap Nasya seolah mengisyaratkan bahwa semuanya baik-baik saja, namun tetap saja d
Devan terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dia pun menuju rumah sakit di mana tempat Fathir bekerja. Ternyata Devan begitu sangat terluka atas yang dilakukan oleh Fathir Karena dia pikir Fathir adalah sahabatnya yang membantu dia untuk bisa dengan Alina namun ternyata, justru Fatir malah ngelamar Alina tanpa sepengetahuan dirinya."Kurang ajar kamu Fathir, ternyata kamu malah menusukku dari belakang! "Ucap Devan yang terus mengendarai mobilnya dengan begitu sangat kencang.Sesampai di rumah sakit tempat Fatir bekerja, Devan pun langsung mencari sahabatnya itu dan benar saja, dia bertemu dengan Fathir secara langsung."Devan, tumben sekali kamu datang ke rumah sakit ada apa? "Belum sempat pertanyaan Fathir dijawab oleh Devan, tiba-tiba saja Devan melayangkan satu pukulan di wajah Fatir, hingga membuatnya terjungkal ke lantai."Pengecut kamu Fathir! Kamu selama ini telah membohongiku kamu bilang kamu tidak memiliki perasaan apapun pada Alina tapi ternyata apa? Kamu malah
"Aisyah." Panggil nasyah membuat Aisyah tersenyum bahagia."Tante Nasya, Ayo masuk tante. ""Tante mau pamit, karena mungkin besok Tante mau pulang ke Jakarta. ""Tante kok cepat sekali sih, kata Ibu Tante mau tinggal di Bandung. "Ucap Aisyah dengan raut wajah sedih.Ada rasa sesal di hati Nasya, karena dia yang awalnya memang ingin menetap di Bandung karena dia berharap dia akan bisa bersatu dengan Devan namun ternyata semua itu hanyalah sia-sia Nasya harus kembali melanjutkan kehidupannya yang baru dan mengikhlaskan Devan untuk bersama dengan kakak iparnya Alina."Aisyah, tante kan harus kembali lagi bekerja nanti kalau seandainya ada waktu tante akan datang berkunjung ke sini lagi. ""Ayolah tante, Aisyah tidak punya teman lagi selain tante Nasya ibu selalu saja sibuk dengan pekerjaannya belum lagi, Om Devan juga sudah tidak tinggal di sini. "Rengek Aisyah membuat Nasya pun menahan tangisnya.Nasya tahu, bagaimana perjuangan Alina untuk membesarkan Aisyah seorang diri tanpa ada seo